Anda di halaman 1dari 27

KONSEP LAPORAN SELA

(INTERIM REPORT)

3.1. Survey Lokasi Proyek


Secara geografis Kabupaten Parigi Moutong terletak di antara 2°22´ LU - 3°48´ LS
serta 119°22´ - 124°22´ BT. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati oleh garis
meridian 120° Bujur Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu untuk wilayah
yang termasuk dalam Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kabupaten Parigi
Moutong meliputi wilayah seluas 6.231,85 Km2. Dengan batas-batas wilayah
Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara: Kabupaten Buol, Kabupaten Toli Toli dan
Propinsi Gorontalo.
 Sebelah Timur: Teluk Tomini.
 Sebelah Selatan: Kabupaten Poso dan Propinsi Sulawesi Selatan.
 Sebelah Barat: Kota Parigi dan Kabupaten Donggala.

Lokasi dari kegiatan detail desain embung ini tersebar di 2 (dua) lokasi dengan
perincian gambaran umum masing-masing lokasi seperti berikut :

Embung Parigimpuu
Direncanakan terletak pada cekungan alam dan memiliki alur sungai dengan
aliran debit air yang kontinyu, secara administratif terletak di :
Desa : Parigimpuu,
Kecamatan : Parigi Barat,
Kabupaten : Parigi Moutong

Embung Petapa
Direncanakan terletak pada cekungan alam dan memiliki alur sungai dengan
aliran debit kontinyu, walaupun kecil. Secara administratif terletak di :
Desa : Petapa,

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 1


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Kecamatan : Parigi Tengah,


Kabupaten : Parigi Moutong

Sarana dan prasarana yang ada untuk mencapai kedua lokasi rencana embung
tersebut dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 maupun kendaraan roda 2. Lokasi
ini dapat dicapai dari kota Palu dengan melewati jalan yang sudah beraspal,
diselingi sebagian kecil jalan yang masih berupa jalan tanah, terutama setelah
mendekati lokasi pekerjaan. Waktu tempuh dan kesampaian ke lokasi masing-
masing embung sebagai berikut :

Embung Parigimpuu
Melalui jalan Trans Sulawesi ke arah Kabupaten Parigi Moutong dapat ditem–
puh dalam waktu 2 jam, kemudian dilanjutkan ke Desa Parigimpuu melalui
jalan ke desa yang sudah berupa jalan aspal sejauh 4 km dengan waktu tempuh
sekitar 20 menit. Sedangkan untuk sampai ke lokasi rencana embung dapat
dicapai melewati jalan setapak/jalan tanah dengan jarak 300 m dan hanya
dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Embung Petapa
Melalui jalan Trans Sulawesi ke arah Kabupaten Parigi Moutong dapat ditem–
puh dalam waktu 2 jam, kemudian dilanjutkan ke Desa Petapa melalui jalan
ke desa yang sudah beraspal sejauh 5 km. Untuk sampai ke lokasi rencana
embung dapat dicapai melewati jalan setapak/jalan tanah dengan jarak 500 m
dengan berjalan kaki.

3.2. Survey Topografi


Secara visual rencana tampungan embung-embung tersebut cukup ideal untuk
digunakan sebagai embung/waduk, dimana pada masing-masing embung terlihat
adanya tebing kiri dan kanan rencana genangan mempunyai lereng yang terjal
menutup ke arah hulu dengan kapasitas tampungan sekitar 100.000 – 150.000 m 3
dengan perkiraan ketinggian dam antara 8 - 10 m. Konstruksi ini dapat dikategori–
kan embung atau small dam. Adapun gambaran umum kondisi topografi masing-
masing embung dapat diuraikan seperti berikut ini :

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 2


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Embung Parigimpuu

Secara visual site rencana tampungan embung tersebut cukup ideal untuk
digunakan sebagai embung, dimana pada rencana site embung terlihat adanya
tebing kiri dan kanan rencana genangan dengan bentang antara 65 – 80 m,
kondisi rencana tampungan mempunyai lereng yang terjal menutup ke arah
hulu dengan kapasitas tampungan sekitar 100.000 – 150.000 m3 dan ketinggian
dam 8 - 10 m. Di tengah-tengah cekungan tersebut terdapat alur alam yang
secara kontinyu mengalirkan air sekitar 2 – 100 lt/dt saat musim kemarau. Di
bagian hilir terdapat hamparan lahan pertanian berupa ladang dan sebagian
besar persawahan seluas 20 - 25 Ha di kanan dan kiri sungai.

Embung Petapa

Secara visual site rencana tampungan embung tersebut cukup ideal untuk
digunakan sebagai embung, dimana pada rencana site embung terlihat adanya
tebing kiri dan kanan rencana genangan dengan bentang antara 140 – 160 m,
kondisi rencana tampungan mempunyai lereng yang terjal menutup ke arah
hulu dengan kapasitas tampungan sekitar 100.000 – 150.000 m3 dan ketinggian
dam 8 - 10 m. Di tengah-tengah cekungan tersebut terdapat alur alam yang
secara kontinyu mengalirkan air sekitar 2 – 25 lt/dt di saat musim kemarau. Di
bagian hilir terdapat hamparan lahan pertanian berupa ladang dan sebagian
besar persawahan seluas 15 - 20 Ha di kanan dan kiri sungai.
Secara umum topografi daerah studi berupa dataran dengan sedikit berge–
lombang. Sebagian besar telah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian penduduk
sisanya berupa hutan dengan tumbuhan belukar dan hutan ringan. Dari daerah
perbukitan tersebut umumnya terdapat sungai kecil (intermiten) berasal dan
menghilir ke arah laut secara paralel dengan arah utara - selatan (garis pantai
berada di selatan wilayah studi).

Survey topografi yang dilakukan meliputi :

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 3


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

 Peta situasi skala 1 : 500 untuk rencana Site embung


 Peta situasi skala 1 : 2.000 dan 1:1.000 untuk rencana daerah genangan
 Pengukuran geometri sungai dan jalan akses

Sebagai titik referensi digunakan titik referensi lokal dengan pengikatan pada
konstruksi yang ada di sekitar rencana embung. Untuk rencana embung
Parigimpuu dan Embung Petapa diambil dari dekzerk jalan, dengan ketinggian
hasil interpolasi peta rupa bumi.

Sedangkan untuk titik ketinggian ditetapkan menggunakan titik referensi dari


Bacaan GPS. Untuk keperluan perencanaan lebih lanjut telah dibuat Bench
Mark (BM) dan Control Point (CP) untuk masing-masing embung sebagai
berikut :

Tabel 3. 1 BM dan CP Referensi di Daerah Perencanaan Embung Parigimpuu

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 4


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

EMBUNG PARIGIMPUU

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 5


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

No. BM/CP X Y Z
BM-01 17950.6339 9.909.97.199 148.8
BM-02 179.598.491 9.910.065.556 149.8
BM-03 181.377.397 9.909.819.980 80.01
BM-04 180.882.392 9.910.892.823 79.91
BM-05 180.427.054 9.911.895.967 63.42
BM-06 180.123.030 9.910.463.243 110.1
BM-07 180.460.523 9.90949.352 102.1
BM-08 178.935.118 9.910.434.149 180.5
BM-09 179.394.851 9.910.308.153 143.7
BM-10 182.086.065 9.910.109.832 48.45
CP-01 179.534.704 9.910.001.414 144.515
CP-02 179.588.746 9.910.055.885 144.822
CP-03 181.330.913 9.909.806.649 80.832
CP-04 180.813.859 9.910.861.775 81.993
CP-05 180.750.738 9.911.138.443 79.427
CP-06 180.383.536 9.912.015.952 60.717
CP-07 180.557.503 9.912.097.765 55.402
CP-08 178.932.827 9.910.477.512 182.321
CP-09 179.402.165 9.910.388.378 154.115
CP-10 182.115.879 9.910.108.301 49.881
CP-11 181.190.281 9.910.403.992 80.162

Tabel 3. 2 BM dan CP Referensi di Daerah Perencanaan Embung Petapa

EMBUNG PETAPA
No. BM/CP X Y Z
BM-01 179.743.633 9.913.82.248 29.23
BM-02 179.544.881 9.913.215.440 28

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 6


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

BM-03 179.688.575 9.913.719.073 15.31


BM-04 180.012.678 9.914.180.143 12.71
BM-05 180.824.355 9.914.296.107 5.274
BM-06 179.600.407 9.912.705.129 30.08
BM-07 179.076.700 9.913.177.600 27.77
BM-08 179.753.310 9.912.766.125 42.55
BM-09 180.065.584 9.913.431.413 12.63
BM-10 181.292.845 9.914.004.163 5.344
CP-01 179.745.409 9.913.222.163 26.377
CP-02 179.561.997 9.913.251.022 22.614
CP-03 179.694.254 9.913.685.550 15.277
CP-04 179.590.369 9.914.174.848 17.512
CP-05 180.801.274 9.914.288.851 5.245
CP-06 179.764.700 9.912.735.900 44.335
CP-07 180.049.173 9.913.484.482 11.699
CP-08 180.006.838 9.913.816.381 12.31
CP-09 180.161.800 9.913.044.900 9.715
CP-10 181.318.198 9.914.043.758 8.200
CP-11 179.552.635 9.912.731.213 28.135
CP-12 179.095.032 9.913.207.177 27.468

3.3. Survey Geologi dan Mekanika Tanah


Pekerjaan penelitian geologi/mekanika tanah dilakukan untuk mengetahui
parameter teknis tanah baik sifat maupun karakteristiknya. Jenis penelitian yang
dilakukan mencakup pekerjaan Bor inti, Hand Bor, Test pit termasuk pengambilan
contoh tanah (disturbed dan undisturbed sample) serta penelitian laboratorium
mekanika tanah.
Maksud
Pekerjaan investigasi Geoteknik dan Mekanika Tanah dilaksanakan dengan maksud
untuk mengetahui kondisi geologi dan aspek geoteknik daerah genangan, lokasi
Embung dan borrow area, guna perencanaan pondasi dan bangunan konstruksi
Embung.
Macam dan Kuantitas Pekerjaan
Macam dan Kuantitas dari pekerjaan investigasi geoteknik yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut :

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 7


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

A. Pekerjaan Lapangan, meliputi kegiatan :


 Pemetaan Geologi
 Bor Inti (2 x 35 m)
 Hand Bor (2 x 5 titik)
 Test Pit bahan timbunan (2 x 5 titik)
 Pengambilan Sample Tanah
 Undisturbed sample (22 sample)
 Disturbed Sample (10 Sample)

B. Pekerjaan Laboratorium :
Pekerjaan pengujian laboratorium yang dilakukan dimaksudkan untuk
mendapatkan parameter tanah (Index Properties dan Engineering Properties)
dari contoh tanah yang diambil di lapangan antara lain :
 Undisturbed sample (22 sample)
 Disturbed Sample (10 Sample)

1. Pemetaan Geologi
- Umum
Pemetaan geologi akan dilaksanakan dalam rangka untuk membuat peta
geologi masing-masing lokasi Embung.
Peta geologi akan memperlihatkan semua keadaan geologi di daerah proyek
yang meliputi tipe batuan, tanah penutup, tampakan-tampakan geologis
seperti kekar, daerah geser, sesar, pecahan, jurus dan kemiringan lapisan.

- Peta Dasar yang Digunakan


Pemetaan geologi akan menggunakan peta dasar hasil pemetaan situasi
detail dengan skala 1 : 500.
- Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan untuk pemetaan geologi akan meliputi kompas
geologi, palu geologi, klinometer, pita ukur, altimeter, larutan HCl 0,1 N.

- Prosedur Pelaksanaan

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 8


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Pemetaan geologi yang dilaksanakan akan menggunakan metoda poligon


tertutup (closed traverse) mencakup pembahasan mengenai :
* Keadaan Geomorfologi
+ Penyebaran satuan-satuan batuan (lithologi), yang termasuk batuan
maupun tanah, dan dengan jelas akan dibedakan mengenai batuan
dasar, tanah penutup, tingkat pelapukan, sifat-sifat fisik, tekstur,
sementasi dan jenis batuannya.
+ Kekerasan batuan akan diberikan berdasarkan derajad kekerasan
batuan secara kualitatif untuk kepentingan perencanaan. Untuk
tanah kohesif akan digunakan lambang OH (overburden hardness),
sedangkan untuk kekerasan batuan akan digunakan lambang RH
(Rock Hardness).
Klasifikasi kekerasan yang akan digunakan adalah menurut Nespak
(1975) sebagai berikut :
Overburden Hardness : OH-0 s/d OH-5
Rock Hardness : RH-0 s/d RH-5
+ Untuk derajat pelapukan batuan akan mempergunakan klasifikasi
dari Bieniawski (1973).
+ Klasifikasi tanah akan mempergunakan Unified Soil Classification.
+ Struktur geologi akan meliputi jurus, kemiringan perlapisan, kekar
dan sesar.
+ Stratigrafi atau urut-urutan dari satuan batuan secara vertikal
disusun berdasarkan pembentukannya, sesuai dengan sejarah
geologinya.
+ Gejala-gejala lainnya yang akan diberikan akan meliputi misalnya:
longsoran, kegempaan, air tanah dan lain-lain.

Tabel 3.3. Volume Pekerjaan Penelitian Geologi/Mekanika Tanah


No Uraian Pekerjaan Volume Unit

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 9


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

1. Bor Inti 10 Titik


2. Test Pit 10 Titik
3. Contoh tanah terganggu 10 Contoh
4. Contoh tanah tak terganggu 10 Contoh
5. Laboratorium 10 Contoh
6. Mobilisasi dan Demobilisasi 1 Ls

2. Pekerjaan Bor Inti


- Maksud
Pemboran inti dilakukan untuk mengetahui kondisi perlapisan tanah bawah
permukaan, berdasarkan contoh tanah yang terambil selama pemboran.
Selama proses pemboran maka dilakukan pula pekerjaan Standard
Penetration Test (SPT) serta pengujian permeabilitas dalam lubang bor.

- Peralatan yang dipergunakan


Pemboran akan dilaksanakan dengan menggunakan hydraulic rotary
drilling machine tipe Tone UD-5. Adapun pompa air memakai tipe Tone
NAS-2, dan Semi Automatic Penetration Device tipe Tone.

- Prosedur Pelaksanaan
 Pengambilan contoh inti pada formasi lunak dilakukan dengan tabung
penginti tunggal tanpa sirkulasi air pembilas, sedang pada formasi
batuan yang keras digunakan tabung penginti ganda dengan memakai
sirkulasi air pembilas.
 Pemboran inti dilakukan dengan diameter lubang bor minimal 54,7 mm.
Jika selama pemboran terjadi keruntuhan, maka akan diikuti
pemasangan pipa casing diameter 75,7 mm dan atau yang lebih besar
lagi.
 Core recovery contoh inti tanah diusahakan 100%, sedangkan slime
yang keluar dari sirkulasi air pembilas tidak dihitung sebagai core
recovery.
 Contoh inti yang terambil dimasukkan dalam kotak kayu (core box),
dilengkapi pula dengan tutup. Setiap kotak kayu terbagi dalam 5 (lima)

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 10


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

lajur, panjang setiap lajur 1 (satu) meter dan lebarnya disesuaikan


dengan diameter contoh inti tanah. Setiap kotak kayu dilengkapi pula
dengan label Nama Proyek, Lokasi, No. Lubang Bor, Kedalaman dan
No. Kotak. Pada setiap lajur akan dicantumkan angka kedalaman dari
kiri ke kanan pada sekat pembatas. Pada lokasi yang tidak terambil
contoh inti tanah, diberi tanda kayu dan keterangan singkat.
 Kedalaman muka air tanah dalam lubang bor akan diukur setiap pagi
sebelum pemboran dimulai, dan setiap sore setelah pemboran pada hari
itu selesai. Pengukuran dilanjutkan terus selama 1 (satu) minggu setelah
pemboran setiap lubang selesai.
 Apabila sewaktu pemboran terjadi kenaikan muka air artesis ataupun air
pemboran yang lolos selama pemboran, maka akan dicatat pada laporan
harian pemboran.
 Semua aktifitas selama pemboran akan dicatat dalam buku laporan
harian, berisi antara lain nomor dan kemiringan lubang bor, lokasi, ke
dalam air tanah, tanggal, core recovery, macam batuan, warna air
pembilas, tekanan mesin bor dan keterangan lain.
 Contoh inti tanah sebagai hasil pemboran yang sudah diatur dan
diletakkan pada kotak tanah, difoto dan disajikan pula dalam laporan.
 Semua data pemboran akan diinterpretasi dan disajikan pada drill log,
yang memuat antara lain Nama Proyek, Lokasi, No. Lubang Pemboran,
Kemiringan, Koordinat dan Elevasi, Pelaksana Boring, Geologist,
Tanggal Pelaksanaan, Kedalaman, Legenda Batuan, Jenis dan Macam
Batuan, Diskripsi Batuan, Kondisi Air Tanah, Harga Standard
Penetration Test, Kelulusan air dan Kelas Batuan.
3. Standard Penetration Test (SPT)
* Umum
Standard Penetration Test akan dilakukan dalam rangka untuk memperoleh
harga "N" dari contoh terganggu (disturbed) yang mewakili dari lapisan
tanah. Harga "N" akan dipakai untuk membuat perkiraan kondisi lapisan
tanah bawah permukaan sehubungan dengan daya dukung untuk
perencanaan pondasi bendungan.

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 11


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Harga "N" didefinisikan sebagai jumlah pukulan dengan palu seberat 63,5
kg yang jatuh bebas dari ketinggian 75 cm, untuk memasukkan alat
pengambil contoh sedalam 30 cm ke dalam tanah.

* Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan akan meliputi : drive hammer assembly dengan
palu seberat 63,5 kg, setang bor dengan diameter 40,5 mm, alat pengambil
contoh (split spoon sampler) dengan diameter luar 2" dan diameter dalam 1
3/8" serta panjangnya 50 cm, dan kantung plastik untuk pembungkus
contoh tanah.

* Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan akan mengikuti prosedur yang dibakukan dalam
ASTM D 1586 - 84.
+ Alat pengambil contoh (split spoon sampler) akan dipasang pada setang
bor.
Alat pengambil contoh diturunkan sampai kedalaman yang akan diuji
dan topi lindung, pipa pemandu dipasang pada bagian atas setang bor.
+ Palu dijatuhkan pada topi pelindung sampai alat pengambil contoh
masuk sedalam 15 cm kedalam tanah sebagai pancangan posisi awal
(seating drive). Tinggi jatuh palu akan dibuat 75 cm.
+ Setelah itu pancangan uji (testing drive) dimulai. Jumlah pukulan
(tinggi jatuh 75 cm dan berat palu 63,5 kg) dan kedalaman penetrasi
untuk tiap pukulan akan diukur dan dicatat.
Pengujian akan diteruskan sampai alat pengambil contoh masuk
sedalam 30 cm, atau sampai jumlah pukulan mencapai 50 kali, jika
kedalaman penetrasi masih belum belum mencapai 30 cm.
+ Pada pancangan posisi awal, jika jumlah pukulan yang dijatuhkan
lebih dari 8 kali untuk penetrasi 5 cm pertama, maka pancangan posisi
awal ini akan diteruskan sampai jumlah pukulan mencapai 50 kali.
+ Setelah pengujian selesai, alat pengambil contoh akan dikeluarkan dari
lubang dan dibuka, dan contoh akan segera dibungkus plastik dengan

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 12


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

diberi label mengenai nomor pengujian, kedalaman pengujian, tanggal


pengujian, klasifikasi tanah dan jumlah pukulan/kedalaman penetrasi.

4. Test Pit Bahan Bangunan

* Maksud
Test pit atau sumur uji akan dibuat pada lokasi sumber bahan timbunan
(borrow area) dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas mengenai jenis dan tebalnya lapisan, hingga dapat untuk menghitung
volume bahan yang tersedia.
* Peralatan yang Digunakan
Peralatan utama yang akan digunakan adalah peralatan untuk penggalian
seperti cangkul, sekop, ganco dan linggis; pita ukur dan peralatan geologi
seperti kompas dan palu geologi; serta peralatan untuk pengambilan contoh
tanah.
* Prosedur Pelaksanaan
Galian Test Pit (sumur uji) akan dilaksanakan untuk menentukan
pembagian lapisan tanah dan mengambil contoh tanah untuk pengujian
laboratorium.
+ Penggalian sumuran uji akan dibuat dengan ukuran 2,0 m x 2,0 m dan
dengan kedalaman 3 m.
+ Bahan yang dikeluarkan dari galian akan dikumpulkan di sekitar
sumuran uji untuk mengetahui jenis bahan pada kedalaman tertentu.
+ Agar pengambilan contoh dan klasifikasi tanah dapat dilakukan dengan
baik, maka dasar dari sumuran uji akan dibuat horisontal.
+ Bila dinding galian mudah runtuh hingga menyulitkan dalam
pekerjaan penggalian, maka akan dipasang dinding penahan dari papan.
+ Jika kedalaman spesifikasi tidak tercapai, maka penggalian akan dihen–
tikan bila telah dijumpai lapisan keras dan diperkirakan benar-benar
keras di sekeliling lokasi tersebut, atau bila dijumpai rembesan air tanah
yang cukup besar yang sulit diatasi dengan peralatan pompa sederhana
di lapangan.

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 13


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

+ Setelah penggalian sumuran selesai, pemerian dari lapisan tanah yang


ada dan pengambilan foto akan dilaksanakan.

5. Bor Tangan
Pelaksanaan pemboran tangan dimaksudkan untuk pengambilan contoh tanah
dalam lapisan dangkal (kurang dari 10 m), untuk mendapatkan keterangan
mengenai jenis tanah, sifat-sifat fisis dan kondisi tanah. Sebelum pemboran
dilaksanakan perlu diketahui beberapa hal antara lain :
a) Letak kritik pemboran
b) Kedalaman pemboran yang diharapkan
c) Jenis contoh yang dikehendaki
d) Macam bor yang akan digunakan
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed samples) diperlukan
tabung contoh tanah ukuran 6,8 cm panjang 40 cm. Untuk memudahkan
pemeriksaan di laboratorium, minimum 60% dari tabung harus terisi tanah.
Pelaksanaan pengeboran harus sesuai dengan standar pelaksanaan yang lazim
dan disetujui pengawas pekerjaan

6. Hasil Pekerjaan Lapangan


Rencana Embung Parigimpuu
Titik BH – 1

Kedalaman 0 – 2,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 2,0 – 10,0 meter :


menunjukkan lapisan pasir, kerikil, kerakal, berwarna coklat - keputihan,
butir kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur
(hasil pelapukan granit).

Titik BH – 2

Kedalaman 0 – 3,8 meter :

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 14


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

menunjukkan pasir, kerikil, kerakal, berwarna abu-abu - coklat, butir


kasar, menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 3,8 – 15,0 meter :


menunjukkan lapisan pasir, kerikil, kerakal, berwarna coklat - keputihan,
butir kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur
(hasil pelapukan granit).
Titik BH – 3

Kedalaman 0 – 3,0 meter :


menunjukkan pasir, kerikil, kerakal, berwarna abu-abu - coklat, butir
kasar, menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 3,0 – 10,0 meter :


menunjukkan lapisan pasir, kerikil, kerakal, berwarna coklat - keputihan,
butir kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur
(hasil pelapukan granit).
Pada Titik BT – 1

Kedalaman 0 – 2,2 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 2,2 – 2,5 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, coklat - keputihan, butir kasar,
menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.

Pada Titik BT – 2

Kedalaman 0 – 0,5 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 0,5 – 3,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
bentuk butir menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 15


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Kedalaman 3,0 – 3,5 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, coklat - keputihan, butir kasar,
menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.
Pada Titik BT – 3

Kedalaman 0 – 2,8 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 2,8 – 3,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, coklat - keputihan, butir kasar,
menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.

Pada Titik BT – 4

Kedalaman 0 – 2,5 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 2,5 –3,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, coklat - keputihan, butir kasar,
menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.

Rencana Embung Petapa


Titik BH – 1

Kedalaman 0 – 3,0 meter :


menunjukkan lapisan pasir, berwarna coklat, butir halus - kasar, menyudut,
lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 3,0 – 10,0 meter :

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 16


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

menunjukkan lapisan pasir, kerikil kerakal, abu-abu kemerahan, butir


kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur
(hasil pelapukan granit).
Titik BH – 2

Kedalaman 0 – 8,0 meter :


menunjukkan pasir, abu-abu - coklat, butir halus - kasar, menyudut, lose -
medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 8,0 – 15,0 meter :


menunjukkan lapisan pasir, kerikil kerakal, abu-abu - coklat, butir kasar,
menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur (hasil
pelapukan granit).
Titik BH – 3

Kedalaman 0 – 3,0 meter :


menunjukkan Pasir, berwarna abu-abu hingga coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 3,0 – 10,0 meter :


menunjukkan lapisan pasir, kerikil, kerakal, berwarna abu-abu hingga
coklat, butir kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah
hancur (hasil pelapukan granit).
Pada Titik BT – 1

Kedalaman 0 – 3,6 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 3,5 – 4,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, abu – abu coklat, butir kasar,
menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.
Pada Titik BT – 2

Kedalaman 0 – 4,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 17


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Kedalaman 4,0 – 4,6 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, abu-abu sampai coklat, butir
kasar, menyudut, dense, sementasi buruk, mudah hancur.
Pada Titik BT – 3

Kedalaman 0 – 5,6 meter :


menunjukkan lapisan Pasir lempungan, abu-abu coklat sampai kehitaman,
butir halus - kasar, menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 5,5 – 6,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, abu-abu sampai coklat, butir
kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.
Pada Titik BT – 4

Kedalaman 0 – 4,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 4,0 –4,5 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, abu-abu sampai coklat, butir
kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.
Pada Titik BT – 5

Kedalaman 0 – 3,0 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, abu-abu sampai coklat, butir halus - kasar,
menyudut, lose - medium dense, sementasi buruk.

Kedalaman 3,0 –3,6 meter :


menunjukkan lapisan Pasir, kerikil kerakal, abu-abu sampai coklat, butir
kasar, menyudut, dense - very dense, sementasi buruk, mudah hancur.

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 18


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 19


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

3.4. Survey Hidrologi dan Klimatologi


Kondisi hidrologi daerah studi didasarkan pada stasiun stasiun penakar hujan di
daerah sekitarnya termasuk ke dalam iklim tropis sedang dengan curah hujan rerata
90 < x CH < 230 mm/tahun.
Data hujan yang digunakan untuk analisis hidrologi adalah Stasiun Hujan (St.)
yang relevan untuk masing-masing embung seperti yang telah diuraikan
sebelumnya.

2.1.1. Data Hidrologi


 Stasiun Olaya
 Hari hujan tahunan rata-rata 103 hr/th
 Curah hujan bulanan maksimum rata-rata 559,1 mm/th
 Curah hujan tahunan rata-rata 2.280,4 mm
 Curah hujan bulanan rerata minimum terjadi di bulan Agustus (79,6 mm),
Sedangkan curah hujan rerata maksimum terjadi di Bulan Mei (309,3 mm) .

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 20


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

2.1.2. Data Klimatologi Stasiun Olaya


Data Klimatologi yang dipakai adalah stasiun Olaya dengan uraian sebagai berikut:
 Temperatur udara rerata = 25,90 oC
 Kecepatan angin rerata = 0,29 m/detik
 Kelembaban udara rerata = 71,48 %
 Penyinaran matahari rerata = 30,90 %

3.5. Survey Sosial Ekonomi


Hasil survey sosial ekonomi yang telah dilakukan terhadap masing-masing lokasi
embung yang akan direncanakan di Desa Parigimpuu dan Desa Petapa Kabupaten
Parigi Moutong adalah secara detail diuraikan dalam sub berikut ini.

3.5.1. Kondisi Demografi


Secara administrasi lokasi-lokasi embung pekerjaan DD adalah meliputi di 3 (tiga)
desa pada 2 (dua) kecamatan.
Secara umum nama embung yang dilakukan DD adalah mengikuti nama desa di
mana embung tersebut terletak. Embung Parigimpuu terletak di desa Parigimpuu,
kecamatan Parigi Barat, kabupaten Parigi Moutong. Embung Petapa terletak di
desa Petapa, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan
untuk Jumlah penduduk lokasi pekerjaan sudah dijelaskan pada bab 2.

3.5.2. Struktur Penduduk


Dalam struktur penduduk akan ditinjau penduduk berdasarkan komposisi menurut
umur dan jenis kelamin, mata pencaharian dan struktur penduduk menurut agama.
Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin di daerah studi tahun 2010
berdasarkan kelompok umur anak-anak sebagai usia kerja non produktif, dan
kelompok umur dewasa sebagai usia kerja produktif. Untuk lebih jelasnya
mengenai struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin di daerah studi dapat
dilihat pada tabel.

Tabel 3.4. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Daerah Studi Tahun 2010
No Desa Jenis Kelamin Total

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 21


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Laki-laki Perempuan (orang)


Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora 3.504 3.265 6.769
Kec. Parigi Tengah
2 Petapa 1.024 990 2.014
Jumlah 4.528 4.255 8.783
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2010

Struktur penduduk menurut agama di daerah studi pada tahun 2010 terlihat bahwa
99,70 % penduduk beragama Islam, sedangkan untuk agama lainnya, seperti
Khatolik sebesar 0,15 % dan Protestan sebesar 0,15 %. Untuk lebih jelasnya
mengenai struktur penduduk menurut agama dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5. Struktur Penduduk Menurut Agama di Daerah Studi Tahun 2010
Kristen Kristen
No Desa Islam Hindu Budha Jumlah
Katolik Protestan
Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora 6.744 4 21 - - 6.769
Kec. Parigi Tengah 1.997 17 - - - 2.014
2 Petapa
Jumlah 8.741 21 21 - - 8.783
Sumber : Kebupaten Dalam Angka, 2010

3.5.3. Fasilitas Pelayanan


Yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan adalah fasilitas-fasilitas yang dibentuk
dan disediakan oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat. Fasilitas-fasilitas
yang terdapat di daerah studi di antaranya adalah sebagai berikut :

 Fasilitas Pendidikan
Hingga tahun 2010 ini daerah studi telah memiliki beberapa fasilitas pendidikan
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Daerah Studi Tahun 2010


No Desa TK SD SLTP SLTA Jumlah

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 22


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Swas Nege Swas Nege Swas Nege Swas


Negeri
ta ri ta ri ta ri ta
Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora - 4 8 - 2 - - - 14
Kec. Parigi Tengah - 4 7 - 2 - 1 - 14
2 Petapa
Jumlah - 9 15 - 4 - 1 - 28
Sumber : Kebupaten Dalam Angka, 2010
 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di daerah studi secara umum dapat memenuhi
kebutuhan penduduk, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7. Jumlah Tenaga Kesehatan di Daerah Studi Tahun 2010


Apote
ker
Peraw Peraw
No Desa Dokter SKM dan Bidan Sanitarian
Asiste at at Gigi

n
Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora 2 - - 21 20 1 5
Kec. Parigi Tengah - - - - - 1 -
2 Petapa 1 1 1 19 8 1 2

Jumlah 3 1 1 40 28 3 7
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2010

Tabel 3.8. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Daerah Studi Tahun 2010


R
Bersali Puskesma
R Bersalin Puskesma
No Desa RSU n s
Pembantu s Pembantu
Swasta

Kec. Parigi Barat


1 Jonokalora - - - 1 4
Kec. Parigi Tengah - - - 1 5
2 Petapa

Jumlah - - - 2 9
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2010

 Fasilitas Peribadatan

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 23


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Penduduk daerah studi mayoritas memeluk agama Islam sehingga terlihat bahwa
jumlah sarana peribadatan untuk agama Islam paling banyak. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Agama di Daerah Studi Tahun 2010
Langgar/ Gereja Pura Wihara Jumlah
No Desa Mesjid
Mushola
Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora 12 7 1 - - 20
Kec. Parigi Tengah
2 Petapa 11 2 1 - - 14

Jumlah 23 9 2 - - 34
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2010

 Fasilitas Ekonomi Dan Jasa


Fasilitas ekonomi berperan penting dalam kegiatan perekonomian di daerah studi
terdapat dalam 2 buah jenis fasilitas perekonomian yakni pasar yang berfungsi
sebagai pusat pemasaran barang-barang dan sekaligus sebagai pusat koleksi
distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan dan kerajinan. Sarana jasa komersial
adalah sarana selain pertokoan dan pasar yaitu berupa koperasi, toko, warung dan
lain-lain.

a. Pasar
Jenis fasilitas perdagangan yang ada di daerah studi adalah jenis pasar musiman
yaitu pasar dengan bangunan non permanen yang hanya berlangsung 1 kali
dalam semingu.
b. Koperasi

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 24


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

Perkoperasian di daerah studi belum berkembang, hal ini bisa dilihat dari
jumlah koperasi yang minim sekali, hanya 1 buah koperasi yang ada di daerah
studi yaitu koperasi simpan pinjam yang terdapat di Desa Parigimpuu.

Tabel 3.10. Jenis dan Jumlah Fasilitas Ekonomi di Daerah Studi Tahun 2010
Warun Ruma KU Koperas
Pasar Toko Kios Bank
No Desa g h D i
Maka
Simpan
n
Pinjam
Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora 1 6 16 - - - - 1
Kec. Parigi Tengah
2 Petapa 1 2 11 - - - - -
Jumlah 2 8 27 - - - - 1
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2010

 Komunikasi
Fasilitas komunikasi merupakan suatu sarana yang memegang peranan penting
sekali untuk mempercepat perhubungan disamping prasarana transportasi yang ada.

Tabel 3.11. Sarana Komunikasi di Daerah Studi Tahun 2010


No Desa Telepon TV Parabola Radio SSB Kantor Telkom/
Pos Wartel
Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora 1 23 23 56 1 - -
Kec. Parigi Tengah
2 Petapa - 30 8 18 1 - -
Jumlah 1 53 31 74 2 - -
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2010

3.5.4. Keadaan Transportasi


Perhubungan dan telekomunikasi mempunyai peranan yang besar dalam
kelancaran arus barang dan jasa dari sentra produksi ke tempat konsumen. Sentra

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 25


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

produksi ke daerah konsumen dapat berjalan dengan lancar dan baik apabila
ditunjang dengan sarana/prasarana perhubungan yang tersedia seperti jalan,
jembatan, sarana angkutan yang memadai, hingga pendistribusian barang dan jasa
berjalan dengan baik, yang pengaruhnya cukup besar terutama masalah kestabilan
harga dan volume perdagangan cenderung meningkat. Dampak positif lainnya yang
dapat dicapai adalah terbukanya daerah-daerah terisolir sehingga mobilitas
penduduk meningkat.

Tabel 3.12. Jenis Transportasi di Daerah Studi Tahun 2010

Kendaraan Bermotor Kendaraan Tak Bermotor


No Desa
Mobil
Pedati
Tru penum Sepeda Bent Ben Geroba Seped Beca
/
k - motor or di k a k
roda
pang
Kec. Parigi Barat
1 Jonokalora 3 5 10 - - - - - -
Kec. Parigi Tengah
2 Petapa - 4 11 - - - - - -
Jumlah 3 9 21 - - - - - -
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2002

Dilihat dari kondisi fisiknya, jalan di daerah studi terdiri dari jalan tanah, berbatu
dan beraspal. Jalan tanah dan berbatu banyak ditemukan terutama pada jalan
lokal/lingkungan, sedangkan jalan beraspal sebagian besar merupakan jalan utama
kabupaten (arteri/kolektor). Lebar jalan di Daerah studi berkisar antara 6 - 10
meter.

2.2. Permasalahan dan Akibat yang Terjadi di Lapangan


Ketersediaan air baku menjadi masalah yang sangat besar bagi penduduk karena
keterbatasan curah hujan dan sumber air, penduduk di pedesaan biasanya
memanfaatkan air hujan dengan membuat tempat-tempat penampungan sederhana
di sekitar rumahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saat ini umumnya masyarakat menggunakan air tanah berupa sumur dangkal
sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari dan itu cukup memadai, namun
memasuki musim kemarau sumur-sumur tersebut menjadi cukup dalam dan

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 26


KONSEP LAPORAN SELA
(INTERIM REPORT)

permasalahan mulai timbul, penduduk harus mengambil air untuk rumah tangga
sampai ke sungai yang cukup jauh letaknya dan itupun dengan kualitas yang tidak
memadai. Belum lagi antisipasi terhadap pertumbuhan jumlah penduduk dan
aktivitas ekonomi desa-desa tersebut, semakin tinggi tingkat pertumbuhan
penduduk dan tingkat perekonomi-annya, maka semakin tinggi pula kebutuhan
pemenuhan air bakunya. Hal seperti ini apabila tidak segera diantisipasi akan selalu
terulang setiap tahunnya

Selain itu minat masyarakat dalam usaha tani terkendala oleh penyediaan air untuk
jaringan irigasi yang belum terpenuhi, pada umumnya daerah-daerah layanan
embung juga belum memiliki sarana irigasi teknis, ada beberapa upaya irigasi desa,
tetapi kurang memadai. Penyediaan air menjadi kendala disebabkan sumber air
yang kurang handal, sedangkan curah hujan meskipun frekuensinya cukup rapat
tapi intensitasnya kurang sehingga intensitas tanam berkisar 100 – 130 % sulit
untuk ditingkatkan, usaha pemanfaatan air permukaan untuk kebutuhan irigasi
memanfaatkan sungai-sungai kecil (intermiten) dengan pengambilan langsung
(bendung) nampaknya kurang handal untuk menjamin pasokan air untuk
meningkatkan intensitas tanam.
Besarnya potensi lahan baik itu untuk tanaman padi maupun polowijo akan sulit
untuk diwujudkan jika tidak ditunjang dengan prasarana pengairan yang memadai
dan handal, mengingat penduduk setempat yang pada umumnya adalah petani
kondisi ini dapat menimbulkan frustrasi diantara mereka karena budidaya pertanian
merupakan tumpuan mereka untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraannya,
terutama untuk lokasi-lokasi embung yang terletak jauh dari kota-kota atau pusat
kegiatan ekonomi.

“Detail Desain Embung pada Wilayah Sungai Parigi-Poso ” III - 27

Anda mungkin juga menyukai