Anda di halaman 1dari 12

TUGAS DRAINASE

MAKALAH DRAINASE PERKOTAAN

Oleh :
I Gede Putu Indra Aditya 1615011026
Muhammad Rizki Arif 1615011027
M. Arif Yoga Sembada 1615011067

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018/2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................


Daftar Isi................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................
D. Manfaat Penulisan .....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ..................................................................................................
B. Fungsi Drainase .........................................................................................
C. Jenis-Jenis Drainase ..................................................................................
D. Sistem jaringan Drainase...........................................................................
E. Tahapan-Tahapan Pernecanaan Draianse .................................................
F. Drainase Perkotaan dan Drinase Pedesaan ...............................................
G. Bangunan-Bangunan Drainase ..................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis, oleh karena
itu Indonesia memiliki dua musim yang dominan yaitu musim penghujan dan
musim kemarau oleh karena itu banyak wilayah yang ada di Indonesia
memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi.
Pada saat ini, khususnya di daerah perkotaan dengan kondisi yang padat
penduduk banyak sekali permsalahan-permasalahan yang terjadi yang ada
kaitanya dengan curah hujan yang tinggi pada musim penghujan. Banjir adalah
salah satu fenomena alam yang sering terjadi di Indonesi baik di wilayah
perkotaan ataupun pedesaaan, keduanya memiliki potensi untuk terjadinya
banjir. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya banjir, baik
karena faktor alam ataupun faktor manusia.
Salah satu faktor penting yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir adalah
kurangnya pemiliharaan sistem drainase di daerah terjadinya banjir. Perilaku
masyarakat sekitar seperti membuang sampah pada saluran drainase
merupakan faktor penting yang menyebabkan terjadinya banjir.
Selain itu kesalahan dalam mendesain atau merencanakan drainase di
perkotaan juga memiliki tanggung jawab yang besar pada fenomena banjir
yang terjadi. Oleh karena itu untuk mengatasi peristiwa banjir yang sering
terjadi maka diperlukan kajian ulang mengenai kapasitas drainase dan kondisi
drainase yang telah dibangun untuk memastikan bahwa drainse yang telah
dibangun memang sudah memenuhi kapasitas untuk menampung debit banjir
yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan drainse ?
2. Apa fungsi dari pembangunan drainase ?
3. Apa saja jenis-jenis drainase ?
4. Apa saja sistem jaringan drainase perkotaan?
5. Apa saja tahapan-tahapan untuk mendesain drainase ?
6. Apa yang membedakan drainase pedesaan dengan drainse perkotaan ?
7. Apa saja bangunan-bangunan dalam sistem dranse ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan drainase.
2. Untuk mengetahui fungsi dari pembangunan drainase.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis drainase yang ada.

1
4. Untuk mengetahui sistem jaringan drainase perkotaan.
5. Untuk mengetahui tahapan-tahpan untuk mendesain drainase.
6. Untuk mengetahui perbedaan antara drainase perkotaan dengan drainase
pedesaan.
7. Untuk mengetahui bangunan-bangunan yang ada dalam sistem drainase.

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca
mengenai drainasi perkotaan mulai dari penjelasan hingga tahapan-tahapan
yang dilalui untuk mendesain suatu drainase perkotaan. Oleh karena itu penulis
berharap agar karya tulis ini akan bermanfaat bagi banyak pihakm hingga karya
tulis ini dapat menjadi referensi yang baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan sanitasi. (Suripin, 2004).
Dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang
dimaksud drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi
mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari
genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di dalam
kota. Drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi
kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau
meringankan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari
hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan
manfat bagi kehidupan manusia.

B. Fungsi Drainase
1) Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga
lahan dapat difungsikan secara optimal.
2) Sebagai pengendali air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki
daerah becek, genangan air/banjir.
3) Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
4) Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
5) Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana
banjir.

C. Jenis-jenis Drainase
1) Menurut Sejarah Terbentuknya
a) Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan
bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang
bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
b) Drainase Buatan (Artficial Drainage)
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

3
2) Menurut Letak Bangunan
a) Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan
analisa open chanel flow.
b) Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan
melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan
alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan
fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman
dan lain-lain.
3) Menurut Fungsi
a) Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya
seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.
b) Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis
air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
4) Menurut Konstruksi
a) Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air
hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup,
ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan
kesehatan/ mengganggu lingkungan.
b) Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai
untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau
untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

D. Sistem Jaringan Drainase


1) Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada
di tengah kota.

4
2) Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

3) Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-
saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.

4) Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

5) Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

5
E. Tahapan-tahapan mendesain drainase

Berikut tahapan-tahapan dalam perencanaan drainase:

1. Survei Ukur Tanah


Survei Ukur Tanah meliputi pengumpulan data ukur tanah yaitu
merencanakan data topografi sepanjang rute saluran drainase yang dilewati,
lalu merencanakan penampang melintang yang telah ditentukan sepanjang
rute saluran drainase, kemudian pemetaan topografi meliputi daerah atau
luasan yang terbatas, terdiri dari kontur dan spot level yang mencakupi. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan survei untuk pekerjaan
drainase yaitu: (sungai, detail dari penyaluran aliran, jalan, gorong-gorong,
bendung, dan bangunan-bangunan lainnya).

2. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
dalam perencanaan drainase. Penyelidikan ini meliputi stabilitas lereng dari
tebing saluran, jenis-jenis dan klasifikasi tanah, dan air tanah termasuk
muka air tanah dari bangunan yang ada.

3. Analisa Hidrologi
Data hidrologi sangat dibutuhkan di setiap pembangunan baik itu jembatan,
bendung, maupun drainase. Tahapan ini mencakup pemilihan kriteria desain
dan penentuan banjir rencana yang akan digunakan sebagai masukan dalam
analisis hidrologi dari sistem drainase yang direncanakan. Data ini biasanya
didapatkan dari perkiraan curah hujan harian di daerah tersebut dan juga
didapatkan dari data debit banjir.

4. Desain Hidraulik
Perencanaan drainase berdasarkan desain hidraulik meliputi penentuan lay-
out jaringan drainase, jenis saluran, ukuran, dan kemiringannya. Penentuan
jenis saluran bisa menggunakan persamaan manning dan analisis air balik
(back water). Pembuatan model hidraulik dilakukan dengan memeriksa
aspek-aspek diatas sehingga perencanaan drainase sesuai dengan yang
direncanakan.

5. Desain Bangunan
Perencanaan drainase meliputi desain bangunan yaitu desain detail, desain
lokasi dan penentuan ukuran unsur-unsur bangunan dari sistem drainase.
Proses desain bangunan mencakup (saluran penyalur, landai dan dinding,
gorong-gorong, bendungan, jembatan, penutup dan waduk.

6
F. Perbedaan drainase perkotaan dan drainase pedesaan

a. Drainase perkotaan
Drainase perkotaan merupakan sistem drainase yang meliputi wilayah
administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk
mengendalikan atau meringankan kelebihan air permukaan didaerah
permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu
masyarakat dan memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota
sudah pasti dapat menimbulkan permasalahan drainase yang cukup
kompleks. Dengan semakin kompleksnya permasalahan drainase di
perkotaan, maka di dalam perencanaan dan pembangunan bangunan air
untuk drainase perkotaan, keberhasilannya tergantung pada kemampuan
masing-masing perencana. Maka dari itu dibutuhkan perencanaan yang
matang dalam merencanakan sistem drainase perkotaan.

Berikut beberapa fungsi drainase perkotaan:


1. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif.
2. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya.
3. Mengendalikan kelebihan air permukan yang dapat dimanfaatkan untuk
persedian air dan kehidupan akuatik.
4. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah
(konservasi air).
5. Melindungi sarana dan prasarana yang sudah terbangun.

b. Drainase pedesaan
Drainase pedesaan yang meliputi daerah pedesaan seperti wilayah
pertanian, perkebunan, dan lain-lain. Drainase pedesaan biasanya digunakan
untuk menunjang kegiatan perekonomian, bercocok tanam, pengendalian
hasil panen, pengendalian banjir, dan lain-lain.

Drainase pedesaan sama halnya dengan drainase perkotaan hanya saja


dalam segi fungsinya sedikit berbeda dimana drainase pedesaan lebih
banyak menunjang wilayah pertanian, perkebunan, dan lain-lain. Sedangkan
drainase perkotaan berfungsi untuk mengendalikan banjir di perkotaan.
Untuk sistemnya sendiri, drainase perkotaan dan pedesaan tidak jauh
berbeda.

G. Bangunan-bangunan dalam sistem drainase


Terdapat berbagai macam bangunan dalam sistem drainase yaitu;
1) Bangunan struktur adalah bangunan yang telah ditentukan perhitungan-
perhitungan kekuatannya seperti bangunan rumah pompa, tembok
penahan tanah, terjunan yang cukup tinggi, dan jembatan.

7
2) Bangunan non-struktur adalah bangunan yang siap pasang dengan
perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu seperti cecil tertutup, tembok
talud saluran, manhole/bak kontrol, street inlet, saluran tanah dan
saluran tanah berlapis rumput.
3) Bangunan pelengkap saluran drainase diperlukan untuk melengkapi
suatu sistem saluran untuk fungsi-fungsi tertentu.
Berikut contoh-contoh bangunan pelengkap pada sistem drainase:
Catch basin/watershed
Inlet
Headwall
Shipon
Manhole
Gorong-gorong
Bangunan terjun
Bangunan got miring

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Drainase perkotaan merupakan sistem drainase yang meliputi wilayah
administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk
mengendalikan atau meringankan kelebihan air permukaan didaerah
permukiman yang berasal dari hujan lokal.
2. Fungsi drainase adalah untuk mengalirkan air yang berlebihan (tidak
diperlukan) dari suatu wilayah, ke wilayah lebih rendah. Drainase juga
berfungsi untuk pengendalian banjir.
3. Drainase dapat deklompokan berdasarkan jenis-jenisnya yaitu berdasarkan
sejarah terbentuknya (Draniase alami dan buatan), Berdasarkan letak
saluran (Drainase permukaan dan bawah permukaan tanah), berdasarkan
fungsi (Single dan Multy Purpose) dan berdasarkan konstruksinya (Saluran
terbuka dan tertutup).
4. Drainase memiliki beberapa jenis pola jaringan yang umum dibuat yaitu
pola jaringan Siku, Paralel, Grid Iron, Alamiah, Radial dan Jaring-jaring
6. Beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mendesain suatu drainase
adalah Survei Ukur Tanah, Penyelidikan Tanah, Analisa Hidrologi, Desain
Hidraulik dan Desain Bangunan.
7. Beberapa bangunan-bangunan penting dalam sistem drainase adalah Catch
basin/watershed, Inlet, Headwall, Shipon, Manhole, Gorong-gorong,
Bangunan terjun dan Bangunan got miring

B. Saran
1) Diperlukan data pendukung yang lengkap dan nyata untuk memperoleh
hasil desain drainase yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
2) Masyarakat agar sadar akan budaya untuk memelihara kebersihan drainase
agar aliran air dalam drainase tetap lancar.
3) Pemerintah agar dapat meningkatkan frekuensi pemeliharaan bangunan-
bangunan dalam sistem drainase.
4) Perencana agar mempertimbangkan lebih detail mengenai desain jaringan
drainase yang sesuai dengan karakteristik wilayah baik dari segi kontur
ataupun debit banjir rencana.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6475912/Makalah_tentang_sistem_drainase
https://www.academia.edu/9450496/Sistem_Drainase_Perkotaan
https://www.slideshare.net/metrosanita/tata-cara-penyusunan-rencana-induk-
drainase-perkotaan
https://www.academia.edu/11412528/Tata_cara_perencanaan_umum_drainase_pe
rkotaan
https://www.slideshare.net/metrosanita/proses-desain-drainase-perkotaan

10

Anda mungkin juga menyukai