BERLANGGANAN
Berdikari Online
BACA JUGA
2490 VIEWS
HEADLINES/9 JUNI 2012 | 14:02
NO COMMENT
Merdeka Itu Memanusiakan Manusia!
HEADLINESHISTORIA/11 DESEMBER 2017 | 11:51 /NO COMMENT/1868 VIEWS
Jejak Perjuangan Che Guevara Di Palestina
SHARE ON:FacebookTwitter Google +
Jejak perjuangan Che Guevara tidak hanya membekas di Amerika latin, Karibia dan Afrika.
Rupanya, jejak pejuang revolusi Kuba itu juga membekas di tanah Palestina.
Banyak pejuang Palestina yang terinspirasi oleh Che. Bahkan di jalur Gaza, mural
bergambar Che hadir di tembok-tembok, berdampingan dengan pejuang Palestina macam
Yasser Arafat, George Habash, dan Laila Khalid.
Tahun 1959, hanya 4 bulan setelah Revolusi Kuba, tepatnya 18 Juni 1959, Che dan Raul
Castro mengunjungi Jalur Gaza. Di sana dia bertemu dengan beberapa tokoh pejuang
Palestina. Diantaranya Abdullah Abu Sitta, pemimpin Fedayeen.
Tidak hanya itu, Che juga mengunjungi beberapa kamp pengungsi Palestina. Konon dia
disambut dengan nyanyian-nyanyian Revolusi Kuba. Di sana dia menyaksikan kemiskinan
dan kesulitan hidup rakyat Palestina yang terusir dari tanah dan rumahnya.
Saat kunjungan singkat itu, Che sempat berbagai pengalaman dan strategi perjuangan
dengan pejuang-pejuang Palestina. Konon, dia juga menjanjikan bantuan senjata bagi
pejuang-pejuang Palestina yang disebut “Fedayeen”.
Tak lama setelah kunjungan itu, dukungan Kuba terhadap Palestina meningkat. Sejumlah
mahasiswa Palestina mendapat kesempatan belajar di Kuba. Tidak hanya itu, Kuba makin
nyaring membawa isu Palestina di forum-forum internasional.
Tahun 1966, di Konferensi Tiga Benua di Havana, yang melibatkan negara-negara Asia,
Afrika dan Amerika Latin-Karibia, Fidel Castro menyerukan solidaritas dan sebuah
konferensi khusus untuk membantu rakyat Palestina.
Di tahun awal 1960-an, Kuba punya andil dalam membantu lahirnya organisasi perlawanan
Palestina, termasuk Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (FATAH). Beberapa pejuang
FATAH mendapat pendidikan politik dan militer dari Kuba.
Kemudian, pada 1964, Kuba juga menyokong pendirian organisasi payung, Organisasi
Pembebasan Palestina (PLO). Tidak hanya itu, Kuba membuka jalur diplomatik dengan para
pemimpin PLO, termasuk Yasser Arafat. Dan sepuluh tahun kemudian, Arafat berkunjung ke
Havana, Kuba.
Poster Che Guevara di tengah-tengah aktivis PFLP di sebuah kamp pengungsi Palestina.
Di tahun 1967, berdirilah organisasi politik berhaluan marxis, yakni Front Rakyat untuk
Pembebasan Palestina (PFLP). Organisasi yang didirikan oleh George Habash ini malah
menjadikan Che sebagai salah rujukan pemikiran dan strategi perjuangannya.
Tahun 1973, setelah perang Ramadan antara koalisi Arab dan Israel, Kuba memutus
hubungan diplomatik dengan Israel. Tak lama kemudian, kedutaan Palestina dibuka di
Havana.
Tahun 1975, Kuba menjadi satu-satunya negara Amerika latin yang menyokong resolusi
PBB nomor 3379, yang menyebut zionisme sebagai bentuk rasisme dan diskriminasi rasial.
Juga mengakui PLO sebagai “peninjau” di PBB.
Shadia Abu Ghazaleh, perempuan Palestina pertama yang menjadi martir dalam perjuangan
bersenjata di tahun 1968, adalah anggota dari grup ini. Shadia sendiri sangat terpengaruh
oleh pikiran-pikiran Che, terutama soal keharusan perjuangan bersenjata dalam
pembebasan Palestina.
Selain itu, seorang aktivis PFLP yang memimpin perlawanan di Jalur Gaza, Mohammad
al-Aswad, sering disebut sebagai “Guevara Gaza”, karena keberaniannya dalam berbagai
pertempuran dengan militer Israel. Dia gugur dalam sebuah pertempuaran sengit di tahun
1973.
Hingga hari ini, Che masih menjadi salah satu suluh untuk perjuangan pembebasan
Palestina. Banyak organisasi pembebasan palestina, terutama PFLP, DFLP (Front
Demokratik untuk Pembebasan Palestina), dan Partai Rakyat Palestina, selalu
memperingati hari tertangkapnya Che di Bolivia, 8 Oktober, sebagai “Hari Pahlawan
Gerilya”.
“Di Palestina, spirit Che Guevara, tekadnya untuk pembebasan, bangkit di jalan-jalan tanah
yang terduduki,” tulis PFLP dalam siaran pers memperingati Hari Pahlawan Gerilya.
Dan hari ini, gambar Che Guevara dalam balutan kaffiyeh—kain syal bermotif kotak-kotak
dan dipakai sebagai penutup kepala—di lehernya dan dengan mengangkat dua jari
membentuk huruf “V”, disertai tulisan “Palestine Libre”, akrab di kaos-kaos pemuda
Palestina.
“Dia bukan model untuk semua Palestina. Yang paling mengaguminya banyakan
orang-orang kiri. Tetapi kami yang berjuang dalam intifada terinspirasi olehnya. Ia ada
dalam perjuangan dan setiap kami,” kata Abu Nada, seorang pemuda Palestina, seperti
dikutip gulfnews.com.
Memang tidak semua pejuang Palestina terinspirasi oleh Che Guevara. Tetapi dia adalah
tokoh nan jauh dari luar Palestina, dari belahan dunia Amerika Latin sana, yang hadir
menyemangati perjuangan rakyat Palestina.
Raymond Samuel
67%
33%
0%
0%
0%
TAGS:CHE GUEVARAPALESTINAPFLP
WAWANCARA
6691 VIEWS
Sekjend PRD: Kami Siap Memenangkan Pancasila
1467 VIEWS
Teman Baca: Banyak Teman, Banyak Baca
2729 VIEWS
Bens Leo: Seniman Tradisional Punya Hak Atas Karyanya