BAB I
PENDAHULUAN
darah pada tikus jantan. Pada penelitian Rosnaeni dkk (2010) bahwa
pemberian ekstrak etanol 70% herba Sambiloto dengan dosis 20,5 mg /kg BB
efektif dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus yang di induksi aloksan.
Berdasar uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut, uji efektivitas kombinasi ekstrak etanol 70 % daun sukun (Artocarpus
communis) dan herba Sambiloto (Andrographis paniculata) sebagai antidiabetes
pada tikus putih jantan yang di induksi aloksan. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sumber informasi baru untuk masyarakat tentang khasiat daun sukun
dan Sambiloto sehingga dapat di manfaatkan secara optimal.
1.3 Hipotesis
1. Terdapat satu dosis kombinasi ekstrak etanol daun Sukun (Artocarpus
communis) dan herba Sambiloto (Andrographis paniculata) yang efektif
sebagai antidiabetes pada tikus putih yang diinduksi aloksan.
2. Terdapat lama waktu pemberian kombinasi ekstrak etanol daun Sukun
(Artocarpus communis) dan herba Sambiloto (Andrographis
paniculata) sebagai antidiabetes pada tikus putih yang diinduksi
aloksan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daun sukun memiliki kandungan kimia antara lain saponin, flavonoid dan
tanin. Daun tanaman juga mengandung quercetin, champorol dan artoindosianin.
Quercetin dan artoindonesianin adalah kelompok senyawa dari flavonoid.
Menurut riset yang telah dilakukan Andi Mu’nisa mengungkapkan bahwa
kandungan senyawa flavonoid tertinggi terdapat pada daun sukun yang telah tua
yaitu sebesar 100,68 mg/g, pada daun Sukun muda sebesar 87,03 mg/g dan pada
daun Sukun tua yang telah tua sebesar 42,89 mg/g (Mardiana, 2013). Kandungan
senyawa flavonoid pada daun Sukun berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri
sehingga efektif mengobati penyakit diabetes, rematik, radang sendi, gangguan
hati, asam urat, gangguan ginjal, penyakit jantung, hipertensi, panu, sariawan, dan
dapat menurunkan kolesterol (Rizema, 2013).
2.2 Ekstraksi
sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl dan kadar gula darah puasa di atas atau
sama dengan 126 mg/dl (Misnardiarly, 2006).
rutin kontrol gula darah dan memeriksakan diri ke dokter agar tidak terjadi
komplikasi baik bagi si ibu maupun si janin (Hans tandra, 2017).
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel
di dalam tubuh. kriteria diagnosa Diabetes Mellitus dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Diagnosa Diabetes (PERKENI, 2015).
2.4 Metformin
2.5 Aloksan
didalam sel beta pankreas. Efek sitotoksis aloksan merusak struktur struktur
pankreas mengakibatkan diabetes mellitus didalam tubuh aloksan mengalami
metabolisme oksidasi reduksi menghasilkan radikal bebas dan radikal aloksan,
radikal ini mengakibatkan kerusakan pada sel pankreas . Struktur Kimia Aloksan
dapat dilihat pada Gambar 3.
BAB III
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 2019, bertempat
di Laboratorium Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan Bogor.
kurangnya dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat
dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan rotary evaporator sampai didapatkan
ekstrak kental (Depkes RI, 2008).
3.3.4 Karakteristik dan Mutu Simplisia dan Ekstrak Daun sukun dan Herba
Sambiloto
kadar Abu =
16
Uji fitokimia pada ekstrak Daun Sukun dan Daun Sambiloto meliputi
identifikasi flavonoid, alkaloid, saponin, tanin secara kualitatif.
selama 10 detik (jika zat yang diperiksa berupa sediaan cair, diencerkan 1 mL
sediaan yang diperiksa dengan 10 mL air dan dikocok kuat-kuat selama 10
menit ). Reaksi positif jika terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang dari
10 menit, sehingga 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes asam klorida 2
N buih tidak hilang (Kumoro, 2015).
Dimasukkan 1,25 gram Na. CMC kedalam 50 ml air suling panas dengan
suhu 70 0C sambil diaduk dengan menggunakan pengaduk elektrik hingga
terbentuk larutan yang homogen, kemudian ditara volumenya hingga 250 ml
dengan aquadest.
Hewan coba yang digunakan pada penelitian adalah tikus putih yang telah
mendapatkan ijin dari perijinan kaji etik sebanyak 25 ekor, berumur 2-3 bulan
dengan bobot > 200 g. hewan coba dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 4 hewan coba dengan 1 cadangan, kemudian hewan
coba diaklimatisasi.
CV= x 100 %
Pengujian penurunan kadar gula darah dilakukan dengan cara hewan coba
diinduksi dengan aloksan yang sebelumnya hewan coba dipuasakan terlebih
dahulu selama 12 jam dan hanya diberi air minum. Pada hari pertama dilakukan
pengambilan darah awal sebelum tikus diberi perlakuan, kemudian dilakukan
pengukuran kadar glukosa darah awal (T0). Aloksan diinjeksikan sebanyak 30
mg/kg BB secara intraperitonial dan setelah tiga hari, kadar gula darah tikus
kembali diukur (T1) untuk memastikan kadar aloksan masih berfungsi sebagai
19
diabetik eksperimental. Kadar gula darah pada hewan uji yang mengalami
diabetes adalah lebih besar dari 200 mg/dL. Kemudian masing-masing hewan uji
diberikan perlakuan sediaan uji sebagai berikut :
Perlakuan III : diberikan ekstrak etanol daun sukun 40 mg/g BB dan herba
sambiloto 8,2 mg/200 g BB.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Tandi, dkk (2017) bahwa ekstrak
etanol daun sukun dengan dosis 200 mg/kg BB merupakan dosis yang efektif
dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan.
Menurut penelitian Rosnaeni, dkk (2010) bahwa ekstrak etanol herba sambiloto
dengan dosis 20,5 mg /kg BB merupakan dosis yang efektif dalam menurunkan
kadargula darah pada tikus yang di induksi aloksan. Maka dalam penelitian ini
ekstrak daun sukun dan daun sambiloto dikombinasikan dengan perbandingan 1:1,
1:2, dan 2:1 .
20
Model umum rancangan lengkap yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = μ + ti + β + Ɛ
jij
Keterangan :
μ : Rataan umum
ij
Sumber Derajat
Jumlah Kuadrat Rata-rata F Hitung
Ragam Bebas
Perlakuan r-1 ∑Xi2/r(X…)2/rt JK1/Db1 KT1/KT3
kelompok t-1 ∑Xi2/r(X…)2/rt JK1/Db2 KT2/KT3
Galat (r-1) (t-1) ∑(Xij-Xi2)R JK1/Db3
Total Rt-1 ∑�ij� - ∑∑��
r t
BAB IV
(A) (B)
Data perhitungan rendemen serbuk dan ekstrak dapat dilihat pada Lampiran 7.
(A) (B)
4.4 Hasil penetapan Kadar Air Daun Sukun dan Herba Sambiloto
Pada ekstrak didapatkan rata-rata kadar air pada ekstrak daun sukun
sebesar 3,7497%, hasil yang didapat telah memenuhi syarat yaitu tidak lebih dari
22,2% (DepkesRI, 2013). Sedangkan pada ekstrak herba sambiloto sebesar
0,8222%, hasil kadar air yang didapat memenuhi syarat yaitu tidak boleh lebih
dari 5% (Voight, 1994). Data hasil perhitungan kadar air dapat dilihat pada
Lampiran 8.
25
4.5 Hasil Penetapan Kadar Abu Daun Sukun dan Herba Sambiloto
Tabel 5. Hasil Uji Mutu Simplisia dan Ekstrak Daun Sukun dan Herba Sambiloto
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih yang
telah mendapatkan ijin kode etik. Penanganan pertama pada tikus dilakukan
penimbangan berat badan untuk mengetahui tingkat kehomogenan pada tikus,
28
4.8.3 Hasil Uji Perlakuan Ekstrak Daun Sukun dan Herba Sambiloto
dosis 2, dosis 3 dan kontrol negatif. Perhitungan dosis selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 4 dan 5. Data hasil rata-rata pengukuran kadar gula darahselama
perlakuan dapat dilihat pada Gambar 7 dibawah ini.
waktu
Dapat dilihat pada grafik bahwa dari semua perlakuan, dosis 3 merupakan
dosis yang paling efektif terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus, dosis 3
lebih besar dari kontrol positif. Hal ini terjadi disebabkan karena kandungan
senyawa aktif flavonoid dalam daun sukun berperan dalam penyembuhan
penyakit diabetes. Senyawa aktif flavonoid yaitu quersetin merupakan
antioksidan kuat yang dapat melawan efek oksidatif dari aloksan dan mencegah
komplikasi pada diabetes. Mekanisme kerja flavonoid dalam melindungi tubuh
terhadap radikal bebas adalah dengan cara mengurangi oksigen radikal,
melindungi sel dari peroksida lipid, memutus rantai reaksi radikal dan
memperbaiki morfologi pankreas tikus akibat induksi aloksan (Aulia ulfa, 2017).
Data hasil rata-rata pengukuran kadar gula darah selama perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti dengan hurup superskrip yang sama pada
kolom yang sama menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata (p>0,05).
pemberian kombinasi ekstrak daun sukun dan herbal sambiloto sangat nyata dapat
menurunkan kadar gula dalam darah (p<0,05).
Data hasil rata-rata pengukuran gula darah sebelum induksi dan pada GDP
hari ke 12 dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10. Nilai Rata-Rata ± SD Kadar Gula Darah Sebelum Induksi dan
GDP Hari ke 12.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
35
Adinugraha, H. A. 2011. Pengaruh Umur Induk, Umur Tunas dan Jenis Media
Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Sukun (Artocarpus communis (Park.)
Jurnal Pemuliaan Tanaman. Vol.5 no 1, 31:40.
DepKes RI. 1995. Farmakope Edisi IV. Jakarta: departemen Kesehatan RI. Hal
534
DepKes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan obat. Edisi 1.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan . Direktorat
pengawasan Obat. Jakarta.
DepKes RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus, Dirjen
Bina Farmasi & Alkes, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Hans Tandra.2017. Segala Sesuatu yang Harus Anda ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hidayanto, E., Heri Susanto, H., dan Arifin, Z. 2015. Design of Non-Invasive
Glukometer Using Microcontroller ATMega-8535. Jurnal Sains dan
Matematika Vol. 23 (3), 78-83.
36
International Diabetes Federation (IDF). 2017. IDF Diabetes Atlas (8th Edition).
www.diabetesatlas.org. Diakses 29 November 2017.
Seidel, V., 2006. Initial and Bulk Extraction, in : Sarker, S. D., Latif, Z., & Gray,
A.I.,(eds) Natural Product Isolation, 27-46. Halaman Press. New Jersey.
Shih , K. C., Lam, K.S.L., & Tong, L. 2017. A systematic Review on The Impact
of Diabetes Mellitus on The Ocular Surface. Journal Nutrition & Diabetes.
7(3): 251.
Tandi, J., Rizky, M., Mariani, R., dan Alan, P. 2017. Uji Ekstrak Etanol Daun
sukun Terhadap penurunan kadar Glukosa Darah, Kolestrol Total dan
Gambaran Histologi Pankreas Tikus Putih Jantan Hiperglikemia-
Diabetes. Vol.1 . No 8.
Sortasi basah
pencucian
Daun kering
Sortasi kering
Uji fitokimia
Ekstrak
Uji fitokimia
Flavonoid
Alkaloid
Saponin
Tanin
Lampiran Data
2. Pemberian
Fitokimiasediaan perlakuan
Aklimatisasai 7 Hari
Pemberian Aloksan
Analisis Data
1,5 kg
Kucing 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
2 kg
Kera 4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
12 kg
Manusia 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,07 0,016 0,32 1,0
70 kg
(Sumber : Laurence and Bacharach, 1964)
BB
Untuk 25 tikus = 30 mg x 25 ekor tikus = 750 mg/200 g BB
Pembuatan Larutan :
Untuk 25 tikus = 30 mg x 25 ekor tikus = 750 mg/200 g BB
Rencana penyuntikan ip = 2 ml
Jadi, 750 mg Aloksan dilarutkan dalam 50 ml Na CMC 0,5 %
2. Sediaan Metformin
Dosis Metformin untuk manusia = 500 mg (Tjay dan Kirana, 2007)
Labu ukur yang digunakan adalah 50 ml, maka metformin yang ditimbang
= x 207,94 mg = 1299,625 mg
2. Sediaan II (1:2)
Daun sukun = 40 mg / 200 gr BB
Herba sambiloto = 8,2 mg / 200 gr BB
Rencana penyuntikan oral = 2 ml x 4 ulangan = 8 ml
Daun sukun = 4 x 40 mg / 200 gr BB x 235,76 =188,608 mg
Herba sambiloto = 4 x 8,2 mg/ 200 gr BB X 235,76 =38,664 mg +
227,272 mg
Dibuat sediaan kombinasi dalam 50 ml
= x 227,272 mg = 1420,45 mg
= x 396,548 mg = 2478,425 mg
= x 100%
= 28 %
Rendemen Simplisia Herba Sambiloto
Bobot simplisia awal = 2500 g
Bobot simplisia yang diperoleh = 500 g
= x 100%
= 20 %
Rendemen Ekstrak Daun Sukun
Bobot simplisia = 250,0004 g
Pot selai kosong= 156,4254 g
Pot selai + ekstrak= 185,0393 g - 156,4254 g
= 28,6139 g
= x 100%
= 11,4455 %
Rendemen ekstrak herba sambiloto
Bobot simplisia = 250,0002 g
Pot selai kosong= 13,0747 g
Pot selai + ekstrak= 26,2038 g - 13,0747 g
= 13,1291 g
= x 100%
= 5,25165 %
47
Lampiran 11. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah
Induksi Aloksan
52
1 89 148 66,29
2 89 143 60,67
Kontrol
3 98 129 31,63
positif 4 98 137 13,70
(Metformin) Rata-rata 93,5 ±4,41 139,25 ± 8,18 43,07 ± 24,78
1 95 165 73,68
2 90 164 82,22
Kontrol
3 92 134 45,65
Negatif 4 90 130 44,44
(Na CMC) Rata-rata 91,75 ± 2,36 148,25 ± 18,83 61,49 ± 19,32
1 98 146 48,97
2 98 142 44,89
3 93 146 56,98
Dosis I 4 93 148 59,13
Rata-rata 95,5 ± 2,88 145,5 ± 2,51 52,49 ± 6,69
1 86 155 80,23
2 89 130 46,06
Dosis II
3 86 138 60,46
4 87 143 64,36
Rata-rata 87 ± 1,41 141,5 ± 10,47 62,77 ± 14,04
1 89 135 51,68
2 98 132 34,69
Dosis III
3 98 148 51,02
4 95 134 41,05
Rata-rata 95 ± 4,24 137,25 ± 7,27 44,61 ± 8,20
Lampiran 12. Hasil Pengukuran Penurunan Kadar Gula Darah (mg/dL)
Perlakuan Ulangan 0 3 6 9 12 15 18 21
1 89 148 142 134 109 98 89 87
SD =
n-1
CV = x 100 %
= X 100%
= 3,92 %
SD =
n-1
CV = x 100 %
57
= X 100 %
= 11,70%
Lampiran 15. Analisis Data SPSS dengan Metode RAK (Rancangan Acak
Kelompok)
Between-Subjects Factors
Value Label N
GDP 1 GDP 0 20
2 GDP 3 20
3 GDP 6 20
4 GDP 9 20
5 GDP 12 20
6 GDP 15 20
7 GDP 18 20
8 GDP 21 20
perlakuan 1 kontrol + 32
2 kontrol - 32
3 dosis 1 32
4 dosis 2 32
5 dosis 3 32
Pengaruh perlakuan atau dosis ekstrak daun sukun dan herba sambiloto
Penurunanguladarah
Duncana,b
Subset
perlakuan N 1 2 3
dosis 3 32 103,69
dosis 2 32 110,13
kontrol + 32 110,72
dosis 1 32 111,53
kontrol - 32 122,19
Sig. 1,000 ,544 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 74,588.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 32,000.
b. Alpha = ,05.
Keterangan:
Berdasarkan tabel subset uji lanjut duncan didapat data bahwa
menunjukkan bahwa dosis 3 berbeda nyata karena berbeda subset dengan dosis
lainnya. Dosis 2 , dosis 1 dan kontrol positif tidak berbeda nyata karena berada
dalam satu subset. Kontrol negatif menunjukkan bahwa berbeda nyata karena
berada pada subset yang berbeda dengan dosis lainnya.
59
Keterangan :
Penurunan kadar gula darah pada GDP hari ke 21, hari ke 0 dan hari ke 18
sama/ tidak berbeda nyata, sedangkan penurunan kadar gula darah pada GDP hari
ke 15, hari ke 12 , hari ke 9, hari ke 6 dan hari ke 3 berbeda.
60