Anda di halaman 1dari 9

PROFESI DIDUNIA DIGITAL

Menjadi seorang creator di berbagai bidang pun kini sudah menjadi trending.
Anak muda yang tidak bisa lepas dari gadget memiliki kesempatan besar untuk
sukses berprofesi di dunia digital.

6 Profesi ini bisa menjadi pilihan bagi kamu yang ingin sukses berkarir di dunia
digital.

1. Desainer

Era digital tidak akan lepas dari para desainer digital yang terus berkembang.
Bukan lagi sekedar desain grafis, ada juga illustrator, animator, dan video
creator.
image : freepik.com

Saat kamu memiliki hobi atau bakat di dunia desain, berbagai macam profesi
desain bisa kamu geluti. Bahkan kini sudah banyak platform yang menyediakan
tempat bagi hasil desain para desainer grafis dan lainnya. Tidak perlu takut tidak
bisa mendapatkan uang dari profesi ini.

Kini banyak perusahaan atau bisnis yang mencari jasa desainer untuk
mendesain logo, website sampai dengan berbagai souvenir kit untuk sebuah
brand. Nah, profesi ini bisa kamu coba tekuni di era digital seperti saat ini.

2. Programmer

Selain desainer ada pula profesi yang memang sudah ada sejak lama, namun
baru disadari jika profesi ini sangat sukses membuat pemuda Indonesia
berkembang di era digital.
Menjadi seorang programmer memberikan kesempatan yang besar bagi banyak
anak muda untuk membangun bisnisnya sendiri. Salah satu contohnya dengan
mendirikan sebuah startup digital.

Berbekal kemampuan membuat aplikasi yang dicari masyarakat, dan kolaborasi


dengan teman yang pandai berbisnis, maka startup kamu bisa mudah dijalankan.

3. Digital Marketer

Ini masih terkait dengan perkembangan dunia digital yang sangat pesat. Bila
dahulu, kita hanya tahu televisi, radio dan kanal iklan konvensional seperti
pamflet, leaflet, billboard, dan lain-lain untuk promosi, maka kini ada kanal digital
yang sulit diabaikan.
image : freepik.com

Seorang pemasar digital harus menguasai SEO, strategi periklanan online,


analisa website hingga produksi content digital yang efektif.

Dengan tuntutan skill yang lengkap, tidak heran bila seorang digital marketer
bisa mendapatkan gaji tinggi.

4. Content Writer

Terjemahnya dalam bahasa Indonesia adalah penulis konten. Dalam teorinya, ini
termasuk juga blogger, ghost writer, jurnalis, juga copywriter. Namun makna
content writer sekarang agak menyempit sehingga menjadi berbeda dengan
copywriter.
image : freepik.com

Content writer lebih menekankan pada persuasi, atau membangun trust


pembaca. Ringkasnya, content writer melakukan branding. Meski tugas
utamanya membuat tulisan, seorang content writer juga harus memiliki
keterampilan psikologi, analisa, marketing, dan tentu saja kemampuan
mengekspresikan tulisan.

Kekuatan content writer biasanya terletak pada gaya soft-selling (jika


mengiklankan suatu produk) atau gaya persuasif (jika mengampanyekan suatu
gerakan). Hard-selling itu milik copywriter.
Meskipun kekuatannya soft-selling, bukan berarti content writer mengabaikan
kaidah-kaidah kebahasaan. Dasar-dasar seperti 5 W + 1 H, kaidah SPOK, kata
baku dan tidak baku, itu harus diperhatikan seiring dengan kreativitas. Karena
itulah content writer dituntut serba bisa.

5. Content Creator

Mengutip dari Wikipedia, content creation adalah sumbangan informasi pada


media apapun, terutama media digital. Konten di sini bisa berupa tulisan, suara,
video, gambar, apapun itu baik yang sifatnya personal atau bagian dari
pemasaran.

image : freepik.com
Singkatnya, content creation adalah materi apa saja yang dibuat orang-orang di
dunia internet. Berarti content creator adalah orang-orang yang berkontribusi
membuat konten. Content writer juga termasuk content creator.

Menurut definisi di atas, kamu juga seorang content creator. Semua curhatan
kamu di status Facebook, selfie di Instagram, atau status di Twitter, itu semua
termasuk konten.

Meskipun kelihatannya sepele hanya membuat konten, ternyata menjadi content


creator harus memiliki banyak keterampilan. Antara lain : berpikir kritis,
kemampuan analitis, persuasi, kepekaan sosial, bahasa Inggris, dan tentu saja
keterampilan desain.

6. Data Scientist

Apa bedanya dengan Data Analyst? Kalau Data Analyst mengumpulkan dan
mengolah data agar menjadi laporan yang mampu dimengerti oleh user (contoh:
dewan direksi atau manajemen) untuk memahami kondisi perusahaan dan
mengambil kebijakan, Data Scientist mengotak-atik data dengan lebih dalam.
Ada lagi nih, kalau Data Analyst berkutat dengan data-data konvensional maka
Data Scientist berjibaku dengan big data.
Populernya penggunaan big data sekarang ini akan mubazir kalau data diolah
hanya sekedar menjadi laporan. Data Scientist layaknya ilmuwan, melakukan
penelitian dan eksperimen terhadap data-data yang ada untuk menemukan pola-
pola tertentu yang bisa menjadi infomasi menguntungkan bagi perusahaan.
Seperti misalnya tren konsumen, bagaimana pola konsumsi mereka sehingga
perusahaan dapat menemukan “celah” untuk menginterupsi pola tersebut dan
menawarkan produknya dengan efektif.

Data Scientist juga dapat melakukan forecasting dan prediksi dari pola data yang
ada untuk memberikan rekomendasi pembelian kepada konsumen yang tepat.
Salah satu output dari kerjaan Data Scientist adalah kenapa iklan-iklan internet di
web yang sedang kita buka, bisa sesuai dengan barang yang sedang kita cari.

Profesi ini sedang sangat dibutuhkan karena perusahaan-perusahaan startup di


Indonesia yang sedang “mulai mekar” maupun perusahaan-perusahaan
“tradisional” yang sudah memahami pentingnya berbisnis dengan efektif dan
efisien di era digital, memerlukan posisi ini untuk mengelola big data agar bisa
diambil manfaatnya dengan optimal.(*)

Anda mungkin juga menyukai