Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modul Praktikum
Dalam Hasanah (2012) Modul merupakan suatu sarana pembelajaran yang
dapat berupa tulisan maupun cetakan yang disusun secara sistematis,
didalamnya terdapat tujuan, materi, serta metode pembelajaran yang didasari
oleh kompetensi dasar atatupun indikator pencapaian kompetensi. Modul juga
dapat diartkikan sebagai seperangkat alat yang didalamnya mengandung
materi, interpretasi, struktur serta sistematika evaluasi yang terbentuk secara
sistematis dan memikat sehingga ketercapaian kompetensi mampu diraih
dengan derajat kompleksitasnya. (Fidiana dkk, 2012)
Kegiatan praktikum atau eksperimen adalah salah satu bentuk pembelajaran
dimana siswa secara individu maupun kelompok melakukan suatu kegiatan
yang melibatkan bahan-bahan, benda-benda, serta peralatan laboratorium.
(Eung Mulyasa, 2006) Praktikum juga dapat diartikan sebagai cara penyajian
dari seorang siswa untuk melakukan suatu percobaan dimana siswa tersebut
akan mengalami serta membuktikan sesuatu yang sudah dipelajarinya. Siswa
tersebut diberikan kesempatan untuk melaksanakannya sendiri, mengikuti
prosesnya, mengamati objek yang digunakan, membuktikan, menganalisis
serta menarik kesimpulan dari pengamatanya. (Syaiful, 2006)
Menurut Zahara T (2015) modul praktikum ialah salah satu bahan ajar yang
berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang mencangkup kegiatan kegiatan
praktikum yang disusun secara sistematis agar dapat mencapai tujuan yang
sudah ditentukan dengan bantuan guru atau tanpa bantuan guru. Modul
praktikum yaitu sebuah sarana yang penting utnuk meminimalisir resiko
terjadinya kecelakaan dan tujuan dari praktikum yang dilaksanakan dapat
tercapai dengan baik dan lancar. (Laksmiwati, 2019)
Dalam pengembangannya modul perlu memperhatikan karakteristik yang
digunakan sebagai modul, yaitu:

1) Self Instruction yaitu karakteristik dimana seseorang siswa diharuskan


belajar secara mandiri tanpa bergantung dengan orang lain.
2) Self Contained yaitu karakteristik dimana materi yang digunakan mampu
termuat semua kedalam modul.
3) Stand Alone yaitu karakteristik dimana modul tidak bergantung dan tidak
digunakan dengan bahan ajar atau media lainnya, yang artinya modul yang
mampu berdiri sendiri.
4) Adaptif yaitu karakteristik ini membuat modul bersifat fleksibel dimana
modul mampu menyesuaikan dirinya dengan perkembangan IPTEK.
5) User Friendly yaitu karakteristik ini membuat modul mampu memudahkan
penggunanya untuk mengakses sesuai yang diperintahkan, penggunaan
bahasa yang mudah dimengerti, sederhana dan penggunaan istilah umum.
Dengan karakteristik ini juga memungkinkan modul dapat akrab dengan
penggunannya.

Dari beberapa pendapat tentang modul maka ditarik kesimpulan bahwa modul
merupakan suatu bentuk bahan ajar yang didalamnya mengandung tujuan, materi,
metode pembelajaran, sistematika evaluasi dan lainnya. yang dapat membantu
siswa meraih tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

2.2. Percepatan Gravitasi Bumi


Percepatan gravitasi adalah percepatan yang dialami oleh suatu benda karena
beratnya sendiri. Berat benda adalah gaya tarik bumi pada benda tersebut.(Tipler,
1998) gaya tarik bumi ini disebut dengan gaya gravitasi yang merupakan gaya
tarik menarik antara dua massa atau lebih.
Hukum gravitasi menurut newton dapat dirumuskan seperti dibawah ini:
m1 m2
F=G ......................................................................................................
r2
Hukum ini berlaku untuk semua materi dijagat raya ini. untuk berat benda di bumi
adalah:
Mm
F=G 2 ........................................................................................................
r
Dengan menggangap bahwa bumi seperti sebuah bola dengan jari-jari R, maka
diperoleh percepatan gravitasi di permukaan bumi ( go ) menggunakan hukum II
newton yaitu:
M
go =G .........................................................................................................
R2
Hubungan antara g disuatu tempat yang jaraknya yaitu r dari pusat bumi dengan
go diperoleh sebagai berikut:

R2
g=g o ...........................................................................................................
r2
Untuk percepatan gravitasi bumi disuatu tempat dengan ketinggian h dari
permukaan bumi yaitu:
2
R
g=g o ....................................................................................................
( R+h )2
Jika panjang h<<R maka berlaku:

(
g=g o 1−2
h
R )
..................................................................................................

2.2.1. Ayunan Metematis


Adapun cara untuk menentukan percepatan gravitasi bumi yang sederhana dengan
beberapa metode eksperimen yaitu dengan menggunakan ayunan matematis yang
merupakan sebuah alat terdiri dari bandul yang bermassa m yang digantungkan
menggunakan tali yang ringan (massanya diabaikan) dan ujungnya dikaitkan
dengan sebuah benda atau dinding yang diam, kemudian bandul disimpangkan
dengan sudut sebesar θ (sangat kecil), selanjutnya dilepaskan, bandul akan
berayun bolak-balik yang arahnya selalu menuju ke titik setimbangnya.
Gambar2.1 Ayunan Matematis dan Diagram gaya
Untuk sudut simpangan yang sangat kecil dan gesekan dengan udara diabaikan
maka gerak benda tersebut dapat dianggap gerak harmonis sederhana dengan gaya
pemulih bisa dilihat dalam persamaan (7):
F=−mg sin θ...................................................................................................
Komponen tangensial percepatan benda adalah d 2 S /dt 2. Maka komponen
tangensial hukum II newton yaitu:
F=m . a
2
d S
F=m .........................................................................................................
dt 2
Sehingga persamaan gaya pemulih menjadi:
2
d S
F=−mg sin θ=m
dt 2
2
d θ
F=−mg sin θ=mL 2 ....................................................................................
dt
Untuk persamaan percepatannya menjadi:
d2 θ
a=−g sin θ=L 2 .........................................................................................
dt
Untuk sudut simpangan θ yang sangat kecil dari 1, maka percepatan berbanding
S
lurus dengan simpangan sehingga sin θ ≈ θ= berlaku. jika gaya puntiran dan
L
gaya gesek pada tali juga diabaikan maka persamaan percepatan menjadi:
−mg d2 S
S=m 2
L dt
2
−g d S
S= 2
L dt
d2 S g
+ S=0 ...................................................................................................
dt 2 L
Dengan demikian gerak dari bandul akan mendekati gerak harmonik sederhana
untuk simpangan yang sangat kecil. Maka dapat ditulikan sebagai berikut:
g 2

L
d2 S
2
+ω 2 S=0..................................................................................................
dt
Dari persamaan diatas merupakan solusi dari persamaan simpangan gerak
harmonis sederhana yaitu X =X 0 cos ωt . Dimana X 0 merupakan simpangan
maksimum yang akan diukur sepanjang busur lingkaran. Untuk gaya pemulih
pada GHS yaitu:

F=−ma
2
d S
F=m 2
dt
F=−m ω2 S .....................................................................................................

Dengan menggunakan persamaan periode ω= ( 2π


T )
maka diperoleh periode GHS

tersebut yaitu:

ω=
T

√ g 2π
=
L T

T =2 π
√ L .......................................................................................................
g
Atau
2
4π L
g= 2 ........................................................................................................
T
Dari persamaan (14), jika L dan T dapat diukur, maka besarnya percepatan
gravitasi suatu tempat dapat diketahui. Untuk memperoleh data yang teliti
perlunya diperhatikan syarat-syarat berikut ini:
a) Simpangan yang digunakan cukup kecil (θ<10 0)
b) Gesekan udara yang sangat kecil
c) Tidak boleh terjadinya gaya puntiran
d) Tali penggantung yang digunakan seharusnya lebih ringan dari massa benda
(Tipler, 1998)
Dari persamaan (14) diperoleh pernyataan dimana makin besar periode maka
semakin panjang tali yang digunakan, priode juga tidak bergantung dengan massa.
Hal tersebut berlaku karena gaya pemulih berbanding lurus dengan massa begitu
juga dengan frekuensi dan periode tidak bergantung pada amplitudo osilasi, hal ini
merupakan segi umum GHS. Gerak harmonik sederhana sendiri memiliki kriteria
kriteria yang dinyatakan dalam besaran-besaran sudut dalam hal ini percepatan
sudut harus berbanding lurus dengan simpangan sudut dan berlawanan arah
seperti persamaan (12). (Tipler,1998)

2.3. Sensor Smartphone


Seiring perkembangan teknologi terutama telephone genggam yang sekarang
berubah menjadi smartphone telah ditanami berbagai macam sensor untuk
meningkatkan kegunaannya. Diantaranya adalah sensor accelerometer, giroskop,
GPS, sensor ALS (Ambient Light Sensor), sensor magnetik dan sensor-sensor
lainnya. dalam pengunaannya sensor terbukti terdapat kemampuan dalam
mendeteksi jenis gerak objek dengan akurasi tinggi serta mampu mengurangi
kesalahan data akibat fluktuasi data acak (Bedogni et al., 2012). Dari hal tersebut
sensor sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah, seperti
pernyataan dari Junior et al. (2017) penggunaan sensor smartphone dalam
pembelajaran mampu meningkatkan keterlibatan siswa serta memungkinkan siswa
melakukan penyelidikan ilmiah dan analisis dengan cara baru. Adanya sensor ini
dapat dimanfaatkan dalam bidang fisika. Seperti pernyataan Feedman (2003),
dalam penggunaanya sensor smartphone banyak digunakan dan dikembangkan
dalam dunia pendidikan khususnya di bidang fisika, karena dalam
pembelajarannya fisika selalu melakukan praktikum dan eksperimen. sehingga
sensor ini dapat membantu sebagai alat ukur atau sebagai alat pengganti seperti
detektor. Seperti pernyataan Sans dkk, (2015)
Adanya sensor yang sudah ditemukan dalam perangkat elektronik yang semakin
canggih terutama smartphone, dapat dimanfaatkan sebagai instrumen dan detektor
baru saat melakukan pengukuran eksperimental didalam laboratorium fisika.

2.4. Arduino Science Journal


Arduino science journal merupakan software/aplikasi gratis yang dikembangkan
secara inisiatif oleh google, yang mampu digunakan untuk mengumpulkan data
tentang fenomena fenomena di dunia sekitar dengan memanfaatkan sensor yang
terdapat pada smartphone. Dengan menggunakan aplikasi mampu mengubah
smartphone atau teknologi lainnya seperti tablet menjadi buku catatan sains yang
mampu mendorong siswa untuk mengeksplorasi dunia mereka. Aplikasi ini sangat
direkomendasikan untuk siswa.
Aplikasi ini sangat mudah digunakan dan memulaikannya, Dengan menggunakan
arduino science journal ini, siswa maupun guru dapat belajar secara interaktif
melakukan praktikum ataupun eksperimen di dalam kelas maupun diluar kelas
dan dapat menggulanggi temuannya. Siswa juga dapat belajar tentang metode
ilmiah bermain dengan data yang sudah diperoleh.
Gambar2.2 Aplikasi Arduino Science Journal
Dalam penggunaannya aplikasi Arduino Science Journal dapat membantu untuk:
1. Dapat menyempurnakan rencana pembelajaran yang sudah dibuat: dengan
digabungkannya aplikasi ini dengan kegiatan dan tugas yang sudah dibuat
sebelumnya.
2. Pembelajaran menjadi lebih fleksibel (mampu dilakukan dikelas maupun
dirumah): siswa tidak harus berada dikelas untuk melakukan praktikum atau
eksperimen. selama siswa membawa smartphone atau tablet, siswa mampu
untuk melakukan eksperimen yang diinginkan dimanapun.
3. Mampu melakukan pembelajaran diluar kelas: dengan berbagai macam jenis
eksperimen yang ditawarkan dalam aplikasi arduino science journal, dapat
mendorong siswa untuk dapat membuka mata mereka terhadap dunia
disekitar mereka melalui fenomena fenomena sains. Siswa juga dapat
mengalami dan bermain dengan lingkungan mereka dengan cara yang mudah
dan praktis. Contohnya rekam properti seperti cahaya, suara, gerakan, dan
masih banyak lagi.
4. Aplikasi arduino science journal ini tidak memiliki rahasia: yaitu siswa dapat
dengan mudah mendokumentasi eksperimen, merekam, melakukan
pengamatan, mengekspor data, membuat grafik, membuat catatan, mengambil
foto berkualias dengan sangat mudah, menyimpan data dari sensor yang
digunakan secara real-time, dan menganalisis data yang diperoleh kemudian
mempresentasikannya.

Dengan sensor yang sudah terpasang secara internal dalam smartphone, aplikasi
ini dapat digunakan untuk mengukur cahaya, suara, gerakan, medan magnet, dan
masih banyak lagi. Dari hasil pengukuran yang dilakukan tersebut, dapat
membandingkan hasil yang diperoleh dan bahkan dapat menyetel pemicunya.
Aplikasi ini memerlukan izin hardware pada smartphone dalam pengunaanya.
Untuk izin yang diperlukan yaitu:
 Bluetooth :diperlukan untuk memindai perangkat
sensor bluetooth
 Kamera :diperlukan untuk mengambil gambar untuk
dokumentasi praktikum atau eksperimen serta untuk sensor
kecerahan.
 File manager :diperlukan untuk menyimpan gambar
dokumentasi hasil praktikum atau eksperimen dan sebaliknya
digunakan untuk menambahkan gambar dari penyimpanan
kedalam praktikum atau eksperimen
 Mikrofon :diperlukan untuk sensor intensitas suara
 Pemberitahuan Push :diperlukan untuk memberitahukan anda
tentang status perekaman saat membuat latar belakang aplikasi
Manfaat menggunakan aplikasi arduino sains journal:
 Berbasis open source (gratis) dan mudah digunakan: yang artinya
aplikasi dan semua materi pembelajaran gratis, sumber terbuka,
serta tersedia untuk diunduh untuk perangkat smartphone dengan
sistem operasi iOS dan Android (untuk support Android 5.0 atau
lebih tinggi)
 Penyiapanya yang mudah: unduh aplikasi kemudian langsung
gunakan dengan sensor bawaan smartphone
 Mendukung lintas platform
 Portabel
 Aman untuk digunakan anak yang berusia 10 sampai 18 tahun
keatas
 Kompatibel dengan perangkat keras arduino
 Sudah terintegrasi Google Drive, serta unduhan lokal
Aplikasi arduino science journal memanfaatkan kekuatan sensor tujuannya untuk
memotivasi siswa untuk mempelajari topik-topik seperti fisika, matematika,
kimia, dan biologi dengan cara menyenangkan, lebih mudah dipahami dan
terhubung dengan dunia nyata. Siswa juga juga dapat memilih eksperimen sains
langsung, yang dirancang oleh pakar pendidikan. Semua eksperimen gratis dan
mencangkup berbagai bidang yang berbeda beda, seperti cahaya, suara, listrik
maupun gerak., dan digunakan untuk memperbanyak pengalaman belajar dalam
berbagai mata pelajaran yang berbeda.
Tidak hanya itu siswa dapat menambahkan eksperimen dan hasil mereka ke
pencadangan/ sinkronisasi Google Drive, berbagi dengan orang lain, atau
mengunduhnya secara lokal ke ponsel mereka dengan merangkul kolaborasi dan
kreativitas. Aplikasi ini dapat disesuaikan secara bebas oleh guru untuk berbagai
situasi belajar di dalam dan di luar kelas, serta cocok untuk penggunaan individu,
kolaborasi dalam kelompok kecil, pembelajaran jarak jauh, dan homeschooling.
2.5. Sensor Magnet
Sensor magnet atau biasanya disebut relai buluh merupakan suatu sensor yang
mudah terpengaruh atau peka terhadap medan magnet kemudian hasil dari
pengaruh tersebut memberikan perubahan kondisi output. Prinsip kerja dari sensor
magnet ini adalah sensor akan aktif ketika konduktor mempengaruhi medan
magnet, sehingga magnet tersebut tertolak atau tertarik sesuai dengan pengaruh
konduktor yang diberikan. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang
digerakkan oleh adanya medan magnet disekitarnya. Sensor ini dikemas dengan
bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap maupun uap.
Sensor ini biasanya kita temui aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan
diindustri. Seperti kecepatan rotasi, posisi linear, sudut liniear, posisi pengukuran
di otomotif, pengukuran kuat arus, serta penerapan pada smartphone.

Gambar2.3 Sensor magnet


Sensor magnet ini juga diimplementasikan sebagai pengukuran medan magnet
berbasis komputer terdiri dari sensor medan magnet UGN3503, Op-Amp LM358,
dan ADC 0804. Prinsip kerja alat adalah mendekatkan magnet pada sensor.
Kemudian keluaran dari sensor yaitu berupa tegangan akan dikuatkan oleh Op-
Amp agar dapat diproses oleh ADC. Selanjutnya tegangan dikonversikan oleh
ADC menjadi data digital, yang kemudian akan diproses oleh komputer dengan
menggunakan program/software visual basic dan kemudian hasilnya akan
ditampilkan pada layar komputer.
2.6. Kerangka berpikir
Inti sari dari teori yang sudah dikembangkan dan dapat mendasari rumusan
hipotesis adalah kerangka berpikir. Maka dari latar belakang dan tinjauan pustaka
yang sudah di kemukakan diatas, sebagai berikut. Menurut hasanah (2012) Modul
merupakan suatu sarana pembelajaran yang dapat berupa tulisan maupun cetakan
yang disusun secara sistematis, didalamnya terdapat tujuan, materi, serta metode
pembelajaran yang didasari oleh kompetensi dasar atatupun indikator pencapaian
kompetensi. Modul juga dapat diartkikan sebagai seperangkat alat yang
didalamnya mengandung materi, interpretasi, struktur serta sistematika evaluasi
yang terbentuk secara sistematis dan memikat sehingga ketercapaian kompetensi
mampu diraih dengan derajat kompleksitasnya. (Fidiana dkk, 2012)
Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki tujuan supaya
peserta didik mampu mengembangkan kemampuan bernalar mereka dalam hal
analisis induktif maupun deduktif (BSNP, 2006) Perkembangan pendidikan atau
pembelajaran tidak lepas dari perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Teknologi juga sangat mempengaruhi pembelajaran salah satunya yaitu fisika,
Dari hal tersebut sensor sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di
sekolah, seperti pernyataan dari Junior et al. (2017) penggunaan sensor
smartphone dalam pembelajaran mampu meningkatkan keterlibatan siswa serta
memungkinkan siswa melakukan penyelidikan ilmiah dan analisis dengan cara
baru. Adanya sensor ini dapat dimanfaatkan dalam bidang fisika. Seperti
pernyataan Feedman (2003), dalam penggunaanya sensor smartphone banyak
digunakan dan dikembangkan dalam dunia pendidikan khususnya di bidang fisika,
karena dalam pembelajarannya fisika selalu melakukan praktikum dan
eksperimen. sehingga sensor ini dapat membantu sebagai alat ukur atau sebagai
alat pengganti seperti detektor.
Dengan bantuan sebuah aplikasi yaitu Arduino science journal, Arduino science
journal merupakan software/aplikasi gratis yang dikembangkan secara inisiatif
oleh google, yang mampu digunakan untuk mengumpulkan data tentang
fenomena fenomena di dunia sekitar dengan memanfaatkan sensor yang terdapat
pada smartphone. Dengan menggunakan aplikasi mampu mengubah smartphone
atau teknologi lainnya seperti tablet menjadi buku catatan sains yang mampu
mendorong siswa untuk mengeksplorasi dunia mereka.
Dengan menggunakan sensor ini juga dapat dibuat sebuah modul praktikum
dimana modul ini memiliki kegunaan untuk menggukur serta menilai pencapaian
kompetensi peseerta didik secara bertahap sesuai dengan kriteria yang sudah
ditetapkan didalam modul.
Bagan dari kerangka berpikir dari penelitian tentang Pengembangan Modul
Praktikum Ayunan Matematis dengan Berbantuan Sensor Magnet pada
Smartphone Android yang dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Pembelajaran Fisika materi ayunan
matematis untuk mengembangkan
kemampuan analisis

Pemanfaatan teknologi dalam


Sensor Smartphone
melakukan praktikum di SMA

Pengembangan modul praktikum


ayunan matematis dengan Modul Praktikum Fisika yang
memanfaatkan sensor magnet pada menggunakan Sensor Magnet
smartphone android

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir dari Penelitian Ini

Noted : Sebaiknya Flow Chart Kerangka Berpikir Dibuat lebih


simpel

Anda mungkin juga menyukai