6 FIX Filaria Limfatik
6 FIX Filaria Limfatik
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ABSTRACT
Lactose intolerance is a condition caused by lactase deficiency in the brush border of the
intestine, causing inability in digesting lactose into glucose and galactose. It is a mild metabolic
disease with low morbidity, but often used interchangeably with cow’s milk allergy, resulting
confusion in public understanding. Lactase deficiency keeps lactose not hydrolyzed, resulting
increased osmotic pressure and fluid secretion of intestine lumen. In the colon, the result of
fermentation from the undigested lactose is hydrogen gas. The symptoms of lactose intolerance
are abdominal bloating, distension, pain, flatulence, and diarrhea. Symptoms are alleviated by
complete elimination or reduced consumption of lactose-containing foods. Meanwhile, dairy
products which contain large amount of lactose also become the main source of calcium as well.
Elimination of dairy products from daily diet may results low calcium level, osteopenia, until
osteoporosis. People with lactose intolerance need calcium supplementation to maintain the
calcium level in the body if lactose is restricted
PENDAHULUAN
Filariasis limfatik adalah infeksi Perlu diketahui bahwa tidak semua
parasitik yang disebabkan oleh nematoda penderita filariasis limfatik menunjukkan
dan ditularkan oleh nyamuk. Filariasis manifestasi klinis tertentu. Khususnya di
limfatik masih merupakan penyakit daerah endemis filariasis, sebagian besar
parasitik dan menginfeksi sekitar 120 juta penduduknya berada pada status
penduduk dunia, 90%nya disebabkan oleh asimtomatik meskipun di dalam darah
spesies Wuchereria bancrofti sedangkan perifernya ditemukan mikrofilaria
10%nya disebabkan oleh Brugia malayi (mikrofilaremia asimtomatik). Oleh karena
(Palumbo, 2008). itu penting kiranya mengetahui beberapa
Diagnosis filariasis limfatik teknik pemeriksaan untuk mendeteksi
setidaknya didasarkan pada empat keberadaan mikrofilaria di dalam darah
pendekatan yaitu diagnosis klinis, diagnosis maupun mendeteksi keberadaan cacing
parasitologis dan diagnosis serologis serta dewasanya agar diagnosis filariasis limfatik
diagnosis berdasarkan DNA. Pada tulisan dapat ditegakkan sedini mungkin sehingga
kali ini, penulis akan memaparkan diagnosis penderita filariasis limfatik tidak sampai
filariasis limfatik berdasarkan diagnosis jatuh pada kondisi filariasis kronis dengan
klinis dan diagnosis parasitologis. elefantiasis dengan segala dampaknya.
501
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014 Rosanti, Diagnosis Filariasis Limfatik
502
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014 Rosanti, Diagnosis Filariasis Limfatik
503
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014 Rosanti, Diagnosis Filariasis Limfatik
mikrofilaria dapat hilang atau rusak pada 3. Pemeriksaan cacing dewasa di dalam
proses pengendapan. Cara pemeriksaan kelenjar atau saluran limfe.
mikrofilaria di dalam darah dengan Terdapat beberapa macam cara
teknik konsentrasi Knott’s adalah pemeriksaan cacing dewasa di dalam
sebagai berikut : Darah vena diencerkan kelenjar atau saluran limfe.
menggunakan formalin 2% dengan a) Cara pemeriksaan cacing dewasa dengan
perbandingan 1 : 10. Selanjutnya biopsi kelenjar limfe
disentrifugasi dengan kecepatan 1500 Diagnosis dengan cara ini jarang sekali
rpm selama lima menit. Bagian digunakan untuk diganosis filariasis.
supernatan dibuang. Endapan diambil Perlu pengetahuan tentang mikroanatomi
dan diteteskan pada kaca obyek. Perlu penampang lintang cacing dewasa agar
diteteskan metilen biru 1% agar dapat mendiagnosis dengan pasti.
mikrofilaria dapat terlihat jelas, Adanya mikrofilaria di sekitar cacing
kemudian dilihat di bawah mikroskop. dewasa atau di dalam uterusnya sangat
f) Cara pemeriksaan mikrofilaria di dalam membantu diagnosis. Cara pemeriksaan
darah dengan teknik Quantitative Buffy cacing dewasa dengan biopsi kelenjar
Coat (QBC). limfe dilakukan dengan biopsi kelenjar
Darah diambil menggunakan pipet kemudian dibuat sediaan jaringan. Pada
kapiler yang telah terisi heparin, EDTA umumnya cacing sudah mati bahkan
dan acridine orange kemudian seringkali telah mengalami kalsifikasi
disentrifugasi sehingga mikrofilaria (WHO, 1987).
terkonsentrasi di daerah buffy coat. b) Cara pemeriksaan cacing dewasa dengan
Fungsi acridine orange adalah ultrasound.
memberikan pewarnaan pada Cara diagnosis ini dapat digunakan
mikrofilaria sehingga morfologinya untuk mengetahui efek obat anti filaria
dapat dilihat dengan jelas dibawah terhadap stadium dewasanya secara in
mikroskop (Long et al., 1990). vivo (Dreyer et al., 1995). Penggunaan
2. Pemeriksaan mikrofilaria dalam urin ultrasound akan memperlihatkan adanya
atau cairan hidrokel. gerakan cacing dewasa dalam saluran
Urin atau cairan hidrokel sebanyak 15 limfe di daerah skrotum yang disebut
ml disentrifugasi dengan kecepatan 2000 filaria dance sign ( Amaral et al., 1994).
rpm selama lima menit. Bagian Pada filariasis bancrofti dengan status
supernatan dibuang, endapannya mikrofilaremia, 80% diantaranya dapat
diperiksa di bawah mikroskop (WHO, menunjukkan filaria dance sign (Noroes
1987). et al., 1996). Amaral et al (1994) juga
menyebutkan bahwa penggunaan USG
504
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014 Rosanti, Diagnosis Filariasis Limfatik
juga membantu untuk menentukan lokasi 2. Case, T.C.,Witte, M.H., Way, D.L., Witte.
C.L., Crandal, C.A.and Crandal, R.B.
dan memvisualisasikan gerakan cacing 1992.Videomicroscopy of intralymphatic
W.bancrofti hidup di dalam pembuluh dwelling Brugia malayi.
Ann.Med.Parasitol. 86 (4) : 435-438
limfe skrotum penderita filariasis 3. Dreyer, G., Amaral,F., Noroes, J.,
Medeiros, Z. and Addiss, D. 1995. A new
asimptomatik mikrofilaremia. USG tidak tool to assess the adulticidal afficacy in
berguna pada pasien dengan limfoedema vivo of antifilarial drugs for bancroftian
filariasis. Trans.Roy.Soc.Trop.Med.Hyg. 89
karena cacing dewasa pada umumnya : 225-226
4. Long, G.W., Rickman, L.S., Cross,
tidak ada pada stadium limfoedema ini J.H.1990. Rapid diagnosis of Brugia
demikian juga pada Brugia malayi. malayi and Whucereria bancrofti filariasis
by an acridine orange/microhematocrit
Namun pada filariasis malayi disebabkan tube technique. J.Parasitol. 76 : 278-281
5. McCarthy, J.2000. Diagnosis of lymphatic
karena spesies cacing penyebabnya tidak filarial infection. In : Lymphatic Filariasis.
menyebabkan manifestasi klinis di Nutmant TB.ed. Imperial College
Press.London.127-41
genitalia (Shenoy, 2000). 6. Noroes, J., Adiss, D., Amaral, F.,
Coutinho,A., Medeiros.Z and Dreyer,G.
c) Cara pemeriksaan cacing dewasa dengan 1996. Occurence of living adult
High-power videomicroscopy. Wuchereria bancrofti in the scrotal area of
men with microfilaremia.
Cara ini belum diujicobakan untuk Trans.Roy.Soc.Trop.Med.Hyg. 90 : 55-56
7. Palumbo, E. 2008. Filariasis : diagnosis,
diagnosis filariasis pada manusia. Cara
treatmen and prevention. Acta Biomed. 79 :
ini dapat dipakai untuk melihat cacing 106-109
8. Partono,F & Idris, K.N.1977.Some factors
dewasa yang masih hidup di dalam influencing the loss of microfilariae from
stained blood films. Southeast Asian
saluran limfe tungkai hewan coba (Case
J.Trop.Med.Publ.Health. 8 : 158-164
et al, 1992). 9. Partono, F.1987.The spectrum of disease in
lymphatic filariasis. Ciba Foundation
Diantara sekian banyak teknik dan Symphosium 127. John Wiley & Son. P :
metode pemeriksaan untuk diagnosis 15-31
10. Shenoy, RK., Kumaraswami, V., Suma,
filariasis limfatik tersebut diatas, TK.1999. A double blind placebo
controlled study of the efficacy of oral
pemeriksaan darah jari dengan sediaan penicilin, diethylcarbamazine or local
darah tebal masih merupakan baku emas treatment of the affected limb in preventing
acute adenolymphangitis in lymphoedema
untuk diagnosis filariasis limfatik. Terlebih caused by brugian filariasis. Ann Trop Med
Parasitol. 93 : 367-77
untuk menentukan endemisitas suatu 11. Shenoy, RK., John A., Hameed S. 2000.
wilayah maupun untuk mengevaluasi hasil Apparent failure of ultrasonography to
detect adult worms of Brugia malayi. Ann
pengobatan, metode survei darah jari (SDJ) Trop Med Parasitol. 94 : 77-82
12. WHO. 1987. Control of lymphatic
merupakan baku emas. filariasis : A manual for health personal.
Geneva. Switzerland
DAFTAR PUSTAKA
1. Amaral, F., Dreyer, G., Figueredo-Silva,
J.,Noroes, J., Cavalcanti,A., Samico, C.S.,
Santos, A. And Coutinho, A. 1994. Adult
worms detected by ultrasonographhy in
human bancroftian filariasis.
Am.J.Trop.Med.Hyg. 50 : 753-757
505