Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN (PKB)

Nama : LARAS RATIH MAHESWARI, S.Si., M.Pd.


NIP : 19860407 201001 2008
NUPTK : 3739764665220002
Pangkat/Gol terakhir : Penata Muda Tk. I / III b
Instansi : SMA NEGERI 1 CISARUA
Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat

SMA NEGERI 1 CISARUA


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
2018
MATRIKS LAPORAN DESKRIPSI HASIL PELATIHAN

Kode 23 dan 24: Diklat Fungsional, lamanya 81-180 jam dan 30 – 80 jam
Tempat Jumlah AK
Nama Diklat Mata Diklat Penyelenggara Dampak
Kegiatan Jam
1. Bermutu Kabupaten 96 2,00 (1)Kurikulum 2013 Dinas Pendidikan Guru mampu:
SMA/SMK tahun Bogor (2)PKG Kabupaten Bogor (1) memahami penerapan K-13
2014 (3)PKB (2) merencanakan PTK
(4)Lesson Study (3) mengembangkan media
(5)Bahan Ajar pembelajaran
(6)Studi Lapangan.
2. Pelatihan SMAN 1 52 1,00 (1) Konsep Kurikulum 2013 P4TK IPA Guru mampu:
Implementasi Tajurhalang (2) Analisis Buku (1) Membuat perencanaan pembelajaran
Kurikulum 2013 (3) Perancangan Pembelajaran dan menggunakan pendekatan dan model
bagi Guru Sasaran Penilaian yang sesuai dengan konsep Kurikulum
SMA (4) Praktik Pembelajaran Terbimbing 2013
(5) Tes Awal dan Tes Akhir (2) Merencanakan penilaian termasuk
penilaian otentik
3. Training Course on Jalan 70 1,00 (1) The Importance of Earth and SEAMEO Guru meningkatkan kompetensi dan
Earth and Space Diponegoro 12 Space Science for Sustainable Regional Centre pemahamannya mengenai hal-hal
Science for Bandung Development for QITEP in berikut:
Sustainable (Gedung Diklat (2) Understanding the Sky Science (1) Dasar-dasar ilmu geologi terutama
Development SEAQIS) (3) Astrophysycs mengenai interior bumi, tektonisme
(4) Dynamic Earth dan vulkanisme
(5) Space Weather
(6) Potential Hazardous Object
Tempat Jumlah AK
Nama Diklat Mata Diklat Penyelenggara Dampak
Kegiatan Jam
(7) Interactive Teaching and Learning (2) Dasar pengetahuan angkasa luar dan
pengoperasian beberapa instrument
pengamatan
(3) Ilmu meteorology (cuaca) dan
aitannya dengan perubahan cuaca
saat ini
(4) Dasar penanggulangan bencana
(5) Aplikasi ilmu bumi dan luar angkasa
dalam pembelajaran di kelas.
POGRAM BERMUTU SMA/SMK TAHUN 2014

Judul Diklat : Bermutu SMA/SMK Tahun 2014


Waktu : April s/d Agustus 2014
Tempat : Kabupaten Bogor
Jumlah Jam : 96 jam
Penyelenggara : Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor
Uraian Tujuan
Pelatihan Bermutu yang diadakan dengan melibatkan MGMP Geografi ini
bertujuan meningkatkan kompetensi pedagogik dan professional guru. Secara detail,
kompetensi pedagogic guru dikembangkan melalui materi Kurikulum 2013, PKG, PKB, dan
penelitian tindakan kelas. Kompetensi professional guru dikembangkan melalui
Pendalaman Materi Kelas X dan XI, Pembuatan Bahan Ajar, dan Kunjungan ke DIrektorat
Vulkanologi. Kegiatan ini membekali guru mengenai tiga hal utama: (1) Kurikulum 2013;
(2) PKG dan PKB; (3) Penelitian TIndakan Kelas; dan, (4) Pendalaman Bahan Ajar.

Isi Materi
Materi yang didapatkan selama pelatihan ini meliputi 5 hal utama:
1. Kurikulum 2013
2. Penilaian Kinerja Guru (PKG)
3. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
4. Penelitian TIndakan Kelas
5. Pendalaman Materi dan Studi Lapangan
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum penyempurnaan KTSP yang baru saja
ditetapkan. Dengan demikian, guru perlu mendapat pemahaman mengenai konsep
K2013: dimulai dari dasar penetapannya, perbedaannya dengan kurikulum sebelumnya,
rencana pembelajaran dengan konsep Scientific, model pembelajaran yang memenuhi
standar Kurikulum 2013, dan aspek penilaian pada Kurikulum 2013.
Guru juga mendapat pembekalan mengenai sistem Penilaian Kinerja Guru (PKG)
dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Guru diajak untuk merencanakan
PKB yang akan dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya. PKB ini dapat berupa:
mengikuti pelatihan, membuat karya tulis ilmiah, dan membuat karya inovatif.
Salah satu karya tulis ilmiah yang didalami oleh guru adalah Penelitian TIndakan
Kelas. Guru mendapatkan teori mengenai cara penyusunan PTK. Setelah mendapatkan
teori, guru mencoba merencanakan judul PTK yang akan dibuat di tahun selanjutnya. Guru
membuat judul, latar belakang masalah, tujuan penelitian, deskripsi teori, dan
menentukan metode yang akan digunakan.
Pendalaman materi geografi dilakukan dengan membuat bahan ajar bersama-
sama kelompok. Guru juga mengadakan pembelajaran kegunungapian dengan
bekerjasama dengan Direktorat Vulkanologi.

Tindak Lanjut
Guru menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, yang
menggunakan kurikulum 2013. Model pembelajaran dikembangkan menggunakan model
scientific. Guru juga merevisi RPP dan merencanakan penilaian yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Hasil pendalaman materi diterapkan dalam pembuatan bahan ajar berupa power
point yang telah dikembangkan. Materi yang diperbaharui mencakup materi vulkanisme,
atmosfer, dan hidrosfer.

Dampak terhadap Kompetensi Guru


Pelatihan ini meningkatkan kompetensi guru di bidang pedagogik dan
professional. Guru memperbaharui pemahamannya mengenai berbagai model
pembelajaran aktif, cara penilaian otentik, dan cara pembuatan penelitian tindakan kelas.
Guru juga mendapatkan pengetahuan dan informasi terbaru melalui pendalaman materi
dan studi lapangan.

Penutup
Program Bermutu yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor bersama
dengan MGMP, mampu mendorong guru untuk terus meningkatkan kompetensi
pedagogic dan profesionalnya. Pendalaman materi yang dilaksanakan secara
berkelompok juga efektif untuk memberikan cakupan materi yang luas dalam waktu yang
terbatas. Workshop pembuatan PTK secara bersama juga mempermudah guru dalam
menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah.
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURTILAS
Judul Diklat : Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru Sasaran SMA
Waktu : 14 – 18 Oktober 2014
Tempat : SMAN 1 Tajurhalang Kabupaten Bogor
Jumlah Jam : 52 jam
Penyelenggara : P4TK IPA

Uraian Tujuan
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 merupakan Program Pemerintah dalam
rangka memantapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 oleh guru di Indonesia.
Penyelenggaraan pelatian Implementasi K-13 di Provinsi Jawa Barat untuk tingkat SMA,
diserahkan kepada P4TK IPA yang kemudian dalam pelaksanaannya berkoordinasi oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten. Untuk mata pelajaran Geografi Tingkat SMA di Kabupaten
Bogor, dilaksanakan di SMAN 1 Tajurhalang selama 5 hari.

Isi Materi
Dalam pelatihan ini, tercakup lima materi utama:
1. Konsep Kurikulum 2013
Pada materi ini, guru mendapatkan pemahaman rasional perubahan dari KTSP
menuju Kurikulum 2013. Guru juga mendalami SKL, KI, dan KD mata pelajaran
Geografi SMA pada Kurikulum 2013. Selanjutnya, guru memahami berbagai proses
penilaian dan model pembelajaran yang dapat diterapkan pada kurikulum ini.
2. Analisis Buku
Pada sesi ini, guru mendapatkan contoh buku Geografi SMA pegangan guru.
Selanjutnya, peserta pelatihan diminta menganalisis buku tersebut. Aspek yang
dianalisis adalah kesesuaiannya dengan KI dan KD, kelengkapannya, kelebihan, dan
kekurangannya.
3. Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
Pada sesi ini, guru dibagi berkelompok. Tiap kelompok mendapatkan KD tertentu
untuk dibuat RPP, termasuk di dalamnya perencanaan penilaian yang akan digunakan.
Dalam menyusun RPP, guru diminta untuk menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan pendekatan scientific. Contoh model pembelajaran yang dapat
digunakan adalah: inquiry, scientific 5 M, pembelajaran perbasis masalah, dan
pembelajaran proyek.
4. Praktik Pembelajaran
Sesi ini diawali dengan penyajian video yang menunjukkan pembelajaran geografi
dengan menggunakan pendekatan 5M. Metode yang digunakan salah satunya adalah
jigsaw learning. Setalah analisis video, peserta pelatihan menyempurnakan RPP dan
mempersiapkan peer-teaching. Pelaku peer-teaching adalah perwakilan kelompok
dengan berdasarkan RPP yang telah dibuat kelompok.
5. Tes Awal dan Tes Akhir
Tes awal diadakan sebelum sesi pelatihan dimulai. Tes akhir diadakan setelah peer
teaching usai. Perbedaan nilai menunjukkan perkembangan pemahaman guru
mengenai implementasi Kurikulum 2013;

Tindak Lanjut
Guru menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, yang
menggunakan kurikulum 2013. RPP yang telah dibuat selama pelatihan menjadi inspirasi
dalam membuat rencana pembelajaran yang akan digunakan di sekolah. Berbagai model
pembelajaran yang sudah dipraktikkan selama pelatihan, dapat digunakan dan
disesuaikan dengan keadaan kelas. Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus segera
diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari.
Dampak terhadap Kompetensi Guru
Pelatihan ini berdampak secara langsung kepada kompetensi pedagogik guru.
Guru memahami berbagai pendekatan dan model pembelajaran aktif. Guru juga
memahami cara melakukan penilaian secara otentik, baik untuk aspek pengetahuan
maupun keterampilan.

Penutup
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ini sangat penting dan sangat
bermanfaat. Guru mendapatkan gambaran yang utuh mengenai cara implementasi
kurikulum 2013, dimulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran.
TRAINING COURSE ON EARTH AND SPACE SCIENCE FOR
SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Judul Diklat : Training Course on Earth and Space Science for Sustainable
Development
Waktu : 5 – 11 Juni 2015
Tempat : Jalan Diponegoro 12 Bandung
Jumlah Jam : 70
Penyelenggara : SEAMEO Regional Centre for QITEP in Science

Purposes
By conducting training on earth and space science, teachers are expected
develop knowledge and skills in managing class activities re- lated to earth and
space. Further impact is on the students who learn Earth and space science. They
come to appreciate the dynamic interrelationship that exists between the solar
system, the universe, and our Earth system.
This training programme aims to develop the teacher’s content
comprehension and supporting classroom activities development related to the
Earth and space science, for improving the quality of learning process in class.
SEAMEO Regional Centre for QITEP in Science conducted the training on earth
and space science for sustainable development to improve the competence of
science teacher in understanding the space science and technology with regard
to the sustainability of human life on earth and thus in the long term may support
the sustainable development.

Contents
Earth is the only planet known to have abundant and complex life. The
Earth’s interlocking spheres (geosphere, hydrosphere, atmosphere, and
biosphere) are dynamically balanced and sustained by energy from the Sun and
from the Earth’s core. Understanding how Earth and space systems interact, how
they affect us, and how we affect them is vital for our survival.
Moreover, today we live in a time when the Earth and its inhabitants face
many challenges. Our climate is changing and that change is being caused by
human activity. Earth scientists recognised this problem and have to play a key
role in efforts to resolve it. These are just a few of the problems where solutions
depend upon a deep understanding of Earth Science.
1. Sustainibility Science
This session delivers high quality sustainability science education to
educators and future teachers. The goal is to develop and craft educators
who are prepared to enter their field to be ready to inspire change that is
born from awareness and comprehension of risk of the human being related
to environmental and social challenges.
2. Understanding Earth’s Interior
This session focuses on the formation of the rocks, internal structure of the
Earth, features that are connected to and drives the movement of tectonic
plates, and continental collision. This session discusses the movement of
tectonic plates, plates interaction at their margins, volcanoes, and the story
of Hawaii’s formation.
3. Disaster Risk Reduction and Mitigation
This session discusses some approaches in identifying, assesing, and reducing
the risks of disaster, minimising vulnerabilities and disaster risks throughout
a society to prevent or to limit (mitigation and preparedness) the adverse
impacts of hazards.
4. Meteorology
This session focuses on process on how the weather is formed, different types
of weather, and weather forecasting. This session also explain about the
definitions, threat, challenge, and opportunity regarding climate change
phenomena and its recent issues.
5. Our Solarsystem and Extra Solar System
This session focuses on the nature of the solar system by considering scientific
evidence about its formation, describing space object through horizontal,
equatorial, ecliptical coordinate systems, and system that resides outside our
solar system.
6. ESS Implementation on Classroom
This session highlights the progress, conditions, and situation of Earth and
Space Science material in Southeast Asia. It also describes the science
education standards in the United States with materials on climate change
integrated in it.

Follow-up
It includes follow-up programme development of learning focuses on
Earth and space science that will be done in the area/ schools in their respective
countries.

Impact on Teacher’s Competence


Upon completing this cource, participants are able to:
1. describe the process of rock formation;
2. demonstrate how the tectonic plates move and how the landscape formed;
3. plan a school risk reduction and mitigation procedure;
4. experience and learn about interaction in solar system through a simple
activities and simulations;
5. develop an interactive Earth and Space lesson using simple hands-on
activities; and
6. experience and learn about the use of exemplary science teaching practices
such as inquiry
7. learning, cooperative/collaborative learning, and problem-based learning.

Conclusion
Today we live in a time when the Earth and its inhabitants face many
challenges. Our climate is changing and that change is being caused by human
activity. Earth scientists recognised this problem and have to play a key role in
efforts to resolve it. In this training course, the participants got new knowledge
about earth and space science that could be implemented in their teaching. The
greatest expectation is that this course programme can fully facilitate science
teachers’ needs to set an outstanding knowledge and skills on what is really
happening to our earth today and what kind of technology, especially the space
technology, to overcome the global threat of climate change impacting the
human life all over the globe.
Kode 25, 26, 27, 28: Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru

MATRIKS LAPORAN KEGIATAN


No. Nama Kegiatan Institusi Tempat dan Fasilitator/ Dampak AK
Penyelenggara waktu Pemakalah
3. Pelatihan Guru MGMP Geografi Gedung Pusdiklat ▪ Tim Pusdiklat BNPB ▪ Guru mendapatkan berbagai 0,1
Geografi dengan Kabupaten dan Kota Badan Nasional Pusat pengetahuan terkait
Tema “Mitigasi Bogor bekerja sama Penanggulangan penanggulangan bencana.
dan Pencegahan dengan Badan Bencana (BNPB), ▪ Guru dapat menerapkan
Resiko Bencana” Nasional Kawasan INA pengetahuan tersebut dalam
Penanggulangan DRTG, Sentul. pembelajaran.
Bencana (BNPB) ▪ Guru dapat melaksanakan
Pusat 4 Februari 2015 simulasi siaga bencana selama
jam pembelajaran terkait materi
kelas 11 semester 2 KD 3.7.
4. Bedah SKL USBN, MGMP Kabupaten SMAN 3 Cibinong, Penulis Soal Guru memahami: 0,1
UNBK, TO Geografi Bogor 20 Januari 2018 Puspendik tingkat ▪ Bentuk soal yang sering muncul
2018 Provinsi dan pada TO, UNBK, USBN
Nasional: ▪ Contoh indikator soal (yang
▪ Ana Widiyati, M.Pd sudah diubah) dari TO, UNBK,
▪ Laras Ratih M., USBN
M.Pd.
▪ Anton Sopiansyah,
S.Pd
WORKSHOP GURU GEOGRAFI DENGAN TEMA “MITIGASI DAN
PENCEGAHAN RESIKO BENCANA”
Judul Kegiatan : Pelatihan Guru Geografi dengan Tema “Mitigasi dan Pencegahan
Resiko Bencana”
Waktu : 4 Februari 2015
Tempat : Gedung Pusdiklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Kawasan INA DRTG, Sentul.
Penyelenggara : MGMP Geografi Kabupaten dan Kota Bogor bekerja sama dengan
BNPB

Uraian Tujuan
Pelatihan ini bertujuan memberikan gambaran nyata proses pengurangan resiko
bencana yang dikoordinasi oleh BNPB sebagai komando saat terjadinya bencana. Guru-
guru geografi diharapkan memahami berbagai metode pengurangan resiko bencana,
sehingga dapat melatih peserta didik untuk mencegah dan menghadapi bencana,
terutama bencana yang sering terjadi di wilayah masing-masing. Pengadaan pelatihan ini
merupakan hasil inisiatif MGMP Geografi Kabupaten Bogor untuk meningkatkan
kompetensi Guru Geografi di Kabupaten Bogor di bidang yang berkaitan dengan KD 3.7:
Penanggulangan Bencana.

Isi Materi
Kunjungan dimulai dengan penerimaan guru-guru Geografi oleh tim Pusdiklat
BNPB di aula utama. Dilanjutkan dengan kunjungan guru ke berbagai fasilitas yang ada di
gedung tersebut. Selanjutnya adalah pemaparan materi oleh narasumber dari BNPB.
Materi yang disampaikan antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Konsep Bencana
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam,
non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial.
▪ Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
▪ Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
▪ Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

(2) Potensi dan Ancaman Bencana


Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada
pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia,
lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur
Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau
Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara - Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik
tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut
sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa
bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia.
Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu
panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang
cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi
permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi,
menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan
beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi
seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan
berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan
hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan
intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang
terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia.
Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses
masyarakat terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan
penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti
kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat mobilisasi
manusia yang semakin tinggi.

(3) Sistem Penanggulangan Bencana


Secara periodik, Indonesia membangun sistem nasional penanggulangan
bencana. Sistem nasional ini mencakup beberapa aspek antara lain:
Legislasi
Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana.
Kelembagaan
Secara formal, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal
point lembaga pemerintah di tingkat pusat, sementara di tingkat daerah adalah BNPB
daerah. Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk
yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan tinggi, media dan lembaga
internasional.
Pendanaan
Kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana sangat
tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan khususnya untuk
pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.
(4) Siaga Bencana
Pada sesi ini, peserta pelatihan mendapat gambaran berbagai hal yang harus
dilakukan dalam menghadapi berbagai bencana seperti gempa bumi, tsunami,
kebakaran, tanah longsor, banjir, dan gunung Meletus. Siaga tanah longsor dibahas
secara khusus, mengingat terdapat 354 titik rawan longsor di Kabupaten Bogor.
Beberapa cara penanggulangan bencana tanah longsor adalah:
▪ Menghindari pembangunan pemukiman di daerah dibawah lereng yang rawan
tanah longsor.
▪ Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di
kawasan lereng
▪ Menjaga drainese lereng yang baik utk menghindarkan air mengalir dari dalam
lereng ke luar lereng
▪ Pengerjaan bangunan penahan agar tidak terjadi pergerakan tanah
▪ Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang
tidak terlalu rapat diantaranya di seling-selingi tanaman pendek yang bisa
menjaga drainase air
▪ Relokasi daerah rawan longsor
▪ Warning system atau teknologi peringatan bencana longsor

Tindak Lanjut
Materi pembelajaran yang didapatkan selama pelatihan dapat langsung
diterapkan untuk pembelajaran pada materi kelas 11 KD 3.7: Penanggulangan Bencana.
Pembelajaran dapat termasuk kepada simulasi siaga berbagai jenis bencana.

Dampak terhadap Kompetensi Guru


Guru mendapatkan berbagai pengetahuan terkait penanggulangan bencana.
Guru dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran. Guru dapat
melaksanakan simulasi siaga bencana selama jam pembelajaran terkait materi kelas 11
semester 2 KD 3.7.
Penutup
Selain mendapatkan pengetahuan berharga mengenai penanggulangan bencana,
guru-guru Geografi juga berkesempatan mengetahui bagaimana proses penanganan
bencana oleh lembaga formal, dalam hal ini adalah BNPB. Mendapatkan penjelasan
langsung dari para pelaku adalah hal yang sangat penting. Oleh karenanya, pelatihan ini
memberi manfaat secara langsung kepada guru-guru Geografi.
BEDAH SKL USBN, UNBK, TO GEOGRAFI 2018
Judul Kegiatan : Bedah SKL, USBN, UNBK, UO Geografi 2018
Waktu : 20 Januari 2018
Tempat : SMAN 3 Cibinong
Penyelenggara : MGMP Geografi Kabupaten Bogor

Uraian Tujuan
Bedah SKL ditujukan untuk mempersiapkan guru Geografi dalam merancang
pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik menghadapi TO, USBN, dan UNBK
mapel Geografi tahun 2018.

Isi Materi
Guru mendapat gambaran soal yang sering muncul pada USBN dan UNBK. Juga,
karena tahun ini USBN diselenggarakan dengan soal bersama yang dibuat pada tingkat
provinsi, pemateri dari tingkat provinsi memberikan gambaran indikator soal yang mirip
dengan soal USBN.
Berikut ini adalah contoh catatan yang dibuat selama penjelasan materi.
Tindak Lanjut
Materi pembelajaran yang didapatkan selama pelatihan segera diterapkan dalam
pembelajaran kelas XII. Pembelajaran yang dilaksanakan terutama dalam bentuk review
soal dan pemantapan materi menjelang TO, USBN, dan UNBK.

Dampak terhadap Kompetensi Guru


Guru mengenal persyaratan soal yang dibuat oleh Puspendik. Guru juga
mendapatkan gambaran berbagai indikator soal yang sering muncul ada UNBK dan USBN.

Penutup
Untuk memantapkan peserta didik menghadapi USBN yang merupakan syarat
kelulusan, dan UNBK yang wajib diikuti, guru perlu mendapat gambaran seperti apa
persyaratan soal yang dikeluarkan oleh Puspendik. Kegiatan ini bermanfaat untuk
menambah pengetahuan guru mengenai hal-hal tersebut, dan perlu diadakan secara rutin
menjelang penyelenggaraan USBN.

Anda mungkin juga menyukai