2. Penjelasan tentang konsep pewarisan sifat yang menyimpan/tidak sama dengan sifat
induknya (akibat peristiwa pautan/pindah silang/gagal berpisah/gen letal) dalam
pemuliaan keturunan adalah sebagai berikut :
a. Peristiwa Pautan (Linkage) adalah gen-gen yang terletak dalam kromosom yang sama
dan gagal berpisah sewaktu meiosis dan membentuk gamet. Pautan dari dua macam
gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan
dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan
akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula.
b. Peristiwa Pindah silang (Crossing Over) adalah peristiwa pertukaran materi genetik
antara kromosom dan pasangan homolognya sehingga gen-gen dapat berpindah dari
satu kromosom ke kromosom homolognya. Misalnya, pada profase I (proses
pembelahan meiosis pada sel kelamin), kromosom homolog muncul pertama kali
sebagai pasangan. Kromosom-kromosom homolog ini saling bersilangan pada
kiasmata. Pada kiasmata inilah terjadi pindah silang materi genetik dari kromosom
satu dengan kromosom lainnya.
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru.
Hal ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian
gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi
(pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-
gen induknya.
c. Peristiwa Gagal berpisah (Nondisjunction) adalah peristiwa dimana kromosom tidak
memisah (kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub yang
berlawanan) pada waktu meiosis. Kromosom tersebut ditarik oleh benang spindel
yang menempel pada bagian sentromer. Namun kadang kala ada kejadian dimana
benang spindel tidak mampu menarik kromosom sehingga kromosom yang telah
mengganda tertarik semua ke salah satu kutub. hal ini menyebabkan terjadinya
penambahan atau pengurangan kromosom pada gamet yang terbentuk (aneuploidi)
sehingga setelah meiosis selesai, ada sel anak yang kelebihan kromosom dan ada sel
anak yang tidak kebagian kromosom.
d. Gen Letal adalah gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot.
Kematian ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran.
Namun adapula yang bersifat subletal, yaitu menyebabkan kematian pada waktu
individu yang bersangkutan menjelang dewasa
Terdapat dua macam gen letal yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Pada
gen letal dominan, individu akan mati apabila mempunyai gen homozigot dominan
dan menimbulkan efek subletal atau kelainan fenotipe Sedangkan pada gen letal
resesif, individu akan mati jika memiliki gen homozigot resesif dan cenderung
menghasilkan fenotipe normal pada individu heterozigot.
3. Cara Sistem Pedigree dalam pemuliaan keturunan adalah sebagai berikut :
Sistem Pedigree (Seleksi silsilah) termasuk dalam seleksi untuk hasil hibridisasi. Seleksi ini
merupakan seleksi dari makhluk hidup dengan kombinasi karakter yang dikehendaki pada
generasi F2, turunan selanjutnya diseleksi lagi pada generasi-generasi berikutnya sampai
mencapai kemurnian genetik.
Metode ini disebut pedigree karena pencatatan dilakukan setiap anggota populasi
bersegregasi dari hasil persilangan. Silsilah (pedigree) diperlukan untuk menyatakan bahwa
dua galur tersebut serupa dengan cara mengaitkan terhadap individu tanaman generasi
sebelumnya. Single seed descend (SSD) adalah sistem seleksi pedigree pada tanaman yang
dilakukan dengan memanen satu biji setiap tanaman mulai dari F2‒F5, kemudian setiap
biji tersebut dicampur untuk ditanam pada generasi selanjutnya. Diallel selective mating
system adalah adalah seleksi dengan menggunakan berbagai variasi metode seleksi dalam
usaha mengkombinasikan berbagai karakter yang diinginkan. Sedangkan, Sistem seleksi
pedigree pada ternak, dilakukan dengan melihat dan mencatat penampilan produktivitas
keturunan ternak yang telah lalu. Seleksi pedigree memerlukan waktu yang lama,
peralatan yang komplit dan urutan prosedur pemuliabiakan yang terprogram teratur dan
terarah.