Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN MANAJEMEN PERUBAHAN DENGAN ANALISIS

TURN AROUND DALAM MENINGKATKAN KINERJA


PERUSAHAAN
HELMALIA
Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: helmalia1205@gmail.com

Abstract
The theme of the article is financial management. This article discusses how the changes should be made to
the Turnaround analysis approach that can improve the performance of a company. The article is the result
of the study of literature. Change is an important portion of a management, where every leader is measured
ability to predict changes and to make changes as the potential of the company's performance. A leader faces
changes by having a vision and strategy that is based on assumptions about the future situation which is
expected to occur. Along with the development of science and technology requires a company to change the
level of productivity and company performance. This has encouraged management to be able to make changes
in various ways or methods. One of them with an analysis of the Turnaround is to do a fundamental change,
through changes in leadership, management, operational processes, and changes in the market approach. All
these aim to increase the market value and increase the efficiency of the company in the long term. Change
does not have to happen, but changes must be able to run well. Management changes are required in order
to assist the process of change to become more focused and able to put these changes into the organization or
the company's business world.

Keywords: Change Management, Turnaround Analysis, Corporate Performance

PENDAHULUAN sampai saat ini. Dikatakan demikian karena


Perubahan tidak dapat dielakkan dalam memang pada kenyataannya di dunia ini selalu
kehidupan manusia. Dimulai oleh dunia terjadi perubahan yang mencakup seluruh
usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya segi kehidupan baik pada tingkat individu
perubahan bagi peningkatan kualitas produksi maupun tingkat organisasional. Menarik
yang dihasilkan, sampai ke administrasi untuk dicatat bahwa disamping selalu terjadi
pemerintahan. Berbagai upaya dan pendekatan perubahan di semua segi kehidupan, perubahan
telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam satu bidang pasti mempunyai dampak
yang timbul akibat adanya perubahan. langsung maupun tidak langsung pada bidang
Berkaitan dengan ini, seorang ahli filsafat kehidupan yang lainnya. Dengan kata lain,
Yunani kuno yang bernama Heraclitus pernah suatu perubahan merupakan dependent variable
berkata bahwa didunia ini tidak ada yang untuk perubahan di bidang yang lainnya dan
permanen, kecuali perubahan. Pernyataan oleh karena itu antara satu perubahan dengan
tersebut kiranya masih mengandung kebenaran perubahan yang lainnya selalu terdapat
180 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

interelasi dan interdepedensi nyata, meskipun perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus
korelasinya mungkin tidak segera dapat dilihat dihadapi. Karena hakikatnya memang
(Siswanto, 2004). Perubahan lingkungan seperti itu maka diperlukan satu manajemen
dan teknologi yang begitu cepat memaksa perubahan agar proses dan dampak dari
organisasi untuk menyesuaikan dirinya. Sudah perubahan tersebut mengarah pada titik
banyak contoh organisasi atau perusahaan- positif. Berbagai perubahan didunia paling
perusahaan yang gagal dalam menyesuaikan tidak dapat dikatagorikan menjadi dua jenis:
dengan perubahan akhirnya tertinggal oleh pertama, perubahan yang bersifat fluktuatif
pesaing-pesaingnya dan akhirnya mati. Namun dan tidak menentu (volatile) dan perubahan
sebaliknya perusahaan-perusahaan besar yang mengejutkan atau tidak dapat diprediksi
mau terus bergerak secara inovatif akan selalu (chaotic). Agar perusahaan atau organisasi
mampu bertahan menyongsong perubahan. dapat menghadapi perubahan ini, salah satu
Manajemen perubahan merupakan jalan yang perlu dilakukan adalah bagaimana
proses yang terus menerus untuk melayani perubahan-perubahan tersebut dibaca
kebutuhan akan perubahan. Perubahan kecendrungannya (trend) untuk kemudian
selalu memunculkan kekhawatiran serta diminimumkan resikonya dan mengubah
harapan. Penguasaan strategi untuk mengelola resiko tersebut menjadi sebuah peluang
perubahan merupakan hal yang penting. dalam melakukan perubahan. Perubahan
Demikian juga bagaimana proses perubahan juga membutuhkan metode-metode dengan
itu terjadi, kapan seharusnya dilakukan analisis yang sesuai dengan perubahan yang
perubahan. Oleh karena perubahan memang dilakukan (Helmalia, 2011).
selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi,
PEMBAHASAN
pimpinan organisasi baik organisasi pemerintah
maupun non-pemerintah disamping harus Perubahan tidak dapat dielakkan dalam
memiliki kepekaan terhadap perubahan- kehidupan manusia. Perubahan mulai disadari
perubahan yang terjadi diluar organisasi yang menjadi bagian yang penting dari suatu
dipimpinnya dan mampu memperhitungkan organisasi diawali sekitar 40 tahun yang
dan mengakomodasikan dampak dari lalu. Dimulai oleh dunia usaha yang lebih
perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak dulu menyadari pentingnya perubahan bagi
perlu pula untuk mempunyai keterampilan peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan.
dan keberanian untuk melakukan perubahan Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan
didalam organisasi demi peningkatan untuk memecahkan masalah yang timbul
kemampuan organisasional untuk mencapai akibat adanya perubahan. Perubahan adalah
tujuan yang telah ditetapkan. respon terencana atau tak terencana terhadap
tekanan-tekanan dan desakan-desakan yang
Dilain pihak Tidak banyak orang yang
ada. Manajemen perubahan adalah upaya
suka akan perubahan, namun walau begitu
yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 181

yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan perubahan dalam aspek infrastruktur sosial di
dalam organisasi. Perubahan mempunyai dalam organisasi dapat berhasil secara efektif
manfaat bagi kelangsungan hidup suatu dalam suatu organisasi.
organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat Sedangkan menur ut Berger dkk,
dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan mengatakan manajemen perubahan
bertahan lama. Perubahan dapat terjadi karena organisasi adalah suatu proses berkelanjutan
sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dalam mensinkronkan empat faktor kunci
dari luar organisasi tersebut (Azhar, 2003). manajemen starategi, operasi bisnis, budaya dan
Manajemen perubahan merupakan penghargaan dengan lingkungan organisasi,
suatu ilmu eklektik, gabungan dari beberapa dimana proses itu dilakukan secara responsif
komponen ilmu, seperti ilmu psikologi, dan efektif sehingga organisasi mampu
sosiologi, administrasi bisnis, ekonomi, bertahan di tengah persaingan yang keras
teknik industri, teknik sistim dan studi (Helmalia, 2011). Manajemen perubahan
prilaku organisasi dan manusia. Komponen- adalah proses terus-menerus memperbaharui
komponen ilmu tersebut diintegrasi oleh para organisasi berkenaan dengan arah, struktur,
ahli dengan menggunakan konsep-konsep dan kemampuan untuk melayani kebutuhan
dan prinsip-prinsip yang biasa dikenel dengan yang selalu berubah dari pasar, pelanggan dan
General System theory (GST). para pekerja itu sendiri. Kegiatan manajemen
Berdasarkan Davidson (2009) bahwa perubahan harus berlangsung pada tingkat
manajemen perubahan (Change Management) tinggi mengingat laju perubahan yang dihadapi
merupakan sebuah proses penyejajaran akan lebih besar dari masa sebelumnya.
(alignment) berkelanjutan sebuah organisasi Seperti yang telah dikemukakan oleh
dengan pasarnya dan melakukanya lebih Soerjogoeritno, menjelaskan perubahan
tanggap dan efektif dari pada para peasingnya. organisasional dapat dilakukan melalui
Dimana Manajemen Perubahan adalah upaya perspektif manajemen perubahan. Perspektif
yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat manajemen perubahantersebut didasarkan
yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan pada empat dimensi utama :
dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi 1) Berkaitan dengan konsep tentang proses
karena sebab-sebab yang berasal dari dalam perubahan
maupun dari luar organisasi tersebut (Sinarta, 2) Berkaitan dengan konteks dan ketidakpastian
2005). Menurut Hiatt dan Creasey (2002)
3) Berkaitan dengan konsep tentang isi dan
mengatakan manajemen perubahan organisasi
skala perubahan yang akan dilakukan, dan
adalah suatu proses, alat dan teknik mengelola
4) Berkaitan dengan metode dan strategi
upaya perubahan khususnya yang berkaitan
yang dipilih dalam mengelola perubahan
dengan aspek manusia agar dapat tercapai
(Soerjogoeritno, 2004).
outcome/ hasil yang ditetapkan, dan agar
182 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Dimensi pertama yang muncul dalam resistensi yang kuat dalam menolak perubahan.
perspektif manajemen perubahan adalah konsep Arah perubahan yang tidak sesuai dengan
tentang proses perubahan. Konsep mengenai tujuan-tujuan dan kepentigan anggota sangat
proses perubahan ini akan memunculkan memungkinkan akan memunculkan fenomena
pertanyaan mendasar mengenai “kapan status quo. Jika perubahan dipersepsi sebagai
perubahan organisasi akan terjadi?”. Pemahaman sesuatu yang membuat anggota organisasi
mengenai proses perubahan dapat menjadikan tidak nyaman dengan posisi dan kondisi
dasar dalam menciptakan kondisi sehingga yang baru, maka tidak mengherankan jika
memungkinkan terjadinya perubahan. antusiasme dan komitmen untuk melakukan
Dimensi kedua yaitu perubahan yang perubahan sangat kecil.
berkaitan dengan konteks dan ketidakpastian. Dimensi keempat, yaitu menyangkut
Dimensi ini terkait dengan alasan mengenai metode atau strategi yang dipilih dalam melakuka
mengapa harus berubah. Jika dikaitkan perubahan. Dimensi ini memunculkan
dengan fenomena lingkungan bisnis yang pertanyaan “tentang strategi apa yang akan
terus mengalami perubahan yang dinamis digunakan?”. pemilihan metode dan strategi yang
maka pertanyaan seperti “apakah kita harus tepat merupakan faktor penentu keberhasilan
berubah?”menjadi tidak relevan lagi untuk organisasi dalam melakukan perubahan.
dikemukakan. Pertanyaan yang lebih penting Perubahan bertujuan agar organisasi tidak
adalah “dari mana perubahan akan dimulai?”, menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam
“apakah perubahan akan menjadi hal yang menghadapi perkembangan jaman, kemajuan
lebih baik?”, “kapan seharusnya perubahan teknologi dan dibidang pelayanan masyarakat
dilakukan?’. Jawaban dari pertanyaan seperti adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan
itu akan menjadi dasar intuk membangun pelayanan yang berkualitas. Perubahan terdiri
suatu konsep, suatu kegiatan bahkan landasan dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe
dalam mengelola perubahan. Landasan memerlukan strategi manajemen perubahan
yang kuat akan menjadi urgen ketika kita yang berbeda pula. Tiga macam perubahan
memahami bahwa setiap perubahan akan tersebut adalah:
memunculkan ketidakpastian. a. Pe r u b a h a n Ru t i n , d i m a n a t e l a h
Dimensi ketiga, yaitu menyangkut konsep direncanakan dan dibangun melalui proses
tentang isi dan skala perubahan yang akan organisasi
dilakukan. Dimensi ini mensyaratkan bahwa b. Perubahan Peningkatan, yang mencakup
perubahan dipersepsi sebagai sesuatu yang keuntungan atau nilai yang telah dicapai
membumi dan dapat dijangkau oleh mind organisasi.
set dan pemikiran. Ketika arah perubahan
c. Perubahan Inovatif, yang mencakup
dipersepsikan sebagai sesuatu yang tinggi
cara bagaimana organisasi memberikan
atau utopis, maka yang tercipta adalah
pelayanannya (Siswanto, 2004).
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 183

Hammer dan Champy (1994) menuliskan 1999) mengemukakan kualitas sebagai


bahwa ekonomi global berdampak terhadap sebuah keselarasan terhadap persyaratan
3 C, yaitu customer, competition, dan change. dan kualitas bisa ada atau tidak, tiada
Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin tingkatan-tingkatan langsungnya. Para
banyak, dan perubahan menjadi konstan. Tidak manajer harus mengukur kualitas dengan
banyak orang yang suka akan perubahan, namun secara rutin menghitung biaya akibat
walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. terciptanya kesalahan-kesalahan. Ia
Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang menekankan penghapusan perubahan-
seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan yang merusak lewat pencegahan
perubahan agar proses dan dampak dari kesalahan-kesalahan yang membawa pada
perubahan tersebut mengarah pada titik positif. perubahan-perubahan tersebut.
Teori-teori yang mendasari Change d) Kurt Lewin (1890-1947) yang merupakan
Management adalah teori-teori yang psikolog yang mempelajari perilaku
berspesialisasi pada isu-isu kualitas organisasi kelompok-kelompok sosial dan terkenal
dan mengangkat perubahan sebagai sebagai sebagai Pendiri psikologi Sosial Modern.
bagian dari teori mereka, teori tersebut adalah Lewin berpendapat bahwa seluruh data
sebagai berikut (Hammer dan Champy, 1994): atau informasi di dunia tidaklah bermanfaat
a) W. Edwards Deming (1900-1993) kecuali diterjemahkan menjadi tindakan
mengemukakan bahwa kualitas bukanlah yang tepat, yang merupakan apa yang
sesuatu yang perlu didifinisikan dalam perlu dilakukan para manajer perubahan.
pengertian kongkrit dan kualitas hanya Ia mengembangkan analisis medan gaya
dapat didifinisikan oleh pelanggan serta sebagai sebuah alat bagi perubahan lewat
mengusulkan agar para manajer secara pencegahan yang digunakan untuk
agresif menciptakan dan memimpin menentukan kekuatan-kekuatan mana
perubahan-perubahan sercara alamiah. yang mendorong atau menahan sebuah
b) Joseph Juran (1979) mengemukakan perubahan tertentu.
bahwa peralihan keseimbangan di antara e) Robert Blake, dan Jene Mouton, telah
upaya dan waktu yang difokuskan untuk menciptakan sebuah model untuk
mengembangkan ciri-ciri khusus sebuah menggambarkan gaya-gaya kepemimpinan
produk versus upaya untuk menghilangkan lewat pembuatan grafik watak-watak
seluruh kekurangan dari sebuah produk. manajerial pada sebuah kisi. Kisi manajerial
Permulaan perubahan yang alamiah yang Blake and Mouton menunjukkan kepada
merupakan sebuah elemen tak terpisahkan para Manajer perubahan jenis-jenis
dari manajemen kualitas total. pemimpin apa sebenarnya mereka, sebagai
c) Philip B. Crosby (Quality is free, 1979, kebalikan dari jenis-jenis pemimpin yang
Quality without Tears, 1984 dan Leading, mereka sangkakan atas diri mereka.
184 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Penyebab Perubahan 2. Faktor Internal


Secara garis besar faktor penyebab Adalah penyebab perubahan yang berasal
terjadinya perubahan dapat dikelompokkan dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang
menjadi dua yaitu (Wallace dan Szilagy, 1982): dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:
1. Faktor eksternal a. Problem hubungan antar anggota.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari b. Problem dalam proses kerja sama,
luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi c. Problem keuangan.
bersifat responsive terhadap perubahan yang
Hubungan antar anggota yang kurang
terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang
harmonis merupakan salah satu Problem yang
sekali suatu organisasi melakukan perubahan
lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari
Problem yang menyangkut hubungan atasan
lingkungannya. Artinya, perubahan yang
bawahan (hubungan yang bersifat vertikal),
besar itu terjadi karena lingkungan menuntut
dan Problem yang menyangkut hubungan
seperti itu. Beberapa penyebab perubahan
sesama anggota yang kedudukannya setingkat
organisasi yang termasuk faktor eksternal adalah
(hubungan yang bersifat horizontal). Problem
perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan
atasan bawahan yang sering timbul adalah
peraturan pemerintah.
Problem yang menyangkut pengambilan
Perkembangan dan kemajuan teknologi juga keputusan dan komunikasi. Keputusan
merupakan penyebab penting dilakukannya pimpinan yang berkenaan dengan system
perubahan. Penggantian perlengkapan lama pengupahan, misalnya dianggap tidak adil atau
dengan perlengkapan baru yang lebih modern tidak wajar oleh bawahan, atau putusan tentang
menyebabkan perubahan dalam berbagai pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu
hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan lama. Hal ini akan menimbulkan tingkah
kuantitas tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis laku anggota yang kurang menguntungkan
output yang dihasilkan, system penggajian organisasi, misalnya anggota sering terlambat.
yang diberlakukan yang memungkinkan Komunikasi atasan bawahan juga sering
jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau menimbulkan Problem. Keputusannya sendiri
hubungan pola kerja diubah karena adanya mungkin baik tetapi karena terjadi salah
perlengkapan baru. Perkembangan IPTEK informasi, bawahan menolak keputusan
terus berlanjut sehingga setiap saat ditemukan pimpinan. Dalam hal seperti ini perubahan
berbagai produk teknologi baru yang secara yang dilakukan akan menyangkut system
langsung atau tidak memaksa organisasi untuk saluran komunikasi yang digunakan.
melakukan perubahan. Organisasi yang tidak
Masalah yang sering timbul berkaitan
tanggap dan bersedia menyerap berbagai
dengan hubungan sesama anggota organisasi
temuan teknologi tersebut akan tertinggal dan
pada umumnya menyangkut masalah
pada gilirannya tidak akan sanggup survive.
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 185

komunikasi dan kepentingan masing- mengenal perubahan apa yang akan dilakukan /
masing anggota. Proses kerja sama yang terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok
berlangsung dalam organisasi juga kadang- dapat mengenal kebutuhan perubahan dan
kadang merupakan penyebab dilakukannya mengidentifikasi tipe perubahan.
perubahan. Problem yang timbul dapat
Tahap 2, adalah tahap perencanaan perubahan.
menyangkut masalah system kerjasamanya
Pada tahap ini harus dianalisis mengenai
dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau
diagnostik situasional tehnik, pemilihan strategi
peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama
umum, dan pemilihan. Dalam proses ini perlu
yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat
dipertimbangkan adanya factor pendukung
menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak
sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.
efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan
hubungan antar anggota menjadi impersonal Tahap 3, merupakan tahap implementasi
yang mengakibatkan rendahnya semangat perubahan dimana terjadi proses pencairan,
kerja dan pada gilirannya produktivitas perubahan dan pembekuan yang diharapkan.
menurun, demikian sebaliknya. Perubahan Apabila suatu perubahan sedang terjadi
yang harus dilakukan akan menyangkut kemungkinan timbul masalah. Untuk itu perlu
struktur organisasi yang digunakan. dilakukan monitoring perubahan.

Tahap-Tahap Perubahan Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan


Setiap perubahan memiliki tujuan tertentu balik. Untuk melakukan evaluaasi diperlukan
yang dapat berupa upaya penyesuaian terhadap data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan
perubahan lingkungan (misalnya selera pengumpulan data dan evaluasi data tersebut.
konsumen berubah, adanya peraturan baru yang Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada
diberlakukan pemerintah, kemajuan teknologi, tahap 1 sehingga memberi dampak pada
dan lain-lain) dan upaya peningkatan efisiensi perubahan yang diinginkan berikutnya
organisasi dalam rangka mencapai kondisi Secara lebih rinci, Wallace dan Szilagyi
yang lebih baik. Suatu perubahan terjadi (1982) mengemukakan bahwa proses perubahan
melalui tahap-tahapnya. Pertama-tama adanya organisasi yang direncanakan (planned change)
dorongan dari dalam (dorongan internal), mencakup enam tahapan, yaitu:
kemudian ada dorongan dari luar (dorongan a. Dirasakannya kebutuhan untuk melakukan
eksternal). Menurut Wallace dan Szilagy (1982) perubahan
untuk manajemen perubahan perlu diketahui
b. Pengenalan bidang permasalahan
adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap
c. Identifikasi hambatan
manajemen perubahan ada empat, yaitu:
d. Pemilihan strategi perubahan
Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi
e. Pelaksanaan
perubahan, diharapkan seseorang dapat
f. Evaluasi
186 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Urutan proses perubahan yang mencakup sehingga aspek-aspek yang tidak mendukung
tahapan-tahapan tersebut ditunjukkan pada dapat dihilangkan (setidak-tidaknya dikurangi),
gambar dibawah ini: sementara itu aspek-aspek yang mendukung
dapat lebih ditingkatkan perannya dalam
mencapai keberhasilan perubahan yang
dilaksanakan.
Setelah mengenali berbagai keterbatasan
yang ada, tahapan berikutnya ialah memilih
strategi perubahan yang sesuai. Harold
Levitt dalam Wallace dan Szilagy (1982)
mengemukakan bahwa dalam rangka
melaksanakan perubahan organisasi ada empat
Gambar 1. Proses Pelaksanaan Perubahan yang macam strategi yang dapat dipilih, yaitu:
Direncanakan a. Perubahan struktur organisasi.
Tahap berikutnya ialah identifikasi b. Perubahan teknologi.
terhadap berbagai keterbatasan (constraints) c. Perubahan tugas.
yang dihadapi oganisasi dalam melakukan d. Perubahan manusianya.
perubahan. Berbagai keterbatasan itu mencakup
iklim kepemimpinan, struktur, organisasi, dan Perubahan struktur berkenaan dengan
karakteristik anggota. Iklim kepemimpinan pola hubungan kerja antar anggota. Sebagai
ialah suasana kerja yang ditimbulkan oleh contoh perubahan dari pola sentralisasi
gaya kepemimpinan seseorang. Apakah ke dalam desentralisasi atau sebaliknya,
suasana kerja cenderung menerima atau perubahan dari bentuk fungsional ke bentuk
menolak terjadinya perubahan banyak matrik, perubahan dari struktur yang memiliki
ditentukan oleh praktik kepemimpinan yang tingkat formalitas tinggi ke tingkat formalitas
diterapkan seseorang. Struktur yang fleksibel rendah, dan sebagainya. Perubahan teknologi
memberikan kemungkinan yang lebih besar terutama berkaitan dengan proses dan metode
bagi keberhasilan suatu program perubahan kerja yang digunakan, misalnya penggantian
dibandingkan dengan struktur yang kaku dan sistem manual dengan mesin, penggunaan
birokratis, kecuali jika strukturnya itu sendiri komputer, dan penggunaan ICT. Perubahan
yang hendak diubah. tugas berkaitan dengan perubahan jenis,
macam, maupun jumlah satuan tugas yang
Berbagai karakteristik individu (anggota)
dikerjakan anggota. Termasuk dalam katagori
yang ikut menentukan keberhasilan program
ini misalnya mutasi kerja, rotasi kerja, dan
perubahan organisasi antara lain: sikap,
penambahan serta pengurangan tugas-tugas
kepribadian, dan harapan. Karakteristik-
yang dibebankan kepada anggota. Perubahan
karakteristik tersebut harus ikut dipertimbangkan
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 187

manusianya ialah perubahan organisasi yang 4. Perubahan dalam beban kerja yang dipikul
menyangkut faktor orang dalam kedudukannya oleh organisasi sebagai keseluruhan atau
sebagai warga sekolah. Termasuk dalam komponen-komponen tertentu dari organisasi.
katagori ini misalnya program-program
Perubahan prosedur kerja
latihan, penataran, bimbingan & konseling,
dan pemecahan masalah (Problem solving). Perubahan dalam bidang prosedur kerja
dapat saja terjadi dengan atau tanpa perubahan
Sasaran Perubahan dalam struktur organisasi. Perubahan dalam
Dalam menganalisa sasaran-sasaran prosedur kerja dapat terjadi secara menyeluruh
perubahan yang sifatnya organisasional, dan mencakup seluruh peroses administrasi,
hendaknya selalu diperhatikan kaitan antara ataupun terjadi secara inkeremental artinya
sasaran-sasaran yang ingin dicapai itu dengan hanya mencakup sebagian proses administrasi.
tujuan yang hendak dicapai, sepanjang tujuan Perubahan prosedur kerja meliputi:
yang telah ditentukan sebelumnya tidak turut 1. Perubahan prosedur kerja dalam kegiatan
diubah. Memang bukan hal yang mustahil investigatif dalam rangka analisa dan
terjadi bahwa tujuan organisasi pun dirasakan perumusan kebijaksanaan. Dalam rangka
memerlukan perubahan, baik dalam arti analisa san perumusan kebijaksanaan,
keseluruhan, maupun komponen tertentu dari organisasi-organisasi modern melakukan
tujuan tersebut. Berikut adalah sasaran-sasaran kegiatan investigatif atau dengan kata
perubahan tersebut: lain usaha pengumpulan informasi. Jika
misalnya suatu organisasi mengambil
Perubahan dalam struktur organisasi
keputusan untuk mengubah strategi dan
Komponen organisasi yang amat sering
caranya memperoleh informasi, keputusan
dijadikan sebagai salah satu sasaran perubahan
tersebut tentunya mempunyai implikasi
organisasional adalah stuktur organisasi.
dalam bentuk perubahan dalam prosedur
Perubahan dalam struktur organisasi meliputi :
kerja untuk memenuhi kebutuhan
1. Perumusan dalam rumusan atau segi-segi organisasi akan informasi tertentu.
tertentu pada tujuan yang telah ditetapkan.
2. Perubahan prosedur kerja dalam perumusan
2. Perubahan dalam mision yang hendak kebijaksanaan. Hal ini berkaitan dengan
diemban. Seperti misalnya mission suatu manajemen dan gaya kepemimpinan para
Angkatan Bersenjata yang dirumuskan pemimpin organisasi. Artinya, jika seorang
dengan gaya tertentu dalam suasana damai pemimipin menerapkan manajemen
yang perlu diubah apabila negara dalam terbuka dan sifatnya partisipatif, ia akan
keadaan perang. mengajak bawahannya untuk berperan
3. Perubahan dalam rumusan, sifat dan aktif dalam perumusan kebijaksanaan.
jenis tugas pokok, tugas dan kegiatan Cara dan pendekatan seperti ini mungkin
operasional.
188 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

terasa berbelit-belit dan rumit, akan tetapi pokok naik. Sehingga orang-orang
dipandang dari segi perilaku administratif, terpaksa mempertimbangkan kembali
jalan inilah merupakan cara yang terbaik. niatnya untuk membeli mobil mewah
Atau sebaliknya ketika seorang pemimpin dan lebih banyak memikirkan untuk
menjalankan manajemen yang sifatnya memenuhi kebutuhan pokoknya yang
otoriter ia akan menutup partisipasi lebih mendesak. Hal ini mengakibatkan
bawahannya dalam proses perumusan organisasi niaga tersebut harus mengadakan
kebijaksanaan tersebut penyesuaian tertentu dalam menyusun
3. Perubahan prosedur kerja dalam proses rencana kerjanya baik dalam rencana
pengambilan keputusan. Sebagaimana halnya produksi, penggudangan, pemasaran dan
dengan proses perumusan kebijaksanaan, sebagainya.
proses pengambilan keputusan juga 5. Per ubahan prosedur kerja dalam
berkaitan dengan manajemen dan gaya pengorganisasian. Hal ini berkaitan
kepemimpinan para pemimpin organisasi. dengan perubahan yang bersifat struktural
Dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi.
perlu dirumuskan secara tegas dan jelas sifat 6. Perubahan perubahan prosedur kerja dalam
dan bentuk keterlibatan berbagai pihak, pergerakan bawahan. Hal ini berkaitan
termasuk segala perubahan yang dianggap dengan faktor motivasional yang bersifat
perlu untuk peningkatan efisiensi dan kebendaan dan non-kebendaan dari para
efektifitas kerja baik di tingkat individual anggota organisasi. Para anggota organisasi
maupun pada tingkat organisasional. akan menerima perubahan yang akan
4. Perubahan prosedur dalam perencanaan. terjadi apabila dalam diri mereka timbul
Hal ini berkaitan dengan kepekaan dan sikap keyakinan bahwa perubahan yang terjadi
tanggap terhadap perubahan-perubahan itu akan menguntungkan atau bahkan
yang terjadi dalam berbagai bidang diluar merugikannya. Disamping itu pimpinan
organisasi yang pengaruhnya dirasakan organisasi memang perlu untuk selalu
dalam pelaksanaan tugas fungsional mencari dan menemukan prosedur baru
organisasi. Perubahan-perubahan tersebut yang dapat menguntungkan bagi organisasi
berimplikasi terhadap kualitas, jenis dan dan yang memberi kemudahan bagi para
bentuk informasi yang diperlukan dalam anggotanya. Misalnya pada prosedur
menyusun rencana yang pada gilirannya pembayaran gaji dan upah. Pembayaran
mungkin menuntut perubahan dalam gaji dengan cara yang konvensional dengan
prosedur kerja. Misalnya, suatu organisasi cara antri di depan loket pembayaran gaji
niaga yang memproduksi mobil mewah. mungkin lebih efisien dan lebih mudah
Tiba-tiba terjadi krisis ekonomi yang apabila diganti dengan sistem pembayaran
mengakibatkan harga-harga kebutuhan transfer via rekening. Hal tersebut diatas
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 189

dapat mempunyai efek motivasional yang enggan menerima perubahan. Karenanya,


tidak kecil artinya. pendekatan yang diperlukan tidak hanya
7. Per ubahan prosedur kerja dalam pendekatan teknis, melainkan juga
melaksanakan tugas operasional. Hal ini pendekatan psikologis dan perilaku.
berkaitan dengan kebiasaan, cara kerja 8. Perubahan prosedur kerja dalam hal melakukan
dan prosedur kerja operasional yang sudah pengawasan. Pengawasan merupakan fungsi
biasa dipergunakan oleh para petugas manajemen yang sangat penting artinya
operasional yang yang tidak mudah untuk dalam meningkatkan efisiensi, efektifitas
diubah. Masalahnya sering berubah dari dan produktifitas kerja. Dengan kata lain,
masalah yang bersifat teknis menjadi pengawasan amat penting peranannya
masalah sikap. Contohnya para petani dalam menghilangkan atau mengurangi
yang tinggal di daerah pedesaan dan hidup pemborosan dan penyimpangan dari rencana
dalam lingkungan yan dapat dikatakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya,
tradisional, sudah mempunyai persepsi dalam usaha pengumpulan fakta dan data
dan kebiasaan tertentu tentang cara operasional dengan teknologi informasi
bercocok tanam atau bertani. Persepsi dan dapat meningkatkan efisiensi pengawasan
kebiasaan tertentu itu bahkan mungkin yang nantinya akan meningkatkan efisiensi
sudah dianggap sebagai satu-satunya organisasi.
persepsi dan kebiasaan yang benar dan oleh
Analisis Turnaround
karena itu tidak perlu diubah lagi. Apalagi
kalau mengingat bahwa persepsi dan Analisis Turnaround merupakan suatu
kebiasaan itu telah berlaku turun-temurun model accounting yang diperkenalkan oleh
di masyarakat. Apabila ada usaha dari Harlan D. Platt pada tahun 1998. Model ini
pemerintah misalnya untuk mengubah sangat kental dengan warna warni akuntansi
persepsi dan kebiasaan itu tidak mudah dan hukum. baginya, tidak semua korporat
dan memerlukan kesabaran, tenaga, biaya, dapat diselamatkan atau diubah. Untuk diubah,
waktu yang tidak sedikit. Umpamanya sebuah korporat harus memiliki sejumlah syarat
kebiasaan dalam menyuburkan tanah yaitu dukungan dari stakholder, masih ada core
dengan cara lama yang menggunakan pupuk business yang mampu mendatangkan cash flow,
kimiawi diganti dengan cara menggunakan adanya team manajemen yang solid, dan sumber-
pupuk organik. Jelaslah bahwa mengubah sumber pembiayaan dalam jangka panjang.
prosedur kerja operasional tidak tepat Perubahan ini disebut Turnaround
apabila hanya dipandang sebagai masalah (putar haluan). Putar haluan dilakukan
teknis saja, karena sering yang menjadi oleh perusahaan yang sedang mengalami
penghalang adalah justru sikap mental penurunan akibat kerugian selama beberapa
yang mengakibatkan orang tidak mau atau kali berturut-turut atau salah urus. Sebelum
190 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

ditangani, diperlukan analisis terhadap laporan-


laporan keuangan perusahaan untuk melihat
posisi keuangan untuk “bergerak”. Langkah
Turnaround dimulai dengan reorganisasi,
dilakukan bila nilai perusahaan (enterprice
value) masih lebih besar dari nilai likuidasinya
(liquidation value). Bila nilai perusahaan yang
Gambar 2. Sigmon Curve dan Strategi Perubahan
sebenarnya lebih kecil dari nilai likuidasinya
maka wajarnya ia dilikuidasi saja dari pada Dari gambar diatas terlihat bahwa kondisi
dikenakan Turnaround. perusahaan, institusi, atau negara tidak sedang
Platt juga membedakan strategi perubahan berada pada tahapan kebangkrutan (crisis),
kedalam tiga kelompok yaitu transformasi tidak mampu membayar utang, atau tengah
korporat, Turnaround dan manajemen krisis. menghadapi ancaman likuidasi. Melainkan
Ketiga strategic tersebut dijalankan menurut berada dalam tahap kritis, namun masih
kondisi yang berbeda-beda pada keadaan yang punya ruang untuk bergerak, khusnya dalam
sedang menurun. Ia juga membedakan strategi meningkatkan efisiensi dan memperbaiki
Turnaround dengan operating Turnaround. posisi daya saing.
Strategic Turnaround dilakukan untuk mengubah Turnaround didefinisikan sebagai
strategi untuk bersaing dalam bisnis yang sama pembalikan arah perusahaan dari penurunan
(meningkatkan pangsa pasar) atau memasuki kinerja. Menurut Supardi dan Mastuti (2003),
bisnis baru. Sedangkan operating Turnaround Turnaround diambil ketika manajemen
berhubungan dengan (Hofer, 1980): mengalami kegagalan dalam membesarkan
(1) Peningkatan revenue, perusahaan sehingga prospek perusahaan menjadi
tidak jelas dan mengalami krisis berkepanjangan,
(2) penurunan biaya,
sehingga pemilik dan manajemen berusaha keras
(3) pengurangan harta-harta
memutar arah organisasi.
Istilah Turnaround dipakai untuk Recovery dari financial distress didefinisikan
menjelaskan strategi yang dapat dipakai oleh sebagai cash flow yang lebih besar daripada
pemimpin perubahan yang menghadapi hutang jangka pendek. Beberapa peneliti
banyak kendala, namun ia masih punya cukup meyakini bahwa financial distress dapat
waktu dan masih ada resources yang memadai diatasi ketika dilakukan tindakan yang cepat
untuk mencari solusi. Kedaan ini tegambar dalam perubahan manajemen dan pengaturan
dalam sebuah kurva: perusahaan mengenai strategi organisasi dan
struktur perusahaan. Pada tahap awal ketika
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 191

terjadi hambatan cash flow, harus segera Tingkat kesuksesan pengaplikasian strategi
dilakukan tindakan melalui efisiensi. menahan penurunan (decline stemming
strategy) dipengaruhi beberapa faktor, antara
Proses dan Siklus Turnaround
lain tingkat ketahanan perusahaan terhadap
Sebelum kita menjalankan analisis turn distress, ukuran perusahaan dan sumber-
around maka harus diketahui terlebih dahulu sumber bebas yang tersedia (Kasali, 2005).
strategi yang akan dijalankan, diantaranya :
1. Orientasi efisiensi (Efficiency oriented) Siklus Turnaround

2. Orientasi usaha (Entrepreneurial oriented) Burke dan Mone, menemukan 4 tahap


kondisi selama siklus penurunan kinerja
Jika penurunan kinerja perusahaan berasal keuangan perusahaan dan Turnaround, yaitu
dari operasi yang tidak efisien maka perusahaan (Burke, 2002):
harus mengadopsi strategi recovery yang
1. Tahap pertama perusahaan berada dalam
berorientasi pada efisiensi (efficiency oriented
puncak kinerja keuangan dari 2 tahun
strateg y) seperti pemotongan biaya dan
sebelumnya
pengurangan asset. Jika strategi perusahaan
2. Tahap kedua, kinerja keuangan perusahaan
tidak relevan lagi maka perusahaan harus
berada dalam titik terendah setelah
membuat perubahan yang cocok dengan pasar
megalami penurunan kinerja dan berada
yang dihadapi dengan mengadopsi strategi yang
dalam kondisi financial distress.
berorientasi pada usaha (entrepreneurial oriented
strategies) Pearce dan Robbins, Arogyaswamy 3. Tahap ketiga, perusahaan dalam tahap
dalam Smith & Graves, mengamati bahwa efisiensi sumber daya setelah mengalami
proses Turnaround terdiri dari 2 bagian: retrenchment

1. Menahan penurunan (decline stemming 4. Tahap keempat, perusahaan berada dalam


strategy) kondisi sukses dalam Turnaround (terecovery)
atau malah gagal (tidak terecovery).
2. Strategi pemulihan (recovery strategy)

Decline stemming strategy bertujuan untuk Penerapan analisis Turnaround


menstabilisasi kondisi keuangan perusahaan Perusahaan yang sedang sakit bisanya
dengan pengumpulan dukungan pemegang tidak menarik, apalagi kalau perusahaan
saham, menghilangkan ketidakefisienan (efficiency itu milik negara. Cacian dan makian akan
oriented strategy) dan menstabilkan suasana terus berdatangan, dan seperti sebuah kapal
internal perusahaan. Ketika kondisi keuangan besar yang akan karam, ratusan orang yang
perusahaan stabil, maka harus diputuskan bagus-bagus dan dapat hidup dimana saja
strategi perbaikan/recovery yang akan diikuti akan berhamburan akan melompat kedalam
membaiknya profitabilitas atau mengusahakan sekoci meninggalkan kapal. Dan seperti
pertumbuhan (entrepreneurial oriented). orang-orang yang sakit, tidak semua dapat
192 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

disembuhkan. Oleh karena itu, seorang kondisi EBIT (earning before interest and tax)
pemimpin harus tahu persis dimanakah posisi yang positif dan cukup untuk memenuhi
perusahaan berada. Apakah perusahaan masih kebutuhan-kebutuhan baru.
layak untuk disembuhkan melalui program Pemimpin perubahan juga harus melihat
Turnaround? Atau jangan-jangan sudah berada apakah masih ada produk yang dapat
pada tahap krisis yang sudah sulit untuk dihandalkan untuk menghasilkan revenue.
disembuhkan, semua itu akan tergambar dari Perusahaan harus punya produk atau
kinerja perusahaan yang dimilikinya. jasa yang menghasilkan pendapatan.
Ada beberapa indikator yang dapat dipakai Tapi ketika perusahaan menjadi lebih
untuk melihat seberapa jauh perusahaan besar dan produk-produknya sangat
dapat diputar haluannya. Indikator-indikator beragam, eksekutif menjadi tidak fokus.
tersebut antara lain (Kasali, 2005): Bahkan banyak yang tidak tahu produk-
1) Dukungan yang kuat dari stekholder, produk mana saja yang menjadi kanibal.
termasuk para pekerja, komonitas dan Tidak jarang semua produk adalah
pemegang saham. Bila ia perusahaan besar kanibal, yaitu produk rugi yang dijual
dibutuhkan dukungan dari negara. dibawah harga pokok, dan sebahagian
Dukungan para stakeholder dapat dilihat menumpuk digudang atau sulit ditagaih
dari ucapan-ucapan, opini-opini yang pembayarannya. Produk-produk yang
beredar dan diungkapkan, serta keseriusan tidak laku biasanya memiliki masa tagih
dalam berkorban. Para pekerja bersedia (collection period) yang panjang. Selain
gaji/upahnya diturunkan, dirumahkan itu, mungkin saja produk-produk anda
atau tidak menerima kompensasi selama sudah ketinggalan zaman dan berada jauh
beberapa waktu. Minimal, mereka dibawah kendali dibawah merek-merek
tidak melakukan aksi-aksi sepihak yang terkemuka. Semua itu menunjukan tidak
mengekspresikan ketidakpuasan mereka, adanya produk andalan yang mampu
seperti menutup pintu masuk, melarang mendatangkan cash flow.
orang lain bekerja, atau merusak aset-aset Kalau pasarnya masih ada, dan permintaan
perusahaan. Dukungan-dukungan ini akan masih dapat didorong, perbaikan mutu
menumbuhkan optimisme dan kepercayaan. produk dan layanan harus dijadikan
Dengan adanya dukungan, eksekutif prioritas. Yang jelas, harus ada core business
dapat bekerja dengan optimal, sambil yang menghasilkan revenue. Kalau core
melakukan pembenaha, setelah itu kondisi business tidak bisa menghasilkan positive
yang kompetitif (seperti mendorong rivalry cash flow maka perusahaan tidak bisa hidup.
diantara pelaku usaha) mutlak dibutuhkan. Kalau tidak ada di core business, perhatian
2) Adanya bisnis inti (core business) yang mampu dapat juga diarahkan pada non-core
mendatangkan cash flow yang tampak dari business. Pada masa-masa tertentu,
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 193

eksekutif memang melirik non-core 3) Adanya team manajemen yang solid dan
business sebagai source income. Tetapi tangguh untuk mengendalikan operasional
bisnis inti itu sendiri harus benar-benar perusahaan.
sehat dan tidak boleh membebani anak- Selain core business yang sehat, tentu juga
nak perusahaannya. Perhatian juga harus dibutuhkan team manajmen yang solid,
ditujukan pada anak-anak perusahaan dan mempunyai irama yang sama. Pada
yang tidak sehat. Anak perusahaan juga saat baru diangkat, mereka memang
harus menunjang perusahaan induk, terlihat akur dan bersemangat. Tetapi
bukan membebaninnya. Adakalanya kalau mereka tidak saling mengenal
yang terjadi adalah anak-anak perusahaan dan kurang respek maka semangatnya
mengkanibalkan induknya. Untuk bisa berubah menjadi negatif dan saling
menyehatkan core business, pemimpin merusak. Pekerjaan Turnaround adalah
harus membuang lapisan-lapisan diluar pekerjaan yang penuh resiko dan steressful.
lapisan inti yang sudah membusuk. Artinya, ada kemungkinan manajemen
Lapisan-lapisan itu dapat berupa anak akan dilanda kepanikan-kepanikan, rasa
perusahaan, divisi, cabang ataupun produk. saling curiga, dan saling menyalahkan.
Sebuah core business yang sehat antara Akibatnya, organisasi akan terpecah-pecah
lain dapat dilihat melalui adanya hal-hal dan berjalan sendiri-sendiri. Apalagi kalau
sebagai berikut: masing-masing punya agenda sendiri-
a. Produk unggulan dengan merek yang sendiri maka mereka bisa saling merusak,
terpercaya bukan memecahkan persoalan. Tidak
b. Hasil-hasil penelitian yang dapat jarang terjadi bongkar pasang berkali-kali
segera dikomersialkan untuk menemukan team yang solid.

c. Data-based pelanggan serta kesetian 4) Sumber-sumber baru pembiayaan,


yang tinggi khususnya pembiayaan berjangka panjang.

d. Jaringan pemasaran yang kuat dan Tim bukan cuma harus solid, melaikan
dapat diandalkan juga credible, dan dikenal luas. Team yang
datang dengan reputasi yang baik akan
e. Sumber-sumber pasokan bahan baku
mampu menimbulkan kepercayaan dari
yang berkualitas
pemilik dana (bank). Ini berarti terbuka
f. Hak-hak paten
kesempatan untuk melakukan negoisiasi
g. Cara kerja yang efisien utang (terutama bunga dan termin
h. Tenaga kerja yang produktif dengan pembayaran) dan memperoleh sumber-
kultur kerja yang sehat sumber pendanaan baru yang bersifat long-
term. Team ini bukan Cuma harus credible,
194 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

melaikan juga menyandang keahlian- Dari beberapa defenisi diatas dapat diambil
keahlian tertentu yang dipersepsikan kesimpulan bahwa pengertian kinerja adalah
positif oleh pasar. Mereka harus mampu suatu kemampuan atau prestasi yang dicapai
memberikan rencana-rencana baru yang dalam melaksanakan suatu tindakan tertentu.
lebih menarik dan menjelaskan bagaimana Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari
cara menyampaikannya. suatu proses dengan mengorbankan berbagai
sumber daya. Salah satu parameter kinerja
Semua hal diatas tersebut merupakan
tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan
prasyarat untuk menjalankan manajemen
sangat diperlukan karena untuk kelangsungan
perubahan dengan analisis Turnaround, apakah
hidup perusahaan. Untuk memperoleh
metode atau analisis ini masih memungkinkan
laba, perusahaan harus melakukan kegiatan
dipakai untuk menyelamatkan suatu
operasional. Kegiatan operasional ini dapat
perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya.
terlaksana jika perusahaan mempunyai
Kinerja Perusahaan sumber daya. Laba dapat memberikan sinyal
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam yang positif mengenai prospek perusahaan
mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan di masa depan tentang kinerja perusahaan.
masyarakat sangat bergantung dari kinerja Dengan adanya pertumbuhan laba yang
perusahaan dan manajer perusahaan di dalam terus meningkat dari tahun ke tahun, akan
pelaksanaan tanggungjawabnya. Menurut memberikan sinyal yang positif mengenai
Ikatan Akuntan Indonesia pengertian kinerja kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba
keuangan berdasarkan SAK ETAP adalah perusahaan yang baik mencerminkan
“hubungan antara penghasilan dan beban dari bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena
entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba merupakan ukuran kinerja dari suatu
laba rugi. Laba sering digunakan sebagai perusahaan, maka semakin tinggi laba yang
ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin
pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian baik kinerja perusahaan. Laporan keuangan
investasi atau laba per saham”. merupakan hasil tindakan pembuatan
ringkasan data keuangan perusahaan.
Menurut Bernardin dan Russel (2003)
pengertian kinerja sebagai berikut : “performance Pengukuran Kinerja Perusahaan
is defined as the record of outcomes produced on
Menurut Halim Sistem pengukuran
a specified job function or activity during time
kinerja “memiliki sasaran implementasi strategi
period”. Prestasi atau kinerja adalah catatan
Dalam menetapkan sistem pengukuran kinerja,
tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-
manajemen puncak memilih seragkaian ukuran-
fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama
ukuran yang menunjukkan strategi perusahaan”.
kurun waktu tertentu.
Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor
kesuksesan kritis saat ini dan masa depan. Jika
Pengaruh Tekanan Ketaatan (Helmalia) 195

faktor-faktor ini diperbaiki, maka perusahaan dibutuhkan sebuah strategi dalam melakukan
telah menerapkan strateginya. Kesuksesan suatu perubahan ini, salah satunya dengan analisis
strategi tergantung pada strategi itu sendiri. Turnaround. Putar haluan dilakukan oleh
Sistem pengukuran kinerja secara ringkas perusahaan yang sedang mengalami penurunan
merupakan mekanisme perbaikan lingkungan akibat kerugian selama beberapa kali berturut-
organisasi agar berhasil dalam menerapkan turut atau salah urus. Sebelum ditangani,
strategi perusahaan (Halim, 2009). diperlukan analisis terhadap laporan-laporan
Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2009) keuangan perusahaan untuk melihat posisi
adalah ”penentuan secara periodik efektifitas keuangan. Langkah Turnaround dimulai
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dengan reorganisasi, dilakukan bila nilai
dan personelnya berdasarkan sasaran, standar perusahaan (enterprice value) masih lebih
dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya”. besar dari nilai likuidasinya (liquidation value).
Pengukuran kinerja tersebut dilakukan Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat
untuk mengukur keberhasilan setiap tim dari keberhasilan manajemen dalam mengelola
dan karyawan dalam mencapai sasaran yang perusasahaannya. Dengan melakukan analisis
telah ditetapkan. Menurut Hadi Tjokrosusilo ini, maka bisa meningkatkan kembali nilai
(2013) ada sejumlah indikator bahwa suatu perusahaan dan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan sehat, yaitu : perusahaan.
a. Jumlah pelanggan
DAFTAR PUSTAKA
b. Efektifitas karyawan,
Arsyad, Azhar. 2003. Pokok-Pokok Manajemen.
c. Jumlah cabang, Asset,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
d. Revenue/Profit,
e. Produk principal bertambah lebih cepat Bernardin, H. John, dan Joyce E. A Russel.
dari industri, 2003. Human Resource Management.
Singapore: McGraw-Hill Inc.
f. Memikirkan karyawan (People Development).
Burke. W.W. 2002. Organization Change:
KESIMPULAN Theory and Practice. London: Fondations
Pencapaian hasil yang maksimal dalam for Organizational Science.
sebuah perusahaan harus diiringan dengan
Davidson, Jeff. 2009. The Complete Ideal's
manajemen perubahan. Perubahan dapat
Guides: Change Management. Jakarta:
dilakukan secara terus menerus untuk
Prenada Media Group.
melayani kebutuhan manajemen perusahaan
atau kebutuhan konsumen, tergantung pada Halim, Abdul. 2009. Sistim Pengendalian
faktor yang mempengaruhinya “apakah Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM
faktor internal atau faktor eksternal”. Maka YKPN.
196 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Hammer, Michael and James Champy. 1994. Soerjogoeritno, E. R. 2004. Total Organizational
Reengineering the Corporation: A Manifesto Change, Berkelanjutan: Perspektif
for Business Revolution, The Academy of Manajemen Perubahan, Usahawan, 6 (32).
Management Review, 19 (3): 595-600.
Supardi, Sri Mastuti. 2003. Validitas
Helmalia. 2011. Perubahan Organisasi Penggunaan Z Score Altman untuk
dalam Perspektif Manajemen Perubahan, Menilai Kebangkrutan Pada Perusahaan
Maqdis, 3 (1). Perbankan yang Go Public di Bursa Efek
Jakarta. Kompak, 7 (1): 68-93.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard:
Alat Manajemen Kontemporer untuk Tjokrosusilo, Hadi. 2013. Analisa Rasio
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan
Jakarta: Salemba Empat. Univ. Maritim.

Rhenald Kasali. 2005. Change! Manajemen Wallace & Szilagyi. 1982. Managing Behavior
Perubahan dan Manajemen Harapan. in Organization. London: Scott Foresman
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. & Company.

Siswanto, Sastrohadiwirjo B.S. 2004.


Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,
Pendekatan Administratif dan Operasional.
Jakarta: Bumi Aksara..

Anda mungkin juga menyukai