PENGORGANISASIAN
INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA
OLEH :
TAHUN 2019
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah untuk mengetahui dan memahami :
1. Pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.
2. Aplikasi pengorganisasian informasi dalam pembelajaran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
menorganisasi dan mengukapkan kembali informasi tersebut. Ada tiga struktur memori
dalam pengorganisasian informasi yaitu :
1. Memori sensoris
Memori sensoris diartikan sebagai informasi sensoris yang masih tersisa
sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi tercatat dalam memori
sensoris akan disimpan lebih lanjut ke memori jangka pendek atau jangka penjang,
karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih
informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
2. Memori jangka pendek
Memori jangka pendek disimpan lebih lama dibandingkan memori
sensoris.memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini.
Otak dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di
memori jangka pendek ke dalam memori jangka panjang.
3. Memori jangka panjang
Memori jangka panjang adalah informasi-informasi yang disimpan dalam
ingatan kita untuk keperluan dimasa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan
informasi yang sudah berada dimemori jangka panjang kita akan melakukan
proses retrival, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan
tersebut.
Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisir dan proses
penelusurannya bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum inklusif ke
informasi yang paling umum dan rinci, samai informasi yang diinginkan diperoleh.
Proses pengorganisasian informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian
infoemasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri
dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam
ingatan (retrieval).
1. Endcoding
Encoding adalah proses pencatatan informasi sesnsoris diubah kedalam
bentuk yang dapat diingat. Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan
sengaja dan tidak sengaja.
Tidak sengaja, apabila hal-hal yang diterima dengan inderanya dimasukkan
dengan tidak sengaja kedalam ingatanya. Contohnya pada anak-anak yang tidak
sengaja menyimpan pengalaman saat menangis keras-keras, ketika jatuh dari
sepeda.
Sengaja saat seorang dengan sengaja memasukkan pengalaman kedalam
ingatannya. Contohnya siswa dengan sengaja memasukkan segala hal yang
dipelajari disekolah.
5
2. Strorage
Storage adalah proses penyimpanan informasi yang telah dalam encoding.
Sesuatu yang telah dipelajari disimpan dalam bentuk jejak – jejak dalam jiwa
seseorang. Jejak ini untuk sementara disimpan dalam ingatan pada suatu waktu
dapat ditimbukanl kembali, disebut sebagai memory traces.tetapi tidak semua
memory traces akan tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu waktu memory
traces dapat hilang, dalam hal ini mengalami kelupaan.
3. Retrival
Retrival adalah proses mengingat kembali apa yang telah disimpan
sebelumnya, dimana informasi telah tersimpan dikeluarkan kembali sesuai
kebutuhan.
Cara lain untuk melihat proses berlangsungnya pengorganisasian informasi
didalam ingatan ialah dengan melihat pengaruh konteks dengan memori. Informasi
dikodekan dan disimpan dalam memori dapat dengan mudah dipengaruhi oleh konteks
dimana informasi tersimpan. Misalnya konteks verbal dimana kata kemacetan
dikodekan seperti “selai strawberry” versus “kemacetan lalu lintas” akan menentukan
jenis fitur yang dikodekan dalam memori. Konteks ini berfungsi untuk membantu
mengatur fitur-fitur khusus untuk penempatan di memori
6
mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta - merta
menuangkan segala sesuatu kedalam benak para siswanya. Karena mereka sendirilah
yang harus menata apa yang mereka dengan dan lihat menjadi satu kesatuan yang
bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan,
mempraktikkan, dan barangkali bahkan mengajarkan pada siswa yang lain, proses
belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.
Lebih lanjut, belajar bukanlah kegiatan sekali tembak. Proses belajar
berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi
yang hendak dipelajari, jauh sebelum memahamimya. Belajar juga memerlukan
kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan sekedar pengulangan atau hafalan.
Sebagai contoh, pelajaran IPA bisa diajarkan dengan media yang konkret, melalui
praktikum dan buku-buku latihan, serta dengan mempraktekkan dalam kegiatan
sehari-hari. Masing-masing cara menyajikan konsep akan menentukan pemahaman
siswa. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana kedekatan itu berlangsung. Jika ini
terjadi pada siswa, dia akan merasakan sedikit keterlibatan mental. Ketika kegiatan
belajar sifatnya pasif, siswa akan mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa
mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya (kecuali barangkali, nilai
yang akan diperoleh). Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan
sesuatu. Dia mengingkan jawaban atas sebuah pertanyaan, pertanyaan membutuhkan
informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara mengerjakan tugas.
Maka aplikasi pengelolaan informasi dalam sebuah proses pembelajaran
dapat ditekankan pada ;
1. Guru membimbing siswa dalam penerimaan stimulus dengan cara bagaimana
membuat topic pembelajaran yang menarik bagi siswa agar menjadi perhatian
siswa
2. Guru menyusun metode pembelajaran yang membuat siswa lebih mudah
mengingat materi pelajaran yang diajarkan, misalnya menggunakan gambar
visual, grafik,kode-kode atau singkatan-singkatan yang mempermudah siswa
dalam menyimpan materi pelajaran didalam ingatan mereka.
3. Menigkatkan motivasi belajar siswa karena mengingat akan lebih efektif apabila
siswa memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang kembali
materi pelajaran yang sudah dipelajari.
7
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Melvin L. Silberman.2014. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif. Bandung: Nuansa
Cendikia.