Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENERAPAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP


BANGSA

Materi ini sebagai pengantar bagi siswa untuk mampu membandingkan antara peristiwa
dan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik ideal Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa (3.1), serta mampu merancang dan melakukan
penelitian sederhana tentang peristiwa dan dinamika yang terjadi di masyarakat terkait
penerapan Pancasila sebagai dasar { HYPERLINK
"http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-dasar.html" \t
"_blank" } dan pandangan hidup bangsa (4.1)

Pembahasan ini terbagi dalam 3 bagian yakni a) Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar
Negara dan Pandangan Hidup; b) Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan
Pandangan Hidup Bangsa, dan c) Contoh Perbandingan Dinamika Masyarakat Dengan
Praktik Ideal Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

A. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup


Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan kaidah negara yang fundamental, yang
berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus bersumber
dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental. Implikasi Pancasila
sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber
hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara material harus berdasar dan
bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya {
HYPERLINK "http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-
dasar.html" \t "_blank" } 1945) yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur Pancasila,
maka sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.

Sedangkan sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi


dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung
gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi bangsa
Indonesia yang bersifat majemuk. Dengan demikian sebagai Pandangan Hidup Bangsa,
Pancasila berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk dalam kehidupan sehari-hari. Ini
berati, Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan petunjuk arah semua kegiatan
atau aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari


nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan
kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh,
dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karna itu, Pancasila adalah khas milik
bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum
nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat, { HYPERLINK
"http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-dasar.html" \t
"_blank" }, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Ini berarti, Pancasila sebagai
pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan
penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan
demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk
semua pihak Secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-
nilai yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu
masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di
dalam pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh aspek
kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan didalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi
berisi pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa.
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan
pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya
yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada
pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan
negerinya.

Dalam Alinea ke IV Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan
Negara harus didasarkan Pancasila sebagai dasar Negara. Ini menunjukkan bahwa
Pancasila merupakan cita hukum ({ HYPERLINK
"http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-dasar.html" \t
"_blank" } ) bagi bangsa Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Cita hukum ini dijadikan dasar bagaimana bangsa
Indonesia memandang segala persoalan yang dihadapinya, bagaimana mendudukkan
manusia dalam hubungan dengan pemerintahan dan negaranya, bagaimana mengatur
kekuasaan dan kedaulatan dalam kegiatan pemerintahan dan negara, bagaimana
lembaga-lembaga kenegaraan diadakan dan diatur tatakerjanya, dan sebagainya.

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia, karena:
1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik yang dialami oleh bangsa
Indonesia, ditinjau dari keanekaragaman agama, suku bangsa, adat budaya, ras,
golongan dan sebagainya. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, menjamin
kebebasan bagi warganegara untuk beribadah sesuai dengan agama dan
keyakinannya. Sementara itu Sila ketiga persatuan Indonesia, mengikat
keanekaragaman tersebut di atas dalam suatu kesatuan bangsa dengan tetap
menghormati sifat masing-masing seperti apa adanya.
2. Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik,
dengan menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk { HYPERLINK
"http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-dasar.html" \t
"_blank" } secara berkeadilan, disesuaikan dengan kemampuan dan hasil usahanya.
Hal ini ditunjukkan oleh sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terdiri atas ribuan pulau.
Sila ketiga Persatuan Indonesia memberikan jaminan bersatunya bangsa Indonesia.
4. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak
asasi manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini dijamin oleh sila keempat
Pancasila yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera. Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan acuan dalam mencapai tujuan
tersebut.

Berikut ini nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa:

1. Nilai Ketuhanan dan Ketaqwaan


Sila pertama Pancailsa mengandung nilai ketuhanan dan ketaqwaan. Nilai Ketuhanan
mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ketaqwaan adalah suatu sikap berserah
diri secara ikhlas dan rela kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersedia tunduk dan
mematuhi segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Berdasarkan
kedua nilai tersebut, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa religius bukan bangsa
yang tidak memiliki agama atau ateis. Dari Pengakuan adanya Tuhan diwujudkan
dalam perbuatan untuk taat dalam setiap perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya
sesuai dengan ajaran atau tuntunan agama yang dianut. Nilai ketuhanan memiliki arti
bahwa adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak diskriminatif antarumat
beragama.
Contoh Nilai Ketuhanan dan Ketaqwaan
a) Hidup rukun dan damai dalam setiap antraumat beragama
b) Tidak memaksakan agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain
c) Memberikan kebebasan dan juga kesempatan dalam beribadah sesuai agamanya
d) Tidak membedakan agama atau kepercayaan dalam bergaul
e) Sikap percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Nilai Kemanusiaan, Keberadaban dan Kesetaraan


Sila kedua Pencaila secara jelas mengandug nilai kemanusiaan, keberadaban,
kesetaraan dan keselarasan. Nilai { HYPERLINK
"http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-dasar.html" \t
"_blank" }mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-
nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Nilai keberadaban adalah
keadaan yang menggambarkan setiap komponen dalam kehidupan bersama
berpegang teguh pada peradaban yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa.
Beradab menurut bangsa Indonesia adalah apabila nilai yang terkandung dalam
Pancasila direalisasikan sebagai acuan pola fikir dan pola tindak.

Nilai kesetaraan adalah suatu keadaan yang mampu menempatkan kedudukan


manusia tanpa membedakan jender, suku, ras, golongan, agama, adat dan budaya dan
lain-lain. Setiap orang diperlakukan sama di hadapan hukum dan memperoleh
kesempatan yang sama dalam segenap bidang kehidupan sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang dimilikinya. Manusia diberlakukan sesuai harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya, hak, dan kewajiban asasinya.
Sedangkan nilai keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan keteraturan,
ketertiban dan ketaatan karena setiap makhluk melaksanakan peran dan fungsinya
secara tepat dan proporsional, sehingga timbul suasana harmoni, tenteram dan damai.
Ibarat suatu orkestra, setiap pemain berpegang pada partitur yang tersedia, dan setiap
pemain instrumen melaksanakan secara taat dan tepat, sehingga terasa suasana
nikmat dan damai.

Contoh nilai kemanusiaan, keberadaban, kesetaraan dan keselarasan


a) Mengakui persamaan derajat antara sesama manusia
b) Senang melakukan kegiatan yang sifatnya kemanusiaan
c) Memiliki sikap dan perilaku berani dalam membela kebenaran dan keadilan
d) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
e) Menghormati orang lain
f) Tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain

3. Nilai Persatuan dan Kesatuan


Nilai persatuan dan { HYPERLINK
"http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-dasar.html" \t
"_blank" } adalah keadaan yang menggambarkan masyarakat majemuk bangsa
Indonesia yang terdiri atas beranekaragam komponen namun mampu membentuk
suatu kesatuan yang utuh. Setiap komponen dihormati dan menjadi bagian integral
dalam satu sistem kesatuan negara-bangsa Indonesia. Nilai Persatuan Indonesia
mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina
rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia
juga mengakui dan menghargai dengan sepenuh hati terhadap keanekaragaman di
Indonesia, sehingga perbedaan bukanlah sebab dari perselisihan, tetapi itu akan dapat
menciptakan kebersamaan. Dari kesadaran ini tercipta dengan baik jika sungguh-
sungguh menghayati semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Contoh Nilai Persatuan dan Kesatuan


a) Cinta tanah air dan bangsa
b) Memiliki sikap yang rela berkorban demi tanah air
c) Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
d) Persatuan dengan berdasar Bhineka Tunggal Ika
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasar kepada kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial

4. Nilai Kerakyatan, kebijaksanaan dan mufakat


Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang mengandung makna nilai Kerakyatan,
kebijaksanaan dan mufakat. Nilai kerakyatan mengandung makna bahwa Negara
Kesatuan { HYPERLINK "http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-
pancasila-sebagai-dasar.html" \t "_blank" }Indonesia yang menganut asas dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mufakat adalah suatu sikap terbuka untuk menghasilkan
kesepakatan bersama secara musyawarah. Keputusan sebagai hasil mufakat secara
musyawarah harus dipegang teguh dan wajib dipatuhi dalam kehidupan bersama.
Sedangkan kebijaksanaan adalah sikap yang menggambarkan hasil olah fikir dan olah
rasa yang bersumber dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan
keutamaan. Bagi bangsa Indonesia hal ini sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Berdasarkan dari nilai tersebut, tampak jelas bahwa Negara Indonesia
menganut paham demokrasi yang mengutamakan pengambilan keputusan melalui
musyawarah mufakat.
Contoh Nilai Kerakyatan, kebijaksanaan dan mufakat
a) Ikut serta dalam pemilu
b) Menjalankan musyawarah mufakat
c) Mendahulukan kepentingan umum
d) Mengembangkan sikap hidup yang demokratis
e) Tidak memaksakan kehendak individu terhadap individu lainnya

5. Nilai Keadilan dan Kesejahteraan


Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan dan
kesejahteraan. Nilai keadilan adalah suatu kondisi yang mampu menempatkan makhluk
dengan segala permasalahannya sesuai dengan hak dan kewajiban serta harkat dan
martabatnya secara proporsional diselaraskan dengan peran fungsi dan
kedudukkannya. Sedangkan Kesejahteraan adalah kondisi yang menggambarkan
terpenuhinya tuntutan kebutuhan manusia, baik kebutuhan lahiriyah maupun batiniah
sehingga terwujud rasa puas diri, tenteram, damai dan bahagia. Kondisi ini hanya akan
dapat dicapai dengan kerja keras, jujur dan bertanggungjawab. Nilai keadilan dan
kesejahteraan menjadi dasar sekaligus tujuan yang diharapkan dari seluruh bangsa
Indonesia. Negara Indonesia yang diharapkan adalah negara yang adil makmur.
Contoh nilai keadilan dan kesejahteraan
a) Memiliki perilaku yang suka bekerja keras
b) Berperilaku adil terhadap sesama
c) Hidup sederhana
d) Mengembangkan budaya menabung
e) Memiliki sikap yang menghargai karya orang lain yang bermanfaat bagi bangsa
Indonesia
f) Tidak memeras orang lain
g) Selalu membantu orang lain

Persoalannya sekarang adalah bagaimana agar Pancasila dapat efektif berfungsi


sebagai sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Menurut Alfian terdapat
empat faktor yang dapat menjadikan suatu ideologi tetap dapat bertahan dan menjadi {
HYPERLINK "http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-
dasar.html" \t "_blank" } yang tangguh, yakni (1) bahwa ideologi tersebut berisi nilai
dasar yang berkualitas, (2) bahwa ideologi tersebut dipahami, dan bagaimana sikap dan
tingkah laku masyarakat terhadapnya, (3) terdapat kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan ideologi tersebut tanpa
menghilangkan jatidiri ideologi dimaksud, dan (4) seberapa jauh nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi itu membudaya dan diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan fakta sejarah telah membuktikan bahwa faktor kualitas nilai yang
terkandung dalam Pancasila baik sebagai dasar Negara maupun pandangan hidup
bangsa tidak perlu diragukan, tetapi faktor pemahaman dan sikap masyarakat, faktor
kemampuan masyarakat, dan faktor pembudayaan dan pengamalan ideologi masih
memerlukan usaha untuk dapat mempertahankan, memantapkan, memapankan, dan
mengokohkan Pancasila. Untuk itulah perlu adanya usaha secara serius, dengan jalan
mengimplementasikan Pancasila dalam segala aspek kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara.

B. Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Bagaimanakah mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara? Implementasi Pancasila berarti menjabarkan nilai-nilai Pancasila dalam
bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam implementasi ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk
norma-norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma
moral. Sedangkan realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara
dalam masyarakat, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.

Ada dua macam implementasi Pancasila, yakni:

a. Implementasi Pancasila dalam ketatanegaraan, adalah pelaksanaan nilai-nilai Pancasila


dalam penyelenggaraan negara, baik legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua
bidang kenegaraan lainnya. Konkritnya pelaksanaan Pancasila dalam:
1) Hukum dan perundang-undangan.
2) Pemerintahan.
3) Politik dalam negeri dan luar negeri.
4) Pertahanan dan keamanan.
5) Kesejahteraan.
6) Kebudayaan.
7) Pendidikan dan sebagainya.

b. Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah adalah pelaksanaan nilai-


nilai Pancasila dalam setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu,
setiap penduduk, setiap orang Indonesia. Pelaksanaan secara sehari-hari ini lebih
berkaitan dengan norma-norma moral.

Jika aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari telah tercapai, berarti nilai-nilai
Pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan yang demikian itu
disebut dengan kepribadian Pancasila. Dengan demikian, maka bangsa Indonesia telah
memiliki suatu ciri khas, sehingga bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lainnya.
Pelaksanaan Pancasila yang dalam kehidupan sehari-hari lebih penting artinya jika
dibandingkan dengan pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan. Hal ini
disebabkan karena pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini merupakan
persyaratan keberhasilan pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan.

Bagaimanakah caranya agar Pancasila yang bersifat ideal itu bisa diterapkan dalam
kehidupan nyata? Bangsa Indonesia dari waktu ke waktu harus membumikan Pancasila
yang sangat abstrak tersebut, dengan cara memberi makna masing-masing silanya.
Penafsiran makna tersebut harus dilakukan oleh semua komponen bangsa, tidak boleh
dimonopoli oleh mereka yang sedang berkuasa saja, yang penting pemaknaan tersebut
harus sesuai dengan nilai dasarnya serta kondisi zamannya.

Berikut contoh penafsiran makna Pancasila sesuai Pedoman Penghayatan dan


Pengamalan Pancasila (P4) yakni:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

C. Contoh Perbandingan Dinamika Masyarakat Dengan Praktik Ideal Pancasila


Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Perbandingan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik ideal Pancasila


sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dapat dilakukan melalui penelitian
dari penelitian yang sederhana hingga penelitan yang kompleks. Berikut ini {
HYPERLINK "http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-
dasar.html" \t "_blank" } pebandingan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan
praktik ideal Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

No Harapan Sesuai Nilai Kenyataan


Pancasila
1 Bertaqwa kepada Tuhan Masih banyak orang-orang
Yang Maha Esa yang lalai dalam beribadah
2 Mengakui persamaan Masih terdapat orang-
harkat derjat dan orang yang merendahkan
martabat manusia orang lain.
3 Mengutamaka persatuan Masih banyak tawuran
dan kesatuan antar pelajar, tawuran
antar kampong, konflik
intern dan antar pengurus
partai, maih banyak
korupsi, dan lainnya
4 Mengutamakan Masih terdapat anggota
musyawarah untuk masyarakat yang
mufakat memaksakan
kehendaknya kepada
orang lain
5 Menjungjung tinggi Masih banyak anggota
keadilan masyarakat dan pejabat
Negara yang tidak
bersikap adil, kebijakan
yang cenderug
mengutungkan golongan,
dan lainnya

Contoh analisis sederhana: Sila Persatuan Indonesia mempunyai maksud


mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang
mempunyai perbedaan Agama, Suku, Bahasa dan lain-lainnya dapat disatukan melalui
sila ini. Sila Persatuan Indonesia juga menempatkan masyarakat Indonesia pada
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Namun sayangnya masih banyak masyarakat
Indonesia yang belum paham betul akan arti dari nilai persatuan tersebut sehingga
sering menimbulkan pertingkaian antar masyarakat. Contoh{ HYPERLINK
"http://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/penerapan-pancasila-sebagai-dasar.html" \t
"_blank" } yang sudah terjadi dimasyarakat karena kurangnya rasa kesadaran akan
adanya persatuan misalnya tawuran antar pelajar yang terjadi di mana-mana, tawuran
antar kampong, dan masih banyak lagi konflik yang sudah kita dengar/lihat diberbagai
media massa. Sebenarnya konflik yang terjadi selama ini dapat diatasi atau dicegah
bilamana semua masyarakat indonesia menanamkan nilai persatuan dan kesatuan
tanpa membedakan agama,suku,ras, dll dalam pergaulan dikehidupan sehari-hari.
Karena kita semua tinggal di Negara & Bangsa yang sama yaitu Indonesia. Selain itu
pemerintah & elemen-elemen penting negara lainnya harus ikut serta dalam menjaga
keamanan negara agar tercipta kerukunan seluruh rakyat indonesia. Paham
kebangsaan Indonesia adalah dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga persatuan Indonesia itu tidak sempit tapi
dapat diartikan menghargai seluruh perbedaan yang ada baik dalam negeri maupun luar
negeri . Maka dari itu tidaklah begitu sulit jika mulai dari sekarang sebagai individu yang
bertuhan dan berperi kemanusiaan untuk saling menghargai perbedaan satu sama lain
dengan menyelaraskan pada nilai Persatuan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai