Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala


limpahan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya, karya tulis ini dapat
penulis susun sebagaimana mestinya.
Karya tulis ini penulis susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul
RENCANA KERJA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN TUGAS
GURU KELAS DI SDN 004 KELARIK BARAT KECAMATAN BUNGURAN
UTARA.
Tak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu segala kritik, saran dan pendapat akan diterima dengan senang
hati demi kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Besar harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penambahan wawasan dan keilmuan kita. Amin.

Ranai, Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul/Cover ........................................................................................


i

Kata Pengantar ..................................................................................................


ii

Daftar isi .............................................................................................................


iii

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................................
1

Latar Belakang Masalah


...................................................................................................................
...................................................................................................................
1

Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja


...................................................................................................................
...................................................................................................................
2

Identifikasi Masalah
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2

Rumusan Masalah
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2

Kerangka Berfikir
...................................................................................................................
...................................................................................................................
3

BAB II

2
FAKTA DAN MASALAH .....................................................................................
5

Keadaan Sekarang
...................................................................................................................
...................................................................................................................
5

Keadaan Yang Diinginkan


...................................................................................................................
...................................................................................................................
5

BAB III

PEMBAHASAN ..................................................................................................
6

Analisis
...................................................................................................................
...................................................................................................................
6

Pemecahan Masalah
...................................................................................................................
...................................................................................................................
9

BAB IV

PENUTUP ..........................................................................................................
11

Kesimpulan
...................................................................................................................
...................................................................................................................
11

Saran
...................................................................................................................
...................................................................................................................
11

Implikasi

3
...................................................................................................................
...................................................................................................................
11

Daftar Pustaka ..........................................................................................


12

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan


mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan
peningkatan kualitas guru, penyempurnaan prasarana pendidikan
lainnya, dan peningkatan mutu manajemen pendidikan sekolah. Namun
demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan yang merata.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perwujudan
masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama
dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin
berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif,
mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Peran sentral guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sulit
diabaikan, Secara khusus, peran guru dapat diistilahkan sebagai “Jiwa
Bagi Tubuh” pendidikan. Pendidikan tidak akan berarti apa-apa tanpa
kehadiran guru. Sedangkan modal kurikulum dan paradigma
pendidikan yang berlaku, pada akhirnya gurulah yang menjadi faktor
penentu tercapainya program tersebut.
Selain harus menguasai substansi keilmuan yang ditekuninya,
sebagai pekerja profesional guru harus bisa menfalisitasi dirinya
dengan seperangkat pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan
tentang keguruan.
Guru yang profesional selalu berupaya untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas pembelajaran dengan cara yang bervariasi.
Proyek besar negara kita adalah bagaimana menjadikan jumlah
penduduk yang demikian besar bukan menjadi beban, melainkan harus
diubah menjadi aset negara yang produktif. Pemikiran ini bukan berarti

5
pendidikan kita terfokus untuk menjadikan siswa sebagai tukang,
melainkan bagaimana menjadikan mereka putra – putri bangsa yang
kreatif – inovatif serta memiliki komitmen kebangsaan dan
kemanusiaan yang kuat sehingga mampu mengangkat harkat dan
martabat bangsa dalam pergaulan dunia.
Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk
mengangkat masalah tentang “Rencana Kerja Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tugas Guru Kelas di SDN 004 Kelarik Barat Kec.
Bunguran Utara Kab. Natuna.”

B. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja

Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab baik di kelas


maupun di luar kelas. Saat ini, penulis memiliki tanggung jawab sebagai
guru kelas IV di SDN 004 Kelarik Barat Kec. Bunguran Utara Kab.
Natuna.

C. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini peneliti melihat ada beberapa masalah yang
sangat berpengaruh terhadap peningkatan tugas guru kelas di SDN
004 Kelarik Barat, antara lain:

1. Belum terlaksananya pakem secara efektif dalam Kegiatan Belajar


Mengajar.

2. Masih ada beberapa guru yang mengajar di luar tupoksinya.

3. Penerapan strategi pembelajaran yang monoton. Sistem


pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Center) dengan
metode ceramah.

4. Sarana prasarana/media pembelajaran yang kurang memadai

6
D. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah:

1. Bagaimana menumbuhkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan


menyenangkan sehingga terwujudnya interaksi pembelajaran dua
arah yang tidak lagi berpusat pada guru?
2. Apa usaha yang akan dilakukan seorang pendidik dalam
mengkonstruksi sistem pembelajaran, menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan di sekolah?

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dari permasalahan yang akan diteliti, dapat dilihat dari
diagram 1.1 berikut:

Kerangka Berfikir

Identifikasi Pemecaha
Masalah di Keadaan Yang
Analisis n Masalah
Lapangan Diharapkan

4
BAB II

FAKTA DAN MASALAH

A. Keadaan Sekarang
Saat ini masalah-masalah yang perlu mendapat perhatian dan
penanganan secara serius di SDN 004 Kecamatan Bunguran Utara
Kabupaten Natuna adalah:
1. Belum terlaksananya Kegiatan Belajar Mengajar yang aktif, kreatif
dan menyenangkan.
2. Penggunaan strategi pembelajaran yang monoton, berdampak pada
suasana pembelajaran yang kurang kondusif dan tidak terjadi
interaksi dua arah.
3. Pelaksanaan KBM masih bersifat Teacher Center.
4. Sarana dan media pembelajaran yang kurang memadai.
5. Masih ada beberapa guru yang mengajar di luar tupoksinya.

B. Keadaan Yang Diinginkan


Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian
informasi ke kepala peserta didik. Belajar membutuhkan keterlibatan
mental dan tindakan peserta didik itu sendiri. Cara belajar aktif akan
mengarah pada peningkatan hasil belajar, kenapa?
Pada kegiatan belajar aktif, peserta didik melakukan sebagian
besar ’pekerjaan’ yang harus dilakukan. Mereka hampir memanfaatkan
semua fungsi otak dalam mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan
berbagai masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar
aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan
menarik. Sering kali, peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat
duduk mereka, namun berpindah-pindah serta berpikir keras.
Dalam kegiatan belajar aktif, proses mendengarkan, melihat,
mengajukan pertanyaan, hingga diskusi bisa berjalan sekaligus secara

8
terarah. Sehingga pembelajaran yang kondusif dan interaksi dua arah
bisa terlaksana secara efektif dan berkesinambungan.
Selanjutnya, agar kegiatan belajar aktif dapat terlaksana, maka
diperlukan strategi-strategi pembelajaran khusus dan praktis. Namun,
ada beberapa pedoman dalam pelaksanaan strategi pembelajaran agar
efektif dan efisien, antara lain:
1. Tidak boleh berlebihan. Cobalah satu metode baru tidak lebih dari
sekali dalam seminggu.
2. Perkenalkan metode baru yang akan digunakan sebagai alternatif
dalam pembelajaran, kemudian dapatkan umpan balik dari
peserta didik.
3. Tidak membebani peserta didik dengan banyakl aktifitas. Sedikit
akan lebih akurat. Aktivitas dilakukan untuk menggairahkan
suasana kelas.
4. Buat petunjuk dengan jelas. Peragakan atau ilustrasikan harapan
dari pola pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga tidak
akan muncul kebingungan yang akan mengalihkan perhatian
mereka dari tujuan utama penggunaan teknik ini.
Namun, kesuksesan dalam pelaksanaan proses pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh peran serta guru. Guru bisa bertindak sebagai
motivator dan inovator yang kreatif. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka diperlukan pula guru yang mengajar sesuai tupoksi. Karena
bidang ilmu serta pengalaman yang didapat sejak kuliah hingga proses
di lapangan sangat jelas berbeda.
Jadi, faktor pendukung terhadap keberhasilan dalam proses
Kegiatan Belajar Mengajar dapat dipengaruhi oleh:
1. Siswa yang kreatif, aktif, dan inovatif.
2. Guru yang kreatif dan kompetitif sesuai bidangnya.
3. Sarana dan prasarana yang mendukung.
4. Lingkungan yang kondusif dan edukatif

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis

1. Keadaan Sekarang

Menurut Soedjadi (1991: 5) bahwa Faktor yang mempengaruhi


mutu pendidikan di antaranya adalah: (1) masukan / input; (2)
masukan instrumen; dan (3) lingkungan. Selanjutnya dikatakan
bahwa masukan instrumen yang meliputi pendidikan, sarana, dan
kurikulum dalam arti luas serta evaluasi hasil belajar, dipandang
sebagai faktor dominan yang memiliki pengaruh besar.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan hanya bisa dicapai
dengan meningkatkan mutu proses pendidikan yang didalamnya
terdapat interaksi antara siswa, guru, sarana, kurikulum, evaluasi
dan lingkungan. Dari beberapa faktor tersebut dapat bersama-sama
atau sendiri-sendiri mempengaruhinya. Artinya hasil belajar yang
rendah tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu faktor saja.
Minat belajar yang rendah dapat disebabkan materi kurikulum
yang terlalu berat, metode pembelajaran yang tidak tepat, sarana
pembelajaran yang tidak mendukung, atau lingkungan sekolah yang
tidak memungkinkan proses pembelajaran berjalan normal.
Misalnya, perpustakaan sederhana, dan sarana laboratorium yang
dimiliki kurang memadai. Akibat keterbatasan-keterbatasan tersebut
sebagian besar pembelajaran dilaksanakan secara
tradisional/konvensional, sehingga dalam waktu relatif singkat dapat
menyajikan dan menyelesaikan bahan ajar yang cukup banyak
melalui ceramah.
Beberapa faktor tersebut mendominasi sulitnya pelaksanaan
pembelajaran di SDN 004 Kelarik Barat. Sekolah Dasar yang berdiri
sejak tahun 1977 ini, bisa dikatakan terpencil dan jauh dari
keramaian kota. Akses internet belum ada dan sumber listrik didapat
dari Tenaga Surya. Untuk sampai di kota kecamatan, memerlukan

10
waktu lebih kurang 2 jam dengan angkutan laut, bahkan memerlukan
waktu lebih kurang 5 jam untuk sampai ke kota kabupaten. Itupun
dipengaruhi pula oleh cuaca. Wajar jika sekolah tersebut masih jauh
dari kata maju dan masih sangat membutuhkan perhatian khusus
dari pemerintah.
Terutama dari aspek penunjang literasi. Literasi berasal dari
kata literature yang dapat diartikan kemampuan membaca, melihat,
menalar, dan mengamati. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013,
kegiatan literasi merupakan salah satu kegiatan yang wajib untuk
dilaksanakan guna menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya
membaca.
Namun, kegiatan literasi ini tidak sepenuhnya bisa terlaksana di
SDN 004 Kelarik Barat. Buku yang tersedia masih sangat minim.
Buku yang tersedia kebanyakan seputar pembelajaran. Sedangkan,
salah satu karakteristik buku yang menarik bagi anak adalah yang
berkisah tentang hal-hal sederhana, dengan bahasa yang mudah
dipahami, disertai desain dan gambar yang menarik. Untuk
pengembangan literasi, masih dibutuhkan perhatian khusus dari
pemerintah. Jika minat membaca bisa ditingkatkan, minat belajar
pasti akan bisa berkembang dengan sendirinya.
Selain itu, hambatan literasi dari keluarga dan lingkungan
sangat mempengaruhi. Masih banyak keluarga di sini yang buta
huruf.
Selain kurangnya minat dalam peningkatan literasi, ada
beberapa faktor penunjang kurangnya minat belajar pada anak,
antara lain:
a. Pembelajaran masih bersifat monoton dan satu arah.

Dalam beberapa literature mutakhir, istilah “student”


diganti dengan “learner”. Ini merupakan sebuah kesadaran baru
bahwa yang harus diutamakan adalah peran anak didik sebagai
actor, bukan lagi sebagai objek.

11
Salah satu prinsip dalam “quantum learning” adalah
bahwa belajar itu harusnya mengasyikkan dan berlangsung
dalam suasana gembira sehingga pintu masuk untuk sebuah
informasi baru akan lebih lebar dan terekam dengan baik.

Konsep ini akan mudah terlihat dalam cara belajar anak-


anak dalam dunia olahraga. Mereka melakukan aktivitasnya
dengan gembira. Mereka belajar secara spontan dan tanpa
beban. Hasilnya justru sangat memuaskan. Begitu pula dalam
dunia olahraga. Sebuah kegagalan atau kekalahan dalam suatu
pertandingan akan diterima secara wajar dan dijadikan umpan
balik positif dan dijadikan motivasi kea rah pencapaian yang
lebih baik di pertandingan berikutnya. Ini bisa terjadi karena
ada penyatuan antara perasaan dan aktivitas bermain.

Jika suasana batin semacam ini bisa tumbuh dalam


proses pendidikan, maka hasilnya akan sangat positif dan
suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
dapat terwujud.

Ada dua kata kunci untuk mengembangkan potensi anak,


yaitu gizi dan stimulasi. Dengan gizi saraf-saraf otak akan
menjadi sehat. Yang dibutuhkan saraf-saraf otak setelah gizi
cukup adalah stimulasi. Jika ada pengetahuan dan perolehan
pengalaman baru, lalu dipahami dan terus diulang, maka
memori dalam sirkuit otak akan semakin kuat.

Jumlah sel-sel saraf manusia jumlahnya milyaran


sehingga mampu menampung dan menciptakan ruang baru
untuk menampung pengetahuan yang juga baru. Masing-
masing rumah pengetahuan itu lorongnya saling berhubungan
sehingga melahirkan gagasan-gagasan asosiatif, sintetis, ktiris,
dialektis, dan seterusnya.

Dalam sebuah penelitian, saraf-saraf otak yang aktif itu


bagaikan pohon yang rimbun saling berkaitan. Tetapi otak yang

12
gizi dan stimulasinya kurang , ibarat pohon, maka daun-daun
dan ranting-rantingnya menjadi tidak subur.

Kinerja otak dapat pula diibaratkan bola lampu. Jika dilatih


bisa mengeluarkan cahaya pengetahuan ke segala penjuru
karena jaringan saraf otak saling berkesinambungan
membentuk bulatan bola yang dihubungkan oleh sel-sel saraf
yang milyaran jumlahnya.
Dalam pendekatan lain, pendidikan yang bagus harus
mengaktifkan otak kiri dan otak kanan. Otak kanan memiliki
kemampuan berfikir imajinatif, holistik, kreatif, dan bisa
menghasilkan ide-ide “subversive”, sedangkan otak kiri memiliki
cili linier dan analitis. Jadi, yang sebaiknya dilakukan adalah
menciptakan keseimbangan.
b. Peningkatan Standar kelayakan profesionalitas guru
Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
mengajar, baik dijalur formal, informal, maupun nonformal. Oleh
sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan
di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang
berkaitan dengan eksistensi mereka.
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia,
telah menempatkan guru dengan fungsi dan peran ganda.
Mereka dituntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus
mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi
sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik.
Berdasarkan data tahun 2002/2003, dari 1,2 juta guru SD
di Indonesia, hanya 8,3% yang berijazah sarjana. Sering pula
ditemukan, seorang guru yang mengajar lebih dari satu mata
pelajaran dan tak jarang mengajar di luar inti dari pengetahuan
yang dimilikinya. Hal seperti ini tentu saja dapat mengakibatkan
proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 4
mengisyaratkan bahwa Kedudukan Guru sebagai tenaga

13
profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru
sebagai sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.

2. Faktor Penyebab

Faktor-faktor yang menjadi penyebab antara lain:

a. Dari segi guru


 Pakem belum terlaksana secara efektif dan efisien.
 Strategi pembelajaran belum diterapkan dengan baik.
 Kekurangan tenaga pengajar. Distribusi pengajar belum
terlaksana secara merata.
b. Dari segi belajar siswa
 Faktor indogen, seperti kondisi fisik, psikis/jiwa, kematangan,
intelegensi, unsur kronologis
 Faktor Exsogen, seperti tingkat ekonomi orang tua, tingkat
pendidikan orang tua, lingkungan masyarakt, geografis, dll.

3. Keadaan Yang Diinginkan

a. Pencapaian Strategi Pembelajaran

Hal utama yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu


pendidikan di SDN 004 Kelarik Barat adalah menumbuhkan
komitmen guru. Banyak teknik dan strategi pembelajaran yang
dapat diaplikasikan dalam setiap proses pembelajaran agar
Kegiatan Belajar Mengajar dapat berjalan secara efektif dan
tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

b. Rekonstruksi Pembelajaran yang Efektif

Upaya yang dilakukan untuk merekonstruksi pembelajaran agar


efektif namun masih mengalami banyak kendala, antara lain:

 Fungsi MGMP yang kurang optimal.

14
 Terbatasnya dana operasional sekolah.

 SDM kurang proporsional dan profesional dalam hal


keterampilan.

 Kesejahteraan tenaga kependidikan masih rendah.

7
c. Peningkatan mutu pendidikan

Upaya peningkatan mutu pendidikan di SDN 004 Kelarik Barat


menemui permasalahan antara lain:

- Distribusi guru yang kurang merata.

- Kurangnya loyalitas guru terhadap sekolah.

- Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.

4. Sasaran Kebutuhan

a. Penerapan strategi pembelajaran

Menurut John Holt (1967), belajar semakin baik jika siswa


diminta untuk melakukan hal-hal berikut:
1. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri.
2. Memberikan contoh-contoh.
3. Mengenal sesuatu dalam berbagai samaran dan kondisi.
4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan
yang lain.
5. Menggunakan hubungan tersebut dengan berbagai cara.
6. Memperkirakan konsekuensinya.
7. Mengungkapkan lawan atau kebalikan.
Mengajar dengan banyak teknik dan strategi memerlukan
persiapan dan kreativitas ekstra. Teknik-teknik pengajaran sangat
berguna dalam setiap bidang study. Dengan memelihara
seperangkat problem solving, pengajar akan menjadi seorang
pengajar aktif yang inovatif.

15
Sasaran kebutuhan untuk penyusunan program
pembangunan pendidikan dengan peningkatan jumlah siswa
adalah:

- Pemberian diklat tentang penerapan stategi active learning,


pembelajaran kontekstual dan quantum learning.
- Pemahaman sistem pembelajaran untuk mensetting kondisi
belajar yang kondusif

b. Rekontruksi Pembelajaran yang Efektif

Sasaran kebutuhan untuk penyusunan program pembangunan


pendidikan sehubungan rekontruksi pembelajaran adalah:

- Membuat program pembelajaran meliputi prota, promes,


distribusi dan alokasi waktu serta pengembangan silabus.
- Membuat skenario pembelajaran serta melaksanakannya
sesuai dengan langkah-langkah yang ditetapkan.
- Melakukan evaluasi mengacu pada penilaian berbasis kelas.
- Meningkatkan belajar siswa bermakna (siswa menggali
informasi, menemukan dan memecahkannya serta
menyimpulkannya sendiri).

c. Peningkatan Mutu Pendidikan


Sasaran kebutuhan untuk penyusunan program
pembangunan pendidikan sehubungan dengan peningkatan mutu
pendidikan adalah:

- Pembangunan tenaga guru per mata pelajaran (satu guru satu


mata pelajaran)

- Pemberian gaji guru yang cukup memadai sehingga guru tidak


perlu mengajar lebih satu sekolah yang pada akhirnya 8
meningkatkan loyalitas guru pada sekolah.

16
- Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup memadai
untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan


salah satu aspek yang mempengaruhi keefektivan pembelajaran.
Untuk melihat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
diperlukan indikator, yaitu gejala-gejala yang nampak di dalam
tingkah laku guru selama pembelajaran. Melalui indikator-indikator
tersebut dapat dilihat tingkah laku mana yang muncul dalam
pembelajaran. Indikator-indikator pada aspek kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Pendahuluan (mengaitkan pelajaran sekarang dengan
pelajaran terdahulu, menyampaikan TPU dan TPK, dan
memotivasi siswa).
b. Kegiatan inti.
c. Penutup (membimbing siswa dalam merangkum pelajaran dan
alokasi penggunaan waktu).
d. Suasana kelas.

B. Pemecahan Masalah
Peserta Didik dapat memperoleh suatu keterampilan atau perilaku
melalui motivasi atau insentif untuk melaksanakannya. Apabila peserta
didik tersebut mengantisipasi akan memperoleh penguatan
(reinforcement) pada saat meniru tindakan-tindakan suatu model,
mereka akan lebih termotivasi untuk menaruh perhatian mengingat dan
mereproduksi perilaku tersebut. Seseorang yang mencoba suatu perilaku
baru tidak mungkin untuk tetap melakukannya tanpa penguatan.
1. Dampak positif pemecahan masalah
a. Guru mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang
menyenangkan agar minat belajar dapat terasah dengan
sendirinya.
b. Dengan menerapkan strategi pembelajaran active learning,
siswa akan lebih aktif dan semangat dalam menerima setiap

17
proses pembelajaran. Metode ceramah baik dilakukan, namun
akan menjenuhkan jika tidak diselingi dengan pola mengajar
yang heterogen. Seiring perkembangan jaman, guru yang kreatif
sangat diperlukan dalam memajukan tatanan pendidikan
Nasional.
c. Mutu pendidikan akan lebih baik dan prestasi belajar siswa akan
mengalami peningkatan jika segala proses dan program
pembelajaran yang dicanangkan bisa dilaksanakan secara
konsisten dan berkesinambungan.

2. Faktor pendukung pemecahan masalah

a. Perlu koordinasi menyeluruh antara Kepala Sekolah dengan


semua tenaga kependidikan, agar setiap rencana yang disusun
bisa berjalan secara optimal.
b. Keluarga dan masyarakat memiliki peran penting dalam
menunjang keberhasilan siswa dalam setiap proses
pendidikannya.

3. Dampak negatif pemecahan masalah

Dampak negatifnya adalah memerlukan waktu yang agak lama,


karena sosialisasi sistem pembelajaran itu tidak dapat dilakukan
sekaligus tapi bertahap dan berkesinambungan. Cara mengatasinya
dengan menggunakan waktu kosong atau waktu libur, yang tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk diklat
penerapan strategi pembelajaran yang efektif.

9
4. Faktor penghambat pemecahan masalah

a. Kurangnya perhatian dari orang tua bisa dijadikan faktor


penghambat dalam penerapan strategi pembelajaran yang
dirancang. Psikis dan semangat anak dalam belajar bisa
terbentuk jika ada peran serta orang tua didalamnya.

18
b. Keadaan ekonomi yang rendah sehingga sarana penunjang tidak
terpenuhi.

10

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Suasana belajar yang kondusif menjadi faktor penentu kemajuan
kualitas pembelajaran. Di samping itu, guru yang profesional harus
bisa menerapkan berbagai strategi pembelajaran agar Kegiatan
Belajar Mengajar bisa berjalan optimal.
2. Diperlukan komunikasi yang terarah antara pihak sekolah dengan
pemerintah, pihak sekolah dengan masyarakat, kepala sekolah
dengan setiap warga sekolah, serta guru dengan setiap peserta
didiknya. Kerjasama yang terbina antara semua pihak dalam upaya
mengembangkan program pendidikan di masa mendatang
memberikan dampak yang besar bagi kemajuan pendidikan yang
diinginkan. Setiap masukan yang diberikan, akan menjadi senjata
utama dalam menjalankan setiap visi dan misi yang dicanangkan.
3. Diperlukan apresiasi dan perhatian khusus dari pemerintah demi
terwujudnya program literasi di sekolah.
4. Diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dari segi bantuan
dana untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung kemajuan
pendidikan nasional yang diharapkan.
5. Perlunya pendistribusian tenaga pengajar secara merata, agar
kekurangan guru dapat terisi sesuai tupoksinya.
6. Minat siswa terhadap bacaan akan berpengaruh terhadap minat
belajar.
7. Untuk membentuk guru yang profesional, harus diberikan pelatihan
dalam bentuk diklat secara terpadu.
8. Prestasi belajar peserta didik bisa meningkat dengan sendirinya
seiring dengan peningkatan kualitas guru. Apalagi jika minat belajar
sudah terbentuk dalam pribadi setiap peserta didik. Karena minat
bisa memacu keinginan untuk maju.

20
B. Saran-saran
1. Menentukan strategi pembelajaran yang efektif adalah wewenang
kepala sekolah dan setiap warga sekolah.
2. Membenahi sistem literasi di sekolah dengan mendatangkan buku-
buku menarik dan memacu keingintahuan anak. Saat ini, banyak
program pemberian buku gratis untuk sekolah yang membutuhkan.
Yang diperlukan adalah sarana pencarian informasi yang
memungkinkan.
3. Meningkatkan minat baca demi terciptanya minat belajar yang
berdampak pada peningkatan prestasi dan hasil belajar.
4. Sebaiknya guru dan siswa bisa menjadi komponen yang saling
bekerjasama demi tercapainya tujuan pembelajaran. Sehingga,
segala rancangan yang telah diupayakan tidak hanya menjadi
sebuah teori ataupun wacana semata, namun dapat direalisasikan
secara berkelanjutan.
5. Pentingnya menjaga silaturahim antara pihak sekolah dengan
orang tua/wali murid.

C. Implikasi
Harapan guru kelas dalam pelaksanaan dan penerapan
pembelajaran terhadap siswa di sekolah adalah mengalami peningkatan
dari sebelumnya. Implikasi hasil penelitian ini erat kaitannya dengan
suasana/lingkungan belajar yang kondusif, faktor-faktor dan hal-hal yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar demi peningkatan kualitas
pembelajaran dalam kelas. Dengan demikian dibutuhkan guru yang
kreatif, profesional, proporsional dalam hal keterampilan dan sesuai
bidang kompetensinya, serta adanya sarana prasarana sekolah yang
mendukung dan berkesinambugan. 11

21
DAFTAR PUSTAKA

- Mohammad Ali (1987), Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru,
Bandung.

- Ibrahim R, Nana Syaodih S, 1996, Perencanaan Pengajaran, Jakarta,


Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta.

- Siberman, Mel (2009), Active – Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.


Pustaka Insan madani, Yogyakarta.

- Sulthon Masyhud, 2002, Guru dan Tugas Profesionalnya : Bacaan Pilihan


Tentang Kompetensi Dasar Mengajar Guru dan Upaya
Pengembangannya, Jember, Laboratorium Mikro Teaching Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

- Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005, Wawasan Tugas


Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

22

12

Anda mungkin juga menyukai