Revisi Lta 3
Revisi Lta 3
PENDAHULUAN
eklamsia bisa muncul pada keadaan hamil dan bisa berlanjut hingga pada
gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari
setelah kehamilan berumur 20 minggu dan bisa berlanjut sampai < 48 jam
post partum. Selama masa nifas ibu harus mewaspadai munculnya gejala
pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema paru yang memicu batuk
ibu (AKI) di dunia sekitar 830 per 100.000 kelahiran hidup, akibat
1
2
(AKI) menurun. Angka kematian ibu ditahun 2017 sekitar 1712 kasus.
ibu dengan kasus pre-eklamsia dan eklamsia yaitu sebanyak 25. (Dinkes
didapatkan data ibu nifas dengan pre-eklamsia pada bulan januari sampai
Desember 2018 berjumlah 452 pasien dari 2810 ibu nifas, atau sekitar
minggu, saat persalinan atau segera setelah persalinan atau sampai < 48
hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Banyak hipotesis yang
secara pasti namun banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli
Hasil konsepsi merupakan allegraf atau benda asing tidak murni, karena
retensi garam dan air, Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer
(Pudiastuti, 2012).
penanganan yang tepat dan adekuat pada saat yang paling kritis yaitu pada
kematian ibu dan bayi maka diperlukan asuhan kebidanan yang intensif
dan komprehensif. Peran bidan pada kasus pre-eklamsia ada 2 peran yaitu,
menganjurkan ibu untuk diet tinggi protein, rendah karmohidrat lemak dan
2016)
Berdasarkan uraian data diatas angka kejadian ibu nifas dengan
1.3 Tujuan
tahun 2019.
1.3.2 Tujuan khusus
1) Melakukan pengkajian pada ibu nifas dengan pre-eklamsia di
tahun 2019.
2) Mengintrepretasi data dasar pada ibu nifas dengan pre-eklamsia
tahun 2019.
6) Melakukan implementasi pada ibu nifas dengan pre-eklamsia di
tahun 2019.
7) Melakukan evaluasi pada ibu nifas dengan pre-eklamsia di
tahun 2019.
6
1.4.1 Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan ditunjukkan kepada ibu masa Nifas
1.4.2 Tempat
Tempat di Ruang Rawat Gabung RSUD Blambangan. Jl.
penelitian selanjutnya.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi penulis
Menambah dan meningkatkan kompetensi dalam
berikutnya.
4. Tempat Study Kasus
7
eklamsia.
TINJAUAN PUSTAKA
(peurperium) berasal dari bahasa latin, peurperium berasal dari 2 suku kata
yakni peur dan parous. Peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan.
dengan 6 miggu (42) setelah itu dapat diartikan juga masa dimana organ-
merupakan masa dimana setelah keluarnya plasenta dari uterus ibu yang
kembali seperti sebelum hamil dan pada masa ini banyak terjadi perubahan
2015 :
8
9
masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Karena diperkirakan bahwa
60% kematian ibu yamg terjadi setelah persalinan dan 50% kematian
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi
dan perawatan bayi sehat pada ibu dan keluarganya melalui KIE.
5) Memberikan pelayanan keluaraga berencana (KB).
2.1.3 Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut Walyani, 2015. Di bagi menjadi tiga, yaitu:
1. Puerperium dini
Yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan,
minggu.
3. Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
komplikasi.
sehingga adanya janin dalam uterus tidak akan terlalu lama. Bila
10
14 hari
Tidak teraba 200 gram 5,0 cm
(minggu 2)
b. Lochea
tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca
11
5) Lochea Purulenta
Lochea purulenta adalah menandakan adanya infeksi,
minggu.
Pada awal masa nifas, vagina dan muara vagina membentuk
sembuh relatif lebih cepat. Laserasi perineum sembuh pada hari ke-
akibat dari kurangnya makan dan pengendalian dari tahap BAB. Ibu
proteinuri yang patologi dari segera setelah lahir sampai hari kedua
melahirkan.
Strie pada abdomen tidak dapat menghilang sempurna tapi
ibu yang melanjutkan menyusui untuk 6 bulan. Pada ibu yang tidak
sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 °C, setelah
partus dapat naik kurang lebih 0,5°C dari keadaan normal, namun
suhu tubuh dan suhu tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan
berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas
15.000 selama masa persalinan. Leukosit akn tetap tinggi jumlah nya
selama beberapa hari pertama masa post partum, jumlah sel-sel darah
putih tersebut akan bisa naik lagi hingga 25.-30.000 tanpa adanya
darah,volume plasma darah dan volume sel darah yang berubah ubah.
Sering dikatakan bahwa jika hematokrit pada hari pertama atau
hari kedua lebih rendah 2 % atau lebih tinggi dari pada saat memasuki
500ml.
Biasanya terdapat suatu penurunan besar kurang lebih 1.500 ml
Rincian jumlah darah yang terbuang pada klien ini kira-kira 20-500 ml
2009).
2.1.5 Perubahan psikologis masa Nifas
Periode masa mifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stress pasca
persalinan, hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa
1. Taking in Periode
Terjadi pada 1 – 2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan
meningkat.
2. Taking Hold Periode
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada
dirinya .
17
2. Stres
setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan
gram
2. Pada akhir kala III, TFU teraba 2 Jari dibawah pusat
3. Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat
1. Autolysis.
Autolysis merupakan proses penghancuran diri
sembuh total.
Selama 1-2 jam pertama post partum, intensitas kontraksi uterus
dapat berkurang dan menjadi teratur. Oleh karena itu, penting sekali
pada payudara.
2.1.7 Kebutuhan Pada Ibu Nifas
1. Nutrisi dan Cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang
untuk kateterisasi.
Sebab terjadinyakesulitan berkemih ( retensio urine) pada
hari ke dua post partum. Jika hari ke tiga belum juga buang air
21
besar, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rectal.
4. Personal Hygiene
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap
disetrika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
kelaminnya,
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan
(Saleha, 2009).
5. Istirahat dan Tidur
Menurut Saleha, 2009 Hal-hal yang bisa dilakukan untuk memenuhi
yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga
perdarahan.
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau
dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Namun, banyak budaya
bersangkutan.
(Sulistyawati, 2009).
7. Latihan dan Senam Nifas
Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ tubuh
dan senam nifas. Untuk itu beri ibu penjelasan tentang beberapa hal
berikut ini.
23
normal, karena hal ini akan membuat ibu lebih kuat dan ini juga
membantu.
1) Dengan tidur terlentang dan lengan disamping, tarik otot perut
10 kali.
2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul
minggu, saat persalinan atau segera setelah persalinan atau sampai 48 jam
terjadi ante, intra, dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre-eklamsia
yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari
25
eklamsia pada masa nifas merupakan suatu gejala yang timbul pada
abnormal berperan dalam hal ini. Pada kehamilan normal, arteri spiral
pasti. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
mencapai well health mother dan well born baby. Unsure benda asing
kemajuan kehamilan
5. Teori diet
Peranan kalsium dalam hipertensi dalam kehamilan sangat
kalsium dari tulang dan otot. Keluarnya kalsium dari otot dapat
menimbulkan:
a. Kelemahan otot jantung yang melemahkan stroke volume
b. Kelemahan otot pembuluh darah yang menimbulkan vasokonstriksi
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik
(Kustiyaningrum, 2012).
30
31
hipertensi 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
Oedema umum kaki , jari tangan dan muka atau kenaikan brat badan
1kg / lebih per minggu. Jumlah proteinuria kuantitatif 0,3 gram / lebih
lebih per liter. Oliguria, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24
jam. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada
2. Pre-eklamsia Berat :
a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥110 mmHg.
b. Proteinuria ≥5 gram / 24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria, yaitu produksi urine ≤ 500 cc / 24 jam.
d. Kenaikan kadar kretanin plasma.
32
badan, pembengkakan kaki, tangan, dan muka. Tekanan darah > 140/90
mmHg atau tekanan sistolik >30 mmHg dan tekanan diastolik > 15 mmHg
sebelum hamil atau pada kehamilan > 20 minggu atau pada saat post
partum.
2. Pada pre-eklamsia post partum : ditandai dengan gejala yang hampir
biasanya disertai dengan oedema pada area ekstermitas dan muka, ibu
33
anti hipertensi IV dosis awal 4-6 gr selama 20-30 menit, diikuti dosis
nifas.
34
yang berasal dari pasien, keluarga, dan ditambah dengan hasil pemeriksaan
Sakit
- Tanggal / Jam :
Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
- Tempat :
Untuk mengetahui dimana dilakukan pengkajian pada klien
(Ari S, 2009).
A. Data subyektif
1. Identitas
a) Nama
Nama ditanyakan untuk mengenal atau memanggil dan
(Norma, 2013).
b) Umur
Usia ibu yang <20 tahun bisa menimbulkan masalah
d) Pendidikan
Pendidikan seseorang berhubungan dengan dengan
g) Alamat
37
2. Alasan kunjungan
oedema, nyeri ulu hati dan pangdangan kabur pada nifas < 48
3. Keluhan utama
dirasakan ibu yaitu : nyeri pada kepala, nyeri di daerah ulu hati,
(Sulistyawati, 2009).
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : Usia pertama kali mengalami menstruasi.
terpanjang 35 hari.
Lamanya :Biasanya 7-8 hari.
38
anyir.
Dysmenorhea : Nyeri haid perlu ditanyakan untuk
reproduksi klien.
- Usia pertama kali menikah
Usia ibu yang <20 tahun bisa menimbulkan masalah
ke
lama peny Peno- Temp BB pen Vit Tab Al Lam
it n
yang aman bagi ibu yang menyusui mis ; pil progestin only,
5. Riwayat kesehatan
dan nifas yang lalu juga berisiko besar ibu dapat mengalami
a. Keadaan Psikologi
42
2013).
b. Keadaan Sosial
Untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami, anggota
(Lestari, 2013).
c. Keadaan Spiritual
Untuk mengetahui polan peribadatan ibu selama masa nifas
2013).
(Lestari, 2013).
B. Data Obyektif
(Sulistyawati, 2010:226).
1. Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu tampak tidak sehat
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih atau tidak, rontok atau tidak,
tidak.
Mulut :Kebersihan, mukosa bibir,
jugularis.
Payudara / dada :Kesimetrisan, kolostrum sudah
b. Palpasi
Kepala :untuk mengetahui apakah ada
benjolan
Leher :untuk mengetahui apakah ada
hati.
Setelah plasenta lahir TFU 2 jari
dibawah pusat.
Ekstermitas : terjadi oedema
(Sarwono, 2009).
c. Auskultasi
Dada :terdengar whezing dan ronchi atau tidak
Abdomen :Bising usus 6-8x/ menit.
d. Perkusi
Reflek patella:pada ibu dengan pre-eklamsia syarat
hasil +1, +2, +3 dan jumlah kuantitaf protein urine 0,3 gram – 5
samnolen / koma
- TTV
Tekanan darah :
(Sukarni, 2013).
47
Pemeriksaan penunjang
Pada kasus ibu nifas dengan pre-eklamsia biasanya
alveoli.
4. Nyeri Epigastrik, dan gejala-gejala selebral.
2.1.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan /
yang sesuai dengan kondisi klien. Pada ibu nifas dengan pre-eklamsia
seperti :
1) Nifedipine dosis awal 10-20 mg per-oral, pemberian tiap 30
kondisi klien tetapi juga dari kondisi klien dari kerangka pedoman
rencana.
Diagnosa :Ny. “...” PAPIAH... <48 Jam post partum dengan
pre-eklamsia.
Tujuan :Setelah diberikan asuhan selama 24 jam diharapkan
dilakukan.
49
harus terpenuhi
R/ pada ibu nifas dengan pre-eklamsia makanan diet yang
terpenuhi
R/ pada ibu nifas dengan pre-eklamsia makanan diet
permenit.
50
2.1.6 Implementasi
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan
2.1.7 Evaluasi
Ini merupakan langkah terakhir dilakukan evaluasi keefektifan dari
(Muslihatun, 2014).
Seperti :
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif,
Klien 1 Klien 2
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ASUHAN KEBIDANAN PADA NY
“B” P30013 NIFAS SC 5 JAM “N” P21003 NIFAS SC HARI KE-2
DENGAN PRE-EKLAMPSIA DENGAN PRE-EKLAMPSIA
1. PENGKAJIAN
No. Register : 215536 No. Register : 215648
MRS tanggal/jam : 26/3/2019 / MRS tanggal/jam : 27/03/2019 /
12.15WIB 19.30WIB
Tanggal pengkajian : 27/3/2019 Tanggal pengkajian : 30/03/2019
Jam pengkajian : 14.30 WIB Jam pengkajian : 07.30 WIB
Tempat : Ruang Rawat Tempat : Ruang Bersalinan
Gabung RSUD RSUD
Blambangan Blambangan
A. Data Subyektif
53
1. Identitas 1. Identitas
Nama klien : Ny. ”B” Nama klien : Ny. ”N”
Umur : 28 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : IRT
Alamat : Kertosari Alamat : Kabat
3. 3 A B O R T U S
Status TT : T4
2) Persalinan 2) Persalinan
Pada tgl 26-03-2019 ibu Pada tanggal 27-03-2019 ibu
periksa kepoli kandungan periksa ke RS dengan keluhan
RSUD Blambangan, TD pusing & pandangan kabur. pada
150/100MmHg, dan jam 10:20 Wib dilakukan
Albumin+4 kemudian pemasangan infus RL 20 tpm,
langsung MRS. Pada jam dipasang DC, dan dilakukan
13:45 wib dilakukan pemeriksaan Lab albumin +4,
pemasangan infus RL 20 tpm, diberikan terapi SM fulldose 20%
pemberian SM 20 cc MgSO4 selesai jam 11:00 wib, nifedipin
20% (IV pelan) pada jam 10 mg, Metildopa 300 mg, dexam,
12:10 wib, SM 40% 2,5 cc/ dan O2 4 lpm. pada tanggal 27-
jan, dan dopamet 500 gr. Pada 03-2019 jam 20.30 WIB ibu
tanggal 27-03-2019 jam berangkat ke OK untuk
08:00wib ibu berangkat ke OK melakukan operasi SC, jam 22.30
untuk melakukan Operasi SC + WIB ibu melahirkan bayi
MOW oleh dr. Erva SpOG, perempuan dengan BBLR AS :
jam 09:13 wib Ibu melahirkan 3 , BB : 1500 gr, PB : 49 cm
bayi perempuan AS 7-8 anus (+), cacat (–), plasenta lahir
keaadaan bayi sehat, lahir manual lengkap perdarahan ±800
58
menangis kuat, BB: 2900 gr, cc, kontraksi uterus baik, TFU 2
PB: 48 cm, ketuban jernih, jari dibawah pusat.
anus (+), cacat (-), plasenta
lahir manual lengkap
perdarahan ±800 cc, kontraksi
uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat.
3) Nifas 3) Nifas
Pada tanggal 27-03-2019 jam Pasien datang dari OK jam 23.30
09.30 WIB Pasien datang dari WIB masuk ruang ICU, pada tgl
OK, merasakan nyeri perut, 30-03-2019 jam 19.30 pasien
perdarahan ±7cc, kontraksi dipindahkan dari ICU ke R.
uterus baik, TFU 2 jari Bersalin (Perawatan), merasakan
dibawah pusat SM 40% ±50cc nyeri perut, perdarahan ±50cc,
masuk jam 10.00 WIB. kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, SM 40% 50 cc
masuk jam 15.30 WIB.
d. Riwayat KB d. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah Ibu mengatakan pernah
menggunakan KB suntik 3 bln menggunakan Kb suntik 3 bln
setelah melahirkan anak setelah melahirkan anak
pertamanya, selama 1 tahun, tidak pertamanya selama 6 bulan,
ada keluhan dan ibu berhenti ber kemudian ibu berhenti
KB karena ingin punya anak lagi, menggunakan KB suntik 3 bulan
dan setelah melahirkan anak ke 2 karena ibu memiliki penyakit
ibu menggunakan KB suntik 3 bln hipertensi dan memilih
lagi selam 3 tahun, dan kemudian menggunakan KB alami, sampai 4
ibu berhenti ber Kb karena ingin tahun ibu hamil anak ke 2, setelah
punya anak lagi yang ke 3, pada kelahiran anak ke 2 ibu tetap
kehamilan yang ke 3 ibu menggunakan KB alami, dan 2
mengalami keguguran. 2 tahun tahun kemudian ibu hamil anak ke
59
3) Auskultasi
Paru-paru : tidak ada suara 4) Perkusi
tambahan whezing Reflek Patella : + (positif)
maupun ronchi
Abdomen: bising usus (6-
8x/menit)
4) Perkusi
Reflek Patella : + (positif)
C. Data Penunjang
Tanggal / Jam : 26-03-2019 / 12.22 Tanggal / Jam : 27-03-2019 / 11.32 WIB
HB : 12,5 g/d
WIB
Protein Urine : +4 g/dL
HB : 10,5 g/d
Protein Urine : +4 g/dL
D. Terapi post SC
Tanggal 27-03-2019 Tanggal 27-03-2019
MgSO4 40 % 50cc (2,5 cc/jam) MgSO4 40% 50cc (2,5 cc/jam)
Lasix 3 x 1 amp Oksitosin 2 amp (drip)/500cc s/d 12 jam
CTC 4x 2 tab/rektal/6 jam Metildopa 3x 500 mg
Ketorolax2x 1 amp Captropil 3x1 50 mg/ 8 jam
Metro 3x1
Santalgesik 3x1 amp
65
2. Observasi keadaan umum dan tanda- tanda vital tiap 4 jam, kontraksi
tanda vital tiap 4 jam, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan,
uterus, kandung kemih, perdarahan, dan pengeluaran lochea
dan pengeluaran lochea R/ tolak ukur jika terdapat kegawatan
R/ tolak ukur jika terdapat pada ibu.
kegawatan pada ibu. 3. Ajarkan ibu teknik relaksasi
3. Ajarkan ibu teknik relaksasi R/ teknik relaksasi dapat mengurangi
R/ teknik relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri pada ibu.
rasa nyeri pada ibu. 4. Anjurkan ibu untuk mobilisasi
4. Anjurkan ibu untuk mobilisasi secara secara bertahap
bertahap R/ mempercepat proses involusi.
R/ mempercepat proses involusi. 5. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
5. Anjurkan ibu untuk istirahat R/ keadaan umum ibu dapat
cukup membaik. Pola istirahat juga dapat
R/ keadaan umum ibu dapat mempengaruhi dalam produksi ASI.
membaik. Pola istirahat juga dapat 6. Beri diet TKTP dan rendah garam
mempengaruhi dalam produksi ASI. sesuai anjuran dokter
6. Beri diet TKTP dan rendah garam R/ memenuhi kebutuhan nutrisi pada
sesuai anjuran dokter ibu dengan pre-eklampsia.
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi pada 7. Lanjutkan terapi dokter
ibu dengan pre-eklampsia. R/ mencegah terjadinya komplikasi.
7. Jelaskan pada ibu cara menyusui 8. Anjurkan keluarga untuk memberi
yang benar perlindungan lebih terutama pada saat
R/ dengan menyusui yang benar bayi keadaan ibu gelisah.
akan mendapatkan ASI yang R/ mengantisipasi terjadinya cedera
maksimal. pada ibu.
8. Lanjutkan terapi dokter
R/ mencegah terjadinya komplikasi.
VI. IMPLEMENTASI
Tangal / Jam : 27 – 03 – 2019 / 14.45 Tangal / Jam : 30 – 03 – 2019 / 07.40
WIB WIB
1. Jam 14.50 WIB Menjelaskan hasil 1. Jam 07.50 WIB Menjelaskan hasil
68
VII. EVALUASI
Tanggal / Jam : 28/03/2019 / 14.30 WIB Tanggal / Jam : 31/03/2019 / 07.30 WIB
DX : P30013 nifas SC hari ke 1 dengan DX : P21003 nifas SC hari ke-2 dengan
Pre-eklampsia pre-eklampsia
S : masih merasa mules saat S : keluar darah sedikit dari vagina,
menyusui, keluar darah sedikit masih merasakan nyeri pada luka
dari vagina, masih merasakan operasi, pandangan kabur.
O :
nyeri pada luka operasi.
TTV : TD : 160/100 mmHg
O :
S : 37 0C
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,70C
RR : 19 x/menit
N : 86 x/menit
Ibu tidak kejang
RR : 18 x/menit Terdapat luka bekas operasi ±12
Ibu tidak kejang
cm tertutup kasa steril
Terdapat luka bekas operasi ±12
70
Catatan Perkembangan
Klien 1 Klien 2
Tanggal / Jam : 29/03/2019 / 07.00 WIB Tanggal / Jam : 01 /43/ 2019 / 07.00
WIB
S : nyeri pada luka operasi.
O:
S : masih merasa mules saat menyusui,
TTV : TD : 120/80 mmHg
S : 36,70C keluar darah sedikit dari vagina,
N : 86 x/ menit
masih merasakan nyeri pada luka
RR : 18 x/menit
Terdapat luka bekas operasi ±12 cm operasi, pandangan masih kabur
tertutup kasa steril dan pusing
TFU 2 jari dibawah pusat O:
Kontraksi uterus baik TTV : TD : 140/90 mmHg
Terpasang infus RL 20 tpm S : 36,60C
Lochea rubra ±20cc N : 82 x/ menit
Terdapat oedema pada kedua kaki RR : 18 x/menit
Terdapat luka bekas operasi ±12 cm
A : Ny “B” P30013 nifas SC hari ke-3
tertutup kasa steril
TFU 2 jari dibawah pusat
P:
Kontraksi uterus baik
Jam 07.45 WIB Melakukan rawat luka
Terpasang infus RL 20 tpm
dan mengganti perban, sudah Lochea rubra ±10cc
Terdapat oedema ekstermitas
dilakukan rawat luka dan diganti
perban, luka kering tidak ada
A : Ny “N” P2103nifas SC hari ke-4
tanda-tanda infeksi.
Jam 08.00 WIB Memberikan injeksi dengan pre-eklampsia
P :
ketorolax 1 amp, injeksi sudah
Jam 07.00 WIB menganjurkan Ibu
diberikan dan tidak ada reaksi
untuk sering mengganti pembalut,
alergi.
ibu mengerti.
Jam 08.15 WIB Melakukan perawatan
Jam 07.30 WIB Memberikan diet
payudara, payudara bersih dan
TKTP rendah garam sesuai
tidak ada bendungn ASI.
anjuran dokter, ibu makan 1 porsi
Jam 09.00 WIB Mendamping ibu
Jam 07.45 WIB Melakukan rawat luka
menyusui bayinya, bayi menyusu
dan mengganti perban, sudah
dengan baik.
dilakukan rawat luka dan diganti
Jam 09.30 WIB Memberitahu ibu unutk
72
Tanggal / Jam : 30/03/2019 /09.00 WIB Tanggal / Jam : 2-4-2019 / 10.00 WIB
Lochea sanguelenta
oedema pada kedua kaki
A : Ny “N” P21003 nifas SC hari ke-7
indikasi pre-eklampsia.
P :
Jam 21.30 WIB menganjurakan ibu
untuk istirahat yang cukup, ibu
memahami.
Jam 22.00 WIB melakukan
pemeriksaan TTV :
TD :140 / 90 MmHg
S : 36,9°C
N : 82x / mnt
RR : 21x / mnt
Jam 22.00 WIB Memfasilitasi ibu
terapy : captropil 25 mg 1 tablet
Tanggal / Jam : 5-04-2019 / 09.00 WIB
S : nyeri luka operasi
O : TTV : TD :140 / 90 MmHg
S : 36,9°C
N : 82x / mnt
RR : 21x / mnt
Terdapat luka bekas operasi
±12 cm tertutup kasa steril
TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus baik
Lochea sanguelenta.
A : Ny “N” P 2103 nifas SC hari ke-8
indikasi pre-eklampsia.
P :
Jam 09.30 WIB Mengikuti dokter
visite, ibu boleh pulang.
Jam 11.00 WIB Melakukan
pemeriksaan TTV, TD : 130/90
mmHg, S : 36,50C, N : 80 x/menit
RR : 19 x/menit
Jam 11.30 WIB Memberikan diet TKTP
76
BAB 4
78
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas perbandingan antara teori dengan hasil
gambaran secara nyata dan sejauh mana asuhan kebidanan ibu nifas Ny “B” P 30013
nifas SC 5 jam dengan Pre-eklampsia dan Ny “N” P 21003 nifas Hari ke-2 indikasi
Pre-eklampsia.
Hellen Varney.
4.1 PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
Pada data subyektif yang diperoleh, usia Ny. B 28 tahun dan Ny. N
> 35 tahun. Hal ini menunjukkan adanya ketidak sesuaian antara teori
karena pre-eklamsia juga dapat disebabkan oleh faktor yang lain pada
Ny. B ini merupakan kehamilan yang ke empat, dari hal ini menunjukkan
terjadinya pre-eklamsia.
79
Pada riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu pada Ny. B
berat. Berdasarkan hal tersebut terdapat ketidak sesuaian antar teori dan
fakta pada Ny.B, dan terjadi kesesuaian pada Ny.N pada kehamilan,
ahli, salah satunya yaitu teori genetik, yaitu komplikasi hipertensi pada
tersebut ada ketidak sesuaian antara teori dan fakta pada Ny. B
sedangkan pada Ny. N terdapat kesamaan antara teori dan fakta. Riwayat
lain seperti : gaya hidup, tingkat stres, pola makan dan kurangnya
aktivitas fisik.
yang timbul selama kehamilan setelah usia kehamilan > 20 minggu atau
pada Ny. B dan Ny. N, terdapat kesesuaian antara teori dan fakta. Pre-
gejalanya biasanya mulai muncul pada awal Trimester III, dan bisa
b. Data Obyektif
mmHg, respirasi 19 x/menit, suhu 36,6 0C, nadi 80 x/menit dan protein
urine +4.
81
mmHg atau lebih, edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau
atau lebih per liter, kwantitatif 1+ atau 2+. Pada pre-eklampsia berat
ditandai dengan tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan
diastolik 110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam,
kesesuaian antara teori dan fakta. Dari data Ny. B dan Ny.N mengarah ke
pre-eklamsia.
anak ke 3 nya secara operasi seksio cesarea, ibu pernah mengalami abortus
1 kali, ibu mengatakan nyeri luka operasi dan masih dalam 5 jam nifas.
dan ekstermitas ibu masih oedema. Dari data subyektif dan data obyektif
3 nya secara seksio cesarea, ibu mengatakan nyeri luka operasi, padangan
Dari data subyektif dan data obyektif maka didapatkan diagnosa P 21003 Nifas
sesuai dengan keluhan (Elisabeth, 2015), pada ibu nifas dengan pre-
kenaikan sistole >30mmHg dan diastol > 15 mmHg, nadi pada ibu dengan
‘.....P ... A... P... I... A... H... nifas jam/hari ke ... dengan pre-eklamsia.
Berdasarkan data yang ditemukan pada Ny. B dan Ny. N terjadi pre-
eklampsia berat dan terdapat kesesuaian antara teori dan fakta. Karena pada
tekanan darah, protein urine positif, pandangan kabur dan juga oedema pada
ekstermitas.
83
(Pratami, 2016 dan prawirohardjo, 2010) masalah yang dapat terjadi pada
5 jam post partum keadaan ibu belum membaik tekanan darah masih tinggi,
oedema berkurang dan pandangan sudah tidak kabur dan pada hari ke 4 ibu
potensial eklamsia dan sindrom hellp, karena pada waktu lebih dari 48 jam
keadaan ibu masih tetap sama, tekanan darah ibu masih tinggi, ekstermitas
dokter dalam pemberian terapi. Terapi yang didapatkan Ny. B dan Ny. N
terdapat kesesuaian antara teori dan fakta pada Ny. B dan Ny. N, karena
4.5 INTERVENSI
dan Ny. N diberikan asuhan meliputi observasi (keadaan umum, TTV tiap 4
lochea), ajarkan ibu teknik relaksasi, anjurkan ibu mobilisasi, anjurkan ibu
untuk istirahat cukup, diet TKTP dan rendah garam, menjelaskan pada ibu
cara menyusui yang benar dan kolaborasi dokter dalam pemberian terapi.
Dan Menurut Pratami, 2016 observasi TTV dilakukan tiap 4 jam sekali.
Segera masuk rumah sakit, Tirah baring di tempat tidur, Pantau tekanan
hematokrit, trombosit, urine lengkap, asam urat, fungsi hati dan ginjal,
pada Ny. B dan Ny. N pemberian intervensi sudah sesuai dengan teori yaitu
dilakukan kolaborasi dengan dokter SpoG dalam pemberian terapi, diet, dan
sekali.
85
4.6 IMPLEMENTASI
meliputi observasi (keadaan umum, TTV tiap 4 jam sekali, kontaksi uterus,
relaksasi, anjurkan ibu mobilisasi, anjurkan ibu untuk istirahat cukup, diet
TKTP dan rendah garam, menjelaskan pada ibu cara menyusui yang benar
dan kolaborasi dokter dalam pemberian terapi SM 40% sampai 24 jam post
observasi (keadaan umum, TTV tiap 4 jam sekali, kontaksi uterus, kandung
anjurkan ibu mobilisasi, anjurkan ibu untuk istirahat cukup, diet TKTP dan
rendah garam, menjelaskan pada ibu cara menyusui yang benar dan
rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
dilakukan sepenuhnya oleh bidan sebagian dilakukan oleh klien atau tenaga
kesehatan lainnya.
Berdasarkan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. B dan Ny. N
4.7 EVALUASI
86
sudah berkurang dan pandangan sudah tidak kabur,keadaan umum ibu sudah
membaik dalam waktu < 48 jam postpartum, dan ibu diperbolehkan pulang
pada hari ke 4 sedangkan pada Ny. N tekanan darah masih tinggi, bengkak
pada kedua kaki, dan penglihatan masih kabur, keadaan umum ibu belum
membaik sampai waktu lebih dari 48 jam dan ibu baru diperbolehkan
terjadi pada kehamilan >20 minggu, saat persalinan atau segera setelah
kesesuaian antara teori dan fakta pada Ny. B dimana setelah dilakukan
asuhan kebidanan selama ±24 jam keadaan umum ibu baik tekanan darah
sudah normal dan oedema sudah berkurang. sedangkan pada Ny. N. Tidak
sesuai Karena Ny.N karena setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ±24
jam, tekanan darahnya masih tinggi, bengkak pada kedua kaki, dan
BAB 5
87
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian data subyektif dan data obyektif pada Nifas dengan Pre-
2. Pada interpretasi data dasar terdapat data diagnosa, data subyektif dan
7. Evaluasi pada Ny. D dan Ny. M ditulis dalam bentuk SOAP dimana
kaki berkurang.
5.2 Saran
88
1. Bagi penulis
Dapat lebih maksimal dalam memberikan asuhan
eklamsia.
DAFTAR PUSTAKA
Anik, Maryunani. 2009. Asuhan Pada ibu Masa Nifas. Jakarta : TIM
Bobak,2010.http://www.slideshare.net/WarnetRaha/manajemen-dan
pendokumentasian asuhan kebidanan ibu nifas dengan pre-
eklamsia-berat-di-wilayahkerja-puskesmas-manobo-kabupaten-
muna
Dinas kesehatan Jawa Timur, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur,
Kemenkes,RI.2015.Sefpiyanti.blogspot.com/2017/01/v-
behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
Khayati, Nur,Y dan Vefrisia Vistra. 2018. Hubungan Stess Dan Pekerjaan
Dengan Preeklamsia Di Wilayah Kabupaten Semarang, indonesian
journal of Midwivery. Vol 1 No 1 : 36 – 37
Lestari, N. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Ny. I P2A0 dengan pre-
eklamsia Berat di RSU Assalam Gemolong Sragen. Karya Tulis
Ilmiah, Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada, Surakarta. (diakses 12 februari, 2018).
Rubin,Reva.2013.KonsepKebidanan.2bakbiduk.blogspot.com/2013/03/teori
-reva-rubin_1.html?m=1
TIM EMS 119. 2016. Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Obstetri dan
Neonatal. (PPGD-ON). Jakarta : TIM EMS 119 Jakarta.