Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA KEARIFAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN

PARIWISATA KOTA PARIAMAN


Disampaikan pada Bimbingan Teknis Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Area II
“Penyusunan Kebijakan Dan Program Pengembangan Pariwisata Kota Pariaman Provinsi
Sumatera Barat” Kamis 13 Feberuari 2019

Oleh : PRIYALDI, S.Sos


Sekretaris LKAAM Kota Pariaman

A. PENDAHULUAN.
“Lain lubuak lain ikan-lain padang lain belalang-ba adat sapanjang
jalan-bacupak sapanjang batuang ” pepatah ini menggambarkan
bahwa setiap daerah memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda,
perbedaan ini dilatar belakangi dari pola pikir-pola sikap dan pola
tingkah laku manusia sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Masyarakat adat dalam mencapai tujuan hidupnya diatur dalam “adat
nan diadatkan” (pokok-pokok hukum yang mengatur kehiduapan
masyarakat).

Dalam adat nan diadatkan sampai sekarang terdapat aturan aturan


pokok yang mengatur kehidupan masyarakat seperti Kedudukan
Seseorang Dalam Pribadi, Kedudukan Masyarakat, Ekonomi,
Susunan Masyarakat, Tujuan Masyarakat, Cara Mencapai Tujuan
Masyarakat. Adat nan diadatkan ini disetiap daerah berbeda-beda
karena lahir dari kebiasaan-kebiasaan yang berlaku secara
turun-temurun inilah yang dinamakan dengan kearifan lokal. Kearifan
lokal dimasing-masing daerah memiliki karakter dan tata cara
pelaksanaan yang berbeda-beda karena disebabkan adat dan budaya
yang berlaku dalam masyarakat tersebut dilatar belakangi oleh
pembangunan yang ada.

Pembangunan suatu daerah adalah merupakan implementasi

1| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman


13-02-2019
kebijakan daerah dalam mencapai tujuan penyelenggaraan
pemerintahan, Pariwisata adalah merupakan salah satu bentuk
implementasi kebijakan daerah dalam membangun dan
mempromosikan potensi daerah baik potensi alam, potensi
insprastruktur yang diciptakan, dan potensi budaya serta nilai-nilai
kearifan lokal yang ada.

Potensi kearifan lokal suatu daerah adalah merupakan kekayaan


budaya suatu daerah yang dapat dijadikan sebagai pendukung setiap
kebijakan pemerintah termasuk kebijakan pemerintah dalam
pengembangan potensi pariwisata daerah.

Di era milenial sekarang pengembangan potensi wisata daerah tidak


saja diarahkan pada destinasi alam melainkan juga harus diarahkan
pada pengembangan potensi budaya daerah yang bisa dijadikan
magnet untuk menjadi pilihan wisatawan dalam berwisata. Potensi
budaya seperti adat istiadat, serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku
ditengah masyarakat apabila dimanfaatkan dan dijadikan salah satu
partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata akan
menjadi nilai tambah bagi destinasi wisata.

Berwisata identik dengan kegiatan memanjakan diri yaitu


memanjakan mata, memanjakan selera dan memanjakan raga. Nah
untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan dalam memanjakan
diri tersebut perlu dilakukan manajemen pengelolaan destinasi dan
potensi lokal daerah yang dimiliki.

Pariaman selain memiliki destinasi wisata yang komple seperti


wisata pantai, wisata kuliner, dan wisata alam dan juga memiliki
nilai-nilai kearifan lokal yang karekteristiknya berbeda dari daerah
lain. Segala bentuk destinasi wisata yang ada tersebut perlu
dukungan dari semua lapisan masyarakat termasuk dalam hal ini

2| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman


13-02-2019
adalah masyarakat adat atau masyarakat tradisional atau
masyarakat yang memiliki kekayaan budaya. Kekayaan budaya
masyarakat Pariaman dapat dijadikan sebagai suatu potensi lokal
dalam mendukung pengembangan pariwisata Pariaman .

B. KEARIFAN LOKAL YANG DAPAT DIMANFAATKAN DALAM


MENDUKUNG PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA PARIAMAN.

Kearifan lokal yang ada di Pariaman memiliki karakteristik yang


berbeda dengan daerah lain karena nilai-nilai kearifan lokal terdapat
dalam “Adat Nan Diadatkan”. Adat Nan Diadatkan masyarakat
Pariaman adalah ketentuan hukum atau norma-norma budaya yang
berlaku dalam masyarakat Pariaman. Ketentuan hukum dan
norma-norma budaya ini terlihat dalam :
1. Social Leader (Kepemimpinan Sosial).
Kepemimpinan social yang ada dalam masyarakat Pariaman saat
ini memiliki potensi untuk mendukung pengembangan Pariwisata
Kota Pariaman social leader terhimpun dalam “Tali Tigo
Sapilin-Tungku Tigo Sajarangan” yaitu Niniak Mamak-Alim Ulama
dan Cadiak Pandai” selain itu Bundokanduang, Pemuda atau Anak
Nagari juga merupakan kearifan lokal Pariaman yang memiliki
potensi untuk mendukung Pengembangan Pariwisata Kota
Pariaman.
Peran kepemimpinan sosial yang dapat dimanfaatkan dalam
mendukung pengembangan Pariwisata Kota Pariaman adalah ;
a. Peran Partisipasi
Partisipasi semua pihak sangat dibutuhkan dalam
Pengembangan Pariwisata Kota Pariaman termasuk partisipasi
niniak mamak di Pariaman. Partisipasi niniak mamak ini
diimplementasikan dalam bajalan ba iyo bakato bamolah
antara pemerintah dengan niniak mamak dalam menyusun

3| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman


13-02-2019
kebijakan pembangunan pariwisata dan regulasi perlindungan
terhadap objek-objek Pariwisata Kota Pariaman.
Potensi atau kekuatan yang dimiliki niniak mamak dalam
mendukung kebijakan pengembangan pariwisata Kota
Pariaman terletak pada sistem kekerabatan yang ada di
Pariaman seperti Ba mamak-ba kamanakan, ba anak-ba
minantu, baradiak-ba kakak, ba ipa-jo babisan. Potensi inilah
yang bisa dimanfaatkan pemerintah Kota Pariaman dalam ;
1) Pembebasan lahan untuk pembangunan objek wisata
2) Pemeliharaan destinasi wisata yang ada
3) Penyusunan dan pelaksanaan regulasi daerah bidang
Pariwisata
4) Pembangunan karakter masyarakat/anak nagari

b. Peran Kepemimpinan.
Peran kepemimpinan social leader yang dapat mendukung
pengembangan pariwisata Kota Pariaman adalah peran ;
Kamanakan barajo ka mamak-mamak barajo ka
panghulu-panghulu barajo kakebenaran (tauhid). Ini artinya
dalam sistem kekerabatan di Pariaman niniak mamak memiliki
hirarki kepemimpinan dalam kaum (datuak) dan kepemimpinan
dalam nagari. Kepemimpinan dalam kaum/penghulu (datuak)
adalah suatu potensi lokal atau kearifan lokal yang dapat
dijadikan sebagai kekuatan bagi pemerintah dalam
pengembangan pariwisata Kota Pariaman dalam hal ;
1) Pemanfaatan tanah sebagai objek wisata
2) Pengayoman/perlindungan budaya daerah
3) Pengembangan budaya gotong royong dalam pemeliharaan
destinasi wisata terutama destinasi wisata alam

c. Peran Politik/Kebijakan.
Peran politik atau peran kebijakan social leader sangat di
butuhkan dalam pengembangan pariwisata Kota Pariaman
dalam hal ;
4| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman
13-02-2019
1) Keputusan niniak mamak dalam pengelolaan aset nagari
yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi pengembangan
pariwisata
2) Hirarki kepemimpinan dalam nagari yang dapat menopang
dan mengimplementasikan kebijakan daerah dalam
Pengembangan pariwisata Kota Pariaman

2. Seni Budaya/kesenian tradisional


Seni budaya dan kearifan lokal adalah merupakan kekayaan
daerah yang perlu diberdayakan dalam mendukung
pengembangan wisata Kota Pariaman. Seni budaya apabila di
kemas sesuai nilai-nilai aslinya akan mendatangkan daya tarik
sendiri bagi wisatawan namun harus dilakukan sesuai waktu dan
tempat yang mendukung nilai keaslian tersebut.
Macam Seni Budaya dan Kearifan Lokal yang dapat dikembangkan
dalam mendukung wisata Kota Pariaman ;
a. Kesenian Tradisional
Macam-macam kesenian tradisional ;
1) Gandang lasuang,
Gandang lasuang yang memainkan alat-alat perkusi
tradisional dijadikan sebagai musik-musik penyambutan
dalam penyambutan tamu atau dikemas dalam bentuk pekan
gandang lasuang yang di-ikuti oleh pelajar se-Indonesia atau
bahkan manca negara.
Gadang lasuang ini juga bisa dijadikan musik rekaman yang
dapat diputra disetiap warung nasi, restoran dan hotel-hotel
di Kota Pariaman.
2) Talempong Goyang,
Sama halnya dengan Gandang Lasuang, talempomg goyamg
ini juga bisa dijadikan sebagai musik perkusi dalam
meyambut-tamu-tamu daerah atau dimainkan di setiap objek
wisata di Kota Pariaman. Pekan Talempong Goyang ini juga

5| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman


13-02-2019
dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata dengan
pelaksanaan melibatkan daerah se-Sumatera Barat atau
manca negara.
3) Gandang Tasa,
Selama ini gandang tasa sudah menjadi ikon disetiap
kegiatan di Kota Pariaman, namun untuk dijadikan sebagai
daya tarik wisata Gandang Tasa ini dapat dijadikan sebagai
perlobaan alat perkusi nusantara baik di-ikuti oleh pelajar
ataupun kelompok perorangan.
Tugu Gandang Tasa apabila di buat disuatu sudut Kota
Pariaman juga akan menjadi daya tarik sendiri sebagai objek
destinasi wisata alternative baik bagi anak-anak maupun
orang dewasa.
4) Randai.
Kesenian Randai yang selama ini menampilkan cerita-cerita
tradisional namun untuk dijadikan daya tarik wisata, Randai
dapat difestivalkan dengan menampilkan cerita-cerita yang
sedang trend di kalangan masyarakat seperti ;
a) Festival randai dengan cerita Titanic dsb
b) Festival randai dengan karakter tokoh-tokoh nasional dsb.
5) Silek dan Ulu ambek
Silek dan Ulu ambek yang merupakan kesenian dan bela diri
tradisional juga dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata
seperti seperti pelaksanaan ivent pergelaran silek dan ule
ambek Internasional.
6) Tari-tarian tradisional
Selama ini tari pasambahan, tari galombang dsb nya telah
banyak menghiasi acara-acara baik yang diadakan
Pemerintah Kota Pariaman atau yang di adakan organisasi
social, namun apabila tari-tarian tradisonal ini dijadikan
sebagai salah satu antraksi yang bisa menjadi daya tarik
wisata maka yang dapat dilakukan adalah membuat teater

6| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman


13-02-2019
khusus penampilan tari-tarian tradisional sepertihalnya teater
penampilan tari kecak di bali.
b. Makanan Tradisional
1) Festival Kuliner Tradisional
2) Festival Malamang Dilaksanakan Setiap Bulan Maulid Atau
Bulan Sya’ban
3) Festival Mambuek Sumbareh Dilaksanakan Setiap Bulan
Sumbareh Atau Bulan Rajab
4) Festival Marandang
5) Festival Makan Bajamba
c. Pakaian Tradisional
Selama ini lomba baju kuruang basiba dan lomba baju taluak
balango hanya diikuti oleh pelajar Kota Pariaman namun
Pakaian Tradisional ini juga bisa dijadikan daya tarik wisata
apabila dilaksanakan karnaval pakaian tradisional
masing-masing daerah dilaksanakan di Pariaman. Disamping
lomba baju kuruang basiba dan baju taluak balango. Sebelum
pelaksanaan lomba baju kuruang basiba dan baju taluak
balango diadakan lomba foto berpakaian baju kuruang basiba
dan baju taluak balango, selama ini kegiatan lomba
dilaksanakan pada malam hari namun kedepan dilaksanakan
pada siang hari yaitu pada hari minggu atau hari libur nasional.
d. Ritual Adat,
Ritual adat seperti Batagak Gala, Baralek, Pasambahan Kato
adalah merupakan warisan budaya yang sampai saat ini masih
di pakai di masyarakat di Kota Pariaman. Namun untuk
dijadikan salah satu dukungan terhadap destinasi wisata di
Kota Pariama ritual adat ini perlu dilaksanakan dalam bentuk
pergelaran ritual adat di Kota Pariaman, seperti Festival
Pemangku Adat Nusantara, dsb.

7| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman


13-02-2019
C. PENUTUP.
Kearifan lokal adalah kekayaan khas yang dimiliki suatu daerah yang
berpotensi dalam mendukung berbagai kebijakan pembangunan
daerah termasuk pembangunan dalam pengembangan pariwisata
daerah. Di era melenial sekarang membangun destinasi wisata harus
disesuaikan dengan selera kekinian masyarakat kita namun potensi
seni budaya dan kearifan lokal yang ada tidak tertutup kemungkinan
akan kembali disukai para wisatawan.
Kearifan lokal dapat dijadikan sebagai objek dan subjek dalam
pengembangan pariwisata. Sebagai objek kearifan lokal bisa
dijadikan sebagai pontensi destinasi wisata seperti perrgelaran seni
dan budaya daerah.
Sebagai subjek kearifan lokal dapat dijasikan sebagai mitra dan
energy pemerintah Kota Pariaman dalam membangun Pariwisata
daerah Rekomendasikan yang dapat diberikan dalam pertemuan ini
bahwa ;
1. pemanfaatan kearifan lokal dalam memperkaya antraksi budaya di
Kota Pariaman agar dikemas sesuai dengan nilai-nilai aslinya.
2. Penampilan setiap seni dan permainan anak nagari agar
dilaksanakan sesuai dengan tema acara dan tidak menghilangkan
keaslian seni budaya yang ditampilkan tersebut.
3. OPD terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta
Koperindag harus membuat model (Menu) makanan tradisional
yang bisa di jual dan dipasarkan secara global dan pembuatan
model ini di lombakan secara terbuka (bisa di ikuti luar daerah dan
manca negara) dengan menghadirkan koki internasional.
4. Peran social leader terus di perkuat dalam mendukung kebijakan
pemerintah guna pengembangan pariwisata daerah.

8| Bimtek Pengembangan Destinasi Wisata Kota Pariaman


13-02-2019

Anda mungkin juga menyukai