Anda di halaman 1dari 4

Siapa yang tak mengenal kelaskita.com?

Situs yang bergerak dibidang teknologi pendidikan ini


menyediakan sarana belajar dan mengajar secara online dan interkatif bersama peserta didik,
teman, komunitas, bahkan dunia. Saat ini telah tersedia 147 kelas publik dan privat serta 178 tes.
Kesuksesan kelaskita saat ini merupakan buah cucuran keringat dari sang pendiri, Bang Ali.

Tampilan kelaskita.com

Bang Ali yang bernama lengkap Ali Kusnadi merupakan programmer berbakat lulusan IAIN
Cirebon. Selain itu Bang Ali juga seorang pendukung Free and Open Source Software dengan
berkontribusi sebagai penerjemah dibeberapa proyek open source seperti Ubuntu, GIMP,
Inkscape, dan Blankon Linux. Sebelum memfokuskan segenap perhatian, waktu, dan energinya
untuk mengembangkan kelaskita, Bang Ali pernah bekerja di beritacerbon.com dan PT Woolu
Aksaramaya. Selain itu Bang Ali juga pernah menjadi seorang freelancer sebelum bekerja di PT
Woolu Aksaramaya.
Bang Ali Kusnadi

Bermula saat diminta dosen kenalannya untuk menyiapkan Moodle (platform elearning open
source yang cukup populer), Bang Ali terinspirasi untuk mengembangkan aplikasi web sendiri
yang bisa mempermudah orang lain untuk belajar maupun mengajar secara online. Akhirnya
pada bulan Desember tahun 2012, kelaskita telah dapat diakses. Meskipun telah dapat diakses,
karena pada saat itu masih sibuk bekerja, proyek pembuatan kelaskita masih belum begitu
berkembang. Oleh sebab itu, setelah dua tahun mengembangkan kelaskita, Bang Ali merasa
harus memfokuskan segenap perhatian, waktu dan energinya agar kelaskita semakin maju. Pada
tahun 2014, Bang Ali keluar dari PT Woolu Aksaramaya dan bekerja fulltime di kelaskita.

Setelah tiga tahun membantu mencerdaskan bangsa, kelaskita telah memiliki 5 orang
pengembang utama yang terdiri atas:

 Backend developer 2 orang


 Frontend developer 1 orang
 Desainer 1 orang
 Android developer 1 orang
Kelaskita merupakan salah satu contoh aplikasi web yang menggunakan teknologi-teknologi
terkini. Bahasa pemrograman utama yang digunakan adalah Python dengan web
framework Django. Django merupakan web framework Python yang sangat populer yang berada
dibelakang situs-situs keren seperti Instagram, Bitbucket, Pinterest, Mozilla Support, dll. Selain
Django, kelaskita juga memanfaatkan Bottle dan Falcon. Bottle juga merupakan salah satu web
framework yang dibuat menggunakan Python, sedangkan Falcon merupakan framework Python
khusus untuk membuat cloud API.

Selain Python, bahasa pemrograman lain yang digunakan kelaskita adalah JavaScript. Agar lebih
interaktif, tentu JavaScript akan sangat diperlukan oleh kelaskita. Dibagian backend, kelaskita
menggunakan Nodejs yang mana programnya ditulis dalam bahasa pemrograman JavaScript.

Untuk masalah penyimpanan data, kelaskita menggunakan MongoDB. MongoDB merupakan


aplikasi basis data open source berbasis dokumen. Berbasis dokumen karena MongoDB tidak
menyimpan datanya dalam bentuk tabel-tabel yang berelasi melainkan kedalam dokumen yang
disebut dengan BSON. Selain MongoDB, kelaskita juga menggunakan Redis. Namun, jika
MongoDB digunakan untuk menyimpan data-data yang digunakan oleh peserta, maka Redis
bersama dengan Memcached digunakan untuk menyimpan data sementara kelaskita agar tidak
terjadi permintaan yang berlebihan ke server utama.

Karena memiliki pengguna yang cukup besar, kelaskita memiliki ribuan pesan yang mengantri
untuk dikirimkan. Setiap kelas yang dibuka diikuti oleh ratusan orang. Anggap saja satu kelas
diikuti oleh 100 orang dan saat ini terdapat 147 kelas, maka untuk notifikasi terkait pengumuman
untuk setiap kelas setidaknya akan ada 14.700 pesan yang mengatri untuk diatur pengirimannya.
Untuk mengatur hal ini, kelaskita menggunakan RQ.

Sebagai sebuah aplikasi web, tentu kelaskita membutuhkan web server. Untuk yang satu ini,
kelaskita memilih Ubuntu beserta Gunicorn dan Nginx. Pemilihan Ubuntu mungkin tidak
terdengar aneh karena sistem operasi besutan Canonical ini telah memiliki reputasi sebagai
sistem operasi yang handal baik di desktop maupun server. Gunicorn merupakan Python WSGI
HTTP Server, aplikasi yang secara khusus digunakan untuk web framework yang dibuat dengan
Python seperti Django, Flask, web2py, dll. Nginx sendiri merupakan HTTP Server berukuran
kecil yang sangat handal, namun Nginx tak hanya sekedar HTTP Server. Nginx juga dapat
digunakan sebagai reverse proxy untuk protokol HTTP, HTTPS, IMAP, SMTP, POP3, bahkan
dapat digunakan sebagai load balancer dan HTTP Cached.

Tidak mudah untuk mengembangkan aplikasi web yang kompleks seperti kelaskita. Tim
pengembang kelaskita pun pernah mengalami berbagai kesulitan, contohnya saat membuat
fitur realtime notification dan sistem cache. Setelah beberapa tahun, kesulitan tersebut
bertambah, misalnya bagaimana kelaskita mengirimkan notifikasi secara realtime kepada 5.000
peserta suatu kelas, atau bagaimana kelaskita mengirim email ke 50.000 peserta yang terdaftar?
Terkadang kelaskita harus menulis ulang query bahkan apps-nya jika terdapat bagian-bagian
yang sudah tidak optimal lagi saat digunakan oleh ribuan peserta.

Saat ini kelaskita sedang mengembangkan aplikasi Android agar pengguna dapat belajar di
kelaskita melalui smartphone kapanpun dan dimanapun. Layaknya beberapa startup lain,
kelaskita juga mengalami kesulitan saat mencari Android developer. Butuh waktu hingga tiga
bulan untuk menemukan programmer yang dianggap memenuhi kriteria untuk mengembangkan
kelaskita. Sulitnya meyakinkan calon programmer bahwa proyek yang sedang dikerjakan bisa
sukses dimasa depan merupakan alasan utama mengapa kelaskita membutuhkan waktu tiga
bulan untuk menemukan orang pilihannya.

Dengan lahirnya kelaskita, Bang Ali berharap dapat membantu lebih banyak orang yang ingin
belajar maupun ingin mengajar. Selain itu, Bang Ali juga berharap agar kelaskita dimasa yang
akan datang dapat sedikit membantu mencerdaskan Indonesia dan memberi inspirasi untuk
teman semua, supaya bisa membuat karya yang bermanfaat bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai