I. Tujuan
Melakukan uji bakteriologik terhadap air minum dengan metode
plate count.
II. Dasar Teori
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme. Oleh
karena itu air selalu penuh dengan benda-benda hidup manusia dan
makhluk-makhluk lain yang tidak dapat hidup di dalam air senantiasa
mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air
untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di
sekitar sumber air, di tepi sungai atau di tepi danau. Sesudah manusia
lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu di dekat air dengan sumber
jauh yang di salurkan dengan pipa dan di distribusikan. Pentingnya air
di dalam tubuh manusia, berkisaran antara 50% - 70% dari seluruh
total berat badan (Ptrscott, 2003).
Air merupakan tempat esensial bagi kehidupan jasad hidup akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa
malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme pathogen dan
zat-zat kimia yang bersifat racun banyaknya kontaminan dalam air
memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang
terkontaminasi oleh bakteri pathogen saluran cerna sangat berbahaya
untuk di minum. Hal ini dapat di pastikan dengan penemuan
organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak
pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk
kategori ini yaitu bakteri coliform (Escherchia Coli). Enterococcus
Faecalis, dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indicator air
terkontaminasi adalah Escherchia Coli (Fardiaz, 2002).
Macam-macam standard an tes yang digunakan untuk pemeriksaan
air tergantung ada penggunaan air untuk minum, renang, produksi atau
pengolahan ikan, industri. Flora bakteri di dalam air minum sangat
bermacam-macam dari pemeriksaan suatu laboratorium di nyatakan
baik (pemeriksaan tunggal), belum tentu air tersebut baik untuk air
minum. Pada prinsipnya pengujian air minum adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme pathogen (Wahyunita,
dkk, 2018).
Standar yang dipakai adalah WHO. Semua sampel tidak boleh
mengandung E.Coli dan sebaliknya juga bebas dari bakteri coliform.
Standar WHO tersebut ialah : (Wahyunita, dkk, 2018)
a. Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh
mengadung coliform dalam 100 ml.
b. Tidak ada sampel yang mengandung E.Coli dalam 100 ml.
c. Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam
100 ml.
d. Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dari dua sampel yang
berturutan.
Inkubasi pada 20⁰-22⁰C, 3 hari dari yang lain pada 37⁰C, 1 hari.