Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sumber Air Baku


Berdasar SNI 6773:2008 tentang Spesifikasi unit paket Instalasi pengolahan
air dan SNI 6774:2008 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan
air pada bagian Istilah dan Definisi yang disebut dengan Air Baku adalah : “Air yang
berasal dari sumber air pemukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang
memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum” Sumber
air baku bisa berasal dari sungai, danau, sumur air dalam, mata air dan bisa juga
dibuat dengan cara membendung air buangan atau air laut.

2.2. Kualitas Air Baku


Air baku yang berasal dari sumber yang berlainan akan mempunyai karkteristik
yang berbeda pula, bahkan air baku yang berasal dari sumber yang sama akan
memilki karakteristik yang berbeda karena perbedaan musim, misalnya air baku yang
berasal dari sungai akan mempunyai karakteristik yang berfluktuasi pada setiap
musim. Pada musim hujan debit air besar sehingga terjadi pengenceran bahan-bahan
pencemar, kandungan bahan organik cendrung turun tetapi, kekeruhan akan cendrung
naik karena air mengandung lumpur. Pada musim kemarau debit air mengecil, bahan
pencemar tetap tidak berubah. Akibatnya konsentrasi bahan organik tinggi, tingkat
kekeruhan akan turun karena tidak terlalu ada lumpur yang terbawa.

Dalam SNI 6773:2008 bagian Persyaratan Teknis kualitas air baku yang bisa
diolah oleh Instalasi Pengolahan Air Minum adalah :
a. Kekeruhan, maximum 600 NTU (nephelometric turbidity unit) atau 400 mg/l SiO2.
b. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan warna
sementara mengikuti kekeruhan air baku.
c. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai PP No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
d. Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi dan atau
bahan organic melebihi syarat tersebut diatas tetapi kekeruhan rendah (<50 NTU)
maka digunakan IPA system DAF (Dissolved Air Flotation) atau system lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan.
2.3 Standar Kualitas Air Minum
Dalam usaha pemenuhan kebutuhan dan peningkatan pelayanan air bersih bagi
penduduk maka diperlukan sumber air baku dengan kualitas yang memadai dan
kuantitasnya cukup untuk dapat diolah sebagai air bersih.
Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini menggunakan
Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum,
PPJenis air berdasarkan penyampaiannya dan pendistribusiannya menurut Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, meliputi :
a. Air yang didistribusikan melalui pipa
b. Air yang didistribusikan melalui tangki air
c. Air dalam kemasan
d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan
kepada masyarakat.

2.3.1 Parameter-parameter yang digunakan sebagai standar kualitas air


2.4 Pengolahan Air Bersih
2.4.1 Pengolahan Lengkap

Pengolahan lengkap biasanya dipakai untuk mengolah air yang berasal dari
air permukaan seperti sungai, danau, kolam, dll. Karakteristik umum dari air
permukaan adalah kekeruhan tinggi, kandungan bahan organik tinggi, kandungan
mikroorganisme tinggi. Untuk mengolah air dengan karakteristik seperti ini maka
diperlukan unit-unit pengolahan di bawah ini:

Sumber air baku Intake/ screen Prasedimentasi Filtrasi

Reservoir desinfeksi Koagulasi/flokulasi Sedimentasi

Distribusi

Gambar 2.2.1 : Diagram alir pengolahan lengkap

2.4.2 Pengolahan Tidak Lengkap

Pengolahan tidak lengkap dipakai apabila kualitas air sudah hampir


memenuhi standar baku mutu. Biasanya air baku yang akan diolah memiliki
karakteristik yang spesifik, jadi pengolahan tidak lengkap hanya untuk
memperbaiki kualitas parameter-parameter tertentu seperti :
 Bakteriologis
 Fe dan Mn
 Ca dan Mg
 CO2 dan gas-gas terlarut
 Mikroalgae
 Logam-logam berat
Rancangan proses pengolahan air permukaan menjadi air minum disesuaikan
dengan karakteristik umum air permukaan. Parameter yang perlu diperhatikan adalah
parameter yang kadarnya signifikan besar atau melebihi nilai baku mutu air minum.

2.4.3. Contoh Pengolahan Tembaga.


1. Pengapungan (flotasi) Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan
pengecilan ukuran bijih kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang
telah dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak
tertentu.Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan
gelembunggelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak
berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada
gelembunggelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya
gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-partikel logam dan
mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.

Anda mungkin juga menyukai