Laporan Pendahuluan Isma
Laporan Pendahuluan Isma
HERNIA INGUINALIS
DI RUANG OK
OLEH :
NPM : 4118146
B. Anatomi Fisiologi
C. Etiologi
a. Kngenital/cacat bawaanSejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi intrauteri,
berupa kegagalan perkembangan
b. Hrediter (kelainan dalam keturunan)
c. Umur (hernia dijumpai pda semua umur)
d. Jenis kelamin, Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita
e. Didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang yang
berat.
D. Patofisiologi
Hernia inguinalis indireksa sebagian besar mempunyai dasar kangenital
karena penonjolan dari prossesus vaginalis peritonei atau penonjolan peritoneum
yang disebabkan oleh penurunan testis yang menarik peritoneum ke daerah
skrotum.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prossesus ini telah mengalami
abliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui knalis tersegut. Bila
prosseus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia
inguinalis lateralis longenital.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena menciptakan
lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis akuisita.
Setiap kondisi yang menyebabkan tekanan intra abdominal memegang
peranan untuk timbulnya dan membesarnya hernia.
E. Manifestasi Klinis
a. Adanya benjolan di daerah inguinal
b. Benjolan bias mengecil atau menghilang.
c. Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
d. Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi.
e. Sebagian besar tidak memberikan keluhan.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hematologi rutin:
4. Laktat:
b. Post operasi
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko
tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
lukaoperasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.
Hernia inguinalis lateralis reponibilis dilakuakn tindakan bedah elektif
karena di takutkan akan terjadi komlikasi yaitu Herniatomy dan Herniagrafi.
Bedah elektif adalah kanalis di buka, isi hernia di masukkan kantong di ikat
dan di lakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
Hernia inkarserata dan strangulasi dilakukan bedah darurat yaitu cincin
hernia di cari dan di potong usus dilihat apakah vital atau tidak bila vital
dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak di lakukan reseksi usus dan
Anastomisis.
H. Komplikasi
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis
incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah dan obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.
KONSEP ASUHAN PERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no
register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien
mengejar, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini
menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita HIL
C. INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) s/d adanya insisi dari pembedahan dan
trauma jaringan.
Tujuan : rasa nyeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi dalam waktu
3x24 jam.
Kriteria : - kx mengungkapkan myeri berkurang
- kx bebas dari rasa nyeri
- Ekspresi wajah tenang dan santai
- kx dapat tidur dan istirahat dengan nyaman
Rencana :
Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi yang
baik.
R/ : Dengan komunikasi yang baik akan memudahkan kita dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sehingga px & kiq lebih
kooperatif
Catat lokasi, intensitas, durasi dan penyebaran rasa nyeri
R/ : Mengetahui perkembangan nyeri dan tanda – tanda nyeri hebat
sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya.
Beri penjelasan pada kx sebab – sebab terjadinya nyeri
R/ : kx tidak merasa cemas dan mengerti sebab – sebab nyeri.
Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
R/ : Menurunkan ketegangan otot, sendi dan melancarkan peredaran
darah sehingga dapat mengurangi nyeri.
Beri dorongan pada klien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap.
R/ : Menghindari kekakuan sendi otot dan penekanan pada daerah
tertentu
Laksanakan instruksi dokter untuk pemberian obat analgesik
R/ : Analgesik berfungsi sebagai depresan system syaraf pusat sehingga
dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri.