Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KEGIATAN

FAMILY ORIENTED MEDICAL EDUCATION


KELOMPOK 1 TUTORIAL 15

Disusun Oleh :
1. Fahmi Ikhtiar (1618011131)
2. Karunia Santi (1618011033)
3. Nurul Aini Hilman (1618011063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Family Oriented Medical Education

Penyusun : Kelompok 4 Tutorial 15

1. Fahmi Ikhtiar (1618011131)

2. Karunia Santi (1618011033)

3. Nurul Aini Hilman (1618011063)

Bandar Lampung, 30 April 2019

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Dyah Wulan Sumekar RW. SKM., MKM


NIP. 197206281997022001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis rahmat
dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan “Laporan Kegiatan Family
Oriented Medical Education” ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dr. Dyah Wulan Sumekar RW. SKM., MKM selaku dosen pembimbing kami yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan FOME ini.

Penulis menyadari terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan ini,
oleh karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi
pembaca. Sekian dan terima kasih.

Bandarlampung, 30 April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 4

BAB 2 HASIL KEGIATAN ................................................................................... 6


2.1 Identitas Keluarga ..................................................................................... 6
2.2 Keadaan Rumah ....................................................................................... 7
2.3 Keadaan Keluarga .................................................................................... 8
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ............................................................. 9
2.5 Gaya Hidup Keluarga ............................................................................. 10
2.6 Lingkungan Hidup Keluarga .................................................................. 11
2.7 Identifikasi Masalah Keluarga ................................................................ 12
2.8 Urutan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga....................................... 15

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 18


3.1 Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga ................................................... 18
3.2 Rencana Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga ................................. 19
3.3 Proses Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga ..................................... 23
3.4 Hasil Intervensi atau Evaluasi ................................................................ 23

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 28


4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 28
4.2 Saran ....................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

LAMPIRAN .......................................................................................................... 31

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar anggota keluarga Tn. H yang tinggal satu rumah .......................... 7

Tabel 2. Penentuan prioritas masalah kesehatan keluarga .................................... 17

Tabel 3. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode USG ...................... 19

Tabel 4. Rencana pemeliharaan kesehatan Ny. W ................................................ 21

Tabel 5. Pemeriksaan kesehatan keluarga Tn. H Sebelum Intervensi .................. 35

Tabel 6. Pemeriksaan kesehatan keluarga Tn. H Saat Evaluasi ............................ 35

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Denah rumah keluarga Tn. H ................................................................ 9

Gambar 2. Family map keluarga Tn. H ................................................................ 11

Gambar 3. Keadaan Atap rumah keluarga Tn. H .................................................. 31

Gambar 4. Keadaan WC keluarga Tn. H .............................................................. 31

Gambar 5. Jendela rumah keluarga Tn. H............................................................. 31

Gambar 6. Rumah tampak depan keluarga Tn. H ................................................. 31

Gambar 7. Kunjungan kerumah keluarga Tn. H ................................................... 31

Gambar 8. Pemeriksaan kesehatan keluarga Tn. H............................................... 31

Gambar 9. Hasil pemeriksaan darah keluarga Tn. H ............................................ 32

Gambar 10. Intervensi pada keluarga Tn. H ......................................................... 32

Gambar 11. Media intervensi pada keluarga Tn. H .............................................. 33

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Setiap
individu tersebut akan melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan kehidupan
yang sehat. Salah satu upaya yang penting tersebut adalah penyelenggaraaan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan diberlakukan sebagai upaya
penyembuhan dan pemulihan rasa sakit seorang pasien. Pasien mengharapkan
pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan nyaman terhadap keluhan penyakitnya
(Mulyadi, 2013). Kurangnya pelayanan kesehatan yang komprehensif menginisiasi
kegiatan yang dikenal dengan TUFH (Towards Unity For Health) di seluruh dunia.
Pada proyek TUFH ini, dokter pelayanan primer atau dokter umum bekerja dengan
visi yang sama dalam jas pelayanan kesehatan (Idris, 2006).

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan pelayanan yang komprehensif


bagi semua orang yang mencari pelayanan kesehatan dan mengatur pel ayanan oleh
provider lain yang diperlukan (WONCA, 1991). Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tidak membedakan ras, budaya, maupun tingkatan sosial. Adapun prinsip-
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelayan dokter keluarga adalah dengan
memberikan pelaya nan yang holistik dan komprehensif, berkelanjutan,
mengutamakan pencegahan, koordinatif serta kolaboratif, mempertimbangkan
keluarga, lingkungan kerja, serta lingkungan tempat tinggal, menjunjung tinggi etika
serta hokum dan penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya (Sugito, 2009).

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak membedakan ras, budaya, maupun


tingkatan sosial. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelayan
dokter keluarga adalah dengan memberikan pelayanan yang holistik dan
komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, mempertimbangkan keluarga,
lingkungan kerja, serta lingkungan tempat tinggal, menjunjung tinggi etika serta
hukum, dapat dipertanggungjawabkan, dan penanganan personal bagi setiap pasien
sebagai bagian integral dari keluarganya terutama pada penyakit degeneratif ataupun
kronis, seperti diabetes mellitus dan hipertensi. (Sugito, 2009).

Di Indonesia, seorang mahasiswa kedokteran diharuskan memiliki kecakapan dalam


hal komunikasi dan interaksi dengan masyarakat. Hal ini tidak akan tercapai tanpa
sebuah proses pembelajaran dan pengalaman dalam bermasyarakat. Dengan terjun
ke masyarakat, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan dan mendalami
keahlian komunikasi dan interaksi.

Kegiatan Family Oriented Medical Education (FOME) Fakultas Kedokteran


Universitas Lampung pada tahun 2019 dilakukan di daerah Kelurahan Fajar Baru,
Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya di rumah Tn. H.
Kegiatan ini diawali dari mengindentifikasi mengenai kemungkinan masalah
kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga tersebut. Salah satu masalah yang perlu
dilakukan intervensi adalah Hipertensi yang diderita oleh nenek dai Tn. H (Ny. W).

Tema intervensi yang kami lakukan adalah meningkatkan kesadaran Ny. W


kesehatan dengan fokus hipertensi dan membantu Ny. W untuk memperbaiki gaya
hidup terkait hipertensi yang beliau derita.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena tanpa
kesehatan yang baik, setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi setiap
manusia dan merupakan suatu hal yang sangat berharga yang harus dipelihara
dan ditingkatkan melalui suatu upaya kesehatan. Pembangunan kesehatan
bertujuan mencapai kehidupan sehat bagi tiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.

Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya penyelenggaraan


kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan,
ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan

2
bagi masyarakat (Asmah et al, 2008). Berdasarkan laporan Organisasi
Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2008 (Fischer et al, 2014) dan Organisasi
Dokter Keluarga Sedunia atau WONCA (DIT. Bina Pelayanan Medik Dasar
Depkes RI) menekankan pentingnya peranan dokter keluarga dalam
mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Di Indonesia, melalui Permenkes
No. 916 Tahun 1997 tentang Pelayanan Dokter Umum yang diarahkan
menjadi pelayanan dokter keluarga. Bahkan, ilmu kedokteran keluarga yang
nantinya bisa menghasilkan dokter-dokter keluarga dimasukkan ke dalam
Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI) II tahun 1993, yang
merupakan bagian dari ilmu kedokteran komunitas. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tidak membedakan ras, budaya, maupun tingkatan
sosial. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelayan dokter
keluarga adalah dengan memberikan pelayanan yang holistik dan
komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif serta
kolaboratif, mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, serta lingkungan
tempat tinggal, menjunjung tinggi etika serta hukum, dapat diaudit serta
dipertanggungjawabkan, sadar biaya serta mutu, dan penanganan personal
bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya (Sugito, 2005).

Kurikulum pendidikan dalam dunia kedokteran di Indonesia mendapat


inovasi baru seiring berjalannya waktu. Awalnya, sejak tahun 1970-an
kurikulum pendidikan dokter berorientasi pada masyarakat atau dikenal
dengan Community Oriented Medical Education (COME). Sejak tahun 2005,
terjadi perubahan orientasi pendidikan kedokteran menjadi pendidikan yang
berbasis dokter keluarga atau lebih dikenal dengan Family Oriented Medical
Education (FOME).

Family Oriented Medical Education (FOME) adalah suatu program yang


digunakan untuk mengasah kemampuan para mahasiswa kedokteran dalam
menjadi dokter keluarga nantinya. Tujuan kegiatan FOME adalah untuk
mendidik mahasiswa dengan prinsip-prinsip dasar pelayanan dengan
pendekatan keluarga yaitu: holistik, komprehensif, kontinyu, koordinatif,

3
kolaboratif dan family center. Sebagai agent of change dan social control,
mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki pengaruh yang cukup besar di
masyarakat, terutama dibidang kesehatan. Berbagai tindakan promotif dan
preventif seperti edukasi yang mengarah pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan menciptakan masyarakat yang proaktif dan peduli terhadap
kesehatan, merupakan suatu kewajiban dan tugas yang besar bagi mahasiwa
kedoketran. Selain itu, FOME juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengetahui masalah kesehatan keluarga yang mempunyai
indikasi untuk dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit, bertanggung untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan dari berbagai aspek (lingkungan, social,
ekonomi, budaya, dan politik) pada satu keluarga, melakukan intervensi
terhadap masalah kesehatan tersebut dan mengevaluasi hasil dari intervensi
yang telah dilakukan.

Mengingat pentingnya peran dokter keluarga dalam peningkatan derajat


kesehatan masyarakat dalam lingkup komunitas, maka perlu suatu tindakan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menerapkan prinsip kedokteran
keluarga. Salah satunya yaitu dalam kegiatan Family Oriented Medical
Education (FOME) yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran Universitas
Lampung kepada masyarakat yang tinggal di desa Fajar Baru, Kecamatan Jati
Agung bekerjasama dengan Puskesmas Karanganyar. Kegiatan ini meliputi
kegiatan kunjungan rumah (Home Visit) untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan masyarakat yang terdapat dalam keluarga Tn. H melalui
pendekatan kedokteran keluarga antara lain dengan melakukan observasi
terlebih dahulu.

Observasi yang dilakukan berupa pengenalan lebih dekat tentang identitas


keluarga, keadaan rumah, keadaan keluarga, pemenuhan kebutuhan keluarga,
gaya hidup keluarga, dan lingkungan hidup keluarga. Tujuan observasi ini
adalah untuk mengetahui masalah kesehatan dalam keluarga tersebut dengan
menghubungkan faktor-faktor yang menyebabkannya sehingga
mempermudah dalam menentukan prioritas masalah kesehatan yang akan

4
diatasi. Setelah ditemukan masalah dalam keluarga tersebut yakni Ny. W
kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil intervensi yang dilakukan oleh
mahasiswa terhadap Ny. W.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mengidentifikasi masalah klinis pada pasien (Ny. W) dan keluarga
serta faktor-faktor yang berpengaruh, menyelesaikan masalah klinis
pada pasien dan keluarga, dan mengubah perilaku kesehatan pasien dan
keluarga serta partisipasi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
dengan pendekatan kedokteran keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada serta kemungkinan
faktor-faktor yang mempengaruhi pada keluarga Tn. H
b. Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan pada keluarga Tn. H
c. Melakukan intervensi kesehatan kepada keluarga Tn. H
d. Melakukan evaluasi kesehatan kepada keluarga Tn. H

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi keluarga


Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang
ada dalam lingkungan keluarga.
1.3.2 Manfaat bagi mahasiswa
a. Mahasiswa lebih memahami masalah kesehatan masyarakat secara
lebih luas dengan mengaitkan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
b. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa kedokteran dalam
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dengan pendekatan
dokter keluarga.
c. Manfaat bagi institusi

5
Pemerintah semakin mengetahui masalah kesehatan yang terdapat
diwilayahnya berdasarkan data yang diperoleh oleh tenaga
kesehatan (mahasiswa).

6
BAB 2
HASIL KEGIATAN

2.1 Identitas Keluarga

Pada kegiatan FOME ini kami melakukan 4 kali kunjungan, yaitu:


1. 4 April 2019 = kunjungan 1
2. 9 April 2019 = kunjungan 2
3. 23 April 2019 = kunjungan 3
4. 29 April 2019 = kunjungan 4

a. Nama-Nama Keluarga
Keluarga yang kami kunjungi yaitu keluarga Tn. H sebagai kepala
keluarga. Keluarga Tn. H tinggal di rumah yang beralamat di Desa Fajar
Baru, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan

Tabel 1. Daftar anggota keluarga Tn. H yang tinggal satu rumah


No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidik Pekerjaan Ket
dalam keluarga (thn) an (Riwayat
penyakit)
1 Tn.. H Kepala L 30 SMP Petugas Sakit kepala,
Keluarga kebersihan masuk angin

2 Ny. S Istri P 28 SD IRT Sakit kepala,


suara sengau
sejak usia 2
tahun
3 An. L Anak ke-1 P 5 Belum - Mimisan di
sekolah usia 2 th
4 Ny. W Nenek (bukan P 70 Tidak Tidak Hipertensi,
kandung) sekolah bekerja tumor pada
rahim (di usia
30 tahun), mata
keluar air di
siang hari
b. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga Tn. H adalah keluarga besar (Extended Family). Keluarga
Besar (Extended Family) adalah keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah nenek, kakek, sanak saudara, paman, bibi, dan sebagainya.
Keluarga Tn. H termasuk Keluarga Besar (Extended Family) karena
keluarga inti yang beranggotakan Tn. H, Ny. S, dan An L ditambah dengan
Ny. W selaku nenek.

c. Siklus Kehidupan Keluarga


Siklus kehidupan keluarga Tn. H termasuk ke dalam keluarga dengan
balita. Hal ini karena Tn. H selaku KK dan Ny. S selaku istri KK memiliki
satu orang anak balita berusia lima tahun.

2.2 Keadaan Rumah

Rumah Tn. H memiliki beberapa ruangan diantaranya adalah: 1) ruang tamu


yang luasnya 4x3 M2 ; 2) dua kamar tidur yang masing-masing luasnya 3x3
M2 dan 4x3 M2 ; 3) dua kamar mandi yang luasnya masing-masing 3x2 M2
dan 1,7x1,5 M2; 4) dapur yang luasnya 6x2 M2 ; 5) Ruang keluarga dengan
luas 6x3,7 M2 ; 6) Ruang menaruh motor 3x3 M2.

Rumah berdindingkan semen beton yang sudah dicat berwarna hijau tosca,
untuk seluruh lantai rumah sudah menggunakan keramik.
Sedangkan atap menggunakan genteng tanpa langit-langit rumah, kecuali
bagian dapur yang menggunakan asbes. Di sebagian ruangan rumah memiliki
pencahayaan yang baik dengan ukuran jendela 1,3 x 0,5 M2 dan di sertai
ventilasi dengan ukuran 0,5 x 0,1 M2 sehingga pertukaran udara di dalam
rumah cukup baik, namun sedikit terhambat oleh gorden yang nampak
dipasang dan menutupi beberapa ventilasi. Untuk di ruang dapur tidak
terdapat ventilasi sehinggi pertukaran udara terganggu dan juga tidak terdapat
jendela, untuk pencahayaan berasal dari asbes yang transparan sehingga
cahaya dapat masuk.

8
Keluarga ini sudah memiliki jamban yang sehat yaitu, bentuk jamban leher
angsa dan memiliki safetytank namun berada di depan rumah. Keadaan WC
keluarga ini sedikit kotor pada bagian pinggiran kamar mandi. Pemenuhan
kebutuhan sumber air bersih keluarga Ny.T berasal dari sumur bor, yang biasa
digunakan untuk mandi dan kebutuhan lainnya.

Kebersihan rumah nampak cukup bersih namun kurang tertata dengan baik
sehingga mengurangi unsur kerapihan dan keindahan dari rumah tersebut.
Namun, untuk bagian belakang rumah sedikit kotor dengan kandang ayam
dan bekas sumur yang juga tidak terpakai. Jarak antar rumah cukup padat dan
rata-rata dihuni oleh masyarakat yang berekonomi menengah kebawah.
Menurut pengakuan Ny. W dan Ny. S keamanan di daerah ini sedikit tidak
terjaga dikarenakan petugas keamanan sudah tidak aktif lagi, hal ini dapat
dilihat dengan adanya kejadian pencurian di beberapa rumah di sekitar rumah
Tn. H.

Gambar. 1 Denah rumah Tn. H skala 1: 10

9
2.3 Keadaan Keluarga

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kepada Tn. H, Ny. S, dan Ny. W
hubungan keluarga dalam keadaan baik dan sewajarnya tanpa ada hubungan
yang renggang ataupun konflik. Hubungan anggota keluarga satu dengan
yang lainnya memiliki hubungan yang sangat baik dan harmonis. Namun
setiap harinya Tn. H berada dirumah hanya dalam waktu 9 jam untuk bertemu
keluarga dikarenakan harus berangkat kerja pada pukul 03.00 dini hari dan
pulang pukul 18.00. sehingga Tn. H jarang bertemu keluarga di pagi sampai
sore hari.

Keadaan Tn. H yang merupakan satu-satunya laki-laki dalam keluarga


membuat Tn. H memiliki peranan sebagai kepala keluarga dirumah, salah
satu contohnya adalah pengambilan keputusan dirumah. Tn. H berhak
memilki keputusan tersendiri dalam keluarga atau melakukan pertimbangan
bersama istri dan juga neneknya.

Riwayat pemakaian alat kontrasepsi, Ny.S pernah menggunakan kontrasepsi


metode suntik. Saat ini Ny.S tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi
dikarenakan sedang menjalankan program kehamilan yang kedua, dengan
usia kehamilan sudah 2 minggu.

Tn. H memiliki hubungan baik dengan istrinya (Ny. S), begitupun keduanya
juga memiliki hubungan baik dengan nenek angkat mereka (Ny. W). Diusia
pernikahan yang sudah berlangsung selama 6 tahun, Tn. H dan istri (Ny. S)
sudah memiliki anak perempuan (An. L) yang berusia 5 tahun. Tn.H dan istri
memiliki perencanaan untuk memiliki anak kembali yang sekarang sedang
dikandung oleh istrinya dan berharap anak-anak mereka dapat melanjutkan
pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi jika memiliki biaya.

10
Tn. H

Ny.
Ny.
S
W

An.
L

Gambar 2. Hubungan tiap anggota keluarga (family map)

Keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= hubungan antar anggota keluarga

2.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Kelurga Tn. H dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dikategorikan sudah


tercukupi. Kebutuhan ekonomi keluarga ini hanya ditahap pemenuhan
kebutuhan sekunder saja. Kebutuhan primer seperti sandang,pangan, papan
sudah tercukupi begitupun juga dengan kebutuhan sekunder dimana Tn. H
memiliki televisi, kendaraan roda dua dan lainnya. Sedangkan untuk
kebutuhan tersier (rekreasi keluarga, mobil dan perhiasan) tak dapat dicapai
oleh keluarga ini.

Kebutuhan pendidikan keluarga Tn. H sudah terpenuhi sampai tingkat


menengah pertama (SMP) untuk Tn. H sendiri, namun untuk Ny. S hanya
sampai sekolah dasar (SD), untuk Ny. W (nenek) tidak sekolah, sedangkan

11
untuk An. L anak Tn. H dan Ny. S belum menginjak usia sekolah. Untuk
pemenuhan kebutuhan spiritual keluarga ini membiarkan anggota keluarga
untuk melakukan kegiatan ibadah tanpa adanya paksaan atau dilakukan
berdasarkan keinginan masing-masing anggota keluarga.

Pemenuhan kebutuhan kesehatan dikeluarga ini tidak begitu diperlukan


dikarenakan dari masing-masing anggota keluarga hanya datang ke
pelayanan kesehatan pada saat keadaan kuratif saja bahkan cenderung
dibiarkan saja apabila keluhan yang dirasa tidak terlalu berat atau hanya
konsumsi obat-obat yang tersedia di warung. Keluarga ini tidak memiliki
jaminan kesehatan (BPJS) karena kesulitan dan tidak tahu untuk mengurus
persyaratan pembuatan BPJS.

2.5 Gaya Hidup Keluarga

Kebiasaan sehari-hari keluarga Tn. H sama halnya dengan keluarga lainnya.


Ny.S istri Tn. H yang dibantu oleh Ny. W (nenek) sebisanya, memiliki
kebiasaan sebelum makan, memasak terlebih dulu lalu menyiapkan makanan
dimeja dan disantap bersama-sama. Komposisi makanan keluarga ini cukup
bervariasi, yaitu terdiri dari nasi, sayur mayur (bayam, daun singkong) dan
lauk pauk seperti tahu, tempe dan telur sedangkan untuk ikan dan daging
jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Dalam pengolahan makanan, keluarga
ini sering menggunakan minyak disetiap olahannya, misalnya mengolah
makanan dengan cara digoreng dan ditumis. Keluarga ini cenderung banyak
mengkonsumsi karbohidrat pada setiap porsi makannya dibanding sumber
serat ataupun protein, untuk An. L, anak Tn. H dan Ny. S memiliki kebiasaan
tidak suka mengkonsumsi sayur mayur dan buah, hanya menyukai lauk-pauk.
Keluarga ini juga memiliki kebiasaan minum air putih sebanyak 5-7
gelas/hari.

Keluarga Ny.T tidak pernah melakukan aktivitas berolahraga. Kecuali Tn. H


yang dalam pekerjaanya melakukan banyak pergerakan yaitu sebagai petugas
kebersihan. Untuk Ny. S dan Ny. W (nnek) jarang smelakukan aktifitas fisik.

12
Tn. H juga memiliki kebiasaan merkok yang biasanya juga dilakukan di
dalam rumah. Biasanya Tn.H dapat mengahibiskan 1 bungkus rokok/hari.
Untuk Ny. W memiliki kebiasaan minum kopi.

2.6 Lingkungan Hidup Keluarga

Keluarga Tn. H tinggal di area tempat tinggal permanen. Keamanan dari


tempat pemukiman keluarga Tn. H sedikit kurang aman menurut pengakuan
Ny. S karena sistem keamanan lingkungan yang tidak aktif lagi.

Membersihkan rumah adalah suatu keharusan untuk dilakukan maka dari itu
menantu Ny. S setiap hari membersihkan rumah dan rumah dinilai cukup
bersih, hanya saja kurang rapi dan berantakan. Sedangkan anaknya belum
bisa membantu karena masih berusia lima tahun. Selain itu juga di lingkungan
rumah Tn. H terdapat paparan debu yang berasal dari pekerja mebel, dan
suara bising yang ditimbulkan dari alat-alat pekerja yang berlokasi tidak jauh
dari rumah Tn. H. Selain itu juga terdapat kotoran ternak (ayam) dibagian
belakang rumah yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

Dalam lingkungan sosial keluarga, keluarga Tn. H tidak ikut terlibat dalam
kegiatan atau organisasi di lingkungan tempat tinggal karena kesibukannya
bekerja, begitupun juga dengan istrinya yang sedang hamil dan mengurus An.
L yang masih berusia lima tahun. Namun, untuk Ny. W masih aktif mengikuti
kegiatan pengajian di lingkungan tempat tinggal mereka. Kedudukan
keluarga ditengah lingkungan sosialnya dihormati sewajarnya oleh tetangga
sekitar.

2.7 Identifikasi Masalah Keluarga


Adapun identifikasi masalah kesehatan keluarga Ny.W adalah sebagai berikut.
a). Risiko masalah dengan karakteristik keluarga
Risiko kesehatan yang dapat timbul dari pendidikan rata-rata anggota
keluarga yang rendah. Pada keluarga ini rata-rata akhir pendidikan hanya
sampai SMP (Tn. H ), SD (Ny. S), dan bahkan tidak tamat sekolah (Ny.W).

13
Risiko masalah yang dapat timbul adalah kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan, seperti kurangnya melakukan aktivitas fisik, merokok, dan
konsumsi makanan yang tepat.

Sedangkan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh dalam resiko


kesehatan dalam keluarga ini. Jumlah anggota keluarga ini berjumlah 4
orang yang tinggal satu rumah, hal ini tidak membuat anggota keluarga
berdesak-desakan didalam rumah.

b). Risiko/Masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah


Keadaan bangunan rumah Ny. W sudah baik, hanya di bagian atap saja
beberapa tidak menggunakan plafon. Hal ini menjadi perhatian karena
terdapat resiko penyakit yaitu ISPA yang disebabkan oleh debu dari atap
plafon, kecelakaan di dalam rumah dapat terjadi seperti genteng jatuh,
geteng retak sehingga ketika hujan air dapat masuk ke dalam rumah. Lalu
di dapur atap Ny. W menggunakan asbes. Penggunaan asbes terlalu lama
dapat memicu asebestosis.

Walaupun menggunakan sumur bor, keluarga Ny. W memiliki sumur


tradisional. Sumur ini tidak ditutup dan terdapat air didalamnya. Sumur ini
berisiko menghasilkan jentik nyamuk dan menimbulkan penyakit seperti
demam berdarah. Untuk keadaan jamban, keluarga Ny. W sudah memiliki
jamban yang sehat yaitu jamban leher angsa namun safetytank ada di
depan rumah.

Untuk ventilasi dan jendela rumah cukup baik dengan perbandingan


rumah, namun dibelakang rumah terdapat kandang ayam yang kurang
terawat. Hal ini bisa mengganggu bau yang ada disekitar rumah.

c). Risiko/masalah yang berhubungan dengan fungsi keluarga


Keluarga Ny.T merupakan sebuah keluarga yang anggotanya memiliki
hubungan yang baik dan sewajarnya. Hal ini membuat keadaan psikologis

14
tiap anggota keluarga tetap baik sehingga dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan yang berarti. Akan tetapi, salah satu hal yang menjadi
fokus perhatian adalah jarang atau tidak adanya musyawarah dalam
mengambil sebuah keputusan yang mungkin dapat membuat setiap
anggota kesulitan dalam melakukan suatu hal tertentu. Contohnya jika ada
salah satu anggota yang terkena masalah, ia akan segan untuk
menceritakan hal ini kepada anggota lainnya sehingga mungkin akan
mengganggu pikirannya yang berdampak pada kegiatan sehari-hari.

d). Risiko/masalah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan


keluarga
Penghasilan dari Tn. H sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dilihat dari kebutuhan primer dan sekunder yang tercukupi. Namun,
pemenuhan kebutuhan kesehatan kurang dibutuhkan karena keluarga Ny.
W berobat ke fasilitas kesehatan jika dirasa ada keluhan saja ditambah
keluarga Ny. W belum memiliki BPJS. Untuk pemenuhan spiritual sudah
berjalan dengan baik, memungkinkan mereka akan siap untuk menghadapi
kondisi psikologis saat mereka menghadapi masalah.

e). Risiko/masalah yang berhubungan dengan gaya hidup keluarga


Hampir semua anggota keluarga Ny.W tidak berolahraga sehingga
berpengaruh pada fungsi fisiologis tubuh seperti penurunan sistem imun,
dan berisiko obesitas. Di lingkungan rumah Ny.W ada senam rutin di
setiap bulannya, namun Ny.W dan keluarganya jarang mengikuti kegiatan
tersebut.

Pola makan keluarga Ny.W setiap hari sulit ditentukan karena kendala
komunikasi dengan keluarga. Namun, dari pengakuan Ny.S, An.L tidak
suka mengkosumsi sayuran dan buah sehingga keluarga jarang membuat
sayur dan membeli buah. Dari pemeriksaan tekanan darah : a) Tekanan
darah Ny.W didapatkan hasil 200/130 mmHg b) Tekanan darah Ny.S

15
didapatkan hasil 150/90 mmHg. Pemeriksaan ini bisa mengarahkan
kepada jumlah garam yang dikonsumsi sehari mungkin lebih dari cukup.

Tn.H memiliki kebiasaan merokok satu bungkus per hari. Kebiasaan ini
bisa memperburuk kesehatan semua anggota keluarga. Ditambah Ny.S
sedang hamil 3 bulan, asap rokok bisa menimbulkan risiko penyakit bagi
janin.

f). Risiko/masalah kesehatan yang dialami sejak lama


Ny. W memiliki riwayat tumor Rahim di usia 30 tahun dan keluhan sering
keluar air mata di siang hari. Ny. S memiliki keluhan epistaksis sejak kecil
dan kadang masih muncul hingga sekarang. Dan keluhan tersebut
diturunkan kepada anaknya (An. L).

2.8 Urutan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga


Beradasarkan identifikasi maslah pada keluarga Ny.T di dapankan resiko
maslah kesehatan sebagai berikut :
1. pendidikan rata-rata anggota keluarga yang rendah
2. Rumah tanpa langit-langit yang dapat menimbulkan penyakit ISPA dan
dapat menyebabkan kecelakaan dalam rumah seperti genteng jatuh.
3. Penggunaan asbes di dapur yang bisa menimbulkan asbestosis
4. Sumur tradisional yang berisiko menimbulkan jentik nyamuk
5. Terdapat kandang ayam dibelakang rumah yang menimbulkan bau yang
kurang sedap
6. Jarang atau tidak adanya musyawarah dalam mengambil sebuah
keputusan
7. Pemenuhan kebutuhan kesehatan seperti belum memiliki BPJS
8. Jarang berolahraga yang bisa menimbulkan penyakit, contoh : obesitas
dan penurunan imun
9. Penggunaan garam yang berlebih dalam makanan tiap hari
10. Jarang memakan sayur dan buah setiap hari

16
11. Tn. H merokok satu bungkus sehari ditambah ada An.L didalam rumah
dan Ny. S sedang hamil
12. Ny. W sering keluar air mata setiap hari
13. Epistaksis pada Ny.S dan An.L

Berdasarkan metode USG kami menentukan urutan masalah kesehatan


keluarga sebagai berikut:
Tabel 2. Penentuan prioritas masalah kesehatan keluarga
No Masalah U S G Nilai Akhir
1 pendidikan rata-rata anggota keluarga 4 3 3 10
yang rendah

2 Rumah tanpa langit-langit yang dapat 3 2 2 7


menimbulkan penyakit ISPA dan dapat
menyebabkan kecelakaan dalam rumah
seperti genteng jatuh.

3 Penggunaan asbes di dapur yang bisa 3 2 2 7


menimbulkan asbestosis

4 Sumur tradisional yang berisiko 2 2 2 6


menimbulkan jentik nyamuk

5 Terdapat kandang ayam dibelakang rumah 3 2 2 6


yang menimbulkan bau yang kurang
sedap

6 Jarang atau tidak adanya musyawarah 3 3 2 8


dalam mengambil sebuah keputusan

7 Pemenuhan kebutuhan kesehatan seperti 3 3 3 9


belum memiliki BPJS

17
8 Jarang berolahraga yang bisa 4 3 4 11
menimbulkan penyakit, contoh : obesitas
dan penurunan imun

9 Penggunaan garam yang berlebih dalam 4 4 4 12


makanan tiap hari

10 Jarang memakan sayur dan buah setiap 3 4 4 11


hari

11 Tn. H merokok satu bungkus sehari 3 4 4 11


ditambah ada An.L didalam rumah dan
Ny. S sedang hamil

12 Ny. W sering keluar air mata setiap hari 2 2 2 6

13 Epistaksis pada Ny.S dan An.L 4 3 2 9

18
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari keluarga Tn. H dapat


diketahui berbagai hal yang mungkin menjadi masalah, khususnya masalah
kesehatan pada keluarga tersebut. Untuk menentukan prioritas masalah,
maka diperlukan menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth
(USG) karena penggunaannya cukup mudah dan menyesuaikan informasi
yang didapatkan oleh penulis. Adapun penjabaran metode USG adalah
sebagai berikut.

Tabel 2. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode USG


No Masalah Nilai Nilai Urutan
Kriteria Akhir Prioritas
U S G

1. Sebagian anggota keluarga jarang 4 3 4 11 II


melakukan kegiatan olahraga
2. Penggunaan garam yang berlebih 4 4 4 12 I
dalam makanan tiap hari
3. Sebagian anggota keluarga jarang 3 4 4 11 II
mengkonsumsi buah dan sayur
4. Kebiasaan Tn. H merokok di dalam 3 4 4 11 II
rumah

Setelah melakukan penyusunan prioritas masalah menggunakan metode USG


ternyata masalah kesehatan keluarga Tn.H yaitu hipertensi, yang perlu segera
dilakukan intervensi mengenai pengetahuan tentang hipertensi, baik itu
penyebabnya, faktor resiko, diet gizi yang baik, pengendalian untuk
menghindari timbulnya komplikasi.

19
3.2 Rencana Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga

Setelah mendapatkan data-data yang lengkap mengenai keadaan kesehatan


anggota keluarga Tn. H ditetapkan masalah Hipertensi yang terjadi pada
keluarga Tn. H hal ini akan menjadi fokus intervensi yang akan di laksanakan.

Masalah pertama yang terjadi dalam keluarga Tn. H adalah kebiasaan dalam
memasak menggunakan garam dengan jumlah yang melebihi batas konsumsi
garam sehari dikarenakan anggota keluarga menyukai makanan asin. Setelah
dilakukan pengukuran tekanan darah di dapatkan yang tinggi dan tergolong
hipertensi. Untuk Ny. W 200/150 mmHg sedangkan Ny. S didapatkan
tekanan darah 150/100 mmHg. Masalah ini bisa diakibatkan karena
pengetahuan yang kurang mengenai batasan konsumsi garam per hari dan
dampaknya jika konsumsi berlebih.

Masalah kedua yang terjadi adalah keluarga Tn. H jarang mengkonsumsi


buah dan sayur hal ini terjadi karena anak (An. L) Tn. H dan Ny. S tidak suka
dengan buah dan sayur-sayuran sehingga Ny. S jarang memasak sayur, hal
ini menyebabkan semua angota keluarga juga jarang mengkonsumsi sayur
dan buah sehingga menyebabkan anggota kuluarga Tn. H kekurangan asupan
gizi terutama kalium yang banyak terdapat di buah dan sayur. Hal ini juga
bisa mendukung terjadinya hipertensi pada anggota keluarga, karena kalium
adalah zat yang dapat menyeimbangkan kadar garam (Na) dalam tubuh.
Masalah ini juga bisa diakibatkan karena kurangnya pengetahuan anggota
keluarga akan pentingnya konsumsi buah dan sayur bagi tubuh.

Masalah ketiga yang terjadi dalam keluarga Tn. H adalah kebiasaan Tn. H
merokok di dalam rumah sehingga asap rokok dapat terhirup juga oleh
anggota keluarga yang lain. Kandungan asap rokok (nikotin dll) juga dapat
menjadi faktor risiko terjadi hipertensi.

20
Masalah keempat yaitu kurangnya olahraga atau aktivitas ringan terutama
pada Ny. W yang sudah lansia hal ini bisa menyebabkan aliran darah tidak
lancar dan berdampak gangguan metabolisme tubuh dan menyebabkan
penyakit lain.

Keempat masalah tersebut saling berkaitan sehingga dapat menyebabkan


masalah kesehatan pada keluaga Tn. H yaitu hipertensi. Bisa disimpulkan
keempat masalah yang terjadi dalam keluarga Tn. H terjadi karena kurangnya
pengetahuan atau informasi yang berkaitan dengan hipertensi. Baik dari
penyebabnya, faktr risiko, diet gizi yang baik dan pengenalian tekanan darah
yang tinggi agar terhindar dari komplikasi.

21
Tabel. Rencana pemeliharaan kesehatan Ny.W
Perencanaan (1)
Sasaran Tahap Intervensi (2) Cara Evaluasi (3) Hasil Evaluasi (4)
Tujuan Kegiatan Materi Kegiatan Cara Pembinaan
Individu
Memberikan Cara mengenali Memberikan Ny. W, Sebelum menjelaskan materi, Memberikan
pemahaman dan penyebab hipertensi, penjelasan mengenai Ny. S sasaran anggota keluarga ini beberapa pertanyaan
informasi tentang menggunakan media penyebab hipertensi dan Tn.H diberikan beberapa mengenai penyebab
penyebab dari hipertensi mading dan poster. pada saat intervensi pertanyaan sebagai pre test dari hipertensi,
dan di jelaskan dengan kemudian dijelaskan memberikan
metode ceramah. penyebab apa saja yang dapat kalender dan stoples
menyebabkan hipertensi. yang berisi penyebab
Setelah itu, kami memberikan hipertensi
pertanyaan lagi sebagai
posttest untuk mengukur
pemahaman materi yang
dijelaskan.

Memberikan Cara mengenali Memberikan Ny. W, Sebelum menjelaskan materi, Memberikan


pemahaman dan faktor resiko yang penjelasan mengenai Ny. S sasaran anggota keluarga ini beberapa pertanyaan
informasi tentang faktor berkaitan dengan faktor resiko yang dan Tn.H diberikan beberapa mengenai penyebab
resiko, serta hipertensi, diet yang berkaitan dengan pertanyaan sebagai pre test dari hipertensi dan
memberikan anjuran sesuai dan anjuran hipertensi, diet yang kemudian dijelaskan faktor memberikan
untuk berprilaku hidup untuk berolahraga sesuai, serta anjuran resiko apa saja yang dapat kalender dan stoples
sehat agar dapat menggunakan media berolahraga menyebabkan hipertensi. mengenai pola hidup
menghindari faktor mading menggunakan metode Setelah itu, memberikan sehat dan anjuran
resiko ceramah pertanyaan lagi sebagai post berolaharaga
test untuk mengukur
pemahaman materi yang
dijelaskan.

22
Diharapakan keluarga Menerapkan diet gizi Memberikan Ny.W, Sebelum menjelaskan Memberikan
dapat mengubah pola yang baik dalam penjelasan mengenai Ny.S dan menerapkan diet gizi yang beberapa pertanyaan
perilaku hidup sehat penatalaksanaan diet gizi yang baik, Tn.H baik dalam penatalaksanaan mengenai penyebab
sesuai anjuran yang hipertensi berupa jenis makanan hipertensi, terlebih dahulu dari hipertensi dan
telah di berikan menggunakan media dan cara pengolahan sasaran anggota keluarga ini memberikan
mading diberikan beberapa kalender dan stoples
pertanyaan sebagai pretest, tentang diet gizi yang
kemudian penulis baik
menjelaskan materi, dan
diakhiri dengan posttest
sebagai indikator pemahaman
terhadap materi.

Memberikan informasi Kenali komplikasi Memberikan informasi Ny.W, Sebelum menjelaskan Memberikan
tentang pencegahan pada hipertensi tentang penyakit apa Ny.S dan komplikasi yang dapat terjadi beberapa pertanyaan
komplikasi hipertensi menggunakan saja yang dapat Tn.H pada hipertensi, terlebih mengenai penyebab
dan diharapakan mading menjadi komplikasi dahulu sasaran anggota dari hipertensi
keluarga Ny.W dapat pada hipertensi keluarga ini diberikan
membiasakan perilaku menggunakan metode beberapa pertanyaan sebagai
hidup sehat ceramah pretest, kemudian penulis
menjelaskan materi, dan
diakhiri dengan posttest
sebagai indikator pemahaman
terhadap materi

23
3.3 Proses Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga

Pelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 23 April 2019 pukul 16.30


WIB sampai selesai. Intervensi dilakukan dengan menggunakan media
mading dan kalender sehat yang berisi materi penyebab, faktor resiko, diet
gizi yang baik dan pencegahan atau pengendalian komplikasi pada hipertensi.
Metode yang digunakan pada saat penyampaian materi adalah menggunakan
metode ceramah serta proses intervensi dihadiri oleh Ny. S dan Ny. W.

Sebelum intervensi dimulai terlebih dahulu memberikan beberapa pertanyaan


pada lembar kertas sebagai pretest terkait materi yang akan disampaikan,
kemudian setelahnya dilakukan lagi posttest sebagai indikator pemahaman isi
atau materi intervensi. Kegiatan yang dilakukan pada saat intervensi yaitu
dihadiri oleh Ny. W dan Ny. S.

Intervensi dilakukan dengan cara pemberian penjelasan mengenai hipertensi,


yang meliputi:
1. Penyebab hipertensi
2. Gejala hipertensi
3. Faktor resiko hipertensi
4. klasifikasi hipertensi
5. Diet gizi yang tepat pada hipertensi
6. Pengendalian untuk meghindari komplikasi pada hipertensi
7. komplikasi yang dapat terjadi

Beberapa contoh anjuran yang harus dilakukan sesuai dengan yang


dianjurkan, diet gizi pasien hipertensi (makanan-makanan yang dianjurkan
dan dibatasi) dan anjuran untuk aktivitas fisik sesuai kemampuan,
menghindari asap rokok dalam rumah.

Pada saat proses intervensi berlangsung keluarga Tn. H mendengarkan


dengan baik dan saat intervensi telah selesai beberapa anggota keluarga ini
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan hipertensi. Misalnya
mengajukan pertanyaan bagaimana jika aktivitas fisiknya hanya berjalan di
sekeliling rumah dan apakah boleh jika minum teh untuk menggantikan
minum kopi.

Sebelum mengakhiri proses intervensi kami memberikan jadwal pola hidup


sehat yang meliputi tentang anjuran mengkonsumsi makanan yang sehat dan
aktivitas berolahraga serta menghindari asap rokok di dalam rumah. Kami
juga memberikan daftar peran anggota keluarga yang lain. Jadwal pola hidup
sehat tersebut dilakukan pada hari senin tanggal 23 April 2019 sampai
dengan 29 April 2019. Jadwal tersebut sebagai indikator penilaian kami
terhadap perkembangan perubahan pola hidup keluarga Tn. H selama 7 hari.

3.4 Evaluasi

Setelah intervensi dilakukan, kami melakukan evaluasi pada tanggal 29 April


2019 pukul 16.30 WIB sampai selesai, selanjutnya dilakukan evaluasi
pemahaman anggota keluarga Tn. H mengenai kelainan yang dialami
beberapa anggota keluarga Tn. H yaitu hipertensi melalui beberapa
pertanyaan. Hasil yang didapatkan adalah keluarga Tn. H mengerjakan apa
yang dianjurkan yang dapat di lihat dari Jadwal pola hidup sehat keluarga Tn.
H yaitu mulai memasak dengan membatasi jumlah garam, yang biasanya
memakan dalam jumlah lebih dari kebutuhan sehari. Memasak sayuran agar
tercukupi kebutuhan kalium untuk menetralisasi kadar garam dalam tubuh,
mengurangi konsumsi kopi, menghindari asap rokok dalam rumah dengan
mengingatkan pak harno untuk tidak merokok dalam rumah, mengingatkan
Ny. W untuk aktifitas fisik ringan. Keluarga ini memiliki kebiasaan tidak
berolahraga, setelah dilakukan intervensi kepada keluaraga Tn. H Terutama
pada Ny. W mengenai pentingnya untuk berolahraga dan manfaat yang dapat
diperoleh setelah berolahraga, Ny. W mulai menerapkan kebiasaan untuk
berolahraga dengan aktifitas ringan dengan jalan pagi selama 15 menit yang
dilakukan 2 hari sekali.

25
Rencana perawatan hipertensi (darah tinggi) pada Ny. S dan Ny. W selama 6
hari :
Tidak
Hari Rencana perawatan Dilakukan
dilakukan
Aktifitas ringan (jalan pagi) YA
Memasak dengan jumlah
garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil
Makan sayur tinggi kalium
Rabu (kentang, tomat, sayuran YA
hijau, ubi-ubian dll) dan lauk
pauk rendah garam
Tidak minum kopi YA

Menghindari paparan asap YA


rokok dalam rumah
Memasak dengan jumlah
garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil

Tidak minum kopi YA


Kamis Menghindari paparan asap YA
rokok dalam rumah
Makan sayur tinggi kalium
(kentang, tomat, sayuran YA
hijau, ubi-ubian dll) dan lauk
pauk rendah garam
Aktifitas ringan (jalan pagi) YA

Memasak dengan jumlah


garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil
Menghindari paparan asap YA
Jumat rokok dalam rumah
Tidak minum kopi YA

Makan sayur tinggi kalium


(kentang, tomat, sayuran YA
hijau, ubi-ubian dll) dan lauk
pauk rendah garam

26
Memasak dengan jumlah
garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil
Menghindari paparan asap YA
rokok dalam rumah
Sabtu Tidak minum kopi YA

Makan sayur tinggi kalium


(kentang, tomat, sayuran YA
hijau, ubi-ubian dll) dan lauk
pauk rendah garam
Aktifitas ringan (jalan pagi) YA

Memasak dengan jumlah


garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil
Menghindari paparan asap YA
Minggu rokok dalam rumah
Tidak minum kopi YA

Makan sayur tinggi kalium


(kentang, tomat, sayuran YA
hijau, ubi-ubian dll) dan lauk
pauk rendah garam
Memasak dengan jumlah
garam maksimal 1 sendok teh YA
kecil
Menghindari paparan asap YA
rokok dalam rumah
Senin Makan sayur tinggi kalium
(kentang, tomat, sayuran YA
hijau, ubi-ubian dll) dan lauk
pauk rendah garam
Tidak minum kopi YA

27
Peran keluarga :
Anggota keluarga Peran
Tn. H  Tidak merokok di dalam rumah
 Mengantar Ny. W cek kesehatan secara
rutin di puskesmas 1 bulan sekali untuk
kotrol tekanan darah dan mencatatnya
Ny. S  Masak sayur tinggi kalium
 Tidak memasak dengan menggunakan
garam > 1 sendok teh
 Tidak mnggunakan penyedap rasa
dalam memasak makanan
 Mengingatkan Ny. W untuk tidak
minum kopi
 Mengingatkan Tn. H tidak merokok
dalam ruangan
An. L  Menemani Ny. W jalan pagi

Pengukuran tekanan darah pada saat sebelum intervensi dan dilakukan


perbandingan antara nilai normal tekanan darah dengan pengukuran tekanan
darah keluarga Tn. H didapatkan hasil sebagai berikut:

a) Tekanan darah Ny. W 200/150 mmHg yang melebihi batas nornal


tekanan darah dan tergolong hipertensi derajat 3.
b) Tekanan darah Ny. S 150/ 100 mmHg yang melebihi batas normal
tekanan darah dan tergolong hipertensi derajat 1.

Pengukuran tekanan darah pada saat evaluasi dan dilakukan perbandingan


antara nilai normal tekanan darah dengan pengukuran tekanan darah
keluarga Tn. H didapatkan hasil sebagai berikut:

28
c) Tekanan darah Ny. W 180/130 mmHg yang melebihi batas nornal
tekanan darah dan masih tergolong hipertensi derajat 3 namun sudah
mengalami penurunan tekanan darah.
d) Tekanan darah Ny. S 130/ 90 mmHg yang melebihi batas normal tekanan
darah dan tergolong normal tinggi dan mengalami penurunan.

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan kegiatan Family Oriented


Medical Education (FOME) adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi masalah keluarga dilakukan dengan metode wawancara dan
beberapa pemeriksaan lain, seperti tensimeter, timbangan berat badan,
micro toise.
2. Prioritas masalah yang ditetapkan adalah kurangnya pengetahuan
tentang hipertensi, baik itu penyebab, faktor resiko, penerapan diet gizi
yang tepat dan pengendalian hipertensi untuk mengindari komplikasi.
3. Intervensi dilakukan dengan metode ceramah mengenai hipertensi
dengan media mading, kalender sehat dan jadwal pola hidup sehat
anjuran makan dan aktivitas
4. Indikator keberhasilan intervensi diantaranya yaitu: peningkatan
pengetahuan atas hal-hal yang sudah sampaikan, keluarga Tn. H sudah
melakukan anjuran hidup sehat sesuai jadwal pola hidup sehat yang
dibuat dan peran keluarga juga berjalan sinergis dalam enanganan
hipetensi Ny. W.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan terkait kegiatan FOME ini adalah
sebagai berikut.

1. Kegiatan FOME ini sebaiknya dapat menjadi acuan bagi keluarga untuk
mengikuti anjuran yang disampaikan.

30
2. Kepada pelayanan kesehatan terkait, diharapkan adanya penyuluhan
tentang hipertensi yang lebih mendalam di daerah sekitar keluarga
FOME yang memiliki kecurigaan mengalami keluhan yang sama.
Kepada pemerintah setempat, supaya kegiatan FOME ini dapat
didukung baik dari penyediaan alat dan dana.

31
DAFTAR PUSTAKA

Asmah et al. 2008. Implementasi Pelayanan Kesehatan Model Dokter Keluarga di


Kota Bontang. Yogyakarta:Working Paper series No.1.Universitas Gadjah
Mada.

Fischer, C., Lingsma, H. F., Marang-van de Mheen, P. J.,Kringos, D. S., Klazinga,


N. S., & Steyerberg, E. W. (2014). Is the Readmission Rate a Valid Quality
Indicator? A Review of the Evidence.PLoS ONE,9(11), e112282.

Departemen Kesehatan RI. Sistem kesehatan nasional. Jakarta: Direktorat Bina


Pelayanan Medik Dasar 2007

KEMENKES RI. 2018. Hipertensi. Jakarta : Direktorat Jenderal P2P, P2TM


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Sugito, Hadi.(2005).Mengukur Kepuasan Pelanggan. Diakses 8 November 2009
dari Http://Hadisugito.Fadla.Or.Id/2005/12/11/Mengukur-Kepuasan-
Pelanggan

32
LAMPIRAN

33

Anda mungkin juga menyukai