PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini dikarenakan matematika merupakan salah satu komponen penting dalam
manusia (SDM). Oleh sebab itu, pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional
menetapkan matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib pada setiap jenis dan
matematisasi fenomena, baik yang terkandung dalam matematika itu sendiri maupun
fenomena yang berasal dari luar matematika. Sehingga untuk memahami dan
tertentu yang dalam hal ini dinamakan sebagai pemahaman matematis dalam
pembelajaran matematika.
matematis, representasi matematis dan problem solving. Hal tersebut didukung oleh
1
2
pendapat Anderson et al. (2001: 70) bahwa siswa dikatakan memiliki kemampuan
yang timbul dalam pengajaran seperti komunikasi lisan, tulisan, dan grafik
diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, tetapi dengan pemahaman
siswa dapat lebih mengerti konsep materi pelajaran yang diberikan, karena
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan Permendiknas No.22 tahun 2006.
tahun 2006. Berdasarkan temuan Depdiknas (Trianto, 2007: 66) diketahui bahwa
konsep yang dipelajari jika menemui masalah dalam kehidupan nyata, dan siswa
kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya (Prayoga, 2014: 3). Selain
itu, berdasarkan hasil telaah jawaban soal ulangan harian pada pokok bahasan operasi
bilangan pecahan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi di kelas VII MTs
3
pemahaman matematis siswa dan tingginya tuntutan belajar berakibat pada hasil
yang tidak memuaskan dari siswa dan kegagalan mengajar pada guru.
pada tanggal 10 September 2018 di MTs Negeri 3 Muna, diperoleh informasi dari
guru matematika kelas VII bahwa salah satu masalahnya adalah kemampuan
koneksi matematis tinggi pada latihan soal dalam pembelajaran, tetapi tidak sedikit
pula siswa yang bingung dalam menjelaskan pernyataan yang dipilih sebagai
jawaban dari permasalahan tersebut. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran hanya
matematika.
kemampuan koneksi terbatas, dan akan sulit untuk mengadaptasi suatu permasalahan
yang tidak rutin dengan skema dalam struktur mentalnya. Pemahaman relasional
5
mengarahkan untuk mengaitkan konsep dalam satu topik maupun antar topik,
matematis siswa diakibatkan oleh pembelajaran yang masih berpusat pada guru
sehingga siswa kurang tertarik dengan materi pembelajaran dan malas mengulangi
pelajaran. Hal ini membuat konsep matematika yang telah ditangkap hanya melekat
sementara. Selain itu, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran kurang, terbukti dari
menjawab pertanyaan guru, dan bertanya jika menemukan materi yang belum
kurang dalam kemampuan berpikir dan membentuk suatu konsep matematika dengan
siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya. Guru dapat
memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepada pemahaman yang lebih
tinggi dengan catatan bahwa siswa sendiri yang harus melakukannya. Prinsip
demikian merupakan salah satu prinsip teori konstruktivisme yang penting dalam
psikologi pendidikan.
mental dan fisik secara optimal. Karakteristik peserta didik tingkat SMP/ MTs yang
mempunyai rasa ingin tahu dan cenderung untuk berkelompok dalam menyelesaikan
siswa.
yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai konteks
bagi para siswa dalam berlatih bagaimana cara menginterpretasi masalah yang
Bertitik tolak dari beberapa uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian
Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas VII MTs Negeri 3 Muna
Tahun 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Ms. Negeri 3 Muna yang diajar dengan menggunakan model Problem Based
Learning?
langsung?
C. Tujuan Penelitian
Based Learning.
langsung.
Muna.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi sekolah; dapat memberikan informasi sebagai bahan kajian bersama agar
matematika di kelas.
matematis siswa.