Certified Wound
Penulis
Neni widiati, SST
“RSMH Dr.Muhammad Hoesin Palembang.Jl. Jend Soedirman Km 3,5 Palembang
Email neniwidiati79@gmail.com
ABSTRAK
Eksudat adalah cairan patologis dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk ke
dalam jaringan pada waktu radang, peningkatan jumalah kuman pada luka
menyebabkan peningkatan kebutuhan metabolic jaringan dan lingkungan yang
mengarah ke proses inflamasi sehingga penyembuhan luka berikutnya terhambat.
Infeksi merupakan suatu proses yang tahapannya dimulai dari pertumbuhaan kuman
dan reaksi tubuh terhadap kuman, tahapan ini dimulai dari kontaminjasi, kolonisasi,
kritikal kolonisasi dan infeksi. Pada luka akut sifat eksudat serous dan merupakan
bagian normal dalam proses penyembuhan luka akut. Namun apabila luka berubah
menjadi kronis dan sulit sembuh maka jenis eksudat berubah dan banyak
mengandung proteolytic enzim dan komponen-komponen lainya, Pada luka akut
esudate kaya akan, nutrisi dan leukosit, yang merangsang fibroblast dan sel endotel
untuk bereplikasi. Sedangkan pada luka kronis, ditemukan protease tingkat tinggi,
yang memperlambat proliferasi sel.
PENDAHULUAN
Eksudat adalah cairan patologis dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk ke
dalam jaringan pada waktu radang.1 Bila radang terjadi pada pleura, maka cairan
radang juga dapat mengisi jaringan sehingga terjadi gelembung, misalnya terjadi
pada kebakaran. Cairan yang terjadi akibat radang mengandung banyak protein
sehingga berat jenisnya lebih tinggi daripada plasma normal. Produksi eksudat
dimulai sesaat setelah luka terjadi sebagai akibat adanya vasodilatasi pada fase
inflamasi yang difasilitasi oleh mediator inflamasi seperti histamine dan bradikin.
Fakto yang mempengaruhi prosuksi eksudate luka dan factor yang dapat
mempengaruhi produksi eksudate luka adalah:
1. infeksi
2. kondisi pasien
3. jenis penyebab luka
4. pemilihan balutan
5. maserasi
Hasil yang terkait dengan komplikasi terkait infeksi di antara orang dengan DFU
sangat mencolok. Sebagai contoh, 14-24% orang dengan DFU akan mengalami
amputasi (American Diabetes Association, 1999), dan komplikasi yang terkait
dengan ulkus kaki mencapai 20-25%.3 Manajemenen exsudate yang kurang tepat
dapat menyebakan poses penyembuhan luka menjadi terhambat. perkembangan
infeksi menyebabkan faktor-faktor yang diyakini merusak dasar luka melalui
berbagai mekanisme yaitu:
Sedangkan tujuan utama dari dreasing luka adalah untuk menutupi luka kontak
langsung dengan lingkungan terbuka sehingga menyebabkan infeksi3
Perkembangan infeksi menyebabkan faktor-faktor yang diyakini merusak dasar luka
melalui berbagai mekanisme yaitu:
1. Mikroorganisme mengonsumsi nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk
perbaikan luka.
2. Penentu virulensi protein (misalnya, elastase) merusak matriks ekstraseluler
(ECM)
3. Fungsi sel putih terganggu melalui pelepasan asam lemak rantai pendek yang
diproduks oleh anaerob. Endotoksin merangsang produksi interleukin: tumor
necrosing factor (TNF) dan kemudian matrix metalloproteases.
4. Produksi radikal oksigen bebas meningkatkan ketidakseimbangan yang
terjadi antara MMP dan inhibitor jaringan metalloprotease (TIMPs)
5. Produksi fibroblast menurun atau tertunda, kolagen tidak teratur, dan
kekuatan parut berkurang.
Keseimbangan kelembaban di dasar luka sangat penting dalam kesembuhan luka.
Pada dasarnya tubuh memproduksi eksudate sebagai respon terhadap cedera,
sedagkan eksudat itu dapat tergantung pada grandiant tekanan jaringan itu sendiri.
Pada luka yang banyak menghasilakn eksudate dapat mengakibatkan maserasi
pada luka dan pinggir luka sehinga menyebebkan kerusakan jaringan yeng lebih
lanjut.Pada luka akut esudate kaya akan, nutrisi dan leukosit, yang merangsang
fibroblast dan sel endotel untuk bereplikasi. Sedangkan pada luka kronis, ditemukan
protease tingkat tinggi, yang memperlambat proliferasi sel.
Selain itu sering ada aktivitas faktor pertumbuhan yang tidak sempurna, yang
mengarah pada kurangnya pengembangan matriks luka, yang pada gilirannya
berarti bahwa sel epitel tidak dapat bermigrasi melintasi permukaan luka untuk
menyelesaikan proses penyembuhan luka6. Berdasarkan data tersebut sehingga
penulis tertarik untuk menulis tentang Perkembang biakan kuman exsudate pada
luka. Terkait exsudate dan kuman penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan
antara produksi exsudate dengan perkembang biakan kuman (bioburden)1.
METODE
Metode penelitian ini di lakukan dengan mengumpulkan study literature terkait dengan
exsudate dan bioburden. Penulis mengumpulkan sekitar 12 literatur yang membahas tema
tersebut karna penulis tidak dapat menemukan tema langsung tentang
PEMBAHASAN
Eksudat adalah cairan patologis dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk ke
dalam jaringan pada waktu radang. Bila radang terjadi pada pleura, maka cairan
radang juga dapat mengisi jaringan sehingga terjadi gelembung, misalnya terjadi
pada kebakaran. Cairan yang terjadi akibat radang mengandung banyak
air,elektrolit, nuttrien dan enzim pencerna protein dan sisa metabolism lain1.Hal yang
harus di kaji pada exsudate yang di hasilkan luka adalah warna, konsistensi, bau
dan jumlah. Proses terjadinya exsudate pada luka adalah terjadi kebocoran cairan
pada pembuluh darah kemudian Saat ada luka cairan berlebih memasuki luka dan
menjadi exsudate, sedangkan sekitar 10 % cairan kembali kesistem limfatik dan
biasanya sekitar 90 % kebocoran cairan di serap kembali kedalam pembuluh darah.1
Pengkajian exsudate secara menyeluruh pada luka serta penata laksanaan
exsudate dan masalah terkait:
1. Kaji pasien : Komorditas (etiologi dan exsudate), obat, kerja sama denga
therapy, masalah psikososial, status nutrisi
2. Akji daerah luka : penyakit local misalnya penyakit vena/kondisi kulit lainya,
posisi luka
3. Kaji balutan : In situ dan pelepasan, gunakan sebagai indikasi jumlah zsudate
4. Kaji exsudate : warna, konsistensi, bau.
5. Kaji dasar dan tepi luka : Riwayat luka , ukuran, tahap penyembuhan,
infeksi/imflamasi, fistula/sinus
6. Kaji kulit sekitar luka : Maserasi/ekskoriasi- kemerahan/ perubahan warna,
tekstur lunak, permukaan kulit hilang
TIPE-TIPE EXUDATE
Indikator jumlah exsudate menggunakan Tellr dan modifikasi Irma 2011
0
1 Exsudate sedikit Dasar luka lembab, memproduksi sekitar ˂ 2 ml
exsudate perhari (bergantung paa ukuran luka),
keluaran exsudate jmengenai ˂ 25 % balutan
2 Exsudate sedikit Dasar luka lembab, memproduksi sekitar ˂ 2-5
ml exsudate perhari (bergantung paa ukuran luka),
keluaran exsudate jmengenai ˂ 25 % balutan
3 Exsudate sedikit Dasar luka lembab, memproduksi sekitar ˂ 5- 10
ml exsudate perhari (bergantung paa ukuran luka),
keluaran exsudate mengenai ˂ 25 - 75 % balutan
4 Exsudate sedikit Dasar luka lembab, memproduksi sekitar ˃10 ml
exsudate perhari (bergantung paa ukuran luka),
keluaran exsudate mengenai ˂ 75% balutan hingga
keluar
5 infeksi Infeksi atau kolonisasi kritis
JUMLAH EXUDAT
Pada luka akut sifat eksudat serous dan merupakan bagian normal dalam proses
penyembuhan luka akut. Namun apabila luka berubah menjadi kronis dan sulit
sembuh maka jenis eksudat berubah dan banyak mengandung proteolytic enzim
dan komponen-komponen lainnya yang tidak terdapat pada luka akut.Eksudat
merupakan substansi yang merembes melalui dinding vasa ke dalam jaringan
sekitarnya pada radang, berupa nanah.Bentuk-bentuk eksudate adalah: serous,
fibrneos, hemorrhagis, purulent, entuk kombinasi.Produksi eksudat dimulai sesaat
setelah luka terjadi sebagai akibat adanya vasodilatasi pada fase inflamasi yang
difasilitasi oleh mediator infalamasi seperti histamine dan bradikinin.
Luka kronis pada dasarnya adalah luka yang sangat rentan mengalami infeksi,
semua luka kronis merupakan luka terkontaminasi kuman namun tidak semua luka
kontaminasi menjadi infeksi. Adanya sejumlah kuman atau bakteri pada luka di
sebut bioburden pada luka. Semakin banyak kuman pada luka, luka akan
mengalami infeksi. Infeksi dapat memperberat keadaan luka, mengurangi kekuatan
jaringan yang tumuh (granulasi) dan merangsang proses inflamasi yang tidak di
inginkan1. Whound burden pada luka yaitu adanya kuman di luka meningkat beban
(burden) pada luka sehingga menghambat penyembuhan luka1
KESIMPULAN
Tidak semua luka yang berexsudate merupakan luka infeksi, tetapi luka infeksi pasti
selalu mengeluarkan exsudate. Adanya sejumlah kuman atau bakteri pada luka di
sebut bioburden pada luka.
DAFTAR PUSTAKA