Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN


PARAGRAF

Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Yazid Adnan Nur (4201416007)
2. Satria Wahyu Sulistyono (4611416048)
3. Nurul Endahingtyas (5101417023)
4. Maria Medkhtildis A. T. (5213418008)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2019

i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................ 1
BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................... 2
2.1. Penalaran ........................................................................................... 2
2.1.1. Hubungan Penalaran, Pikiran, dan Bahasa ............................... 2
2.1.2. Jenis-Jenis Penalaran ................................................................ 3
2.2. Paragraf ............................................................................................. 7
2.2.1. Pengertian Paragraf .................................................................. 7
2.2.2. Syarat Paragraf ......................................................................... 8
2.2.3. Macam-Macam Paragraf .......................................................... 8
2.2.4. Teknik Pengembangan Paragraf ............................................... 10
BAB 3. PENUTUP ........................................................................................ 13
3.1. Kesimpulan........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-
paragraf penyusunnya tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak mungkin
menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat penyusunnya juga tidak baik.
Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin diperoleh kalimat yang baik bila
kata-kata penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang penalaran
dalam penulisan karya ilmiah dan pengembangan paragraf dalam penulisan
karya ilmiah. Materi penalaran dan pengembangan paragraf ini dimanfaatkan
ketika penulis karya ilmiah sedang melaksanakan pengembangan paragraf dan
penyusunan draf karya ilmiah. Materi ini akan menuntut penulis karya ilmiah
mengembangkan gagasan secara runtut, sistematis, dan bernalar sehingga
gagasannya mudah dipahami.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Penalaran dan
Pengembangan Paragraf. Dalam makalah ini kami menyertakan contoh-contoh
untuk memudahkan pemahaman.

1.3. Tujuan
Tujuan adanya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia dan untuk menambah ilmu para pembaca, maka dengan adanya
makalah ini kita bisa mengetahui tentang cara penulisan paragraf dan
menerapkan pola penalaran deduktif dan induktif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penalaran

2.1.1. Hubungan Penalaran, Pikiran,dan Bahasa


Pengembangan penalaran tidak dapat dilepaskan dari pemikiran
tentang bahasa dan pikiran.Berbicara mengenai pikiran dan
bahsa,takubahnya seperti dua sisi mata uang,yakni sangat dekat jarak dan
hubungannya,dan tidak dapat dipisahkan.
Dalam hubungan dengan pikiran dan bahasa,dikenal adanya inner
speech dan external speech.inner speech merupakan suatu ujaran,yakni
pikiran yang berkaitan dengan kata.Kata-kata itu lenyap pada saat pikiran
terbentuk,sedangkan external speech menerangkan bahwa pikiran itu
terwujud dalam kata-kata (Dardjowidjojo 2003:284).
Hubungan antara pikiran dan bahasa pernah diteliti oleh
Piaget.Menurut Piaget ada dua macam modus pikiran-pikiran terarah
(directed) atau pikiran intelegen (intelligent) dan pikiran tak terarah atau
pikiran austitik (austitic).Keterkaitan antara bahasa dan pikiran seperti
penelitian diatas juga dilakukan pada abad 18 dan abad 19 oleh seorang
Jermanis yang akhirnya dikembangkan di Amerika oleh Franz Boas
dkk.Boas melihat bahwa cara berpikir seseorang dipengaruhi oleh struktur
bahasa yang mereka pakai (Dardjowidjojo 2003:284).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa jalan pikiran
seseorang sangat terlihat dari bagaimana seseorang menggunakan
bahasanya.Demikian juga,bahasa seseorang akan menunjukkan
bagaimana cara diamenggunakan pikiran atau bernalar.
Bahasa adalah sarana bernalar.Bagaimana seseorang
berbahasa,termasuk menulis,akan mencerminkan pula bagaimana orang
itu menata jalan pikirannya (Akhadiah 2001).Berkenaan dengan
pengertian penalaran,Keraf (1982) dan Moeliono (1989) menegaskan
bahwa penalaran adalah proses berpikir dengan menghubung-hubungkan

2
bukti,fakta,petunjuk,eviden,atau hal yang lain yang bisa dianggap sebagai
bahan bukti yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.Secara
umum,penalaran dapat dilakukan melalui dua cara,yakni secara induktif
dan secara deduktif.

2.1.2. Jenis-Jenis Penalaran


1. Penalaran Induksi

Penalaran induksi adalah penalaran yang dimulai dari


peristiwaperistiwa yang khusus kemudian beranjak ke peristiwa yang
sifatnya umum. Secara umum penalaran induksi dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a. Penalaran Generalisasi

Penarikan penalaran berdasarkan data yang sesuai dengan


fakta (data). Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian,
pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus
yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Jenis
penalaran ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-
peristiwa yang khusus kemudian menuju peristiwaperistiwa
yang umum. Contohnya adalah :
 Bensin merupakan jenis bahan bakar apabila terkena api
akan mudah terbakar. Demikian juga minyak tanah,
termasuk bahan bakar yang mudah terbakar. Solar pun
demikian pula halnya, bila terkena api akan mudah
terbakar. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa semua jenis bahan bakar apabila
terkena api akan mudah terbakar.
 Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir Jalan Jendral
Sudirman. Seminggu kemudian, seorang anak wanita
hilang ketika pulang dari sekolah. Sehari kemudian, polisi
menemukan bercak-bercak darah dikursi belakang mobil
Anwar. Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang
tewas di Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung celana

3
Anwar. Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat
dimintai pertanggung jawaban tentang hilangnya tiga anak
itu.
b. Penalaran Analogi

Penalaran ini membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi


memiliki kesamaan. Berdasarkan banyaknya kesamaan
tersebut ditariklah suatu kesimpulan. Penalaran jenis ini
berdasarkan dari dua peristiwa khusus yang mempunyai
kesamaan satu dengan yang lain untuk diambil kesimpulan :
apakah apa yang berlaku pada satu hal itu berlaku pada sesuatu
hal lainnya. Contohnya adalah :
 Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya tidak
akan menjalani hidupnya dengan baik, ia akan selalu
dalam keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di
dalam rumah tanpa penerangan. Ia akan berjalan tak
tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan sehingga ia akan
mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.
 Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti
kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai
dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih
dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan
pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka akan
seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Jadi,
membentuk kepribadian baik seseorang anak ibarat
menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
c. Penalaran Sebab Akibat

Penalaran dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab


kemudian disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat.
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan
peristiwaperistiwa sampai dengan kesimpulan peristiwa itu

4
merupakan akibat dari suatu fenomena. Penalaran Induksi
hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Hubungan Sebab Akibat

Pertama-tama dikemukakan peristiwa-peristiwa yang


menjadi sebab, sampai kemudian pada kesimpulan yang
menjadi akibat. Contohnya adalah :
 Karena warga sering buang sampah sembarangan,
maka daerah ciputat sering banjir.
 Karena kemarin Arief kehujanan, maka hari ini Arief
sakit.
2) Hubungan Akibat Sebab

Pada awalnya dikemukakan peristiwa yang menjadi


akibat selanjutnya dikemukakan peristiwa-peristiwa yang
menjadi penyebabnya. Contohnya adalah :
 Ciputat termasuk daerah yang sering banjir, hal itu
disebabkan warganya sering buang sampah
sembarangan.
 Arief mendapat IPK 3.81, karena Arief rajin belajar.
3) Hubungan Sebab Akibat 1 – Akibat 2

Dalam hubungan ini dikemukakan sebab dapat


menimbulkan lebih dari satu akibat. Akibat yang pertama
dapat menjadikan sebab yang akan menimbulkan akibat
yang kedua dan seluruhnya. Contohnya adalah :
 Mang Kodir adalah seorang perokok berat, karena
dia sering merokok tanpa henti akhirnya dia
menagalami radang paru-paru, tidak lama kemudian
dia dinyatakan radang paru-paru kronis oleh pihak
rumah sakit. Andi keponakan mang Kodir tiba-tiba
batuk serta mengeluarkan darah padahal andi tidak
merokok, setelah diperiksa ternyata Andi menjadi
seorang perokok pasif akibat mamangnya si Kodir.

5
 Gunung semeru mulai aktif dan mengeluarkan gas
panas, para penduduk yang hidup di kaki gunung
semerupun akhirnya harus mengungsi dari sana.
Werdhibuana organisasi pencinta alam SMAN 82
harus mengundur jadwalnya ke gunung semeru
setelah mendengar kabar bahwa gunung semeru
mulai mengeluarkan gas panas.
2. Penalaran Deduksi

Penalaran deduksi adalah penalaran yang dimulai dari


peristiwaperistiwa yang umum mengarah pada kesimpulan yang
khusus. Pada dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah
kesimpulan kedalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan
dalam penulisan paragraf deduktif, yaitu pada paragraf yang
kesimpulannya ditulis pada awal. Contoh:
Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada peningkatan
kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pemuliaan
tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas
produksi tanaman pangan. Usaha tersebut diterapkan pada hampir
semua jenis tanaman, misalnya: padi, palawija, buah, sayur dan
tanaman hias. Padi yang ditemukan sekarang mempunyai umur singkat,
batang pendek, dan butir gabah banyak. Buah-buahan yang dijual di
pasar selalu berkualitas tinggi begitu juga dengan sayur dan tanaman
hias, semua menunjukkan kondisi baik.
3. Salah Nalar

Salah nalar (logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses


berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik simpulan.Kekeliruan
ini dapat terjadi karena factor emosional,kecerobohan,atau
ketidaktahuan (Suparno dan Yunus 2003:1.47).
Secara garis besar,salah nalar dapat dikelompokkan menjadi
lima,yakni generalisasi yang terlalu luas,kerancuan analogi,kekeliruan
kausalitas,kesalahan relevansi,dan penyandaran terhadap prestise
seseorang.

6
Generalisasi yang terlalu luas merupakan salah nalar yang
disebabkan oleh kurangnya data yang menjadi dasar generalisasi
(penyimpulan).
Kerancuan analogi merupakan salah nalar yang terjadi karena
penggunaan analogi yang tidak tepat.Dua hal yang dibandingkan tidak
memiliki kesamaan karakter yang esensial (pokok).Kesamaan yang
terjadi hanya sebagian kecil.
Kekeliruan kausalitas merupakan salah nalar yang terjadi sebagai
akibat kekeliruan menentukan gejala atau peristiwa yang menjadi sebab
atau akibat.
Kesalahan relevansi merupakan jenis salah nalar yang terjadi
sebagai akibat jika bukti,peristiwa,atau alas an yang diajukan tidak
berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan,
Penyandaran pada prestise seseorang tanpa memperhatikan
keahlian seseorang,jenis pernyataan,serta kebenaran pernyataan yang
menjadi sandaran.Bila kita akan mengutip pernyataan seseorang
tentang kondisi ekonomisebagai sebuah sandaran kesimpulan
perlumemperhatikan apakah orang tersebut memang ahl iekonomi,yang
dibicarakan tentang ekonomi yang berasal dari pemikiran yang telah
teruji kebenarannya. Contohnya adalah :
 Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.
 Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah
jodohnya.

2.2. Paragraf

2.2.1. Pengertian Paragraf


Menurut Hasnah Faizah paragraf adalah suatu penuangan ide
penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan
yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.
Paragraf tidak lain dari kesatuan pemikiran yang biasa
terdapat pada kalimat utama ditambah dengan kalimat penjelas. Ia

7
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan (Nursalim, 2005:
49).
Jadi, paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling
berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat
didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.

2.2.2 Syarat-syarat paragraf


Paragraf yang baik dan efektif memenuhi syarat seperti
kesatuan koherensi dan perkembangan paragraf. Nursalim
berpendapat bahwa yang termasuk syarat-syarat pembentukan
paragraf adalah:
a. Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang


membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan
suatu hal atau suatu tema tertentu.
b. Koherensi

Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah


kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf
itu.
c. Pengembangan Paragraf

Bagaimana kita dapat menghubungkan antara gagasan utama


dengan gagasan penjelas.

2.2.3 Macam-macam paragraf


a. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1) Paragraf pembuka

Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan


sebagai pengatur untuk sampai kepada masalah yang akan
diuraikan

8
2) Paragraf penghubung

Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat


antara paragraf pembuka dan penutup yang berisi uraian
masalah yang dibahas.
3) Paragraf penutup

Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk


mengakhiri karangan atau bagian karangan.
Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:

4) Paragraf deduksi

Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya


terletak diawal.
5) Paragraf Induksi

Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat utamanya


terletak diakhira paragraph
6) Paragraf kombinasi (campuran)

Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya


terletak diawal dan diakhir paragraf.
7) Paragraf deskripsi

Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang tidak memiliki

b. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi:

1) Paragraf narasi

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi


terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu
bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi

9
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi
fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh
narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun
cergam.
2) Paragraf deskripsi

Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran


mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca
seolaholah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
3) Paragraf eksposisi

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik


dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat
dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
4) Paragraf argumentasi

Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu


pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/
bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan
pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini
dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini
tersebut.
5) Paragraf persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk


berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan
adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang
dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan
penulis dalam karangannya.

2.2.4. Teknik Pengembangan Paragraf


a. Pengembangan alamiah

10
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat
menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian
yang dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola.
Pertama, pola spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran
dari depan ke belakang, dari luar kedalam dan sebagainya.
Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya gambaran
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi
sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.
b. Pengembangan klimaks dan antiklimaks

Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan


utama yang rinci dari persoalan yang paling rendah
kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks
merupakan kebalikan dari klimaks.
c. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan Paragraf
perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang ,
subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu
(Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).
Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di
pertandingan semi final hari Kamis malam telah kembali.
Dengan modal itu pula dan teknik permainan yang lumayan
baik PSSI A maju ke final turnamen sepak bola Piala
Kemerdekaan V, setelah mendudukkan Malaysia 2-0 (1-0). Di
final hari Sabtu, PSSI A menghadapi Australia yang
mengalahkan Thailand 2-0. (Sumber: Kompas)
d. Pengembangan analogi

Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk


membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan
yang tidak dikenal umum.
e. Pengembangan contoh-contoh

11
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar
pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret.
Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi
contoh-contoh.
f. Pengembangan Akibat -Sebab akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa


hubungan sebab akibat dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak
sebagai kalimat utama, sedangkan akibat merupakan kalimat
penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama
dan sebab sebagai pikiran penjelas.
g. Pengembangan definisi luas

Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang


bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah
istilah atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102).
h. Pengembangan klasifikasi

Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan


pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan.
Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu
pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu
kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari
kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).
i. Pengembangan umum khusus-khusus umum

Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum


merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum
khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada
awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada
kalimatkalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus umum,
mulamula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada akhir
paragraf disampaikan generalisasinya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa


Penalaran adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari kalimat
yang dibaca. Dalam penalaran dibagi dua yaitu secara deduktif dan
induktif.
Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan
hanya memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat utama
dan kalimat penjelas.
Diantara tujuan penggunaan paragraf adalah memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan
tema yang lain. tujuan lainnya adalah memisahkan dan menegaskan
perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti
lebih lama daripada perhentian kalimat terakhir.
Ada banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara
lain paragraf pembuka, paragraf penghubung, paragraf penutup, dan
paragraf merata. Kemudian berdasarkan kalimat utamanya dapat
dibedakan menjadi tiga, deduktif, induktif dan campuran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aleka & H. Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Kencana Prenada.
Rahman, Zikri. 2012. Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola
Penalaran (Deduktif dan Induktif).

Sukarta, I Nengah. dkk. 2015. BAHASA INDONESIA AKADEMIK UNTUK


PERGURUAN TINGGI. Bali: Udayana Univesity Press

Syafi’I, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Ikip Malang

Zulaeha, Ida, Mukh Doyin dan Wagiran. 2016. BAHASA INDONESIA Pengantar
Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES PRESS

Http://cicibon.blogspot.com/2012/07/paragrafbahasa-indonesia-dan.html. Diakses
pada tanggal 13 Maret 2019.

http://veriantokaconk.blogspot.com/2013/03/makalah-pengembangan-
paragraf.html. Diakses pada tanggal 13 Maret 2019.

14

Anda mungkin juga menyukai