PLASMID
Vektor merupakan molekul DNA yang membawa suatu DNA asing kedalam sel
inang, dengan harapan sifat yang ada pada DNA asing tersebut dapat terekspresi dalam
sel inang. Salah satu vektor yang bisa digunakan untuk membawa molekul DNA asing
masuk dalam sel inang adalah plasmid. Plasmid digunakan untuk melakukan rekayasa
pada berbagai organisme yang tidak bisa diperoleh secara alami. Rekayasa ini dilakukan
pada tingkat genetik sehingga disebut sebagai rekayasa genetika.
Plasmid adalah molekul DNA sirkuler (lingkaran tertutup) yang berantai ganda
dan dapat bereplikasi sendiri di luar kromosom dan tidak mengandung gen-gen
esensial. Plasmid terdapat secara alami maupun sudah mengalami modifikasi yang
disesuaikan dengan keperluan manipulasi genetik. Plasmid terdapat pada organisme
prokariot maupun eukariot. Plasmid inilah yang berfungsi sebagai pembawa sifat
rekombinan pada organisme yang akan direkayasa. Plasmid memilki ciri-ciri antara lain :
Berbentuk lingkaran tertutup dan untaiannya ganda (double stranded)
Dapat melakukan replikasi sendiri di luar kromosom inti
Terdapat di luar kromosom
Secara genetik dapat ditransfer secara stabil
Agar dapat digunakan sebagai vektor, plasmid harus memiliki syarat-syarat diantaranya
sebagai berikut :
Ukurannya relatif kecil dibanding dengan pori dinding sel inangnya
Mempunyai sekurang-kurangnya 2 gen marker yang dapat menandai masuk
tidaknya plasmid ke dalam sel inang
Mempunyai tempat pengenalan restriksi sekurang-kurangnya di dalam salah satu
marker yang dapat digunakan sebagai tempat penyisipan fragmen DNA asing
Memiliki titik awal replikasi sehingga dapat melakukan replikasi dalam sel inang
a. Vektor merupakan pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa
plasmid, yaitu lingkaran kecil AND yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil
dari bakteri dan disisipi dengan gen asing.
b. Bakteri berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh bakteri
akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang
direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi kloning
gen.
c. Enzim berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut
enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim
endonuklease yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa
nitrogen tertentu.
Gen pada bakteri telah disisipi oleh gen lain yang mampu menghasilkan salah
satu horman tertentu yaitu pada proses Pembuatan Insulin
Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini
tidak membedakan aktivitasnya.Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan
klinis pada manusia diperoleh dari pankreas sapi atau babi.Insulin yang diperoleh
dari sumber- sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan insulin
manusia. Insulin pada manusia, babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam susunan
asam aminonya, tapi aktivitasnya tetap sama.
Insulin merupakan suatu hormon yang secara alami dihasilkan oleh pulau
pulau langerhans pankreas. Insulin memungkinkan sel-sel tubuh mengabsorbsi
glukosa dari darah untuk digunakan sebagai sumber energi, diubah menjadi molekul
lain yang diperlukan, atau untuk disimpan. Insulin bekerja mengatur kadar glukosa
dalam darah dengan cara mempermudah masuknya glukosa ke dalam semua
jaringan tubuh. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak memadai, kadar glukosa
dalam darah akan meningkat dan sebagai akibatnya glukosa akan di ekskresi dalam
urine. Defisiensi insulin dalam manusia menyebabkan penyakit genetik diabetes
mellitus jenis I atau disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Bila tidak
diobati penyakit ini akan membahayakan kehamilan, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Adanya insulin yang dapat membantu mengatur kadar glukosa
darah.Insulin dapat dibedakan atas dasar:
1. Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai timbulnya efek insulin sejak
disuntikan.
2. Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya puncak kerja insulin.
3. Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari timbulnya efek insulin sampai
hilangnya efek insulin.
Terdapat 4 buah insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan
puncak dan jangka waktu efeknya, yaitu:
Subscribe
untuk memotong gen yang diinginkan. Apakah semua enzim restriksi dapat
Gambar 1. Pemotongan molekul DNA dengan enzim restriksi endonuklease tipe I, II, dan III.
Ujung tumpul
Enzim ini memotong secara simetris antara kedua utas DNA sehingga
menghasilkan ujung tumpul. Contoh enzim yang menghasilkan pola seperti ini adalah
SmaI.
Pola ujung menggantung, baik yang 3’ ataupun 5’, sering disebut juga dengan
ujung lengket (sticky ends) atau ujung kohesif (cohesive ends). Pola seperti ini lebih
mudah menempel (annealing) dengan pasangan DNA nya karena adanya ikatan basa
antara ujung-ujung yang menggantung. Hasil pemotongan enzim restriksi
endonuklease ada dua macam yaitu unjung blunt atau flush dan ujung sticky atau
cohesive. Ujung blunt atau flush menghasilkan fragmen yang double-stranded,
sedangkan ujung sticky atau cohesive menunjukkan enzim restriksi endonuklease pada
posisi yang berbeda dari dua untai DNA yang komplementer. Beberapa pemotong
ujung sticky menghasilkan ujung 5’ atau ujung 3’ yang menggantung. Fragmen DNA
yang dipotong dengan enzim restriksi endonuklease dapat ditentukan berapa besar
ukurannya dengan menggunakan teknik elektroforesis gel agarosa. Teknik ini
tergantung oleh konsentrasi agarosa dalam gel. Fragmen yang berukuran kurang dari
150 pasang basa dapat dipisahkan dengan cara elektroforesis yang konsentrasi
agarosanya 4% atau 5%.
Apabila ukuran dari sekuens DNA tidak diketahui maka fragmen yang
mengandung gen atau segmen DNA tersebut dapat diidentifikasi dengan Southern
hybridization. Adapun tahapannya yaitu:
Mentransfer fragmen restriksi dari gel agarosa ke nitroselulosa atau membran
nilon.
Menyediakan hybrization probe. Sekuens molekul DNA yang komplementer
dengan DNA target dilabeli. Pelabelan ini dapat menggunakan oligonukleotida
sintetik. Pelabelan kemudian dideteksi dengan menggunakan autoradiography.
Contoh enzim restriksi endonuklease tipe II adalah EcoRI. Enzim EcoRI diisolasi
dari E. coli dan memotong molekul DNA pada urutan heksanukleotida 5’-GAATTC-3’.
Selain EcoRI, enzim restriksi endonuklease. Stok enzim yang dibeli secara komersial
biasanya disimpan dalam campuran yang mengandung gliserol, untuk itu, pada
pemakaian enzim, sebaiknya digunakan larutan akhir sekitar 10x stok awal agar enzim
dapat bekerja dengan baik. Untuk menghentikan reaksi enzim, dapat dilakukan
penambahan stopper reagent yang mengandung SDS-EDTA.
Ada beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan untuk melakukan
pemotongan dengan enzim restriksi (enzyme digestion). Di antaranya adalah: gunakan
jumlah DNA, enzim, dan buffer yang benar dalam volume reaksi total yang sesuai. Satu
unit enzim restriksi akan memotong 1 ug DNA secara sempurna dalam 50 ul reaksi
selama 1 jam. Rasio enzim : DNA : volume reaksi ini dapat digunakan sebagai pedoman
dalam menentukan reaksi. Meskipun demikian, sebagian besar peneliti mengikuti
pedoman umum reaksi digesti di mana 10 kali over-digesti direkomendasikan untuk
mengatasi variasi dalam sumber, jumlah, dan kemurnian DNA. DNA harus terbebas dari
kontaminan seperti fenol, kloroform, alkohol, EDTA, deterjen (SDS), atau garam yang
berlebih. Metilasi DNA dapat mengakibatkan penghambatan digesti dengan enzim
tertentu. DNA plasmid superkoil dan DNA yang terikat gel agarosa pada umumnya
memerlukan lebih dari 1 unit/ug untuk dapat terpotong sempurna.
Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning
(agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen).
Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA yang
diinginkan dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteritersebut.
Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan
dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian
tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Suatu fragmen DNA yang mengandung
gen target yang akan diklon pada molekul DNA sirkular (plasmid) yang disebut vektor
untuk menghasilkan suatu molekul DNA rekombinan.
Diskusi 3
Contains unread posts
Dalia Sukmawati 109 posted Jun 27, 2019 11:50 AM
Subscribe
Teknologi sel punca telah semakin jauh berkembang. Saat ini telah diperoleh
beberapa jenis sel punca. Menurut anda adakah jenis sel punca yang terbaik
dalam terapi penyakit? Uraikan pendapat anda
Sel induk terbukti dapat menangani penyakit atau kelainan yang sulit diobati.
Salah satu jenis kelainan yang dapat diatasi dengan penggunaan stem cell adalah
penyakit autoimun, misalnya lupus. Penderita lupus memiliki kelainan dalam sistem
kekebalan tubuh (imun) sehingga sel-sel yang berfungsi sebagai agen imun menyerang
bagian tubuh manusia itu sendiri karena menganggap protein di dalam tubuh adalah
protein asing yang berbahaya.
Jenis sel induk yang digunakan untuk mengatasi kelainan autoimun tersebuit
adalah hematopoietic stem cell yang dapat diperoleh dari zigot, embrio, janin, cairan tali
pusat bayi atau sumsum tulang belakang penderita lupus itu sendiri. Sel induk ini dapat
membentuk berbagai jenis komponen darah termasuk sel darah putih dan serum dalam
darah yang berfungsi sebagai agen pertahanan tubuh (imun). Hematopoietic stem cell
diinduksi dengan growth factor agar memperbanyak diri sehingga jumlahnya
mencukupi. Setelah itu, hematopoietic stem cell dimasukkan ke dalam tubuh penderita.
Sel yang diinjeksikan pada aliran darah ini diharapkan ikut bersirkulasi dan bermigrasi
bersama darah menuju sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun dewasa
yang normal sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula. Cara ini juga dapat
digunakan untuk mengembalikan imunitas penderita AIDS yang sel imunnya dirusak
oleh HIV.
Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan
stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cell untuk mengobati
penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi yang dimaksud adalah
dengan melakukan transplantasi stem cell pada organ yang rusak. Tujuan dari
transplantasi stem cell ini adalah sebagai berikut.
2. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu
dengan sel-sel baru yang ditranspalantasikan.
Sel induk embrio (Embryonic stem cell) sangat plastik dan mempunyai
kemampuan untuk dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron,
dewasa yaitu tidak atau kurang menimbulkan masalah dan kontroversi etika.
1. Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada medula spinalis
(spinal cord)
Cidera pada medula spinalis disertai demielinisasi menyebabkan hilangnya fungsi
neuron. Sel punca dapat mengembalikan fungsi yang hilang dengan cara melakukan
remielinisasi. Percobaan dengan sel punca embrionik tikus dapat menghasilkan
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Mesenchymal stem cells diperoleh
dari aspirasi sumsum tulang. Setelah disuntikkan perifer MSC akan melintas sawar
darah otak pada daerah otak yang rusak. Pemberian MSC intravenous akan
insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi
sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar
sehingga diperlukan sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang
dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin.
Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada,
berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam jumlah banyak
dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Pada
penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans
pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal
pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini
transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit
bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15%
dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau
dihentikan.
6. Penggunaan sel punca dalam pengobatan HIV
kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap gangguan virus atau
penyakit. Dengan sel punca maka sel-sel yang mengalami degradasi akan
normal ditemukan pada permukaan T cell – sel pada sistem kekebalan tubuh yang
diserang oleh virus HIV. Gen yang telah bermutasi tersebut dikenal sebagai CCR5
delta 32, dan ditemukan pada 1% - 3% populasi orang kulit putih di Eropa.
Virus HIV menggunakan CCR5 sebagai co-reseptor untuk merusak sistem
kekebalan tubuh. Sejak CCR5 bermutasi menjadi CCR5 delta 32, virus HIV tidak lagi
mampu menyerang sel sehingga terjadi kekebalan tubuh alami pada orang yang
Dalam penggunaannya stem cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara
lain:
1. Penggunaan sel induk embrionik (embryonic stem cell) pada terapi sel.
Kelebihan penggunaan sel induk embrionik antara lain:
menjadi berbagai macam sel yang merupakan turunan ketiga lapis germinal
(ektoderm, mesoderm dan endoderm), tetapi tidak dapat membentuk
selubung embrio.
c. Immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak diri
yang cocok, umumnya keluarga atau orang lain yang cocok sehingga
berpotensi menimbulkan terjadinya rejeksi immunitas.
dengan manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat diterima. Selain itu
status moral embrio, apakah embrio harus diperlakukan sebagai manusia atau
a. Dapat diperoleh dari sel pasien sendiri sehingga dapat menghindari terjadinya
penolakan imun.
a. Sel induk dewasa ditemukan dalam jumlah kecil di 12 tempat yang berbeda
dalam tubuh (otak, darah, kornea, retina, jantung, lemak, kulit, daerah gigi,
pembuluh darah pada sumsum tulang belakang, otot tengkorak, dan usus).
sehingga sulit mendapatkan sel induk dewasa dalam jumlah banyak.
macam sel sehingga differensiasi tidak seluas sel induk embrionik yang
bersifat pluripotent.
b. Jumlah sel induk relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah
sel induk yang diperlukan resipien dengan jumlah yang tersedia dari donor.
Diskusi 4
Contains unread posts
Dalia Sukmawati 109 posted Jun 27, 2019 9:00 AM
Subscribe
Aplikasi bioteknologi dapat berperan positif dan negative bagi perkembangan
kehidupan manusia, menurut saudara dapatkan menjelaskan peran tersebut
(minimal dalam 3 bidang kehidupan manusia dan lingkungan).
Dampak Positif
1. Bidang Pangan
2. Bidang Kesehatan
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan
antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses
penambahann DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon
atau obat-obatan di dunia kedokteran. contohnya pada produksi hormon insulin,
hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita
diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan
teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri.
3. Bidang Lingkungan
4. Bidang Pertanian
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman
pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata
pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme
nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh
karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang
lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat
banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda.
Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik
(dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit
bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus
thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu
menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari
ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi menjadi toksik,
terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis
mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi
hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak
negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif
lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik
yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa
genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B.
thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman
budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein
yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
5.Bidang Peternakan
6.Bidang Hukum
Dampak Negatif
Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau
imunogenik untuk manusia dan hewan.
Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan
bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik,
yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin
diaktifkan oleh rekayasa genetik.
Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal,
membuat tidak menghilangkan infeksi.
Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab
penyakit.
DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai
promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan
oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan
meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti
pada tanaman.
Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan
membentuk "makhluk hidup baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi
inti, dan rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah menimbulkan
dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme
Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari
cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan International
Specialty Products. Di antaranya:
Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun
sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan
kapas Bt di India gagal sampai 100 persen.
Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida
tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di
Amerika Serikat.
Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi
pertanian Kerajaan Inggris.
Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman
rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin,
sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena
adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India,
meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah
meninggal dalam waktu setahun.
Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan
penyakit di lapangan dan di dalam tes laboratorium.
Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio.
Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang
ditanam di seluruh dunia.
Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan
penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21
kilometer.
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah
melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen
manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari
berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk transgenik tidak berlabel, membawa
konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi teknologi kloning yang akan
dilakukan pada manusia. Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia
sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini
beberapa contoh mengenai masalah ini:
Seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam
tabung pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu.
Kemudian di masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?"
Pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan di bank
sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung
anak dari almarhum suaminya. Dia mengambil sperma yang dititipkan di bank
sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?, bolehkah wanita tersebut
mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?.
Meminta sperma orang lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim
wanita merupakan pelanggaran atau bukan ?
4. Dampak ekonomi