Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ lain. Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru yang dapat menularkan kepada orang di sekelilingnya, terutama yang melakukan kontak erat. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi tuberkulosis paru adalah daya tahan tubuh yang rendah antara lain gizi yang buruk.5 Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, penyakit tuberkulosis paru merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2000 yang dilaporkan 304.787 penderita tuberkulosis paru di Indonesia yang menduduki peringkat ketiga terbanyak di dunia dan masih tertinggi di antara negara-negara anggota The Southern and Eastern African Mineral Centre (SEAMIC) diikuti Filipina sebesar 251.650 penderita (data tahun 1998) dan yang terendah adalah Brunei Darussalam sebesar 267 penderita.5 Menurut WHO, terdapat 583.000 penderita tuberkulosis paru baru di Indonesia sekitar 262.000 BTA (+) dengan angka kematian 140.000 per tahun. Sekitar 75 % penderita adalah kelompok usia produktif (15 – 49 tahun) dan sekitar 60 % penderita merupakan penduduk miskin.5 Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 didapatkan temuan kasus TB paru di Indonesia sebanyak 360.770 orang. Selain itu didapatkan jumlah kasus baru TB paru dengan BTA positif sebanyak 168.412 orang.13 Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2016 temuan kasus TB paru dengan BTA positif sebanyak 1.312 orang.13 Selain itu berdasarkan Profil Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2016, untuk wilayah Puskesmas 5 Ilir Palembang didapatkan temuan untuk kasus TB paru dengan BTA positif sebanyak 17 orang sedangkan jumlah seluruh kasus TB paru sebanyak 29 orang.13 Sedangkan temuan kasus TB paru dari bulan Januari hingga Agustus 2018 di Puskesmas 5 Ilir Palembang sebanyak 5 orang.10 Di Puskesmas 5 Ilir Palembang, berdasarkan perhitungan Standar Pelayanan Minimal, cakupan penemuan kasus TB paru yang ditemukan tahun 2018 adalah 27,27% dengan target pencapaian sebesar 70%.10 Berdasarkan pencapaian kasus penemuan TB paru di Puskesmas 5 Ilir Palembang tahun 2018 belum memenuhi target di wilayah kerja Puskesmas 5 Ilir Palembang, penulis tertarik mengangkat topik ini sebagai tugas akhir Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas di Puskesmas 5 Ilir Palembang.
1.2. Rumusan Masalah
Apa penyebab tidak tercapainya cakupan penemuan kasus TB Paru di Puskesmas 5 Ilir Palembang ?
1.3. Tujuan Masalah
1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui cakupan penemuan kasus TB Paru di Puskesmas 5 Ilir Palembang.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang merupakan faktor penyebab rendahnya cakupan penemuan kasus TB paru di Puskesmas 5 Ilir Palembang pada tahun 2018. 2. Untuk mengidentifikasi pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan penemuan kasus TB paru di Puskesmas 5 Ilir Palembang pada tahun 2018. 3. Untuk mengetahui pemecahan masalah terpilih untuk meningkatkan penemuan kasus TB paru di Puskesmas 5 Ilir Palembang pada tahun 2018.
1.4. Manfaat 1.4.1. Bagi Puskesmas Sebagai bahan kajian bagi Puskesmas dalam penentu kebijakan dalam menaikan angka cakupan penemuan kasus TB paru yang akan datang.
1.4.2. Bagi Mahasiswa
a. Melatih dan mengembangkan kemampuan dalam mengevaluasi serta menganalisis suatu masalah di Puskesmas. b. Mempunyai pengetahuan yang luas mengenai program pengendalian TB paru dalam pencapaian penemuan kasus TB paru di Puskesmas.
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai bahan informasi dan sumber pengetahuan antar mahasiswa. b. Membangun dan meningkatkan kerjasama antara mahasiswa dengan staff pengajar. c. Sebagai bahan evaluasi dalam kegiatan kepaniteraan Ilmu Komunitas Masyarakat (IKM) di FK UMP.