Anda di halaman 1dari 8

KEHAMILAN DENGAN

HIPERTENSI DAN KELAINAN


PADA AIR KETUBAN

Kelompok 2:
a. Bella Syahadatina
b. Mega Bella Joennata
c. Soffi Amalia Ulya

JURUSAN DIV KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3

2014-2015
A. KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI
1. HIPERTENSI
Diagnosis Gangguan Hipertensi
Hipertensi didiagnosis secara empiris ketika tekanan darah melebihi
140 mm Hg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Fase Korotkoff V (suara tenaga
medis mendengarkan ketika mereka mengambil tekanan darah
menggunakan non-invasif prosedur.) digunakan untuk mendefinisikan
tekanan diastolik. Kenaikan mendadak tekanan arteri rata-rata kemudian
pada kehamilan-juga dikenal sebagai "hipertensi delta" – mungkin juga
menandakan preeklamsia bahkan jika tekanan darah <140/90 mmHg
(Macdonald-Wallis, 2012; Vollaard, 2007).
1.1. PRE-EKLAMSIA

Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria


pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Saat ini oedema pada wanita hamil dianggap dianggap sebagai hal yang
biasa dan tidak spesifik dalam diagnosis preeklampsia. Proteinuria
didefinisikan sebagai adanya protein dalam urin dalam jumlah ≥ 300 mg/ml
dalam urin tampung 24 jam atau ≥ 30 mg/dl dari urin acak tengah yang
tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran kencing.

a. Pre-eklamsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah preeklampsia, dengan tekanan darah
sistolik 140 - <160 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 - < 110
mmHg.

Pemeriksaan dan Diagnosis


 Kehamilan 20 minggu atau lebih.
 Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengen pemeriksaan 2
kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama
dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit).
 Edeme pada tungkai (pretibial), dinding perut , lumbosakral, wajah atau
tungkai.
 Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24jam, kantitatif (++)
b. Pre-eklamsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan biasanya ada edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Pre eklampsia yang disertai tanda-tanda prodoma ini disebut sebagai
impending eklampsia. Contoh dari Impending eklampsia adalah gejala yang
disertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan
visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah yang
progresif. Kasus ini ditangani sebagai kasus eklampsia.
a. Pemeriksaan dan diagnostic
Ditandai oleh salah satu hal dibawah ini :
 Tekanan darah sistolik ≤ 160 mmHg atau diastolik ≤ 110 mmHg,
tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah rawat
baring dirumah sakit
 Proteinuria 5gr atau lebih per 24 jam atau kualitatif positif 3 atau 4
 Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc per 24 jam disertai
dengan kenaikan keratin plasma
 Gangguan visus cerebral
 Nyeri epigastrium atau nyeri kudran kanan atas abdomen
 Edema paru, cyanosis
 Pertumbuhan janini intra uterin terhambat
b. Penatalaksana
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan dari gejala-gejala pre
eklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
 Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atu di terminasi
ditambah pengobatan medisinal.
 Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap di pertahankan ditambah
pengobatan medicinal.
1.2. EKLAMSIA

Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, pada usia


kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada asa nifas yang ditandai dengan
adanya kejang atau koma, sebelumnya didahului oleh tanda tanda pre
eklampsi.
a. Gejala Klinis
 Kehamilan lebih 20 minggu atau persalinan atau masa nifas
 Tanda-tanda pre eklampsia (hipertensi, edema dan proteinuria)
 Kejang-kejang bahkan koma
 Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.
b. Pemeriksaan laboratorium.
 Adanya protein dalam urin
 Fungsi organ hepar, ginjal, dan jantung
 Fungsi hematologi hemostatis
c. Penatalaksanaan
 Untuk menghentikan dan mencegah kejang.
 Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi
 Sebagai penunjang untuk mebcapai stabiisasi keadaan ibu seoptimal
mungkin
 Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin
2. SUPERIMPOSED
Superimposed preeclampsia/eklamsia adalah gejala dan tanda-tanda
hipertensi dan proteinuria yang muncul setelah kehamilan 20 minggu pada
wanita yang sebelumnya menderita hipertensi kronis.
3. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan
beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)
secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman
yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat
menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Penyebab pre eklampsia ringan
belum diketahui secara jelas. Penyakit ini di anggap sebagai “maladaption
syndrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.
Meningkatnya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan
dalam pembuluh-pembuluh darah perifer, terutama akibat vasokonstriksi
(penyempitan pembuluh darah ) umum. Apa yang menjadi penyebab pre-
eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat
banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut,
akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban.
B. KELAINAN PADA AIR KETUBAN
1. OLIGO HIDRAMNION

Oligo Hidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari ½ liter. Biasanya cairan kental, keruh, berwarna
kuning kehijau-hijauan. Oligo hidramnion sebabnya belum diketahui, kalau
terjadi pada kehamilan muda akan menyebabkan gangguan bagi pertumbuhan
janin, seperti deformitas. Uterus tampaknya lebih kecil, dan detak jantung
sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas.

a. etiologi

Keadaan ini kurang baik untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan


dapat terganggu oleh perlekatan antara kulit janin dan amnion atau karena
janin mengalami tekanan dinding rahim. Karena kurangnya cairan, maka
pergerakan anak akan menyulitkan ibu.

b. gambaran klinis
 Perut ibu lebih kecil dari sesuai dengan tuanya kehamilan.
 Ibu merasa nyeri perut pada tiap pergerakan anak.
 Bunyi jantung anak sudah terdengar sebelum bulan ke 5 dan terdengar
dengan jelas.
 Sering berakhir dengan partus praematurus.
2. POLYHIDRAMNION

Polyhidramnion atau hydramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah


air ketuban jauh lebih banyakmelebihi 2000 cc. disamping itu sering
ditemukan pada kehamilan ganda dan beberapa penyakit ibu seperti diabetes
mellitus, preeklamsia, dan eritroblastosis foetalis.

a. Terdapat 2 macam hydramnion :


1. Hydrambion Kronis : banyak dijumpai. Pertambahan air ketuban
terjadi secara perlahan-lahan dan biasanya terjadi pada kehamilan
yang lanjut.
2. Hydramnion Akut : terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-
tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat
pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.
b. Hydramnion sering terjadi pada :
1. Cacat janin terutama pada anencephalus dan atresia oeshophagei.
2. Kehamilan kembar.
3. Beberapa penyakit seeperti diabetes, preeklamsia, eklamsia,
erythroblatosis foetalis.
c. etiologi

Sampai sekarang etiologi hidramnion belum jelas, tetapi diketahui bahwa


hidramnion terjadi bila produksi air ketuban bertambah, bila pengaliran air
ketuban terganggu atau kedua-duanya.

d. gejala-gejala

Gejala-gejala hidramnion disebabkan karena tekanan oleh uterus yang


sangat besar pada alat sekitarnya, maka timbulah :

 Sesak napas
 Oedem labia, vulva dan dinding perut.
 Regangan dinding rahim sendiri menimbulkan nyeri.
 Palpasi anak sulit.
 Bunyi jantung sering tidak terdengar.
e. Penatalaksana
 Istirahat dengan rebahkan tubuh pasien
 Sedative (Sedativa adalah obat yang dalam dosis lebih rendah dari terapi
yang diberikan untuk tujuan menenangkan. Sedativa termasuk ke
dalam kelompok psikoleptika yang mencakup obat-obat yang menekan
atau menghambat sistem saraf pusat. Sedativa berfungsi menurunkan
aktivitas, mengurangi ketegangan, dan menenangkan penggunanya).
DAFTAR PUSTAKA

 Universitas Diponegoro.Kehamilan dengan hipertensi.


http://eprints.undip.ac.id/29356/3/Bab_2.pdf
 Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obtetri. Jakarta : EGC.
 Nugroho, Taufan. 2011. Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai