Dosen :
Winda Harsanti, ST., MT
Disusun Oleh :
ANGGA ARFI PRATAMA 1331310084
SURYAH FIRMANSYAH 1331310036
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pemberian air dapat juga mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan
pupuk untuk perbaikan tanah.
b. Tujuan irigasi secara tidak langsung
Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat
menunjang usaha pertanian melalui berbagai cara antara lain :
1. Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu
tinggi dan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah
dapat disesuaikan dengan cara mengalirkan air yang bertujuan
merendahkan suhu tanah.
2. Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat
adanya unsur-unsur racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya
penggenangan air di sawah untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya
tersebut kemudian air genangan dialirkan ketempat pembuangan.
3. Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang
tikus bisa direndam dan tikus keluar, lebih mudah dibunuh.
4. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan
melalui dinding-dinding saluran, permukaan air tanah dapat
dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk mengambil air melalui
akar-akar meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.
5. Membersihkan buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan
prinsip pengenceran karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari
kota akan berpengaruh sangat jelek bagi pertumbuhan tanaman.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan
membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.
2.2.3 Waduk Jatiluhur 1995 di Jawa Barat dan Pengalaman TVA 1993 di Amerika
Serikat
Tennessee Valley Authority (TVA)yang diprakasai oleh Presiden
AS Franklin D. Roosevelt pada tahun 1933 merupakan salah satu Waduk Serba
Guna yang pertama dibangun di dunia. Resesi ekonomi (inflasi) tahun 1930
melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam
membangun kembali ekonomi Amerika Serikat. Isu TVA adalah
mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir, pencegahan
malaria, reboisasi, dan kontrol erosi, sehingga di kemudian hari, proyek TVA
menjadi salah satu model dalam menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu,
proyek waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS
tersebut. Waduk Jatiluhur terletak di kecamatan Jatiluhur, kabupaten Purwakarta
(±9 km dari pusat kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah
waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan
ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan
potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3/tahun dan merupakan waduk
serbaguna pertama di Indonesia.
4
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang
disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun
akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.
2.3.4 Irigasi Tradisional dengan Ember
Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di
samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
2.3.5 Irigasi dengan Pompa Air
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air,
kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran.
Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
2.3.6 Irigasi dengan Terasisasi
Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai untuk
distribusi air.
5
4. Irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).
Untuk penggunaan air yang efisien, irigasi tetes merupakan salah satu alternatif.
Misal sistem irigasi tetes adalah pada tanaman cabai.Ketersediaan sumber air irigasi
sangat penting. Salah satu upaya mencari potensi sumber air irigasi adalah dengan
melakukan deteksi air bawah permukaan (groundwater) melalui pemetaan karakteristik
air bawah tanah. Cara ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran, volume dan
kedalaman sumber air untuk mengembangkan irigasi suplemen.Deteksi air bawah
permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan Terameter.
2.4.3 Pengalaman Sistem Irigasi Pertanian di Niigata Jepang
Sistem irigasi pertanian milik Mr. Nobutoshi Ikezu di Niigata Prefecture. Di sini
terlihat adanya manajemen persediaan air yang cukup pada pengelolaan pertaniannya.
Sekitar 3 km dari tempat tersebut tedapat sungai besar yang debit airnya cukup dan tidak
berlebih. Air sungai dinaikan ke tempat penampungan air menggunakan pompa
berkekuatan besar. Air dari tempat penampungan dialirkan menggunakan pipa-pipa air
bawah tanah berdiameter 30 cm ke pertanian di sekitarnya. Pada setiap pemilik sawah
terdapat tempat pembukaan air irigasi tersebut. Pembagian air ini bergilir berselang
sehari, yang berarti sehari keluar, sehari tutup. Penggunaannya sesuai dengan kebutuhan
sawah setempat yang dapat diatur menggunakan tuas yang dapat dibuka tutup secara
manual. Dari pintu pengeluaran air tersebut dialirkan ke sawahnya melalui pipa yang
berada di bawah permukaan sawahnya. Kalau di tanah air kita pada umumnya air
dialirkan melalui permukaan sawah. Sedangkan untuk mengatur ketinggian air dilakukan
dengan cara menaikan dan menurunkan penutup pintu pembuangan air secara manual.
Pembuangan air dari sawah masuk saluran irigasi yang terbuat dari beton sehingga air
dengan mudah kembali ke sungai kecil, tanpa merembes terbuang ke bawah tanah.
Pencegahan perembesan air dilakukan dengan sangat efisien.
2.4.4 Pengalaman Irigasi Perkebunan Kelapa Sawit
Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas utama bagi produksi
kelapa sawit. Kekeringan menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan distribusi
asimilat terganggu, berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif
maupun fase generatif. Pada fase vegetatif kekeringan pada tanaman kelapa sawit
ditandai oleh kondisi daun tombak tidak membuka dan terhambatnya pertumbuhan
pelepah. Pada keadaan yang lebih parah kekurangan air menyebabkan kerusakan jaringan
tanaman yang dicerminkan oleh daun pucuk dan pelepah yang mudah patah. Pada fase
generatif kekeringan menyebabkan terjadinya penurunan produksi tanaman akibat
6
terhambatnya pembentukan bunga, meningkatnya jumlah bunga jantan, pembuahan
terganggu, gugur buah muda, bentuk buah kecil dan rendemen minyak buah rendah.
Manajemen irigasi perkebunan kelapa sawit, yaitu: membuat bak pembagi, pembangunan
alat pengukur debit manual di jalur sungai, membuat jaringan irigasi di lapang untuk
meningkatkan daerah layanan irigasi suplementer bagi tanaman kelapa sawit seluas
kurang lebih 1 ha, percobaan lapang untuk mengkaji pengaruh irigasi suplementer
(volume dan waktu pemberian) terhadap pertumbuhan vegetatif kelapa sawit dan dampak
peningkatan aliran dasar (base flow) terhadap performa kelapa sawit pada musim
kemarau, identifikasi lokasi pengembangan dan membuat untuk 4 buah Dam Parit
dan upscalling pengembangan dam parit di daerah aliran sungai.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
c) Suatu saluran dibagi menjadi bagian-bagian atau sering disebut ruas-ruas. Misal
suatu ruas mempunyai nama RS2, berarti ruas itu terletak antara BS1 dan BS2.
d) Bangunan pembagi diberi nama seperti pemberian nama pada suatu ruas, tetapi
huruf R yang berarti “ruas” diganti huruf B yang berarti “bangunan”, dan dalam
hal ini “bangunan pembagi”. Misal BS1 berarti bangunan pembagi pada akhir
ruas RS1.
e) Nama bangunan-bangunan antara bangunan pembagi diberi nama sesuai nama
bangunan pembagi disebelah hilirnya, kemidian ditambah huruf kecil berturut-
turut dari hulu kearah hilir. Misalnya BS1a, BS1b, BS1c, BS1d dan seterusnya.
f) Saluran tersier diberi nama menurut bangunan bagi dimana saluran tersier
tersebut menerima air, dan huruf B yang berarti “bangunan” dihilangkan dan
diberi tambahan indikasi yang memperjelas posisi saluran. Misalnya unutk
menunjukkan arah kanan diberi indikasi ka, tengah dengan ta, kiri dengan ki.
Sebagai contoh adalah saluran tersier s2ka, ini berartio saluran tersier yang
menerima air dari BS2 dan arah aliran pada saluran tersier itu kesebelah sisi
kanan saluran besar pada BS2.
g) Nama suatu unit tersier misal
Artinya adalah :
1) Unit tersier ini dilayani saluran tersier slki.
2) Luas unit tersier adalah 90 ha.
3) Kebutuhan air saat rendaman penuh = 120 liter/detik.
9
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN CONTOH PERHITUNGAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1 Periode 1
Ʃ 117 Ʃ 90 Ʃ 159 Ʃ 55 Ʃ 31 Ʃ 9 Ʃ 10 Ʃ 0 Ʃ 0 Ʃ 0 Ʃ 0 Ʃ 7
Re 7.8 Re 6 Re 10.6 Re 3.666667 Re 2.066667 Re 0.6 Re 0.666667 Re 0 Re 0 Re 0 Re 0 Re 0.466667
Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2 Periode 2
Ʃ 26 Ʃ 86 Ʃ 72 Ʃ 11 Ʃ 0 Ʃ 0 Ʃ 0 Ʃ 0 Ʃ 0 Ʃ 36 Ʃ 0 Ʃ 100
Re 1.625 Re 6.615385 Re 4.5 Re 0.733333 Re 0 Re 0 Re 0 Re 0 Re 0 Re 2.4 Re 0 Re 6.666667
Contoh Perhitungan :
Untuk Bulan Januari
Untuk nilai R80 diambil dari table no 2 : 83
1
𝑅𝑒 = 𝑅80 ∗ ∗ 0,7
15
1
𝑅𝑒 = 83 ∗ ∗ 0.7 = 3.873
15
10
11
4.3 Data Klimatologi
GARIS LINTANG 7057'
GARIS BUJUR 112037'
Tekanan
No Bulan Suhu Z h y U
uap
1 januari 22.82 0.4903 0.8255 971.97 450 2.45
2 februari 20.72 0.409 0.7348 877.97 450 2.17
3 maret 23.2 0.409 0.8145 971.23 450 2.41
4 april 22.88 0.6271 0.7319 938.74 450 2.62
5 mei 23.93 0.6006 0.6897 941.13 450 3.15
6 juni 23.01 0.5748 0.7035 940.9 450 5.36
7 juli 22.82 0.714 0.7587 974.94 450 3.18
8 agustus 22.35 0.6628 0.7594 976.29 450 3.22
9 september 30.53 0.6661 0.7197 944.55 450 3.38
10 oktober 23.75 0.6135 0.7519 974.48 450 3.25
11 november 22.95 0.6068 0.7539 973.97 450 3.16
12 desember 23.67 0.551 0.7842 975.03 450 3.3
12
4.4 Perhitungan Evaporasi
oktober 24.0 1.799 0.742181 15.23 0.66 5.248245 15.67 0.75 29.85 22.48379 1.824348 132 0.248094 2.605114
november 22.9 1.630 0.722858 15.45 0.56 4.505157 15.04 0.79 27.95 22.06187 1.630342 0 1.177627 2.404453
desember 23.8 1.772 0.739277 15.46 0.22 1.779302 15.63 0.80 29.5 23.74274 1.068562 70.45161 0.640385 0.692397
januari 23.2 1.717 0.733154 15.51 0.37 3.020086 15.50 0.84 28.46 23.83295 1.276409 120 0.2258 1.338637
februari 20.8 1.512 0.707555 15.54 0.41 3.319449 15.01 0.78 24.59 19.21533 1.589444 164 -0.03569 1.213637
maret 23.4 1.735 0.735189 15.12 0.43 3.416902 15.54 0.81 28.81 23.28034 1.403331 121.7778 0.257461 1.548534
575 946.875 0.624938
april 22.7 1.673 0.728044 14.00 0.48 3.514418 15.40 0.81 27.62 22.47347 1.518337 88.32 0.456583 1.577405
mei 23.3 1.762 0.738184 12.74 0.80 5.305147 15.52 0.71 28.63 20.21647 2.239866 134.8364 0.253299 2.329061
juni 22.0 1.612 0.720628 12.00 0.76 4.763032 15.26 0.73 26.45 19.18507 2.237763 132 0.244683 1.888138
juli 21.7 1.587 0.717471 12.26 0.76 4.83275 15.20 0.71 25.99 18.35229 2.301774 134.8364 0.229942 1.880866
agustus 22.2 1.629 0.722735 13.27 0.78 5.391167 15.30 0.69 26.79 18.47646 2.346817 144 0.154299 2.243041
september 22.5 1.656 0.726017 14.51 0.90 6.809435 15.36 0.67 27.29 18.41165 2.584221 155.0769 0.040868 3.078775
13
Metode penman
Rumus :
ETo = (B (Hi - Ho) + ((1 - B) Ea)
Contoh perhitungan di bulan januari
B = D +(D/G)
D = kemiringan kurva tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata di januari 22.82
G = 0.0006*P
D = 1.63
P = 1013 – 0.115 Y
Y = elevasi lokasi studi
= 450
P = 1013 – 0.115*450
= 961.25
G = 0.0006 * 961.25
= 0.634
B = D/(D+G)
= 1.63 /(1.63+0.634)
= 0.72
Hi = fakror radiasi yang datang (mm/hari)
= (1 – r) Ra (a1 + a2 * Z)
14
r = tanaman hijau
= 0.2
Ra = radiasi gelombang pendek teoritis / angkat angkot (mm/hari) di bulan januari
Ra = 15.49 (mm/hari)
Hi = (1 – 0.2) 15.49 (0.24 + 0.41 * 0.49)
= 5.46
Ho = sTa4 * (a3 –(a4 * ed1/2)) * (a5 + (a6 * Z))
15
sTa4 = 15.42
= h * ea
ea = tekanan uap jenuh pada subhu rata-rata ybs (mb) bulan januari
r
Air terbuka 0.06
Tanaman hijau 0.2
Rumput-rumputan 0.08-0.09
Batu 0.12-0.15
ea = 27.78
ed = 0.826 * 27.78
= 22.93
Ho = 15.42 * (0.58 –(0.08 * 22.931/2)) * (0.28 + (0.55 * 0.49))
= 1.499
Ea = factor aerodinamik
= (a7) (ea – ed) (a8 – a9 * U)
= (0.2) (27.78 – 22.93) (1 – 0.0063 *2.45)
= 0.955
ETo = (B (Hi - Ho) + ((1 - B) Ea)
= (0.72 (5.46 – 1.499) + ((1 – 0.72) 0.955)
= 3.121
Jadi evaporasi di bulan januari sebesar 3.121
16
17
4.5 Pola tanam
NO URAIAN Besaran Satuan OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1
Pola Tanam PADI WLR WLR BUNCIS JAGUNG
PD
2 1.050 1.140 1.280 1.390 1.350 1.175 1.030 0.880 0.200 0.350 0.640 0.880 0.910 0.700 0.340 0.130 0.200 0.385 0.640 0.855 0.910 0.785
Koef Tanaman K 1.050 1.140 1.280 1.390 1.350 1.175 1.030 0.880 0.200 0.350 0.640 0.880 0.910 0.700 0.340 0.130 0.200 0.385 0.640 0.855 0.910 0.785
1.050 1.140 1.280 1.390 1.350 1.175 1.030 0.880 0.200 0.350 0.640 0.880 0.910 0.700 0.340 0.130 0.200 0.385 0.640 0.855 0.910 0.785
18
19
4.6 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
NO URAIAN Besaran Satuan OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1
Pola Tanam PADI WLR WLR BUNCIS JAGUNG
PD
2 1.050 1.140
1.280 1.390 1.350 1.175 1.030 0.880 0.200 0.350 0.640 0.880 0.910 0.700 0.340 0.130 0.200 0.385 0.640 0.855 0.910 0.785
Koef Tanaman K 1.050
1.140 1.280 1.390 1.350 1.175 1.030 0.880 0.200 0.350 0.640 0.880 0.910 0.700 0.340 0.130 0.200 0.385 0.640 0.855 0.910 0.785
1.050 1.140 1.280 1.390 1.350 1.175 1.030 0.880 0.200 0.350 0.640 0.880 0.910 0.700 0.340 0.130 0.200 0.385 0.640 0.855 0.910 0.785
3 Rata2 Koef Tanaman 1.050 1.095 1.157 1.270 1.340 1.305 1.185 1.028 0.703 0.477 0.397 0.623 0.810 0.830 0.650 0.390 0.223 0.238 0.408 0.627 0.802 0.850 0.848 0.785
4 Evaporasi potensial Eto mm/hr 2.605114248 2.404453221 0.692397021 1.33863696 1.213636513 1.54853403 1.577405487 2.329060502 1.888137797 1.880866039 2.243040957 3.078775312
5 Kebutuhan Air Konsumtif Etc mm/hr 2.73537 2.8526 2.781151 3.053656 0.927812 0.903578 1.586285 1.376565 0.853591 0.5785 0.614252 0.965253 1.277698 1.309247 1.513889 0.908334 0.421684 0.450006 0.76802 1.178676 1.798171 1.906585 2.609262 2.416839
6 Rasio luas keb.air konsumif 0.25 0.75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1 1 1 0.75 0.25
7 Keb air konsumtif dg rasio luas mm/hr 0.683842 2.13945 2.781151 3.053656 0.927812 0.903578 1.586285 1.376565 0.853591 0.5785 0.614252 0.965253 1.277698 1.309247 1.513889 0.908334 0.421684 0.450006 0.76802 1.178676 1.798171 1.906585 1.956947 0.60421
8 Penggantian air karena Eto & P M mm/hr 4.866 4.645 2.762 3.473 3.335 3.703 3.735 4.562 4.077 4.069 4.467 5.387
k' 0.584 0.557 0.331 0.417 0.400 0.444 0.448 0.547 0.489 0.488 0.536 0.646
Pd mm/hr 11.002 11.002 10.870 10.870 9.790 9.790 10.190 10.190 10.112 10.112 10.322 10.322 10.340 10.340 10.821 10.821 10.537 10.537 10.533 10.533 10.766 10.766 11.315 11.315
11 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0.75 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.25 0.75
12 Keb air penyiapan lahan dg rasio luas Pd mm/hr 8.251 2.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2.829 8.486
13 Perkolasi (Loam) P mm/hr 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 Penggantian Lapisan Genangan WLR mm/hr 0 0.00 3.333 3.333 3.333 3.333 3.333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Rasio Luas Pengganti lap.Genangan 0 0.00 0.25 0.5 0.5 0.5 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Pengganti lap.genangan dg rasio luas WLR mm/hr 0 0 0.83325 1.6665 1.6665 1.6665 0.83325 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Keb. Air disawah mm/hr 12.987 7.603 5.614 6.720 4.594 4.570 4.420 3.377 2.854 2.579 2.614 2.965 3.278 3.309 3.514 2.908 2.422 2.450 2.768 3.179 3.798 3.907 7.438 12.903
18 Curah Hujan Efektif Re mm/hr 0 2.4 0 0 0.466667 6.666667 7.8 1.625 6 6.615385 10.6 4.50 3.666667 0.733333 2.066667 0 0.6 0 0.666667 0 0 0 0 0
19 Keb.bersih air disawah NFR mm/hr 12.987 5.203 5.614 6.720 4.128 0.000 0.000 1.752 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2.576 1.447 2.908 1.822 2.450 2.101 3.179 3.798 3.907 7.438 12.903
l/dt/ha 1.503071 0.602198 0.649815 0.777796 0.477737 0 0 0.202727 0 0 0 0 0 0.298138 0.167503 0.336613 0.210843 0.283566 0.243212 0.367902 0.439603 0.452151 0.860876 1.493397
Keb.bersih air disawah maksimum l/dt/ha 1.503071276
20 Efisiensi Irigasi e % 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Keb air disaluran pengambilan l/dt/ha 1.878839 0.752747 0.812269 0.972245 0.597171 0 0 0.253409 0 0 0 0 0 0.372673 0.209378 0.420766 0.263554 0.354457 0.304015 0.459878 0.549504 0.565189 1.076095 1.866747
Keb air disaluran pengambilan max l/dt/ha 1.878839095
20
Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk bulan juni periode I,
1 Menggambar PTT sesuai dengan jenis tanaman dan waktu mulai tanam
2 Menentukan koefisien tanaman padi sesuai dengan grafik periode umur tanaman
3 Rerata koefisien tanaman dihitung dengan rumus :
koefisien
Rerata =
jumlahkoefisien
4 Memasukkan harga evapotranspirasi potensial (Et0) dari Perhitungan Metode Penmann . Pada Bulan
juni besar harga Et0 = 3.384 mm/hari.
5 Menghitung penggunaan air konsumtif (Etc) dengan rumus
Etc = c x ETo
= 3.91 mm/hari
7 Perkolasi dapat diketahui berdasarkann jenis tanah, yaitu : Lempung dengan perkolasi sebesar 2
mm/hari
8 Penggantian air karena ET0 dan P (M) ; Nilai k
M = 1.1 ETo + P
= 1.1 (3.384) + 2
= 5.72
k = M.T/S
= 5.72 x 30 / 250
= 0.69
21
= 3.384 mm/hari
10 Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan didapat dari Tabel Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
dengan cara:
Pd = ( M.ek ) / ( ek – 1 )
= 13.82
maka banyaknya air yang dipersiapkan untuk pengolahan lahan = 13.82 mm/hari.
= 0 mm/hr
= 3,333 mm/hr
14 Dari PTT didapat Rasio Luas WLR (juni Periode I) = 1/4 = 0.25
15 WLR dengan Rasio Luas (November Periode I) = WLR x Rasio Luas WLR
= 3.333 x 0.25
= 0.83 mm/hr
16 Kebutuhan Air Sawah = Air Konsumtif dengan Rasio luas + PL dengan Rasio Luas +Perkolasi+
Rasio Luas dengan WLR
Kebutuhan Air Sawah = 3.91 + 0 + 2 + 083
= 6.75 mm/hr
22
10000
=(6.76 – 0.51) x
24 60 60
= 0.72 /dt/ha
keb.airbersih
20 Kebutuhan Air Irigasi di Intake =
efisiensii rigasi
0.72
=
0 .8
= 0.902 lt/dt/Ha
Perhitungan kebutuhan air irigasi pada bulan berikutnya dapat dihitung dengan contoh perhitungan
tersebut. Lebih detail, kebutuhan air irigasi dengan metode KP PU tumpuk dapat diketahui pada tabel
berikut.
23
4.7 Analisa Debit dan Dimensi Saluran Irigasi
Luas Petak Tersier 117.8694941 ha
NFR 1.503071276
Qpetak tersier = NFR x A 177.1662509 lt/dt = 0.177166 m^3/dt
Jenis saluran
Pipa saluran tersier = Permukaan beton kst = 80 Tinggi jagaan saluran tersier= 0.2 m
Pipa saluran kuarter = Tanah asli kst = 35 Tinggi jagaan saluran kuarter= 0.2 m
Debit Saluran Debit dari saluran sebelumnya Debit Total B Yn P A kst R V Nilai Q kontrol kecepatan B Saluran T Saluran
Nama Saluran M N S S Rencana kontrol debit
M^3/dt M^3/dt M^3/dt Meter Meter (m) (m2) (beton) (A / P) Meter/dt Meter^3 MIN MAX m m
A-B 0.02214578 0.022146 1 0.8 2.78885 1.12 80 0.4016 0.00032 0.000320663 0.779786253 0.8733606 OKE OKE OKE 1 1
B-C 0.02214578 0.022145781 0.044292 1 0.8 2.78885 1.12 80 0.4016 0.00035 0.000354235 0.81959048 0.9179413 OKE OKE OKE 1 1
C-D 0.02214578 0.044291563 0.066437 1 0.8 2.78885 1.12 80 0.4016 0.00034 0.000338717 0.801438405 0.897611 OKE OKE OKE 1 1
0.5 1
A-F 0.02214578 0.022146 1 0.8 2.78885 1.12 80 0.4016 0.00004 0.000300000 0.754244358 0.8447537 OKE OKE OKE 1 1
F-G 0.02214578 0.022145781 0.044292 1 0.8 2.78885 1.12 80 0.4016 0.00028 0.000278832 0.727148405 0.8144062 OKE OKE OKE 1 1
G-H 0.02214578 0.044291563 0.066437 1 0.8 2.78885 1.12 80 0.4016 0.00030 0.000303841 0.759057989 0.8501449 OKE OKE OKE 1 1
H-I 0.02214578 0.066437344 0.088583 1 0.8 2.78885 1.12 80 0.4016 0.00029 0.000290553 0.742274051 0.8313469 OKE OKE OKE 1 1
v 1 / nd R 2 / 3 S 1 / 2
A
R
P
Q v A
Menghitung kecepatan dan dimensi membutuhkan data lebar dan tinggi saluran yang mana lebar
dan tinggi saluran dilakukan dengan cara coba-coa sampai mendapaikan hasil yang memenuhi
sarat
Menhitung di saluran BT1-A1
Dicoba : b = 3 m , h = 1.7 m , M = 1
A = 0.5 h (b x (b + 2M.h)
= 0.5 x 1.7 (3 + 2 x 3 x 1.7)
= 32.56
P = b + 2 (h (1 + M2)1/2)
= 3 + 2(1.7 (1 + 32)1/2)
= 11.8
R = A/P
= 32.35/11.8
= 2.76
V = 1/nd . R2/3 . S1/2
= 1/0.03 x 2.762/3 x 0.0071/2
= 0.006 < 2 …..oke
Q=AxV
= 32.35 x 0.006
24
= 0.052 > debit yg dibutuhkan 0.016……………oke!!!
4.8 Analisa Debit dan Dimensi Saluran Irigasi Saluran Pembuang
Curah hujan andalan ( metode log person) kala ulang 5 tahun
m tahun debit p% log Q (lohg q- log q rata-rata)2 (lohg q- log q rata-rata)3
1 2006 9.733333 16.66667 0.988262 0.003273264 0.000187271
2 2007 9.133333 33.33333 0.960629 0.922808668 0.886477052
3 2008 7.833333 50 0.893947 0.799140537 0.714388972
4 2009 5.866667 66.66667 0.768391 0.590425364 0.45367778
5 2010 11.06667 83.33333 1.044017 1.089971139 1.137948212
jumlah 4.655246 3.405618972 3.192679287
rata rata 0.931049
standart deviasi
0.851405
cs
2.15544
g
0.5594
log x
2.136802
R(n)r = x
137.0257 mm/hari
n 3
I-ET 0 KARENA TIDAK Ada
Ds 50 mm
dn
87.02571 mm 3.357473 l/dt/ha
Qd = 1,62 Dm A0,92
Jadi dari metode ni untuk kala ulang 5 tahun debit dalam 1 petak tersier sebesar = 0.00203 l/dt
25
Menghitung dimensi saluran pembuang
m/ N = 1/ 2
saluran Luas Petak Qd Q komulatif saluran Qd (lt/dt) q(m3/dt) b (m) yn a(m2) slup asli s rencana p r k V cek v V cek v q kontrol cek Q tinggi jagaan b salurantinggi saluran
f-g 14.960 65.5320311 65.532 f-g 65.5320 0.0655 1 0.6 0.78 0.0003 0.005 2.34164 0.3331 30 0.2407183 tidak ok 1.01935 ok 0.79509 ok 0.4 1 1
g-h 14.998 65.687757 131.220 g-h 131.2198 0.1312 1 0.6 0.78 0.0003 0.005 2.34164 0.3331 30 0.2512818 tidak ok 1.01935 ok 0.79509 ok 0.4 1 1
h-i 14.790 64.846337 196.066 h-i 196.0661 0.1961 1 0.6 0.78 0.0003 0.005 2.34164 0.3331 30 0.2457255 tidak ok 1.01935 ok 0.79509 ok 0.4 1 1
i-j 13.874 61.1450604 257.211 i-j 257.2112 0.2572 1 0.6 0.78 0.0003 0.005 2.34164 0.3331 30 0.2424248 tidak ok 1.01935 ok 0.79509 ok 0.4 1 1
k-l 14.968 65.5670141 322.778 k-l 322.7782 0.3228 1 0.6 0.78 0.0002 0.005 2.34164 0.3331 30 0.2206341 tidak ok 1.01935 ok 0.79509 ok 0.4 1 1
l-m 14.323 62.96128 385.739 l-m 385.7395 0.3857 1 0.6 0.78 0.0003 0.005 2.34164 0.3331 30 0.2305095 tidak ok 1.01935 ok 0.79509 ok 0.4 1 1
m-n 14.978 65.6078271 451.347 m-n 451.3473 0.4513 1 0.6 0.78 0.0002 0.005 2.34164 0.3331 25 0.1879917 tidak ok 0.84946 ok 0.66258 ok 0.4 1 1
n-o 14.978 65.6078271 516.955 n-0 516.9551 0.5170 1 0.6 0.78 0.0002 0.005 2.34164 0.3331 25 0.1849676 tidak ok 0.84946 ok 0.66258 ok 0.4 1 1
o-j 14.978 516.955 n-0 516.9551 0.5170 1 0.6 0.78 0.0001 0.005 2.34164 0.3331 25 0.1207351 tidak ok 0.84946 ok 0.66258 ok 0.4 1 1
j-e 14.323 774.166 n-0 774.1663 0.7742 1 1.1 1.705 0.0001 0.005 3.45967 0.49282 25 0.1483653 tidak ok 1.10294 ok 1.88051 ok 0.4 1 1.5
v 1 / nd R 2 / 3 S 1 / 2
A
R
P
Q v A
Menghitung kecepatan dan dimensi membutuhkan data lebar dan tinggi saluran yang mana lebar
dan tinggi saluran dilakukan dengan cara coba-coa sampai mendapaikan hasil yang memenuhi
sarat
Menhitung di saluran BT1-A1
Dicoba : b = 0.7 m , Yn = 0.9 m (persegi)
A = b x Yn
= 0.7 x 0.9
= 0.63
P = b + 2 Yn
= 0.7 + 2(0.9)
= 2.5
R = A/P
= 0.63/2.5
26
= 0.25
V = 1/nd . R2/3 . S1/2
= 1/0.022 x 0.252/3 x 0.000751/2
= 0.00057
Q=AxV
= 0.63 x 0.00057
= 0.00036 > debit yg dibutuhkan 0.000018……………oke!!!
4.9 Rotasi
PERHITUNGAN ROTASI
NFR = 1.503071
Q tersedian 45% q luas total = 117.8695 ha
Dibagi jadi 3 periode dalam 14 hari (336 jam)
Periode 1 A dan B diairi ; C ditutup Periode 2 B dan C diairi ; C ditutup Periode 3 A dan C diairi ; B ditutup
Lama pemberian air = (Aa+Ab)/A x 336/2 Lama pemberian air = (Ab+Ac)/A x 336/2 Lama pemberian air = (Ac+Aa)/A x 336/2
= (43.662 + 29.928)/117.8695 x 336/2 = (29.928 + 44.280)/117.8695 x 336/2 = ( 44.280+ 43.662)/117.8695 x 336/2
= 104.8913 Jam 4.370469009 hari = 105.7683 Jam 4.407010941 hari = 125.3437 Jam 5.222653 hari
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pengumpulan serta pengolahan data yang dilakukan untuk merencanakan daerah
irigasi Gadungan, dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Sistem irigasi yang direncanakan untuk daerah irigasi Gadungan dan sekitarnya
adalah sistem irigasi gravitasi
2. Jaringan irigasi yang digunakan adalah jaringan irigasi teknis
3. Luas daerah irigasi yang dialiri adalah 103.95 Ha
4. Petak sawah yang direncanakan adalah sebanyak 9 petak dengan luas masing-
masing petak 11.5 Ha
5. Perencanaan saluran meliputi 9 saluran tersier. Kebutuhan air setiap hektar sebelum
disesuaikan dengan efisiensi tiap saluran direncanakan sebesar 1.405 l/det/ha
5.1 Saran
Dalam pengerjaan tugas ini, penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh perencanaan dan perhitungan yang lebih akurat, maka perlu
diperhitungkan kebutuhan air yang lebih teliti.
2. Data-data yang digunakan sebaiknya data-data yang aktual dan lengkap, sehingga
penyimpangan dapat diperkecil.
28
29