Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PENERAPAN KONSEP UNTUNG LABA

DI CV. HIELMY CRAFTINDO BAKTI DESA SUKARUAS KEC. RAJAPOLAH

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk melakukan penelitian guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Ekonomi Syariah (ESy)
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis

Oleh
MIRA NURMAYANTI
NPM : 15.09.0159

FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
2019DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL...................................................................................................................... ii
A. Judul Penelitian............................................................................................................. 1
B. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
C. Perumusan Masalah........................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian........................................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian.......................................................................................................6
F. Landasan Teori.............................................................................................................. 7
1. Definisi Untung........................................................................................................... 7
2. Definisi Rugi.............................................................................................................. 8
3. Definisi Laba.............................................................................................................. 9
G. Metodologi Penelitian...................................................................................................12
1. Jenis dan Metode Penelitian........................................................................................12
2. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................................12
3. Sumber Data............................................................................................................. 13
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data....................................................................13
5. Analisis Data............................................................................................................14
H. Daftar Pustaka............................................................................................................. 15

1
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rencana Waktu Penelitian..........................................Error! Bookmark not defined.3

1
A. Judul Penelitian

“Analisis Penerapan Konsep Untung Laba di CV. Hielmy Craftindo Bakti Desa

Sukaruas Kecamatan Rajapolah”.

B. Latar Belakang Masalah

Apakah tujuan berbisnis? Pekerjaan berdagang atau jual beli adalah sebagian dari

pekerjaan bisnis. Kebanyakan masyarakat kita jika mereka berbisnis, selalu ingin mencari

laba besar. Jika ini yang menjadi tujuan usahanya, maka seringkali mereka menghalalkan

berbagai cara. Dalam hal ini sering terjadi perbuatan negatif yang akhirnya menjadi

kebiasaan. Adalah sifat tidak baik apabila, orang banyak bicara dan banyak bohongnya,

bila dititipi selalu khianat, janji sering meleset, punya utang selalu ditunda pembayarannya,

bahkan mengelak untuk membayar bila punya kekuasaan, ia menindas, dan mempersulit

orang lain, tidak pernah ia memberi kemudahan dalam hal yang menjadi wewenangnya,

atau dalam menagih piutang, ia bisa berlaku tidak manusiawi. [ CITATION Buc16 \l 1057 ]

Seorang muslim jika menjual barang harus dengan senang hati, gembira, ikhlas,

dan memberikan kesan baik terhadap pembeli. Begitu pula bila seorang muslim membeli

barang, tidak membuat kesal si penjual, usahakan agar terjadi transaksi secara harmonis,

suka sama suka, tidak bersitegang dengan penjual. Dalam hal menagih piutang, juga ada

ajaran-ajaran yang bernilai sangat tinggi dalam Islam, jangan menekan, menghina,

memeras, memaksa orang yang berutang. [ CITATION Buc16 \l 1057 ]

Perilaku negatif yang dijumpai dalam kegiatan bisnis merupakan merek yang

melekat pada diri pebisnis dan ini merupakan image negatif terhadap pebisnis yang

melekat di hati masyarakat pada umumnya. Masyarakat masih belum dapat menerima

profesi berbisnis sebagai profesi yang elit. Profesi berbisnis masih dianggap pekerjaan

rendah. Mengapa? Karena sudah melekat dalam anggapan masyarakat bahwa pekerjaan

1
bisnis penuh dengan trik, penipuan, ketidakjujuran, pelit, terlalu hitungan, dan pribadi yang

terlibat di dalamnya tidak utuh. Memang demikian keadaannya jika menganggap pekerjaan

bisnis bertujuan untuk mencari laba semata. Kita harus memahami dengan jelas bahwa

tujuan utama berbisnis bukanlah laba. [ CITATION Buc16 \l 1057 ]

Penjual buah-buahan berusaha memasukkan buah yang sudah rusak, busuk

kedalam bungkusan dan ditimbang tanpa sepengetahuan pelanggan. Kadang-kadang dalam

tempat itu sudah dimasukkan lebih dulu buah yang rusak, dan diletakkan di atasnya buah

yang dipilih oleh pelanggan. Ini semua adalah sebagai contoh perilaku yang meruntuhkan

martabat kaum pebisnis. [ CITATION Buc16 \l 1057 ]

Sering kita jumpai penjual menjual produknya dengan harga diskon, terkadang

banyak penjual yang menaikkan terlebih dahulu harga normalnya baru kemudian diberi

diskon, bahkan harga diskonnya lebih mahal daripada harga normalnya. Ketika seorang

konsumen tidak mengetahui harga pasaran, maka hal tersebut sangat merugikan konsumen.

Jual beli online yang sekarang sedang marak-maraknya, banyak dimanfaatkan oleh

pedagang-pedagang yang hanya mencari keuntungan belaka, mereka mengirimkan barang

tidak sesuai dengan spesifikasi barang yang mereka tawarkan sebelumnya, bahkan ada

yang tidak mengirimkan barangnya setelah konsumen mentransfer uangnya, jelas hal

tersebut sangat merugikan konsumen.

Akan begitukah tabiat pebisnis muslim? Tentu tidak, karena banyak pula pebisnis

yang betul-betul telah mempraktikan ajaran syariah. Pebisnis yang mempraktikan syariah

dengan baik akan memperoleh berkah dan keuntungan, baik di dunia dan di akhirat.

[ CITATION Buc16 \l 1057 ]

Alma dan Priansa (2016: 160) berpandangan bahwa kegiatan berbisnis bagi umat

muslim adalah dalam rangka ibadah kepada Allah Swt. Karena umat muslim sudah berjanji

seperti ikrar dalam shalat lima waktu, bahwa shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku,

2
adalah bagi Allah Swt. Berbisnis adalah sebagian dari hidup umat muslim, yang harus

ditujukan untuk beribadah kepada-Nya, dan wadah untuk berbuat baik kepada sesama.

Pebisnis membeli barang ke pabrik atau ke grosir, kemudian ia mengangkutnya ke

tempatnya berdagang. Maka niat utama dari kegiatan tersebut adalah ibadah agar memberi

kemudahan kepada pembeli yang membutuhkan barang tersebut. [ CITATION Buc16 \l

1057 ]

Berdasarkan niat tersebut, maka pelanggan tidak perlu pergi jauh-jauh ke kota atau

ke pabrik hanya untuk membeli satu jenis produk tertentu. Pebisnis juga menjual barang

dengan harga yang tidak terlalu tinggi dengan niat dapat membantu menyejahterakan

kehidupan masyarakat. Dengan harga murah, maka pelanggan dapat menggunakan

uangnya lebih efisien dan dapat memenuhi kebutuhannya yang lain. Umat Muslim

diperintah untuk berhemat, tapi jangan kikir. Salah satu cara berhemat ialah mencari

barang dengan harga murah sesuai dengan kemampuan seseorang. Murah bagi orang

miskin tidak sama dengan murah orang kaya. [ CITATION Buc16 \l 1057 ]

Menurut Alma dan Priansa (2016: 161), jika seorang pebisnis menjual barang

dengan harga murah, tentu tidak merugi, maka keuntungannya akan berlipat ganda.

Mengapa demikian? Harga murah akan selalu menarik perhatian pelanggan. Pelanggan

akan menginformasikannya kepada sahabat atau familinya, bahwa jika membeli barang ini,

sebaiknya beli di toko X karena di sana harganya murah. Akhirnya toko ini makin ramai

dikunjungi, barang cepat laku, dan segera beli persediaan baru. Jadi persediaan di toko ini

selalu baru, selalu fresh, model up to date, tidak rusak, tidak busuk, tidak ketinggalan

mode. Makin lama toko ini terkenal, dan selalu mendapat rizki dari Allah swt. Dengan

banyaknya pembeli. Dengan demikian terjadilah apa yang dinamakan patronage buying

motive yaitu suatu motif membeli yang terpola pada hati konsumen, yang selalu ingin

3
berbelanja ke toko tertentu saja. Pola berbelanja ke toko tertentu itu, mungkin saja terjadi

karena alasan:

1. Harga di toko tersebut cukup murah;


2. Persediaan barangnya komplit;
3. Barang selalu baru, fress, model baru;
4. Layanan cukup ramah dan dapat dipercaya;
5. Suasana dalam toko cukup menarik;
6. Mudah dicapai oleh kendaraan dalam perjalanan pulang pergi;
7. Tersedia tempat parker yang aman;
8. Ada ikatan batin dengan pemilik toko dan sebagainya.

Keuntungan lain akan selalu datang dari Allah Swt. Yang tidak dapat dibayangkan

atau diduga sebelumnya, seperti masuknya langganan baru, dapat order atau pesanan tiba-

tiba, dan sebagainya. [ CITATION Buc16 \l 1057 ]

Umumnya, ketika seorang penjual menjual barangnya lebih tinggi dari harga pokok

penjualan, maka penjual tersebut akan mendapat keuntungan. Sebaliknya, ketika seorang

penjual menjual barangnya lebih rendah dari harga pokok penjualan, maka akan

mengalami kerugian. Berbeda dengan CV. Hielmy Craftindo Bakti, perusahaan tersebut

menjual barang lebih rendah dari harga pokok penjualan, namun perusahaan tersebut tidak

mengalami kerugian. Perusahaan tersebut sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman,

bahwa tujuan berniaga tidak hanya sebatas untuk kebahagiaan dhahir saja, melainkan

untuk kebahagiaan batin. Ketika perusahaan tersebut menjual dengan harga murah, maka

tidak akan mengalami kerugian, melainkan keuntungan yang di dapat di akhirat kelak, juga

kebahagiaan yang di dapat di dunia karna sudah memberi kebahagiaan kepada para

konsumen yang hanya mampu membeli barang tersebut dengan harga murah. Maka dari

itu, penulis mengambil judul “Analisis Penerapan Konsep Untung Laba di CV. Hielmy

Craftindo Bakti”.

Penelitan ini telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa orang yaitu:

Isna Septiningsih (2008), Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta,

“SISTEM PENGAMBILAN KEUNTUNGAN AKAD JUAL BELI DALAM HUKUM

4
ISLAM ” Karya ilmiah tersebut bertujuan untuk mengetahui konsep hukum Islam tentang

pengambilan keuntungan dalam akad jual beli. Penelitian tersebut merupakan penelitian

deskriptif analisis dengan metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, serta

menggunakan metode deduktif. Karya ilmiah tersebut membahas tentang pengertian

keuntungan, hakekat jual beli dalam Islam dan faktor yang dapat menjadi acuan dalam

menentukan keuntungan. Menjelaskan tentang penentuan harga jual beli dalam Islam,

landasan hukum tentang penentuan harga, cara penentuan harga dalam jual beli. Serta

menganalisis Sistem Pengambilan Keuntungan Akad Jual beli dalam Hukum Islam.

Meliputi bagaimana pandangan Islam terhadap keuntungan, serta ketentuan pengambilan

keuntungan menurut Islam.

Oki Nanda Rusdianto (2013), mahasiswa Universitas Airlangga, “MAKNA

KEUNTUNGAN PADA PARA PEDAGANG MUSLIM DI PUSAT GROSIR

SURABAYA (PGS)” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

keuntungan yang diperoleh para pedagang di Pusat Grosir Surabaya diluar keuntungan

materi atau laba melainkan keuntungan non profit, bagaimana proses perjalanan selama

membuka toko dan pemahaman pedagang tentang wirausaha. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara dan observasi langsung kepada objek penelitian. Teknis analisis yang

digunakan adalah analisis deskriptif yaitu menarasikan hasil-hasil wawancara dan

observasi langsung. Hasil penelitian ini adalah dapat membedakan sudut pandang makna

keuntungan non materi dari setiap pedagang muslim dengan etnis jawa, etnis arab, etnis

cina, etnis madura. Keuntungan non materi menurut etnis cina meliputi memberi lapangan

pekerjaan, dan bebas waktu. Etnis arab yaitu menambah relasi serta sebagai hiburan masa

tua. Etnis madura meliputi tidak membutuhkan tenaga yang besar. Etnis jawa dapat

5
memberikan warisan kepada keturunannya dan dapat menyisihkan pendapatan untuk

sedekah.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep untung laba menurut Islam?

2. Bagaimana penerapan konsep untung laba di CV. Hielmy Craftindo Bakti?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui konsep untung laba menurut Islam

2. Untuk mengetahui penerapan konsep untung laba di CV. Hielmy Craftindo Bakti.

E. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat, yakni:

1. Manfaat Teoritis

Adapun temuan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan/pengetahuan

bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang konsep untung laba.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Pengusaha dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para pengusaha agar dapat

mengimplementasikan konsep untung laba. Serta sebagai pengetahuan bagi masyarakat

ketika mengambil keputusan dalam membeli suatu barang.

6
b. Manfaat bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan

wawasan yang mencakup konsep untung laba.

F. Landasan Teori

1. Definisi Untung

Untung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah laba yang

diperoleh dalam berdagang. Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan

cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh.

Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk bahan mentah, pembayaran upah,

pembayaran bunga, sewa tanah, dan penghapusan. Apabila hasil penjualan yang diperoleh

dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya adalah positif maka diperolehlah

keuntungan. (Sadono Sukirno, 2002: 391)

Dalam teori ekonomi, keuntungan mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan

pengertian keuntungan dari segi pembukuan. Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan/

pembukuan perusahaan, seperti telah diterangkan diatas, keuntungan adalah perbedaan

nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan.

Dalam teori ekonomi, definisi itu dipandang terlalu luas karena tidak mempertimbangkan

biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang tidak dibayar dengan uang tetapi perlu

dipandang sebagai bagian dari biaya produksi. Pengeluaran tersebut (biaya tersembunyi)

meliputi pendapatan yang seharusnya dibayarkan kepada para pengusaha yang

menjalankan sendiri perusahaannya, tanah dan modal sendiri yang digunakan, bangunan

dan peralatan pabrik yang dimiliki sendiri. Keuntungan menurut pandangan pembukuan,

apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tersembunyi, akan menghasilkan keuntungan

7
ekonomi atau keuntungan murni (pure profit). Dalam teori ekonomi, kalau dinyatakan

keuntungan yang dimaksudkan adalah keuntungan ekonomi. (Sadono Sukirno, 2002: 391)

Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang tidak dihasilkan dari

pendapatan atau investasi oleh pemilik. Contoh hal yang dapat menimbulkan keuntungan

adalah investasi pemilik atas saham perusahaan lain yang akan mendatangkan pendapatan

berupa dividen atau nilai lebih saham. Selain investasi, sudah tentu keuntungan diperoleh

dari pelaksanaan operasi perusahaan yang menghasilkan penjualan dan pendapatan. Hal

lain yang dapat pula menimbulkan keuntungan adalah penjualan aktiva tetap.[ CITATION

Aje14 \l 1057 ]

2. Definisi Rugi

Rugi (loss) dapat didefinisikan dari berbagai pandangan. Berdasarkan pandangan

aktiva/utang, rugi merupakan penurunan aktiva neto dari transaksi rutin ataupun incidental,

selain beban (exspenses) dan perubahan modal. Berdasarkan pandangan penghasilan/

biaya, rugi merupakan kelebihan beban (expenses) di atas pendapatan (revenue). (Sarip

Muslim, 2015: 60)

Menurut Carslaw dalam Kartika (2009: 21), ada dua alasan mengapa perusahaan

yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang. Pertama,

ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan

meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih

berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan

karena kegagalan keuangan perusahaan atau kecurangan manajemen.

Rugi adalah penurunan ekuitas atau aktiva bersih dari semua transaksi yang terjadi

dalam perusahaan dan kejadian dalam perusahaan dalam satu periode, kecuali yang berasal

dari beban atau distribusi pemilik. Kerugian adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang

tidak diakbitakan dari biaya atau distribusi kepada pemilik. Penjualan aktiva tetap yang

8
nilai bukunya lebih tinggi dari nilai jualnya menimbulkan kerugian. Hal lainnya dapat

dihasilkan dari bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, dan tanah longsor. Ketika

penurunan nilai buku aset yang (umumnya baik aset tetap atau persediaan) disebabkan oleh

bencana alam lebih besar dari ganti rugi dari perusahaan asuransi, timbullah kerugian.

[ CITATION Aje14 \l 1057 ]

3. Definisi Laba

Laba (income/earning/profit) dapat didefinisikan dari berbagai pandangan.

Berdasarkan pandangan aktiva/utang, laba merupakan kenaikan aktiva neto selain

pendapatan (revenue) dan perubahan modal. Berdasarkan pandangan penghasilan/ biaya,

laba merupakan kelebihan pendapatan (revenue) di atas beban (exspenses). (Sarip Muslim,

2015: 60)

Menurut Hasanudin dalam Utami, (2006), laba menunjukan keberhasilan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sehingga dapat dikatakan bahwa laba

merupakan berita baik. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang

berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang meraih laba cenderung akan lebih

tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang

mengalami kerugian.

Laba adalah penambahan ekuitas atau aktiva bersih dari semua transaksi yang

terjadi dalam perusahaan dan kejadian dalam perusahaan pada satu periode, kecuali yang

berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.[ CITATION Aje14 \l 1057 ]

Laba yang diperoleh perusahaan merupakan ukuran yang seringkali digunakan

untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen perusahaan. Laba merupakan tujuan

utama perusahaan yang berorientasi profit. Sehingga akuntansi manajemen perlu

melakukan perencanaan laba pada produk yang akan dijual. Untuk merencanakan laba

perlu mengadakan pengamatan kemungkinan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba

9
perusahaan. Ada 3 faktor yang mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual dan

volume penjualan. (Sujarweni, 2002: 130)

Laba juga sering dijadikan alat ukur investasi. Laba yang dianut oleh struktur

akuntansi sekarang adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan

dan biaya (Chariri dan Ghozali, 2007: 24).

Chariri dan Ghozali (2007: 24) membagi laba menjadi dua yaitu laba ekonomi dan

laba akuntansi. Laba ekonomi adalah peningkatan kemakmuran yang disebabkan oleh

kegiatan ekonomi perusahaan dan hanya dinikmati oleh pihak-pihak yang berada dalam

unit kegiatan ekonomi tersebut. Laba akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara

pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode biaya yang

berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Laba akuntansi berasal dari sudut pandang akuntan yang melihat perusahaan

sebagai satu kesatuan. Menurut Belkaoui (dikutip dari Chariri dan Ghozali, 2007: 25), laba

akuntansi memiliki keunggulan sebagai berikut :

a. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan masih

mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk mengambil keputusan

ekonomi,
b. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara objektif dapat diuji kebenarannya

karena didasarkan pada transaksi atau fakta aktual yang didukung oleh bukti obyektif,
c. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba akuntansi memenuhi

kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya

mengakui untung yang direalisasi (realized gains),


d. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama

pertanggungjawaban manajemen. Bukti obyektif yang melandasi cost historis merupakan

sarana untuk mendukung pertanggungjawaban tersebut.

10
Setiap keunggulan pastinya memiliki kelemahan tersendiri dalam laba akuntansi.

Hendriksen (2001: 17) menyebutkan beberapa kelemahan yang terdapat pada laba

akuntansi. Kelemahan tersebut adalah :

a. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas,


b. Belum ada dasar pengukuran dan penyajian yang secara teoritis ,
c. Praktik akuntansi yang diterima umum memungkinkan timbulnya

ketidakkonsistenan dalam pengukuran laba periodik dari perusahaan yang berbeda,


d. Perubahan tingkat harga (daya beli uang) belum tercermin dalam laba akuntansi

yang diukur atas dasar nilai nominal,


e. Informasi lain mungkin terbukti lebih bermanfaat bagi investor dan pemegang

saham dalam pengambilan keputusan investasi.

Chariri dan Ghozali (2007: 27) juga berpendapat bahwa terdapat dua konsep yang

digunakan untuk menentukan komponen laba perusahaan, yaitu “current operating

concept (Earnings) dan all inclusive concept of income (laba komprehensif)”. Konsep laba

periode tersebut adalah laba yang bersumber dari kegiatan normal perusahaan pada periode

berjalan, sedangkan konsep laba komprehensif bersumber dari seluruh komponen-

komponen laba termasuk pos yang diklasifikasikan sebagai penyesuaian periode lalu.

Jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba yaitu:

a. Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga

pokok penjualan
b. Laba operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi
c. Laba bersih yaitu angka terakhir dari perhitungan laba-rugi dimana untuk

mencarnya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban-beban

lain.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2014: 5)

tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial

11
dengan cara memberikan pemaparan berupa penggambaran yang jelas tentang fenomena

atau gejala sosial tersebut dalam bentuk rangkaian kata yang pada akhirnya akan

menghasilkan sebuah teori.


Dalam hal ini penulis akan menggambarkan bagaimana konsep untung laba yang

diterapkan di CV. Hielmy Craftindo Bakti.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini direncanakan akan selesai dalam kurun

waktu kurang lebih selama lima bulan dimulai dari bulan Juni sampai bulan Oktober.
Rencana penelitian ini disusun dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1

Rencana Waktu Penelitian

Jenis Bulan/Minggu Ke
N Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober
o I II I I II I I II I I II I I II I
I I I I I
I I V I I V I I V I I V I I V
Persiapan
Penyusunan
1 Proposal
Perbaikan
Proposal
Pelaksanaan
2 Pengumpula
n Data
Pelaporan
3 Penyusunan
Skripsi
4 Revisi
5.

6. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh.

Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi :


a. Data Primer
Data yang didapat dari sumber pertama, dari individu seperti hasil wawancara atau

hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan peneliti. Dalam penelitian ini data primer

12
akan didapat dari hasil wawancara langsung dengan pengusaha CV. Hielmy Craftindo

Bakti.
b. Data sekunder
Data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan keuangan publikasi

perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain

sebagainya. (Sujarweni, 2014: 6)


Data sekunder merupakan data selain data yang penulis dapatkan langsung melalui

proses wawancara. Data yang penulis gunakan berupa buku-buku, artikel, dan lain

sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini.

7. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1) Teknik Kepustakaan
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca dan mempelajari segala bentuk

tulisan baik buku, skripsi, artikel, majalah, koran dan informasi tertulis lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini.


2) Wawancara
Proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan

menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu

melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman. (Sujarweni, 2014: 7)


Dalam hal ini penulis akan mewawancarai pemilik perusahaan CV. Hielmy

Craftindo Bakti yang menerapkan konsep untung laba di perusahaannya.


b. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah penelitian

itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa

jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

[ CITATION S2B12 \l 1057 ]


Validasi terhadap peneliti kualitatif sebagai instrumen meliputi validasi terhadap

pemahaman peneliti terhadap metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap

13
bidang yang akan diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian baik secara

akademik maupun lapangan.

8. Analisis Data

Analisa data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. (Aries, 2008: 32)
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata dan bukan

angka.
Dengan mengumpulkan teori yang terdapat dalam kepustakaan terkait dengan teori

yang bersangkutan dengan konsep untung laba dan mengumpulkan data hasil pengamatan,

hingga nantinya di analisis, disimpulkan dan diketahui konsep untung laba yang diterapkan

di CV. Hielmy Craftindo Bakti.

H. Daftar Pustaka

Aries, Erna Febru. 2008. Teknik Analisis Data dalam Penelitian. Diambil dari
https://ardhana12.wordpress.com. Diakses tanggal, 01 Mei 2019
Unesa, S2 Bahasa dan Sastra. 2012. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.
Diambil dari https://rosintaunesa.blogspot.com. Diakses pada tanggal, 01 Mei 2019.
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Carslaw, C.A.P.N. dan S.E. Kaplan. 1991 ”An Examination of Audit Delay:
Further Evidence from New Zealand”, Accounting and Business Research 22(85):21-
32.
Priansa, B. A. (2016). Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sujarweni, W. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sukirno, S. (2002). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wind, A. (2014). Buku Saku Akuntansi. Jakarta: Niaga Swadaya.

14

Anda mungkin juga menyukai