Anda di halaman 1dari 1

OFFICIAL WEBSITE BISNIS & KOMERSIEL

KONSULTAN SHIETRA. Menjual Kualitas Jasa,


Perdata & Pidana. Konsultan sebagai Mitra
Hukum Ideal: Preventif, Aplikatif, Solutif &
Prediktif. Disclaimer: Hanya pembeli eBook
maupun pembayar tarif jasa konsultasi, yang
berhak atas informasi & opini hukum yang benar.
Berspekulasi dapat berakibat Fatal. KLIEN AMAN
BERSAMA KAMI

Beranda ▼
(DROP DOWN MENU)

(Advertisement) KWANG EARRING, Tampil Cantik dengan


Harga Terjangkau.

Jadikan sebagai Hadiah Terindah bagi Buah Hati Terkasih


Anda. KLIK gambar untuk menemukan & memesan ratusan
koleksi Anting Imitasi Impor KWANG EARRING. hukum-
hukum.com menjamin legalitas toko online asesoris
KWANG Earring, produk dikirim via kurir dari Jakarta ke
alamat pemesan, dari Sabang hingga Merauke. Tampil
muda, stylis, energetik dengan harga sangat terjangkau

Info Tarif & Jenis Layanan: TARIF KONSULTASI /


MEMBERSHIP / PELATIHAN / CONTENT WRITER

07 September, 2016

MENGGUGAT BADAN USAHA


CV (Persekutuan Komanditer /
Commanditaire Vennootschap)
LEGAL OPINION

Question: CV (Commanditaire Vennootschap


/ Persekutuan Komanditer) katanya
hanyalah sebentuk badan usaha, bukan
badan hukum, sehingga yang dapat
digugat dan menggugat ialah pengurus
aktif dari CV tersebut. Masalahnya kini
kami hanya tahu nama CV yang hendak
kami gugat, namun kami tidak tahu
nama persisnya dari pengurus aktif CV
tersebut untuk kami gugat. Apakah
dibenarkan oleh praktik peradilan bila
kami menjadikan nama CV serta
tempat kedudukan CV sebagai pihak
tergugat tanpa menyebutkan nama dan
alamat pengurus aktifnya? Saya tak
tahu apakah pihak CV tersebut yang
selama ini berbisnis dengan saya adalah
selaku karyawan ataukah direktur dari
CV, itupun kalau hanya inisial saja yang
belum tentu sama dengan nama dalam
KTP.

Brief Answer: Sebaiknya dicari tahu siapa


nama pengurus aktif dari CV
bersangkutan, semisal dengan meminta
keterangan secara tertulis dari
pengadilan negeri setempat, oleh
sebab akta pendirian dan perubahan
anggaran dasar setiap CV terdaftar
pada pengadilan negeri. Hal ini guna
menghindari eksepsi/tangkisan oleh
pihak lawan. Namun hakim perlu
bersikap rasional, dalam arti
digugatnya suatu CV maka secara
sendirinya diartikan setiap pengurus
aktif CV juga turut menjadi tergugat,
karena memang bukan perkara mudah
mencari tahu nama pengurus aktif CV
disertai setiap alamat domisili dari
masing-masing pengurusnya.

PEMBAHASAN:

Sebagai salah satu ilustrasi bagaimana


CV digugat tanpa menyertakan nama setiap
pengurus aktifnya, dapat ditemukan dalam
putusan Mahkamah Agung tingkat kasasi
sengketa hubungan industrial register Nomor
81 K/Pdt.Sus-PHI/2016 tanggal 15 Maret
2016, antara:

- CV. WIJAYA PUTRA, selaku Pemohon Kasasi,


semula Tergugat; melawan

- RACHMAT, sebagai Termohon Kasasi, dahulu


Penggugat.

Penggugat merupakan karyawan


Tergugat bagian manager operasional yang
bekerja sejak tanggal 2001. Saat ini usia
Penggugat sudah 61 (enam puluh satu) tahun
dan menderita penyakit yang biasa melanda
lansia yang seringkali kambuh, sehingga
membutuhkan istirahat yang cukup.

Kendala berupa penyakit usia tua juga


pernah kambuh pada saat Penggugat sedang
bekerja di kantor bahkan sampai pingsan dan
dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
Karenanya mengingat keadaan yang
sedemikian ini maka pada tanggal 5 Mei 2014
Penggugat mengajukan surat permohonan
pensiun sebagai karyawan Tergugat.

Surat permohonan pensiun Penggugat


ternyata tidak mendapat tanggapan positif
dari Tergugat, sehingga Penggugat mengirim
lagi surat permohonan pensiun pada Tergugat
berturut-turut tanggal 26 Mei 2014 dan
tanggal 25 Surabaya 2014, akan tetapi
Tergugat tidak pernah memberikan tanggapan
positif apapun baik dengan memberikan
pesangon maupun memberikan surat
pengalaman kerja yang menjadi hak
Penggugat sebagaimana seharusnya, padahal
Penggugat sudah mengabdi sebagai karyawan
Tergugat selama 13 (tiga belas) tahun
lamanya.

Penggugat pernah menghubungi Tergugat


untuk menanyakan kelanjutan proses
permohonan pensiun Penggugat baik melalui
SMS, telepon, atau datang ke perusahaan
Tergugat, juga pun melalui pihak ketiga, dan
karena tidak menemukan penyelesaian maka
Penggugat mengajukan bantuan mediasi ke
Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
Kabupaten Malang, yang akhirnya pihak
Disnaker memberikan anjuran dengan
suratnya, dengan substansi:
“Menganjurkan:
1. Agar perusahaan memutus hubungan
kerja dengan Bapak Rachmat Wagir
karena alasan pensiun terhitung mulai
tanggal 1 Surabaya 2014;
2. Agar perusahaan memberikan kepada
pekerja uang sebesar:
a. pesangon : 9 x Rp.4.000.000,- = Rp.
36.000.000,-
b. uang penghargaan masa kerja: 5 x
Rp.4.000.000,- = Rp. 20.000.000,-
c. uang ganti kerugian dan perumahan
: 15% x (a + b) = Rp. 8.400.000,-
Jumlah = Rp. 64.400.000,- (enam puluh
empat juta empat ratus ribu
rupiah);
3. Agar perusahaan memberikan surat
pengalaman kerja kepada Bpk.
Rachmat;
4. Agar para pihak atau salah satu pihak
dapat melanjutkan penyelesaian
perselisihan ke Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri
Surabaya bilamana salah satu pihak
atau para pihak menolak anjuran ini.”

Penggugat tidak berkeberatan terhadap


anjuran dari Disnaker sekedar mengenai PHK
antara Penggugat dan Tergugat, akan tetapi
berkeberatan dengan perhitungan uang
pesangon yang sudah seharusnya diterima
oleh Penggugat karena tidak sesuai dengan
ketentuan Pasal 167 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.

Oleh karena usia Penggugat sudah 61


tahun maka dengan menunjuk ketentuan
Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja jo. PERMENAKER Nomor 2 Tahun 1995,
secara yuridis Penggugat sudah pantas untuk
mengajukan pensiun seperti diatur dalam
ketentuan Pasal 167 ayat (1) UU
Ketenagakerjaan di satu pihak, sedangkan di
lain pihak selama Penggugat bekerja sebagai
karyawan Tergugat, Penggugat tidak pernah
diikutsertakan dalam program Jamsostek
maupun program jaminan hari tua, maka
menurut UU Ketenagakerjaan pesangon
diberikan sebesar 2 (dua) kali nilai ketentuan
normal.

Pihak Tergugat mengajukan bantahan,


dengan menyatakan gugatan Penggugat
adalah cacat karena mengklaim bahwa
Penggugat telah memasuki usia pensiun,
maka tanpa ada surat permohonan sekalipun
tentunya sudah dapat langsung tidak bekerja
di kantor Tergugat, karena telah pensiun.
Oleh karena itu maka yang harus dituntut
adalah mengenai pesangon sebagai
perselisihan hak, akan tetapi dalam petitum
meminta untuk dilakukan pemutusan
hubungan kerja (sengketa PHK).

Tergugat kembali mendalilkan, Tergugat


didirikan dengan nama CV.Wijaya Putra
berdasarkan Akta Notaris pada tanggal 6
Januari 2009. Maka secara tidak langsung CV.
Wijaya Putra didirikan sejak tahun 2009,
sehingga sampai dengan gugatan ini diajukan,
umur CV. Wijaya Putra baru mencapai 6
(enam) tahun, oleh karena itu tentunya tidak
ada pekerja di CV. Wijaya Putra dengan masa
kerja lebih lama dari usia CV. Wijaya Putra.

Motif utama Tergugat dapat disimpulkan


ketika kita simak dalil Tergugat sebagai
berikut:
“Bahwa akan tetapi apabila Penggugat
masih tetap tidak bersedia untuk bekerja
lagi di tempat Tergugat maka mohon
Majelis Hakim yang memeriksa perkara
ini untuk memberikan putusan pemutusan
hubungan kerja (PHK) dengan kategori
mengundurkan diri bagi Penggugat;”

Terhadap gugatan tersebut PHI Surabaya


telah memberikan putusan Nomor
53/G/2015/PHI.Sby tanggal 23 September
2015 dengan pertimbangan hukum serta amar
putusan sebagai berikut:
“Menimbang, bahwa sesuai
ketentuan hukum yang berlaku pada
Bagian Kedua, Bab Ketiga Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD) dari Pasal
19 sampai dengan Pasal 35, di samping itu
berlaku ketentuan umum dakam Pasal 15
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) sebagai hukum positif yang
mengatur tentang Persekutuan
Komanditer/CV (Commanditaire
Vennootshap/Persekutuan Firma), maka
dapat diketahui bila CV bukan
merupakan badan hukum, oleh
karenanya CV bukan merupakan badan
hukum maka yang bertanggung jawab
dan dapat menggugat dan juga dapat
digugat adalah pengurus dan bukan CV-
nya (vide : dalam buku “Kedudukan
Perusahaan sebagai Subyek Dalam
Gugatan Perdata di Pengadilan”, oleh
Gatot Supramono, S.H., M.Hum., hal.
146, Penerbit PT. Rineka Cipta, 2007 dan
Buku “Maatschap Firma dan Persekutuan
Komentiter”. Oleh Prof.Dr Rudhi
Prasetya, S.H., hal 10, Penerbit PT. Citra
Bakti Bandung, 2002).
“Menimbang, bahwa berdasarkan
Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 879K/Sip/1974
menentukan bahwa CV. ataupun Firma
belum merupakan badan hukum dan
belum merupakan subjek hukum yang
tersendiri terlepas dari anggota
persero pengurus sehingga tidak dapat
melakukan perbuatan hukum sendiri,
oleh karena itu yang dapat melakukan
perbuatan melawan hukum adalah
anggota pengurus dan apabila CV.
bertindak mengajukan gugatan kepada
pihak lain atau jika ditarik sebagai
Tergugat, yang menggugat dan Tergugat
bukan CV. tetapi anggota persero
pengurusnya;
“Menimbang, bahwa berdasarkan
pertimbangan tersebut di atas dan bukti
surat Penggugat yang diberi tanda P-10
yakni Surat pekerja a.n Rachmat kepada
Handoko Santoso tertanggal 5 Mei 2014
perihal : Permohonan Pensiun maka
Majelis Hakim berpendapat identitas
Tergugat adalah sesuai dengan surat
permohonan pensiun Penggugat yang
ditujuhkan kepada Bapak Handoko
Santoso selaku pimpinan CV. Wijaya Putra
(P-10, P-11, P-12) sehingga gugatan
Penggugat ditujukan kepada Bapak
Handoko Santoso selaku pimpinan CV.
Wijaya Putra sesuai dengan bukti surat
Tergugat yang diberi tanda T-1 dan T-2
yakni akta pendirian CV. Wijaya Putra
dengan demikian gugatan Penggugat
memenuhi syarat formil gugatan”;
“Menimbang, bahwa berdasarkan
bukti surat Penggugat yang diberi tanda
P-10 yakni surat pekerja a.n Rahmat
kepada Bapak Handoko Santoso
tertanggal 5 Mei 2014 perihal :
Permohonan pensiun, P-11 yakni surat
pekerja a.n Rahmat kepada Handoko
Santoso tertanggal 26 Mei 2014 perihal:
konfirmasi permohonan pensiun dan P-12
yakni surat pekerja a.n Rahmat kepada
Bapak Handoko Santoso tanggal 25
Agustus 2014 perihal : konfirmasi
permohonan pensiun dan dalam jawaban
gugatan Tergugat mendalilkan tidak
bekerja sejak tanggal 12 April 2014 maka
Majelis Hakim berpendapat hubungan
kerja antara Penggugat dan Tergugat
dinyatakan putus sejak tanggal 31 April
2014 sesuai ketentuan Pasal 1603 huruf h
KUHPerdata karena Penggugat memenuhi
usia pensiun dengan demikian masa kerja
Penggugat adalah bekerja sejak tanggal
11 Juni 2001 (P-1) sampai dengan tanggal
31 April 2014 atau 12 tahun 10 bulan;
“Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat
untuk sebagian;
2. Menyatakan hubungan kerja antara
Penggugat dan Tergugat putus sejak
tanggal 31 April 2014;
3. Menghukum Tergugat membayar hak
pemutusan hubungan kerja kepada
Penggugat adalah uang pesangon,
uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak sebesar sebagai
berikut:
Masa kerja : 11 Juni 2001 - 31 April
2014 = 12 tahun 10 bulan;
Upah per bulan = Rp.4.000.000,-;
Uang pesangon 2 x 9 x Rp.4.000.000,-
= Rp. 72.000.000,-
Uang penghargaan masa kerja 5 x
Rp.4.000.000,- = Rp. 20.000.000,-
Jumlah = Rp. 92.000.000,-
Uang penggantian hak 15% x (a+b) =
Rp. 13.800.000,-
Jumlah = Rp.105.800.000,-
Terbilang seratus lima juta
delapan ratus ribu rupiah;
4. Menghukum Tergugat memberi surat
pengalaman kerja untuk Penggugat;
5. Menolak gugatan Penggugat untuk
selain dan selebihnya;”

Tergugat mengajukan upaya hukum


kasasi, dengan salah satu pokok keberatan:

a. PHI dalam pertimbangan hukumnya


menyatakan “... oleh karenanya CV bukan
merupakan badan hukum maka yang
bertanggung jawab dan dapat menggugat
dan juga dapat digugat adalah pengurus
dan bukan CV-nya ...”—hal ini
bertentangan dengan kenyataannya
karena yang digugat oleh Penggugat
adalah CV. Wijaya Putra, bukan Handoko
Santoso Wijoyo selaku Direktur CV. !
b. PHI juga menyatakan “... oleh karena itu
yang dapat melakukan perbuatan
melawan hukum adalah anggota pengurus
dan apabila CV. bertindak mengajukan
gugatan kepada pihak lain atau jika
ditarik sebagai Tergugat, yang menggugat
dan Tergugat bukan CV. tetapi anggota
persero pengurusnya”. Pada sisi ini PHI
berpendirian yang harus diajukan gugatan
adalah anggota persero pengurusnya,
namun pada sisi lain gugatan Penggugat
yang menggugat CV tanpa menyertakan
pengurusnya justru dikabulkan;

c. PHI tidak melihat dengan seksama berkas


surat gugatan menyebutkan CV. Wijaya
Putra sebagai Tergugat tidak ada nama
anggota Pengurus Perseroan CV. Wijaya
Putra, sehingga semestinya PHI
menyatakan gugatan “tidak bisa diterima”
karena yang di gugatan adalah CV. Wijaya
Putra tidak menyebutkan identitas nama
anggota pengurusnya. Seharusnya surat
gugatan bila mengikuti pendapat PHI,
maka yang menjadi Tergugat idalah
“Saudara Handoko Santoso Wijayo selaku
Direktur/Pimpinan CV. Wijaya Putra”.

Fakta hukumnya, dalam surat gugatan


yang dijadikan Tergugat ialah CV. Wijaya
Putra, bukan pribadi pengurus atau anggota
pengurusnya. Terhadap permohonan kasasi
tersebut, Mahkamah Agung membuat
pertimbangan hukum serta amar putusan
sebagai berikut:
“Menimbang, bahwa terhadap
keberatan-keberatan tersebut,
Mahkamah Agung berpendapat:
“Bahwa keberatan-keberatan
tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh
karena setelah meneliti secara saksama
memori kasasi tanggal 21 Oktober 2015
dan kontra memori kasasi tanggal 10
November 2015 dihubungkan dengan
pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini
Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Surabaya tidak salah
menerapkan hukum dengan pertimbangan
sebagai berikut:
“Bahwa terbukti hubungan kerja
antara Penggugat dan Tergugat putus
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan mewajibkan
pihak Tergugat membayar uang pesangon,
uang penghargaan msa kerja dan uang
penggantian hak, berdasarkan ketentuan
Pasal 167 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003;
“Menimbang, bahwa berdasarkan
pertimbangan tersebut diatas, ternyata
bahwa Putusan Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri
Surabaya dalam perkara ini tidak
bertentangan dengan hukum dan/atau
undang-undang, sehingga permohonan
kasasi yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi: CV. WIJAYA PUTRA tersebut harus
ditolak;
“M E N G A D I L I
“Menolak permohonan kasasi dari
Pemohon Kasasi CV. WIJAYA PUTRA
tersebut,”

© Hak Cipta HERY SHIETRA.
Budayakan hidup JUJUR dengan menghargai
Jirih Payah, Hak Cipta, Hak Moril, dan
Hak Ekonomi Hery Shietra selaku Penulis.

Hery Shietra, S.H.

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Kepastian Hukum Bertopang pada Daya Prediktabilitas


Paling Minimum dalam Hukum (PREDICTABILITY)
Hery Shietra, S.H.
Ikuti 252

Trainer & Legal Consultant SHIETRA &


PARTNERS didirikan tahun 2013, penyedia
jasa konsultasi hukum spesialis preseden / yurisprudensi
pertama dan satu-satunya di Indonesia, dibidang perdata
maupun pidana. Berkomitmen sebagai profesional dalam
setiap layanan jasa hukum, dengan tetap memegang teguh
idealisme dan etika profesi.

HANYA PEMBELI EBOOK SERTA KLIEN PEMBAYAR TARIF YANG


BERHAK ATAS INFORMASI YANG BENAR.
Kebenaran ulasan hukum dalam website, TIDAK
DIJAMIN (bisa jadi benar, bisa jadi tidak, hanya
penulisnya sendiri yang paling mengetahui).
Hanya Klien dalam Sesi Konsultasi dan bahasan dalam
eBook, yang kami berikan opini dan data yang terjamin
kebenarannya. Kami sedang mencari nafkah. Bukan
sebagai Klien Pembayar Tarif Jasa maupun bukan sebagai
pembeli eBook yang kami jual, resiko ditanggung Anda
sendiri selaku pengunjung website. Syarat & Ketentuan
Layanan, lihat TARIF KONSULTASI.

PERINGATAN : (Bila Anda bisa mendapat nomor kontak /


email kami, berarti Anda pasti telah membaca peringatan
tegas berikut)
HANYA KLIEN PEMBAYAR TARIF JASA YANG BERHAK
MENCERITAKAN MASALAH / MENGAJUKAN PERTANYAAN
HUKUM. Pelanggar akan dikenakan sanksi BLACKLIST.

Disediakan beragam pilihan paket layanan MEMBERSHIP,


bulanan maupun tahunan bagi pengguna jasa perorangan
maupun korporasi. Konsultan Shietra juga menyediakan
jasa LEGAL ASSESSMENT bagi perusahaan.

Bagi yang membutuhkan layanan jasa penulisan, kami


menyediakan jasa CONTENT WRITER. Sementara yang
membutuhkan jasa Training atau layanan Tutorial Hukum
bagi klien korporasi, kami menyediakan PELATIHAN.

Informasi serta opini hukum yang Benar dan Terjamin,


hanya menjadi Hak Istimewa klien pembayar tarif
ataupun pembeli eBook yang kami jual. Anda sendiri
yang menanggung resikonya tanpa diagnosa fakta hukum
dan analisa yang memadai oleh konselor untuk berdialog
/ mereview dokumen terkait masalah hukum.

Hukum sensitif detail, terbuka beragam skenario peluang


atau kemungkinan yang dapat terjadi hanya karena faktor
perbedaan detail fakta hukum, opsi langkah mitigasi, serta
setiap resiko upaya hukum yang mungkin berimplikasi.
Tidak ada perkara yang seragam untuk dapat diprediksi
hasilnya, kecuali melalui sesi konsultasi secara intens /
privat. Menyesal tiada guna, bila Anda gagal mengantipasi
bahkan masalah menjelma "benang kusut", akibat salah
penanganan oleh yang bukan ahli dibidangnya.

Kecerobohan pembaca memaknai ulasan hukum dalam


website, dapat berakibat FATAL. Terhadap materi
publikasi dalam website, don't try this at home, kecuali
Anda berdialog langsung dengan penulisnya dalam sesi
konsultasi secara privat.

Tidak bersedia membayar tarif jasa, mengharap "selamat"


dan meminta "dilayani"? Hargai profesi kami, sebagaimana
profesi Anda sendiri hendak dihormati. Pihak-pihak yang
menyalah-gunakan nomor telepon, email, maupun formulir
kontak kami, berlaku sanksi. Pasal 28D Ayat (2) Undang-
Undang Dasar RI 1945: "Setiap orang berhak untuk bekerja
serta mendapat imbalan."

Ada Harga, ada Barang. Ada Tarif, ada Jasa.


Meminta dilayani & menyita sumber waktu kami yang
terbatas, meminta data / informasi hukum hasil kerja
keras kami, memohon ilmu hasil pengorbanan waktu dan
biaya kami, namun tanpa mau membayar sejumlah
kompensasi, itu namanya MERAMPOK NASI DARI PIRING
KAMI, terlebih sengaja melanggar ketentuan website
bahkan menyalahgunakan nomor kontak kami dengan
berpura-pura tidak mengetahui bahwa kami sedang
mencari nafkah.

Kami berhak untuk berdagang jasa dan mencari nafkah


secara komersiel. Ribuan ID pelanggar telah kami
publikasi dalam laman BLACKLIST akibat
menyalahgunakan nomor kontak / email kami dan
melanggar syarat & ketentuan website ini.

-------
Hukum adalah ilmu tentang "prediksi" (diluar itu artinya
"spekulasi"). Konsultan Hukum SHIETRA & PARTNERS: Jl.
HR. Rasuna Said. Kawasan Epicentrum Utama, EPIWALK,
Office Suite Lantai 5 Nomor A529, Kuningan, Jakarta
Selatan, 12940, Indonesia.

Menjual jasa layanan konsultasi secara tatap muka


maupun secara virtual via online. Menceritakan masalah
hukum ataupun mengajukan pertanyaan hukum sebelum
resmi menjadi klien, diberlakukan tarif konsultasi 2 kali
ketentuan tarif normal. Tidak memperkenalkan diri saat
menghubungi kami, diberlakukan 1,5 kali ketentuan tarif
normal. Tidak memperkenalkan diri dan juga menceritakan
masalah hukum sebelum resmi terdaftar sebagai klien,
diberlakukan 3 kali ketentuan tarif normal. Mengaku-ngaku
miskin atau berpura-pura tidak mampu, berlaku tarif 5 kali
ketentuan tarif normal.
Pendaftaran KLIEN: (Wajib terlebih dahulu
memperkenalkan diri dan menyatakan kesediaan
membayar tarif layanan yang berlaku. Bila syarat mutlak
tersebut tidak diindahkan, maka telepon ataupun pesan
Anda akan kami nilai sebagai spam, tidak akan kami
respon)
- Telepon: 021-568 2703.
- Fax: 021-560 2810.
- Whatsapp: 08888-9195-18. (Seluruh nomor kontak dan
alamat email profesi kerja kami ini, hanya diperuntukkan
untuk PENDAFTARAN KLIEN PEMBAYAR TARIF.
Menyalahgunakan nomor kontak / email kami untuk tujuan
lain, berarti pelanggaran yang akan kami jatuhi
sanksi. Pahami betul-betul Etika Komunikasi Anda saat
mencoba menghubungi kami)
- Email: konsultasi@hukum-
hukum.com, hery.shietra@gmail.com
Lihat profil lengkapku

KONSULTAN HUKUM SHIETRA. Kami LEBIH dari


sekadar mengutip bunyi Undang-Undang, Hukum yang
REAL.

HR. Rasuna Said. Kawasan Epicentrum Utama, EPIWALK


Nomor A529, Kuningan, Jakarta. TEKAN GAMBAR UNTUK
MENGHUBUNGI KAMI

eBook PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Mengupas Kaedah-Kaedah Manarik PERBUATAN MELAWAN


HUKUM

Presented by SHIETRA CONTENT WRITER

Tekan gambar untuk info layanan Ghost Writer maupun


jasa Penelitian Ilmiah Ilmu Sosial

Ebook Hukum Kepailitan

Mengupas Hukum Kepailitan & Penundaan Kewajiban


Pembayaran Utang dalam Praktik. Tekan Gambar untuk
Review

Anda mungkin juga menyukai