Anda di halaman 1dari 7

KASUS HAM TIMOR TIMUR PASCAJAJAK PENDAPAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PKN yang diampu
oleh ibu Wiwin Supriatin, S.Pd

Disusun oleh:

1. Rizky Akbar G.
2. Frizzy Alifa K.
3. Cecep Supriatna
4. Renita Putri S.
5. Dera Aulia
6. Allrizka Azzkarina

Kelas XI IPA 1

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 GARUT

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebelum berintegrasi dengan indonesia pada tahun 1976, selama lebih dari

empat abad Timor-Timur merupakan jajahan Portugal. Fretillin (Frente

Revolucionaria de Timor Leste Independence), partai yang anti integrasi,

memproklamirkan kemerdekaan Timor-Timur pada tanggal 28 November 1977.

Fretelin yang dulunya bernama ASDT (Associacao Popular Democratica

Timorense) merupakan partai revolusioner dan radikal dalam memperjuangkan

kemerdekaan Timor-Timur. Dua hari kemudian, pada tanggal 27 November 1977,

suatu koalisi partai-partai pro Indonesia terutama UDT (Uniao Democratica

Timorense) dan APODETI (Associacao Popular Democratica) juga

memproklamirkan kemerdekaan wilayah tersebut dan ingin berintegrasi dengan

indonesia.

Pada tanggal 4 September 1999 jajak pendapat tersebut di umumkan, 94.388

(21,5%) memilih usul otonomi khusus dan 344.580 (78,5%) merdeka. Semenjak

itulah Timor-Timur resmi lepas dari kedaulatan Indonesia. Namun Pasca

pengumuman hasil jajak pendapat tersebut, kerusuhan dan kekerasan berkobar di

Timor-Timur. Milisi pro integrasi yang merasa kecewa dengan hasil jajak pendapat

melakukan penyerangan terhadap kelompok anti integrasi. Akibat kerusuhan ini,

Dili dan kota-kota di Timor-Timur rusak berat, ratusan orang tewas, dan ratusan

ribu orang mengungsi ke Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
PBB kemudian membentuk UNAMET (United Nation Assistance Mission

for East Timor) sebelum jajak pendapat pada tanggal 11 Juni 1999 demi

memfasilitasi dan mengawasi pelaksanaan jajak pendapat. UNAMET juga

disinyalir kurang netral dalam perekrutan staff lokal di Timor-Timur dengan

cendrung memilih dari kalangan anti integrasi dibanding kalangan pro integrasi.

Kunci Penyelesaian persoalan Timor-Timur bukan terletak pada

memerdekakan rakyat Timor-Timur melainkan pada rekonsiliasi yang tulus, tuntas

dan bermartabat tanpa diboncengi kepentingan pribadi, kelompok, partai politik

atau diciderai oleh kepentingan negara-negara tertentu yang ingin menjajah Timor-

Timur dengan cara dan gaya baru bukan menjajah secara teritorial seperti zaman

lampau tetapi penjajahan ekonomi, politik dan kultur. Rekonsiliasi Timor-Timur

yang tuntas mengendalikan adanya penceritaan kembali peristiwa konflik atau

kekerasan masa lalu sejak pergolakan politik dan perang saudara 1974 hingga 1999,

adanya pengakuan kesalahan, meminta maaf dan penyesalan, pengampunan yang

tulus serta berjalan lagi sebagai sesama anak Timor. Rekonsiliasi berarti kesediaan

yang tulus untuk hidup dalam perbedaan, menerima dan menghargai sesama orang

Timor-Timur dalam perbedaannya, selaras hidup dengan Sang Pencipta, sesama

warga kelahiran Timor-Timur, diri sendiri dan alam ciptaan Tuhan.

B. Rumusan Masalah

Dari gambaran dan latar belakang masalah, permasalahan yang akan

dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Nama kasus
2. Penyebab kasus dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran HAM

3. Bentuk pelanggaran HAM

4. Upaya penyelesaian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nama kasus

Kasus HAM Timor Timur Pascajajak Pendapat

B. Penyebab kasus dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran HAM

Kasus Pelanggaran HAM yang terjadi di Timor-Timur paska jajak pendapat

teridentifikasi telah terjadi pelanggaran HAM berat, karena telah terpenuhi unsur-

unsurnya yang meluas dan sistemik yang ditunjukkan kepada rakyat sipil yang

berupa penyiksaan, penganiayaan, pemerkosaan serta pembunuhan, yang dilakukan

oleh para pelaku yang merupakan dari unusr militer dan Polisi serta milisi Pro

Indonesia melakukan pembunuhan, pembakaran, dan pemaksaan terhadap

penduduk untuk pindah.

C. Bentuk pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM yang terjadi termasuk dalam pelanggaran kejahatan

kemanusiaan, yaitu salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari

serangan yang meluas atau sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut

ditujukan secara langsung terhada[ penduduk sipil. Pelanggaran HAM yang

dilakukan oleh Aparat Pemerintah dan milisi Pro Indonesia yang terjadi pada bulan

September 1999 yang ditujukan kepada rakyat sipil terutama mereka yang dianggap

Pro kemerdekaan dan staf UNAMET, dalam proses penghancuran kota, pihak

pelaku juga melakukan penculikan, pembunuhan terhadap dua orang staf lokal
UNAMET dan aktivis Pro kemerdekaan. Terjadi 169 penyerangan baik dengan

senjata api maupun senjata tajam terhadap penduduk yang berupaya mengungsi

D. Upaya penyelesaian

Proses penyelesaian hukum Kasus pelanggaran hak asasi manusia

menjelang dan pasca jajak pendapat 1999 di Timor-Timur secara resmi ditutup

setelah penyerahan laporan Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia-

Timor Leste kepada dua kepala negara terkait. KKP tidak bermaksud menindak

lanjuti penemuannya secara hukum karena seluruh kasus pelanggaran HAM

menjelang dan sesudah jajak pendapat 1999 di Timor-Timur telah ingkrah secara

hukum sehingga tidak dapat diajukan kembali ke pengadilan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lepasnya Timor Timur dari Indonesia merupakan kekalahan bagi

Indonesia. Negara besar ini terpuruk oleh kegigihan sekelompok kecil masyarakat

untuk memperoleh kemerdekaan. Keputusan rakyat Timor Timur untuk merdeka

tidak terlepas dari tindak-tanduk TNI di bekas provinsi Indonesia ke-27 itu.

Pelanggaran HAM oleh anggota TNI merupakan alasan yang paling sering

dikemukakan untuk menjelaskan keputusan rakyat Timor Timur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai