Panduan ini disusun bersama antara bidang Pelayanan dan Sub Bagian
Umum dengan beberapa instalasi terkait dan perwakilan Pokja ARK (Akses Ke
Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan) yang merupakan bagian dari Tim Akreditasi
Rumah Sakit Umum Daerah KH. Muhammad Thohir Krui.
Krui, 2019
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB IV DOKUMENTASI................................................................................... 21
BAB I
DEFINISI
LINGKUP
a. Ambulance Transportasi
b. Ambulance gawat darurat (Basic dan Advanced)
5
Circulation √
IV Cateter ─ √
Tranfusion set ─ √
Infusion set makro & Mikro ─ √
Cairan kristaloid, koloid dan
─ √
dextrose
Foley Chateter & Urine bag ─ √
Spuit, Wing Needle, threeway
─ √
stopcock
Tourniquet ─ √
Monitor pasien ─ √
AED chest electrode ─ √
Trauma Set
1 Collar neck √
2 Wound toilet ─ √
3 Gunting Verband ─ √
4 Kasa steril, verban balut ─ √
5 Plaster, hipapix ─ √
6 Elastis bandage ─ √
NaCL 0,9% ─ √
Spalk kaki & tangan dewasa &
─ √
Anak
Transport / Evakuasi
1 Stretcher √ √
2 Long spine board √ √
3 Scope stretcher ─ √
4 Incubator transport √ √
Obat-obatan
Obat Bantuan Hidup Dasar ─ √
Obat-obat stabilisasi ─ √
Obat-obat definitive ─ √
Cairan cristaloid ─ √
H Alat Komonikasi
1 Radio medic √ √
6
2 Mobile Phone √ √
II Soft Ware
A Kendaraan
1 Buku Operasional Kendaraan √ √
2 Buku Pemeliharaan Kendaraan √ √
B Peralatan medis
1 Buku Operasional √ √
2 Buku Pemeliharaan alat medis √ √
C SPO
1 Penanganan Pasien √ √
2 Operasional Ambulance √ √
3 Komonikasi dan Informasi √ √
Pemeriksaan Kesiapan Alat Medic
4 √ √
Ambulance
Membersihkan dan dekontaminasi
5 √ √
ambulance
Penilaian kebutuhan transportasi
6 √ √
pasien
7
BAB III TATA
LAKSANA
8
B. PERSIAPAN PEMERIKSAAN AMBULANCE
1. Mesin mati
- Periksa seluruh bodi ambulance
- Periksa roda / ban tekanan
- Periksa sepion dan jendela, pastikan spion bersih dan berada di posisi
yang tepat
- Periksa fungsi setiap pintu dan kunsi
- Periksa bagian system pendingin
- Periksa jumlah cairan kendaraan termasuk minyak mesin, air radiator,
pelumas, rem air aki, dan pelumas setir
- Periksa portal indicator aki dan tanda-tanda korosi
- Periksa kebersihan kabin termasuk dashboard
- Periksa fungsi jendela
- Tes fungsi klakson
- Tes fungsi sirene
- Periksa sabuk pengaman
- Posisikan kursi pengemudi senyaman munkin
- Periksa jumlah bahan bakar dan kalao perlu isi bahan bakar
2. Mesin Hidup
Nyalakan mesin dan keluarkan ambulance dari ruang penyimpanan dan
pemeriksaan sebagai berikut :
- Tes fungsi indicator di dashboard
- Periksa meteran yang terletakdi dashboard
- Tes fungsi rem
- Tes fungsi rem tangan
- Tes fungsi stir
- Periksa fungsi wifer
- Tes fungsi lampu
- Periksa fungsi pendingin baik di komponen pasien
- Periksa perlengkapan komonikasi
Untuk memudahkan pemeriksaan dapat juga menggunakan akronim
( EWAGON )
a. Enggine : Periksa mesin baik / tidak
b. Water : Periksa air radiator, wiper, air cadangan
radiator, air accu sesuai dengan petunjuk
pemakaian.
c. Air : Periksa tekanan udara ban cukup atau tidak,
AC dan blower berfungsi baik atau tidak
d. Gas : Periksa bahan bakar minyak (solar /
premium) sesuai petunjuk pemakaianatau
tidak
e. Oil : Periksa indicator oli mesin dan minyak rem
sesuai petunjuk pemakaian
f. Noise : Dengarkan suara mesin normal atau tidak
g. Elektrikal system : Periksa dan lihat lampu dekat, lampu jauh,
sign hazard, rotator, sirine, lampu kabin
depan dan belakang, dan lampu-lampu
indicator menyala atau tidak dan pecah atau
tidak.
h. Body : Periksa seluruh bodi mobil bersih dan mulus,
ada kerusakan atau tidak
i. Alat penunjang : periksa toolkit, dongkrak, ban serep, triangle
hazard, dan APAR tersedia pada tempatnya
j. Kondisi ban : Periksa kondisi ban mobil, kembang ban baik
atau sudah gundul, apakah retak atau sobek
k. Sabuk pengaman : Pemeriksaan dan coba sabuk pengamanan
masih dalam kondisi baik atau tidak, kain
sabuk pengaman sobek atau tidak.
C. Pemeriksaan persediaan dan perlengkapan kompartemen pasien
1. Periksa tekanan tabung oksigen
2. Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan
baik
3. Bersihkan debu dan cari tanda-tanda kerat pada alat rescue
4. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan
kinerjanya
5. Lakukan pemeriksaan tambahan pada alat khusus seperti monitor
pasien, suction electric dan AED (Automated External Defibrillation)
6. Lenkapi laporan pemeriksaan, Perbaiki kerusakan, ganti barang-
barang yang hilang.
7. Bersihkan kompartmen untuk menghindari resiko infeksi
D. Standar kelengkapan alat ambulance gawat darurat ( Advance)
1. Alat Non Medis
a. Kunci inggris : Ada / tidak
b. Alat kebersihan : Lengkap / tidak
c. Alat tenun : Bersih / kotor
d. Administrasi & dokumentasi : Ada / tidak
e. Alat komonikasi : Baik / rusak
f. Alat teknik untuk ambulance : Lengkap / tidak
g. Alat bPerlindungan diri (APD) : Lengkap / tidak
2. Alat Medis
1) Airway : Lengkap / tidak
2) Breathing : Lengkap / tidak
3) Circulation : Lengkap / tidak
4) Alat proteksi diri (APD) : Lengkap / tidak
G. TRANSPRORTASI
1. Penentuan Tujuan
a. Pasien kritis dapat dapat dipindahkan ke rumah sakit lain dengan
fasilitas gawat darurat terdekat
b. Termasuk dalam kategori diatas adalah :
Henti nafas atau henti jantung
Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi
Kejang berulang atau sedang terjadi
Trauma mayor
Amputasi
Pasien luka bakar
Persalinan iminen
Sempat infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun
dengan nyeri dada hebat.
c. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi
pilihannya atau berdasarkan keputusan DPJP
d. Gunakan rute dan kecepatan yang sesuai menuju RS tujuan. Pilih
rute alternative yang sesuai jika rute normal tidak memungkinkan
pasang sabuk pengaman. Gunakan sirine dan lampu sesuai
kondisi.
e. Jika pasien memburuk selama perjalanan dan kemungkinan hidup
menuju RS yang dituju meragukan maka pasien dapat di transport
ke IGD rumah sakit yang mampu melakukan pertolongan sesuai
kondisi pasien.
2. Modus berangkat
a. Sebelum transportasi,pastikan hal-hal berikut
1) Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi,
pastikan ikatan pada alat pengangkut / stretcher tidak
menyebabkan pasien kesulitan bernafas jika pasien tidak
sadar,pastikan pasien mendapatkan pertukaran udara yang
cukup.
2) Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulance
b. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan
sirkulasi dengan meletakkan spine board pendek atau papan RJP
di bawah matras
c. Longgarkan pakaian yang ketat
d. Periksa posisi balut dan bidai
e. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien.
Mereka harus di tempatkan di kabin pengemudi dan memakai
sabuk pengaman dengan baik agar tidak mempengarugi peruses
perawatan pasien.
f. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper,dan tas serta
pastikan barang-barang tersebut aman di ambulance jika
memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
3. Selama perjalanan
a. Lengkapi riwayat penyakit dan secondary survey
b. Lanjutkan perawatan kegawat daruratan yang dibutuhkan
c. Catat dan monitoring vital sign secara terus menerus
d. Lakukan monitoring dan observasi berkelanjutan yang berfokus
pada airway, breathing, circulation dan tingkat kesadaran.
e. Jika terjadi kondisi perburukan pada salah satu atau lebih
komponen ABCD lakukan ulang primary survey dan laukan
resusitasi
f. Yakinkan alat yang anda perlukan terjangkau dan siapkan alat
yang mungkin anda perlukan sesuai kondisi pasien
g. Pertahankan komonikasi dengan pasien untuk memeriksa respon
pasien
h. Jika pasien gelisah
1) Perbaiki ABCD
2) Lakukan restrain jika pasien membahayakan diri sendiri dan
orang lain.
i. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara
mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan
cara mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.
j. Jika terjadi henti jantung RJP harus dilakukan dalam kondisi
ambulance berhenti, pastikan DPJP dan fasilitas rujukan
mengetahui kejadian ini.
4. Sampai di tempat rujukan
a. Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, janganterburu-buru
menurunkan pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas
ambulance sampai ada petugas yang siap mengambil alih.
b. Damping petugas yang akan mengambil alih
Lakukan operan / komonikasikan dengan petugas penerima
dengan tehnik SBAR
Serahkan barang pribadi pasien
Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
c. Kembalikan peralatan ambulance ke tempat semula
d. Tukar barang-barang yang melekat pada pasien dengan milik
rumah sakit jika memungkinkan
Prinsifnya adalah “satu untuk satu”
Termasuk dalam hal ini: balut steril, verban, masker oksigen,
sarung tangan, alat bantu nafas.
Jika ada program pertukaran yang baik dengan rumah sakit
bidai, spinal dapat langsung di tukar dengan logistic rumah
sakit, bidai, spinal board,
Keuntungannya adalah
Tidak ada resiko perburukan cidera pasien akibat
proses tukar-menukar
Kru ambulan tidak perlu berlama-lama di rumah sakit
Segera periksa kelengkapan dan fungsi barang yang ditukar,
dan laporkan jika kerusakan.
e. Segera setelah tidak menangani pasien, buat laporan tertulis
sebainya mencari tempat tenang untuk melakukan ini
5. Kembali dari tempat rujukan
a. Dalam perjalanan kembali selalu isi ulang bahan bakar hingga
penuh
b. Bersihkan dengan cepat kopartemen pasien menggunakan sarung
tangan
Bersihkan darah, muntahan dan cairan tubuh lain yang
mengering di permukaan mobil termasuk stretcher
Buang sampah medis termasuk verban dan pembalut yang
sudah terbuka dan belum di gunakan
Bersihkan sampah kotoran non medis
Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang
ada
c. Bersihkan dan desinfeksi peralatan medis
Bersihkan dan lakukan prosedur disinfeksi pada barang non
disposable
Ganti barang-barang sekali pakai (disposable) dengan
cadangan
d. Mengecek fungsi stretcher ambulance
6. Penolakan perawatan
a. Pasien / keluarga harus sudah dijelaskan tentang kondisi penyakit,
tindakan / transper yang harus dilakukan dan resikonya serta
resiko jika tindakan / transper tidak dilakukan
b. Inform consen harus di dokumentasikan dengan benar
c. Jika orang tua atau wali menolak sedangkan kondisi cidera /
penyakit bersifat mengancam jiwa, maka perawatan dan
transportasi dapat dilakukan tanpa persetujuan mereka. Tujuan
transportasi harus di sampaikan, situasi ini harus dicatat dengan
baik
d. Jika orang tua wali menolak tindakan dan kondisinya tidak
mengancam jiwa maka harus dijelaskan dan di yakinkan tentang
kemungkinan yang akan terjadi, jika tetap menolak bantuan
perawat dan transportasi harus di hentikan dan kejadian ini harus
di dokumentasikan.
7. Pasien dengan gangguan emosional
a. DPJP bertanggung jawab untuk menentukan keamanan petugas
ambulance dan transper pasien.
b. Petugas ambulance dapat memutuskan untuk menunda tindakan
sampai ada jamianan keamanan
c. jika pasien gangguan jiwa itu cukup sadar dan memutuskan untuk
meminta pertolongan serta DPJP melihat bahwa tindakan cukup
aman dilakukan, transportasi dapat dilakukan tanpa jaminan
keamanan
8. Kematian yang belum di pastikan
a. Jika timbul kondisi kematian yang belum di tetapkan, tindakan
resusitasi harus tetap dilakukan
b. Jika kematian sudah ditetapkan, kejadian harus dicatat dengan
baik, ter masuk waktu, tempat dan nama petugas yang ada
c. DPJP dan rumah sakit rujukan harus diberitahu secepatnya
9. Bencana masal
a. Jarak aman ambulance dari tempat kejadian adalah 30-
50meter b. Berlawanan dengan arah angin
c. Command dan control bersama- sama dengan security dan
rescue
d. APO Ambulance Parking Officer bertugas mengatur lokasi
ambulance dan kendaraan lain yang datang ke lokasi
e. ALO-Ambulance Loading Officer bertugas menentukan korban
yang akan di evakuasi (dirujuk)
f. Ado – Ambulance Dispatch Officer bertugas mencatat identitas,
data korban dan rumah sakit rujukan sesuai dengan warna kartu
triage.
Ambulance Gawat Darurat RSUD KH. Muhammad Thohir Krui
Kabupaten Pesisir Barat. akan merespon setiap kejadian bencana
ataupun korban masal apabila kondisi bencana / korban masal
tersebut memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Terjadinya structure collaps / Kerusakan infrastruktur
2. Terjadinya fungsional collaps / tidak ada personil / petugas di
rumah sakit atau di tempat korban bencana / korban masal.
3. Terjadinya penurunan kualitas pelayanan medis di tempat
bencana / korban masal.
BAB IV
DOKUMENTASI