(SAP)
C. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. ALAT/MEDIA
Leaflet
F. PROSES PENYULUHAN
KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam 10 menit
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menyebutkan topik
2 Penyajian Menjelaskan tentang Mendengarkan dan 20 menit
materi pemenuhan Gizi pada memperhatikan
penyuluhan Balita. penyuluhan.
Menjelaskan Menu Mendengarkan
Makanan pada Balita. penyuluhan.
Menjelaskan Faktor yang
mempengaruhi status Gizi Menanyakan hal-hal yang
Balita kurang jelas.
Memberi pertanyaan pada
peserta secara lisan. Menjawab pertanyaan
3 Penutup Merangkum materi Menjawab salam 10 menit
penyuluhan
Mengucapkan salam
penutup
G. Seting Tempat
H. Evaluasi
I. Daftar Pustaka
PEMENUHAN GIZI PADA BALITA
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak
balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relati lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah
makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak
yang usiany lebih besar. Karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekwensi sering.
3. Karakteristik Usia Prasekolah
Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif yaitu mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “masa keras
kepala” akibat pergaulan dengan lingkungan terutama dengan anak-anak yang lebi
besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat
mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.
Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan
social anak. Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal
yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar tidak cemas dan
khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang
menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.