Anda di halaman 1dari 9

makalah

TUGAS AKHIR MODUL 3

PENGORGANISASIAN
INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA

OLEH :

NUR ASIYAH S.Pd


NPK. 4830410303018

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2019

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………………….. 1

Daftar Isi ………………………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ……………………………………………………………………. 3


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan ………………………………… 4


2.2 Aplikasi Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan
dalam pembelajaran ……………………………………………………………

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia memiliki ingatan yang kemampuan dan kapasitasnya sangat besar,
sehingga tak terhitung besarnya. Akan tetapi tidak semua manusia bias memanfaatkan
kapasitas tersebut secara optimal. Memori memiliki fungsi yang penting bagi manusia.
Jika kita lakukan aktivitas berfikir, maka sebagian besar kita menggunakan fakta dari
ingatan. Dalam proses belajar kita melakukan aktivitas berfikir dan menggunakan
ingatan untuk menyimpan informasi yang telah diterima. Karena belajar merupakan
proses perubahan merupakan perunbahan tingkah laku yang disebabkan oleh
pengalaman. Belajar merupakan proses pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, pilihan,
atau pemahaman-pemahaman yang baru melibatkan proses sintesis dari jenis informasi
berbeda-beda. Dengan demikian dapat dikatkan bahwa belajar merupakan pengolahan
informasi.
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang di terima
individu dari lingkungan.pengetahuan /informasi yang diperoleh dari hasil belajar akan
dapat bermanfaat dikemudian hari jika seseorang dapat mengorganisasikan
pengetahuan tersebut dalam ingatannya.Sehingga mengorganisasikan
informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia sangat diperlukan dalam proses belajar.
Proses belajar akan lebih bermakna jika seorang dapat mengorganisasikan ingatannya
tentang pengetahuan, pengalaman dan hasil interaksi belajar yang sudah dilakukan
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang sudah dipelajari. Untuk itu, sangat
diperlukan bagi guru mengenal pemahaman pengorganisasian informasi dalam ingatan
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Ada pun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia ?
2. Bagaimana aplikasi pengorganisasian informasi dalam pembelajaran ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah untuk mengetahui dan memahami :
1. Pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.
2. Aplikasi pengorganisasian informasi dalam pembelajaran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan


Informasi/pengetahuan diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan
pada memori panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara tersusun. Proses
terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah stimulus
informasi yang berupa benda, suara maupun gambar visual melalui panca indera
manusia. Stimulus tersebut selanjutnya di teruskan oleh syaraf sensoris menuju ke
pusat susunan syaraf (otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran.
Infromasi yang masuk kedalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak
sehingga individu mengerti , menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang
diterima tersebut. Jika stimulus yang masuk dapat perhatian dan dianggap bermakna
maka akan diingat dan disimpan dalam memori manusia, sedangkan stimulus yang
tidak mendapat perhatian maka akan dengan cepat dilupakan. Jadi perhatian terhadap
suatu objek tertentu menjadi syarat awal kesediaan seorang menyimpan sebuah
informasi.Perhatian dibagi menjadi tiga jenis yaitu ;
1. Involuntary yakni perhatian yang tidak dikenhendaki karena satu stimulus itu
sangat mengganggu kesadaraan seseorang dan sesungguhnya dia tidak
menginginkan hal tersebut. Dalam kasus ini, perhatian didapatkan pada basis dan
intensitas stimulus itu, seperti suara yang keras/bising, cahaya yang benderang,
dan sebagainya.
2. Nonvoluntary yakni perhatian yang tidak disengaja atau disebut juga perhatian
secara spontan terjadi bila seseorang tertarik pada suatu stimulus yang dirasa
menarik untuk dirinya. Dalam situasi ini seorang ingin menolak/melawan stimulus
tertentu namun perhatiannya tertarik pada stimulus tersebut karena stimulus
tersebut mempunyai keuntunga untuk dirinya.
3. Voluntary yakni perhatian yang disengaja karena seseorang dengan penuh
kesadaran mengarahkan perhatian pada objek tertentu. Contohnya wanita yang
ingin membeli produk kosmetik maka dia akan dengan sengaja memperhatikan
keunggulan dan kekurangan suatu produk kosmetik agar mereka tidak salah
memilih dalam mengambil keputusan untuk membeli produk kosmetik tersebut.
Informasi mencakup pengetahuan apapun yang terekam dalam buku,artikel,
majalah,film,video ataupun pengetahuan yang disamapiakan secara lisan dalam suatu
percakapan,ceramah, pidato dan sebagainya. Dengan adanya pengorganisasian
informasi,individu dapat terbantu untuk menyimpan,menorganisasi dan
mengungkapkan kembali informasi, individu dapat terbantu untuk menyimpan,

4
menorganisasi dan mengukapkan kembali informasi tersebut. Ada tiga struktur memori
dalam pengorganisasian informasi yaitu :
1. Memori sensoris
Memori sensoris diartikan sebagai informasi sensoris yang masih tersisa
sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi tercatat dalam memori
sensoris akan disimpan lebih lanjut ke memori jangka pendek atau jangka penjang,
karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih
informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
2. Memori jangka pendek
Memori jangka pendek disimpan lebih lama dibandingkan memori
sensoris.memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini.
Otak dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di
memori jangka pendek ke dalam memori jangka panjang.
3. Memori jangka panjang
Memori jangka panjang adalah informasi-informasi yang disimpan dalam
ingatan kita untuk keperluan dimasa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan
informasi yang sudah berada dimemori jangka panjang kita akan melakukan
proses retrival, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan
tersebut.
Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisir dan proses
penelusurannya bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum inklusif ke
informasi yang paling umum dan rinci, samai informasi yang diinginkan diperoleh.
Proses pengorganisasian informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian
infoemasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri
dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam
ingatan (retrieval).
1. Endcoding
Encoding adalah proses pencatatan informasi sesnsoris diubah kedalam
bentuk yang dapat diingat. Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan
sengaja dan tidak sengaja.
Tidak sengaja, apabila hal-hal yang diterima dengan inderanya dimasukkan
dengan tidak sengaja kedalam ingatanya. Contohnya pada anak-anak yang tidak
sengaja menyimpan pengalaman saat menangis keras-keras, ketika jatuh dari
sepeda.
Sengaja saat seorang dengan sengaja memasukkan pengalaman kedalam
ingatannya. Contohnya siswa dengan sengaja memasukkan segala hal yang
dipelajari disekolah.

5
2. Strorage
Storage adalah proses penyimpanan informasi yang telah dalam encoding.
Sesuatu yang telah dipelajari disimpan dalam bentuk jejak – jejak dalam jiwa
seseorang. Jejak ini untuk sementara disimpan dalam ingatan pada suatu waktu
dapat ditimbukanl kembali, disebut sebagai memory traces.tetapi tidak semua
memory traces akan tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu waktu memory
traces dapat hilang, dalam hal ini mengalami kelupaan.
3. Retrival
Retrival adalah proses mengingat kembali apa yang telah disimpan
sebelumnya, dimana informasi telah tersimpan dikeluarkan kembali sesuai
kebutuhan.
Cara lain untuk melihat proses berlangsungnya pengorganisasian informasi
didalam ingatan ialah dengan melihat pengaruh konteks dengan memori. Informasi
dikodekan dan disimpan dalam memori dapat dengan mudah dipengaruhi oleh konteks
dimana informasi tersimpan. Misalnya konteks verbal dimana kata kemacetan
dikodekan seperti “selai strawberry” versus “kemacetan lalu lintas” akan menentukan
jenis fitur yang dikodekan dalam memori. Konteks ini berfungsi untuk membantu
mengatur fitur-fitur khusus untuk penempatan di memori

2.2 Aplikasi Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam pembelajaran


Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Pengelolaan
informasi merupakan pengelolaan psikis atau mental berupa mengamati, melihat ,
menyangka, memperhatikan,berpikir,mempertimbangkan dan menilai. Untuk itu akan
lebih baik jika kita dapat melakukan sesuatu terhadap informasi itu, sehingga kita bias
mendapatkan umpan balik seberapa bagus pemahaman kita. Menurut John Holt
(1967) dalam Melvin L.Silberman, 2014, proses belajar akan meningkat jika siswa
diminta untuk melakukan hal-hal berikut :
1. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.
2. Memberikan contonya.
3. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
4. Melihat kaitan anatara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain.
5. Menggunakannya dengan beragam cara.
6. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya.
7. Menyebutkan lawan atau kebalikannya.
Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak
hal yang akan kita ingat akan hilang dalam waktu beberapa jam. Mempelajari bukanlah
menelan semuanya. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus

6
mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta - merta
menuangkan segala sesuatu kedalam benak para siswanya. Karena mereka sendirilah
yang harus menata apa yang mereka dengan dan lihat menjadi satu kesatuan yang
bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan,
mempraktikkan, dan barangkali bahkan mengajarkan pada siswa yang lain, proses
belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.
Lebih lanjut, belajar bukanlah kegiatan sekali tembak. Proses belajar
berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi
yang hendak dipelajari, jauh sebelum memahamimya. Belajar juga memerlukan
kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan sekedar pengulangan atau hafalan.
Sebagai contoh, pelajaran IPA bisa diajarkan dengan media yang konkret, melalui
praktikum dan buku-buku latihan, serta dengan mempraktekkan dalam kegiatan
sehari-hari. Masing-masing cara menyajikan konsep akan menentukan pemahaman
siswa. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana kedekatan itu berlangsung. Jika ini
terjadi pada siswa, dia akan merasakan sedikit keterlibatan mental. Ketika kegiatan
belajar sifatnya pasif, siswa akan mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa
mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya (kecuali barangkali, nilai
yang akan diperoleh). Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan
sesuatu. Dia mengingkan jawaban atas sebuah pertanyaan, pertanyaan membutuhkan
informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara mengerjakan tugas.
Maka aplikasi pengelolaan informasi dalam sebuah proses pembelajaran
dapat ditekankan pada ;
1. Guru membimbing siswa dalam penerimaan stimulus dengan cara bagaimana
membuat topic pembelajaran yang menarik bagi siswa agar menjadi perhatian
siswa
2. Guru menyusun metode pembelajaran yang membuat siswa lebih mudah
mengingat materi pelajaran yang diajarkan, misalnya menggunakan gambar
visual, grafik,kode-kode atau singkatan-singkatan yang mempermudah siswa
dalam menyimpan materi pelajaran didalam ingatan mereka.
3. Menigkatkan motivasi belajar siswa karena mengingat akan lebih efektif apabila
siswa memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang kembali
materi pelajaran yang sudah dipelajari.

7
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pengorganisasian berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah


informasi, mempresepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan tersebut
saat dibutuhkan. Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan
masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa benda, suara maupun gambar
visual melalui panca indra manusia (encoding). Stimulus tersebut selanjutnya
diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf (otak) yang berperan
sebagai pusat kesadaran untuk diingat (storage). Informasi yang masuk ke otak
tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga individu tersebut mengerti,
menyadari, menafsirkan dan menilai stimulus yang diterima tersebut untuk ditimbulkan
kembali (retrieval).
Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Dimana pelajar
menerima sebuah informasi melalui panca indera, kemudian mereka menyerap
informasi tersebut dan mengorganisasikan materi-materi yang dipelajari kedalam
struktur kognitifnya sehingga mereka mengingat bahan yang dipelajari dan selanjutnya
menghubungkan informasi – informasi atau konsep-konsep baru kedalam struktur
kognitif yang sudah ada dan relevan.
Dan aplikasi pengolahan innformasi kedalam pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara guru membuat topik pembelajaran yang menarik bagi siswa, untuk
menarik perhatian siswa guru menyusun metode pembelajaran yang membuat siswa
lebih mudah mengungat materi pelajaran yang diajarkan, dan mengingat motivasi
belajar peserta didik karena mengingat akan lebih efektif apabila peserta didik memiliki
minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang kembali materi pelajaran
yang sudah dipelajari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Melvin L. Silberman.2014. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif. Bandung: Nuansa
Cendikia.

Lukman Psiko. 2019. Pengorganisasian Informasi/Pengatahuan Dalam Ingatan Manusia.


https://psikologi-artikel.blogspot.com/2019/01/pengorganisasian-informasipengetahuan.html

Moch Wahib Dariyadi.2018. Pengorganisasian Informasi/Pengatahuan Dalam Ingatan


Manusia. https://wahib.co.id/pengorganisasian-informasi-pengetahuan-dalam-ingatan-manusia/

Deena Setyowati.2018. Pengorganisasian Informasi/Pengatahuan Dalam Ingatan Manusia.


http://dayanasweet137edu.blogspot.com/2018/07/pengorganisasian-informasi-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai