Disusun Oleh :
1. Fahmi Ikhtiar (1618011131)
2. Karunia Santi (1618011033)
3. Nurul Aini Hilman (1618011063)
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis rahmat
dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan “Laporan Kegiatan Family
Oriented Medical Education” ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dr. Dyah Wulan Sumekar RW. SKM., MKM selaku dosen pembimbing kami yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan FOME ini.
Penulis menyadari terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan ini,
oleh karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi
pembaca. Sekian dan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .......................................................................................................... 31
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar anggota keluarga Tn. H yang tinggal satu rumah .......................... 7
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Setiap
individu tersebut akan melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan kehidupan
yang sehat. Salah satu upaya yang penting tersebut adalah penyelenggaraaan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan diberlakukan sebagai upaya
penyembuhan dan pemulihan rasa sakit seorang pasien. Pasien mengharapkan
pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan nyaman terhadap keluhan penyakitnya
(Mulyadi, 2013). Kurangnya pelayanan kesehatan yang komprehensif menginisiasi
kegiatan yang dikenal dengan TUFH (Towards Unity For Health) di seluruh dunia.
Pada proyek TUFH ini, dokter pelayanan primer atau dokter umum bekerja dengan
visi yang sama dalam jas pelayanan kesehatan (Idris, 2006).
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena tanpa
kesehatan yang baik, setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi setiap
manusia dan merupakan suatu hal yang sangat berharga yang harus dipelihara
dan ditingkatkan melalui suatu upaya kesehatan. Pembangunan kesehatan
bertujuan mencapai kehidupan sehat bagi tiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
2
bagi masyarakat (Asmah et al, 2008). Berdasarkan laporan Organisasi
Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2008 (Fischer et al, 2014) dan Organisasi
Dokter Keluarga Sedunia atau WONCA (DIT. Bina Pelayanan Medik Dasar
Depkes RI) menekankan pentingnya peranan dokter keluarga dalam
mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Di Indonesia, melalui Permenkes
No. 916 Tahun 1997 tentang Pelayanan Dokter Umum yang diarahkan
menjadi pelayanan dokter keluarga. Bahkan, ilmu kedokteran keluarga yang
nantinya bisa menghasilkan dokter-dokter keluarga dimasukkan ke dalam
Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI) II tahun 1993, yang
merupakan bagian dari ilmu kedokteran komunitas. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tidak membedakan ras, budaya, maupun tingkatan
sosial. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelayan dokter
keluarga adalah dengan memberikan pelayanan yang holistik dan
komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif serta
kolaboratif, mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, serta lingkungan
tempat tinggal, menjunjung tinggi etika serta hukum, dapat diaudit serta
dipertanggungjawabkan, sadar biaya serta mutu, dan penanganan personal
bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya (Sugito, 2005).
3
kolaboratif dan family center. Sebagai agent of change dan social control,
mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki pengaruh yang cukup besar di
masyarakat, terutama dibidang kesehatan. Berbagai tindakan promotif dan
preventif seperti edukasi yang mengarah pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan menciptakan masyarakat yang proaktif dan peduli terhadap
kesehatan, merupakan suatu kewajiban dan tugas yang besar bagi mahasiwa
kedoketran. Selain itu, FOME juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengetahui masalah kesehatan keluarga yang mempunyai
indikasi untuk dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit, bertanggung untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan dari berbagai aspek (lingkungan, social,
ekonomi, budaya, dan politik) pada satu keluarga, melakukan intervensi
terhadap masalah kesehatan tersebut dan mengevaluasi hasil dari intervensi
yang telah dilakukan.
4
diatasi. Setelah ditemukan masalah dalam keluarga tersebut yakni Ny. W
kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil intervensi yang dilakukan oleh
mahasiswa terhadap Ny. W.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
5
Pemerintah semakin mengetahui masalah kesehatan yang terdapat
diwilayahnya berdasarkan data yang diperoleh oleh tenaga
kesehatan (mahasiswa).
6
BAB 2
HASIL KEGIATAN
a. Nama-Nama Keluarga
Keluarga yang kami kunjungi yaitu keluarga Tn. H sebagai kepala
keluarga. Keluarga Tn. H tinggal di rumah yang beralamat di Desa Fajar
Baru, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan
Rumah berdindingkan semen beton yang sudah dicat berwarna hijau tosca,
untuk seluruh lantai rumah sudah menggunakan keramik.
Sedangkan atap menggunakan genteng tanpa langit-langit rumah, kecuali
bagian dapur yang menggunakan asbes. Di sebagian ruangan rumah memiliki
pencahayaan yang baik dengan ukuran jendela 1,3 x 0,5 M2 dan di sertai
ventilasi dengan ukuran 0,5 x 0,1 M2 sehingga pertukaran udara di dalam
rumah cukup baik, namun sedikit terhambat oleh gorden yang nampak
dipasang dan menutupi beberapa ventilasi. Untuk di ruang dapur tidak
terdapat ventilasi sehinggi pertukaran udara terganggu dan juga tidak terdapat
jendela, untuk pencahayaan berasal dari asbes yang transparan sehingga
cahaya dapat masuk.
8
Keluarga ini sudah memiliki jamban yang sehat yaitu, bentuk jamban leher
angsa dan memiliki safetytank namun berada di depan rumah. Keadaan WC
keluarga ini sedikit kotor pada bagian pinggiran kamar mandi. Pemenuhan
kebutuhan sumber air bersih keluarga Ny.T berasal dari sumur bor, yang biasa
digunakan untuk mandi dan kebutuhan lainnya.
Kebersihan rumah nampak cukup bersih namun kurang tertata dengan baik
sehingga mengurangi unsur kerapihan dan keindahan dari rumah tersebut.
Namun, untuk bagian belakang rumah sedikit kotor dengan kandang ayam
dan bekas sumur yang juga tidak terpakai. Jarak antar rumah cukup padat dan
rata-rata dihuni oleh masyarakat yang berekonomi menengah kebawah.
Menurut pengakuan Ny. W dan Ny. S keamanan di daerah ini sedikit tidak
terjaga dikarenakan petugas keamanan sudah tidak aktif lagi, hal ini dapat
dilihat dengan adanya kejadian pencurian di beberapa rumah di sekitar rumah
Tn. H.
9
2.3 Keadaan Keluarga
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kepada Tn. H, Ny. S, dan Ny. W
hubungan keluarga dalam keadaan baik dan sewajarnya tanpa ada hubungan
yang renggang ataupun konflik. Hubungan anggota keluarga satu dengan
yang lainnya memiliki hubungan yang sangat baik dan harmonis. Namun
setiap harinya Tn. H berada dirumah hanya dalam waktu 9 jam untuk bertemu
keluarga dikarenakan harus berangkat kerja pada pukul 03.00 dini hari dan
pulang pukul 18.00. sehingga Tn. H jarang bertemu keluarga di pagi sampai
sore hari.
Tn. H memiliki hubungan baik dengan istrinya (Ny. S), begitupun keduanya
juga memiliki hubungan baik dengan nenek angkat mereka (Ny. W). Diusia
pernikahan yang sudah berlangsung selama 6 tahun, Tn. H dan istri (Ny. S)
sudah memiliki anak perempuan (An. L) yang berusia 5 tahun. Tn.H dan istri
memiliki perencanaan untuk memiliki anak kembali yang sekarang sedang
dikandung oleh istrinya dan berharap anak-anak mereka dapat melanjutkan
pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi jika memiliki biaya.
10
Tn. H
Ny.
Ny.
S
W
An.
L
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
11
untuk An. L anak Tn. H dan Ny. S belum menginjak usia sekolah. Untuk
pemenuhan kebutuhan spiritual keluarga ini membiarkan anggota keluarga
untuk melakukan kegiatan ibadah tanpa adanya paksaan atau dilakukan
berdasarkan keinginan masing-masing anggota keluarga.
12
Tn. H juga memiliki kebiasaan merkok yang biasanya juga dilakukan di
dalam rumah. Biasanya Tn.H dapat mengahibiskan 1 bungkus rokok/hari.
Untuk Ny. W memiliki kebiasaan minum kopi.
Membersihkan rumah adalah suatu keharusan untuk dilakukan maka dari itu
menantu Ny. S setiap hari membersihkan rumah dan rumah dinilai cukup
bersih, hanya saja kurang rapi dan berantakan. Sedangkan anaknya belum
bisa membantu karena masih berusia lima tahun. Selain itu juga di lingkungan
rumah Tn. H terdapat paparan debu yang berasal dari pekerja mebel, dan
suara bising yang ditimbulkan dari alat-alat pekerja yang berlokasi tidak jauh
dari rumah Tn. H. Selain itu juga terdapat kotoran ternak (ayam) dibagian
belakang rumah yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
Dalam lingkungan sosial keluarga, keluarga Tn. H tidak ikut terlibat dalam
kegiatan atau organisasi di lingkungan tempat tinggal karena kesibukannya
bekerja, begitupun juga dengan istrinya yang sedang hamil dan mengurus An.
L yang masih berusia lima tahun. Namun, untuk Ny. W masih aktif mengikuti
kegiatan pengajian di lingkungan tempat tinggal mereka. Kedudukan
keluarga ditengah lingkungan sosialnya dihormati sewajarnya oleh tetangga
sekitar.
13
Risiko masalah yang dapat timbul adalah kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan, seperti kurangnya melakukan aktivitas fisik, merokok, dan
konsumsi makanan yang tepat.
14
tiap anggota keluarga tetap baik sehingga dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan yang berarti. Akan tetapi, salah satu hal yang menjadi
fokus perhatian adalah jarang atau tidak adanya musyawarah dalam
mengambil sebuah keputusan yang mungkin dapat membuat setiap
anggota kesulitan dalam melakukan suatu hal tertentu. Contohnya jika ada
salah satu anggota yang terkena masalah, ia akan segan untuk
menceritakan hal ini kepada anggota lainnya sehingga mungkin akan
mengganggu pikirannya yang berdampak pada kegiatan sehari-hari.
Pola makan keluarga Ny.W setiap hari sulit ditentukan karena kendala
komunikasi dengan keluarga. Namun, dari pengakuan Ny.S, An.L tidak
suka mengkosumsi sayuran dan buah sehingga keluarga jarang membuat
sayur dan membeli buah. Dari pemeriksaan tekanan darah : a) Tekanan
darah Ny.W didapatkan hasil 200/130 mmHg b) Tekanan darah Ny.S
15
didapatkan hasil 150/90 mmHg. Pemeriksaan ini bisa mengarahkan
kepada jumlah garam yang dikonsumsi sehari mungkin lebih dari cukup.
Tn.H memiliki kebiasaan merokok satu bungkus per hari. Kebiasaan ini
bisa memperburuk kesehatan semua anggota keluarga. Ditambah Ny.S
sedang hamil 3 bulan, asap rokok bisa menimbulkan risiko penyakit bagi
janin.
16
11. Tn. H merokok satu bungkus sehari ditambah ada An.L didalam rumah
dan Ny. S sedang hamil
12. Ny. W sering keluar air mata setiap hari
13. Epistaksis pada Ny.S dan An.L
17
8 Jarang berolahraga yang bisa 4 3 4 11
menimbulkan penyakit, contoh : obesitas
dan penurunan imun
18
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
3.2 Rencana Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga
Masalah pertama yang terjadi dalam keluarga Tn. H adalah kebiasaan dalam
memasak menggunakan garam dengan jumlah yang melebihi batas konsumsi
garam sehari dikarenakan anggota keluarga menyukai makanan asin. Setelah
dilakukan pengukuran tekanan darah di dapatkan yang tinggi dan tergolong
hipertensi. Untuk Ny. W 200/150 mmHg sedangkan Ny. S didapatkan
tekanan darah 150/100 mmHg. Masalah ini bisa diakibatkan karena
pengetahuan yang kurang mengenai batasan konsumsi garam per hari dan
dampaknya jika konsumsi berlebih.
Masalah ketiga yang terjadi dalam keluarga Tn. H adalah kebiasaan Tn. H
merokok di dalam rumah sehingga asap rokok dapat terhirup juga oleh
anggota keluarga yang lain. Kandungan asap rokok (nikotin dll) juga dapat
menjadi faktor risiko terjadi hipertensi.
20
Masalah keempat yaitu kurangnya olahraga atau aktivitas ringan terutama
pada Ny. W yang sudah lansia hal ini bisa menyebabkan aliran darah tidak
lancar dan berdampak gangguan metabolisme tubuh dan menyebabkan
penyakit lain.
21
Tabel. Rencana pemeliharaan kesehatan Ny.W
Perencanaan (1)
Sasaran Tahap Intervensi (2) Cara Evaluasi (3) Hasil Evaluasi (4)
Tujuan Kegiatan Materi Kegiatan Cara Pembinaan
Individu
Memberikan Cara mengenali Memberikan Ny. W, Sebelum menjelaskan materi, Memberikan
pemahaman dan penyebab hipertensi, penjelasan mengenai Ny. S sasaran anggota keluarga ini beberapa pertanyaan
informasi tentang menggunakan media penyebab hipertensi dan Tn.H diberikan beberapa mengenai penyebab
penyebab dari hipertensi mading dan poster. pada saat intervensi pertanyaan sebagai pre test dari hipertensi,
dan di jelaskan dengan kemudian dijelaskan memberikan
metode ceramah. penyebab apa saja yang dapat kalender dan stoples
menyebabkan hipertensi. yang berisi penyebab
Setelah itu, kami memberikan hipertensi
pertanyaan lagi sebagai
posttest untuk mengukur
pemahaman materi yang
dijelaskan.
22
Diharapakan keluarga Menerapkan diet gizi Memberikan Ny.W, Sebelum menjelaskan Memberikan
dapat mengubah pola yang baik dalam penjelasan mengenai Ny.S dan menerapkan diet gizi yang beberapa pertanyaan
perilaku hidup sehat penatalaksanaan diet gizi yang baik, Tn.H baik dalam penatalaksanaan mengenai penyebab
sesuai anjuran yang hipertensi berupa jenis makanan hipertensi, terlebih dahulu dari hipertensi dan
telah di berikan menggunakan media dan cara pengolahan sasaran anggota keluarga ini memberikan
mading diberikan beberapa kalender dan stoples
pertanyaan sebagai pretest, tentang diet gizi yang
kemudian penulis baik
menjelaskan materi, dan
diakhiri dengan posttest
sebagai indikator pemahaman
terhadap materi.
Memberikan informasi Kenali komplikasi Memberikan informasi Ny.W, Sebelum menjelaskan Memberikan
tentang pencegahan pada hipertensi tentang penyakit apa Ny.S dan komplikasi yang dapat terjadi beberapa pertanyaan
komplikasi hipertensi menggunakan saja yang dapat Tn.H pada hipertensi, terlebih mengenai penyebab
dan diharapakan mading menjadi komplikasi dahulu sasaran anggota dari hipertensi
keluarga Ny.W dapat pada hipertensi keluarga ini diberikan
membiasakan perilaku menggunakan metode beberapa pertanyaan sebagai
hidup sehat ceramah pretest, kemudian penulis
menjelaskan materi, dan
diakhiri dengan posttest
sebagai indikator pemahaman
terhadap materi
23
3.3 Proses Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga
3.4 Evaluasi
25
Rencana perawatan hipertensi (darah tinggi) pada Ny. S dan Ny. W selama 6
hari :
Tidak
Hari Rencana perawatan Dilakukan
dilakukan
Aktifitas ringan (jalan pagi) YA
Memasak dengan jumlah
garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil
Makan sayur tinggi kalium
Rabu (kentang, tomat, sayuran YA
hijau, ubi-ubian dll) dan lauk
pauk rendah garam
Tidak minum kopi YA
26
Memasak dengan jumlah
garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil
Menghindari paparan asap YA
rokok dalam rumah
Sabtu Tidak minum kopi YA
27
Peran keluarga :
Anggota keluarga Peran
Tn. H Tidak merokok di dalam rumah
Mengantar Ny. W cek kesehatan secara
rutin di puskesmas 1 bulan sekali untuk
kotrol tekanan darah dan mencatatnya
Ny. S Masak sayur tinggi kalium
Tidak memasak dengan menggunakan
garam > 1 sendok teh
Tidak mnggunakan penyedap rasa
dalam memasak makanan
Mengingatkan Ny. W untuk tidak
minum kopi
Mengingatkan Tn. H tidak merokok
dalam ruangan
An. L Menemani Ny. W jalan pagi
28
c) Tekanan darah Ny. W 180/130 mmHg yang melebihi batas nornal
tekanan darah dan masih tergolong hipertensi derajat 3 namun sudah
mengalami penurunan tekanan darah.
d) Tekanan darah Ny. S 130/ 90 mmHg yang melebihi batas normal tekanan
darah dan tergolong normal tinggi dan mengalami penurunan.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan terkait kegiatan FOME ini adalah
sebagai berikut.
1. Kegiatan FOME ini sebaiknya dapat menjadi acuan bagi keluarga untuk
mengikuti anjuran yang disampaikan.
30
2. Kepada pelayanan kesehatan terkait, diharapkan adanya penyuluhan
tentang hipertensi yang lebih mendalam di daerah sekitar keluarga
FOME yang memiliki kecurigaan mengalami keluhan yang sama.
Kepada pemerintah setempat, supaya kegiatan FOME ini dapat
didukung baik dari penyediaan alat dan dana.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
33