Anda di halaman 1dari 32

CAM

Pada tutorial kali ini kita akan coba membahas overview mengenai workflow pekerjaan di HSM Inventor. HSM
yang saya gunakan ialah versi 2018. Bila Anda menggunakan versi dibawahnya mungkin ada sedikit perbedaan
dengan versi yang saya gunakan. Tutorial ini saya buat berdasarkan referensi help yang ada di HSM dengan
sedikit modifikasi seperlunya. Tutorial ini untuk pemula dan saya akan coba memandu Anda langkah demi
langkah.

Benda yang Akan Dibuat di Tutorial ini

Secara garis besar workflow yang digunakan untuk bekerja di HSM ialah

Workflow CAM di HSM for Inventor

1. Membuat CAD Data


Pada tahapan ini kita akan coba membuat sebuah benda sederhana yang nantinya akan kita buat program
CAM-nya.

1. Buka Inventor dan pilih New untuk membuat file baru di tab Get Started panelLaunch
2. Pastikan Anda memilih folder Metric agar satuan yang Anda input dalam mm, pilih Standard(mm).ipt dan
pilih tombol Create untuk membuat file part baru

Create New File

3. Klik tool Start 2D Sketch pada tab 3D Model panel Sketch untuk memulai sketch baru

4. Klik icon Home di sebelah kiri atas View Cube, ini berfungsi untuk mengembalikan ucs pada posisi
semula, yaitu axis Z ke arah atas

5. Pilih XY Plane dan pastikan Z axis sudah ke arah atas

Select XY Plane
Pilih tool Rectangle Two Point Center pada tab Sketch panel Create untuk membuat kotak dari titik
tengah

6. Buat sebuah kotak dari titik pusat lalu klik di area luar untuk menentukan panjang dan lebar kotak tersebut

Membuat Kotak

7. Klik tool Dimension pada tab Sketch panel Constraint untuk memberikan ukuran

8. Klik garis yang akan diberi ukuran, letakkan di atasnya, lalu ketikkan ukuran 75 dan klik icon ceklist untuk
mengakhiri perintah
Giving Dimension

9. Klik garis yang akan diberi ukuran, letakkan di kiri, lalu ketikkan ukuran 35 dan klik icon ceklist untuk
mengakhiri perintah

Giving Dimension

10. Klik tool Finish Sketch pada tab Sketch panel Exit untuk masuk ke tab 3D model

11. Klik tool Extrude pada tab Extrude panel Create untuk memberi ketebalan sketch yang telah Anda buat
12. Secara otomatis profil akan terpilih karena hanya ada satu buah profile pada sketch yang Anda buat,
ketikkan ukuran 20 lalu klik OK untuk mengakhiri perintah

13. Simpan pekerjaan Anda dengan cara mengklik icon Save pada Quick Access Toolbar

14. Beri nama sesuai keinginan Anda, saya akan beri nama Tutorial CAM – 1 lalu klik tombol Save

Naming Part

15. Klik tool Start 2D Sketch pada tab 3D Model panel Sketch lalu pilih bidang atas untuk membuat sketch
pada bidang tersebut

Selection Sketch Face


16. Pilih tool Slot Center Point pada tab Sketch panel Create untuk membuat slot dari titik tengah

17. Buat sebuah slot dari titik pusat lalu arahkan horizontal kekiri lalu klik untuk mendapatkan panjang slot dan
arahkan ke atas untuk mendapatkan lebar slot

Membuat Slot
18. Klik tool Dimension pada tab Sketch panel Constraint lalu klik garis horizontal kemudian arahkan ke atas
lalu klik dan masukkan ukuran 35. Klik icon ceklist untuk mengakhiri perintah

19. Klik busur slot lalu arahkan ke kiri kemudian masukkan ukuran 12.5. Klik icon ceklistuntuk mengakhiri
perintah

20. Klik tool Finish Sketch pada tab Sketch panel Exit untuk masuk ke tab 3D model dan
klik tool Extrude untuk memotong balok sesuai sketch yang dibuat, pilih profile slot sebagai profile yang
akan di extrude ke bawah, lalu pilih operation type cutmasukkan ukuran 10 dan klik tombol OK untuk
mengakhiri perintah
21. Klik tool Fillet tab 3D Model panel Modify

22. Pilih ke 4 garis sesuai gambar lalu masukkan ukuran 5 dan klik tombol OK untuk mengakhiri perintah

Fill Fillet Dialog Box

23. Klik tool Hole pada tab 3D Model panel Modify untuk membuat lubang

24. Ganti placement pada tipe Concentric, perhatikan tombol Plane berwarna kebiruan, artinya Anda diminta
untuk memilih bidang yang akan diberi lubang. Klik bidang atas dimana saja, perhatikan lagi Concentric
Reference berwarna kebiruan, artinya Anda diminta untuk memilih lingkaran atau busur referensi sebagai
titik pusat lubang Anda, maka pilih busur yang ditunjukkan gambar, lalu masukkan ukuran 5,
pastikan termination Through All, lalu klik tombol Apply untuk mengulangi perintah, karena kita akan
membuat 3 lubang lagi

Fill Hole Dialog Box


25. Kali ini Anda cukup mengulangi langkah 3, 4 dan 6, pada lubang terakhir langkah ke 6 adalah
klik tombol OK. Bila telah selesai maka akan seperti gambar dibawah ini
2. Export CAD Data

3. Import CAD Data


Ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yaitu CAM Tutorial Series 1 – Memulai Bekerja di HSM for Inventor
Bagian 1 dari 4.
Pada langkah kedua dan ketiga tidak perlu dilakukan, karena CAM software di Autodesk terintegrasi dengan
CAD softwarenya, artinya HSM yang akan kita gunakan ada di dalam software Inventor sehingga memudahkan
kita untuk melakukan proses editing CAD data ketika kita sudah masuk pada proses CAM. Dengan kata lain
perubahan pada cad data tidak perlu mengulangi proses job set up, operation set up dan seterusnya di CAM
software.
Note :
Installer HSM terpisah dengan Installer Inventor, Bila di Inventor Anda tidak terdapat HSM, silakan download
terlebih dahulu.
Lain halnya bila CAM software kita tidak terintegrasi dengan CAD software, yang perlu dilakukan setelah CAD
data selesai ialah export ke file yang bisa diterima oleh CAM software lalu import data tersebut di CAM software.
Kelemahan workflow ini ialah bila terjadi perubahan CAD data, maka perlu mengulangi proses job set up,
operation set up dan seterusnya di CAM Software.

CAD CAM Integration

Quiz
Bila Anda memiliki CAD data dari software lain (misal Anda mendapatkannya dari supplier Anda) sedangkan
Anda menggunakan Inventor, bagaimana Anda melakukan proses CAM di HSM for Inventor?
1. Export terlebih dahulu ke file yang bisa di terima oleh Inventor, lalu import data tersebut di Inventor
2. Anda tidak bisa melakukan proses CAM di HSM for Inventor
3. Anda Open file tersebut lalu melakukan proses CAM
4. Semuanya salah
Silakan kirim jawaban Anda ke dwi.tangerang80@gmail.com sertakan alasan dari jawaban Anda, pemenang
akan dipilih 1 saja, keputusan tidak dapat diganggu gugat. Pemenang akan mendapatkan hadiah menarik.
Jawaban dikirim paling lambat tanggal 20 Desember 2017. Pengumuman pemenang akan diberitahukan
seminggu setelahnya.
4. Job Set Up
Setelah Anda memiliki CAD data, selanjutnya Anda akan melakukan tahapan pertama pada proses CAM. Pada
tahapan ini Anda akan menentukan tipe operasi CAM Anda dan raw material dari benda yang akan Anda
proses. Pada tutorial ini kita mengabaikan proses pencekaman terlebih dahulu

1. Anda bisa meng-klik tab CAM dan pilih tool Setup pada panel Job

Set Up
2. Perhatikan ada 3 tab yaitu Setup, Stock dan Post ProcessBiarkan tab Setup pada posisi default,
yaitu Operation type Milling, stock point tetap ditengah bagian atas, bila Anda ingin merubah posisi stock
point, Anda bisa mengklik tombol panah stock point dan pilih salah satu titik pada gambar.
Biarkan Orientation pada Model Orientation, ini berpengaruh pada posisi pencekaman dan sumbu mata
potong, sumbu mata potong pada Z axis, jadi pastikan Z axis mengarah ke atas

Job Set Up
3. Klik tab Stock untuk mempersiapkan raw material. Kita akan coba gunakan modeRelative size
box dengan side offset dan top offset 1 mm. Anda bisa mengecek mode yang lain. HSM cukup mudah
dipelajari, dengan melihat preview dari masing-masing mode Anda akan tahu perbedaannya
4. Klik tab post process dan biarkan program name 1001. 1001 adalah parameter default sebagai penamaan
saja untuk file post process nanti
5. Operation Set Up
Selanjutnya kita akan men set up urutan proses yang perlu dilakukan oleh mesin CNC milling untuk
mendapatkan bentuk yang kita buat di CAD model.

Face Operation

1. Pertama kita akan coba memproses bidang bagian atas menggunakan tool Face. Proses ini disebut facing.

Facing digunakan untuk meratakan bidang bagian atas. Klik tool Face pada panel 2D Milling
2. Ada 5 tab yang harus diisi. Tab pertama ialah tool, di tab ini kita bisa memilih tipe tool, feed and speed dari
tool yang kita pilih dan tipe coolant. Mari kita pilih tipe toolnya terlebih dahulu dengan mengklik tombol Tool

Facing Tool Selection


3. Anda bisa memilih tipe tools berdasarkan kategori yang sudah dikelompokkan, kita akan coba
pilih Tutorial-Metric, pilih #7- ø10mm flat lalu pilih tombol Select

Tool Selection
4. Klik tab Geometry untuk memilih geometry yang akan diproses. Untuk proses Facing sistem secara
otomatis mendeteksi stock material dan bidang atasnya. Biarkan default

Facing Geometri
5. Klik tab Height, biarkan pada kondisi default. Perhatikan Top Height, ini adalah awal material diproses
dan Bottom Height adalah akhir material di proses. Artinya Top Height dan Bottom Height adalah jarak
pemakanan cutter

Facing Height
6. Klik tab Passes , Passes berfungsi untuk meng-control cutting move (gerakan pemakanan cutter terhadap
benda kerja). Pada settingan kali ini kita akan menambah Pass extension sebesar 5 mm. Untuk
mengetahui apa itu gerakan pass extension, coba arahkan mouse ke kolom sebelah kanannya dan
diamkan beberapa saat. Maka akan muncul tools tips yang menjelaskan gerakan tersebut. Pass extension
dilebihkan untuk memastikan pinggiran benda kerja terproses
Facing Passes
7. Klik tab Linking, Linking berfungsi untuk meng-control non cutting move. Biarkan pada posisi default. Lalu
klik tombol OK untuk memulai kalkulasi pergerakan cutter

Facing Lingking
8. Pergerakan cutter dibedakan berdasarkan warnanya. Warna biru menunjukkan gerakkan pemakanan,
warna hijau adalah gerakan transisi dan kuning adalah gerakan cepat tanpa pemakanan. Cutter masuk ke
benda kerja ditunjukkan oleh panah berwarna merah dan cutter keluar dari benda kerja ditunjukkan
oleh panah berwarna hijau
Facing Operation
2D Pocket Operation

1. Selanjutnya kita akan mencoba memproses kolam slot tersebut menggunakan 2 metode. Yang pertama
kita menggunakan pocket. Pocket digunakan untuk memproses daerah kolam dengan ketebalan yang
sama. Klik tool 2D Pocket pada tab 2D Milling

2. Kita akan menggunakan tools sebelumnya, langsung saja klik tab Geometry untuk menentukan area yang
diproses. Klik area yang ditunjuk gambar

Pocket Geometry
3. Klik tab Height untuk melihat ketinggian cutter pada setiap proses. Perhatikan pilihan Bottom
Height secara otomatis berubah menjadi Selected countour(s), yaitu bidang yang kita pilih tadi. Pada Top
height pemakanan dimulai dari Stock top, bisa kita ubah menjadi Model top karena stock top sudah
diproses pada proses facing. Namun saya tetap memilih Stock top
Pocket Height
4. Klik tab Passes, cek Multiple Depth untuk mengatur kedalaman pemakanan. Jika pilihan diuncek, maka
cutter akan langsung memproses setebal ukuran model. Masukkan nilai 5 untuk Maximum roughing
stepdown, Finishing stepdown 1 saja dan sedalam 0.2mm. Uncek pilihan Stock to Leave. Stock to
leave di cek bila Anda ingin menyisakan ukuran untuk proses finishing. Radial stock to leave untuk
ketebalan dinding dan Axial stock to leave untuk ketebalan lantai
Pocket Passes
5. Klik tab Linking, biarkan pada pilihan default. Lalu klik OK. Perhatikan Ram type-nya tipe Helix artinya
mata potong akan masuk ke bagian itu dengan pola helix. Kita juga bisa mengatur arah pahat masuk
melalui tombol panah Entry Position

Pocket Linking
6. Bila telah selesai maka akan muncul seperti pada gambar, tahapan pemakanan sebanyak 3 kali.
Pergerakan berwarna merah menandakan gerakan ramping Helix

2D Adaptive Operation

1. Selanjutnya kita akan coba membandingkan antara 2D Pocketing dengan 2D Adaptive. Kedua operasi ini
kegunaannya sama yaitu untuk memproses bentukan kolam. Perbedaanya adalah pada pathyang
dihasilkan. Klik 2D Adaptive pada tab2D Milling

2. Pada tab Geometry pilih area yang akan diproses seperti pada gambar, lalu klik tabPasses dan uncek
pilihan Stock to leave dan klik tombol OK untuk mengakhiri perintah

2D Adaptive Geometry
3. Dengan menggunakan 2D Adaptive, path yang dihasilkan menjaga sudut pemakanannya sehingga beban
mata potong akan selalu sama di setiap posisi pemakanan. Artinya kita bisa memanfaatkan panjang flute
length dari mata potong untuk mempercepat proses

4.
5. Klik kanan proses 2D Pocket di browser dan non aktifkan dengan memilih Suppress. Kita akan
menggunakan proses 2D Adaptive untuk memproses geometri tersebut

Suppress Feature

Tips
Perhatikan gambar dibawah, metode traditional menggunak pocketing memiliki beberapa kelemahan, yaitu
beban mata potong disetiap posisi bervariasi dan mendapatkan beban maksimal pada posisi sudut.
Akibatnya tebal pemakanan tidak dalam sehingga proses pemakanan menjadi lebih lama. Selain itu mata
potong menjadi lebih cepat tumpul. Berbeda halnya dengan Adaptive clearing, sistem akan menyesuaikan
beban mata potong di setiap posisi, sehingga kita bisa memanfaatkan flute length mata potong untuk
mempercepat proses pemakanan. Selain itu mata potong lebih awet.
Pocketing Process vs Adaptive Clearing Process

Traditional Roughing vs High Efficiency Roughing


Gambar pertama memperlihatkan konsentrasi beban pada proses metode tradional pada bagian bawah.
Pada metode traditional bagian bawah bekerja dengan path yang lebih panjang karena menggunakan
multiple depth sehingga mata potong lebih cepat tumpul.Gambar kedua menunjukkan konsentasi beban
pada proses adaptive clearing. Sisi mata potong lebih rigid dan kuat selain itu pathnya menjadi lebih
singkat karena tidak menggunakan multiple depth sehingga mata potong lebih awet.
Tool in Traditional Methode vs Adaptive Clearing Methode
2D Countour Operation

1. Selanjutnya kita akan coba melakuan proses pemesinan bagian terluar menggunakan tool 2D Countour.
Klik tool 2D Contour di tab 2D Milling

2. Klik tombol Tool pada tab Tool, lalu klik tombol New Mill Tool pada pojok kiri bawah 2D Countour dialog
box. Pada tab Cutter pilih type cutter Flat Mill, ubah diameter tool menjadi 12, Flute length menjadi 25
(karena tebal raw material 20 mm), klik OKuntuk membuat tool tersebut

New Mill Tool


3. Pastikan Anda memilih tool baru yang Anda buat, lalu klik Select.
Select Tool
4. Selanjutnya kita akan memilih keliling geometri yang akan diproses. Klik tabGeometry lalu pilih keliling
bagian bawah agar tool memproses sampai kedalaman tersebut

2D Countour Geometry
5. Ganti nilai Bottom Height menjadi -1 untuk memastikan tools memproses hingga ke bagian bawah.
Biarkan tab passes dan tab Linking pada opsi default. Klik tombolOK untuk mengkalkulasi pergerakan
tools.
Change Bottom Height
6. Bila telah selesai maka akan muncul seperti pada preview seperti pada gambar

2D Countour Operation
Drill Operation

Pada operation Setup yang terakhir ini kita akan mempelajari drill operation. Drill operation digunakan untuk
membuat lubang menggunakan drill tool
1. Klik tool Drill pada tab Drill

2. Klik tombol Tool lalu Anda bisa memilih tipe tools berdasarkan kategori yang sudah dikelompokkan, kita
akan coba pilih Tutorial-Metric, pilih #32- ø5mm drill lalu pilih tombol Select.

Drill tools Selection


3. Pilih bidang silinder lubang yang akan Anda drill.

Hole Selection
4. Klik tab Height lalu cek Drill top through bottom agar drill tool tembus sampai kebawah. Masukkan nilai 1
pada kolom Break-through depth untuk memastikan lubang yang Anda buat benar-benar tembus.

5. Ubah Cycle type menjadi Chip breaking – partial retract kemudian ubah nilai Accumulated pecking
depth menjadi 5, artinya tools Anda akan ke atas setiap drill sedalam 5 mm, ini berguna untuk membuang
chip. Klik tombol OK untuk mengkalkulasi pergerakan tools.

Drill Linking
6. Bila telah selesai, tampilan pergerakan tools akan terlihat seperti pada gambar.

6. Toolpath Generation
Pada tahap ini kita akan coba men-generate toolpath untuk memastikan pergerakan masing-masing proses
telah terupdate.

1. Klik icon folder pada browser lalu klik tool Generate pada tab Toolpath

2. Maka akan muncul Generate Toolpath dialog box, klik Yes untuk men-generate toolpath Anda.

Toolpath Generate

7. Toolpath Verification
Pada tahap ini kita akan coba men-cek pergerakan dari masing-masing tool, bila terjadi collision atau tabrakan
antara holder dengan benda kerja.

1. Klik icon folder pada browser lalu klik tool Simulate pada tab Toolpath

2. Pada tab Display kita akan mengatur tampilan benda kerja yang akan disimulasikan ketika cutter
memotong benda tersebut. Pastikan pilihan Show Holder ter-ceklist. Pada kolom Toolpath mode biarkan
pada pilihan All toolpath untuk melihat jalur masing-masing tool namun bila tampilannya mengganggu
Anda bisa ubah ke pilihan Tail Cek pilihan Stock dan ubah Colorization ke Operation agar terlihat
perbedaan setiap proses. Dan cek pilihan Stop on Collision agar kita mengetahui di proses mana terjadi
collision

Simulate Display
3. Pada tab Info berisikan Position yaitu posisi cutter, Operation yaitu operasi yang sekarang
berjalan, Machine dan Verification. Ketika mesin berjalan nilai pada kolom position dan operation akan
terupdate seiring pergerakan tool dan pergantian proses pemakanan material.
4. Pada tab Statistic kita bisa mengetahui estimasi waktu yang diperlukan untuk membuat benda tersebut di
mesin CNC. Di tab ini juga berisi info panjang jalur cutter.

5. Anda bisa klik tanda Play untuk melihat pergerakan tool ketika memakan benda kerja.
Play

8. Post Process
Pada tahapan terakhir ini Anda akan coba membuat NC code sesuai dengan controller pada mesin CNC yang
Anda gunakan.

1. Klik tool Post Process pada tab Toolpath

2. Ubah Post Configuration Anda ke cps – Generic FANUC atau sesuaikan dengan controller mesin CNC
Anda. Perhatikan Program name, nama yang tertera sesuai dengan setting yang Anda lakukan pada Job
Set Up. Pastika Open NC file in Editor ter-ceklist, agar Anda bisa mereview, mengedit dan mentransfer
NC Code yang telah Anda generate. Klik tombol Post lalu simpan file Anda di folder yang mudah Anda
ingat.
Post Process Dialog Box
3. Setelah Anda menyimpan file tersebut maka akan keluar HSM Editor. Silakan review nc code Anda.

HSM Editor

9. Summary
Pada tutorial ini kita telah belajar mengenai

1. Workflow bekerja di HSM


2. Membuat CAD data dari software Inventor
3. Menentukan proses pemesinan yang sesuai dan raw material yang akan digunakan pada proses job set up
4. Menggunakan proses Facing, 2D Pocket, 2D Adaptive, 2D Countour dan Drill untuk memproses benda
yang telah kita buat
5. Men-generate toolpath
6. Memverifikasi toolpath untuk memastikan program yang kita buat benar
7. Menentukan post configuration yang sesuai dengan controller yang Anda gunakan
10. Referensi
Referensi tutorial ini adalah help Inventor HSM 2018 dengan perubahan seperlunya. Silakan cek pada link
berikut
11. Penutup
Tiada gading yang tak retak, itulah ungkapan yang sering terdengar di kalimat penutup tulisan. Begitu pula
dengan tutorial ini. Bila terdapat kekurangan dari tutorial ini atau Anda ingin bertanya seputar software Autodesk
yang bisa membantu pekerjaan Anda, silakan kirimkan email ke dwi.tangerang8@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai