Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada
siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang
dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan
kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model
pembelajaran.
Pada penelitian ini, penulis akan melaksanakan penelitian dengan
meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada siswa kelas XI SMA XX
Samarinda pada pokok bahasan Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia
melalui metode pemecahan masalah.
b. Perumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan metode pemecahan masalah sehingga siswa
lebih aktif mengikuti pelajaran?
2. Apakah penerapan metode pemecahan masalah akan menumbuhkan
siswa lebih berani mengeluarkan pendapat?
3. Bagaimana prestasi belajar siswa pada pokok bahasan upaya
penegakan hak asasi manusia pada siswa kelas XI SMA PPG
Samarinda dengan penerapan metode pemecahan masalah.
c. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana aktifitas siswa bilamana diterapkan
metode pemecahan masalah.
2. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan siswa dalam
mengemukakan pendapat, waktu pembelajaran menggunakan
metode pemecahan masalah.
3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan upaya penegakan HAM dengan diterapkan
pemecahan masalah.
d. Konstribusi Hasil Penelitian

1. Bagi Siswa, meningkatkan aktifitas berfikir, meningkatkan


kreatifitas belajar siswa dan keberanian siswa.
2. Bagi Guru, yaitu meningkatkan profesionalisme bagi guru,
mengembangkan daya kreasi untuk mengolah pembelajaran dan
kwalitas guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat
dalam mengajar.
3. Bagi Sekolah, sumbangsih pengembangan praktek pembelajaran
pemecahan masalah khususnya dalam peningkatan mutu para guru
PPKN di sekolah tersebut.
4. Bagi Peneliti, sebagai kajian untuk melakukan penelitian
selanjutnya, melatih peneliti untuk mengetahui dan mencari solusi
permasalahan dalam proses pembelajaran

B. KAJIAN PUSTAKA
a. Pengertian berfikir kritis
Berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses dan kemampuan yang
digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan
mengevaluasi informasi yang diperoleh atau informasi yang dihasilkan.
b. Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem solving Method)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan
metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan
maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-
sama.
1. Langkah – Langkah Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving
Method)
Penyelesaian masalah menurut J.Dewey dalam bukunya W.Gulo
(2002:115) dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :

Tahap – Tahap Kemampuan yang diperlukan


1) Merumuskan masalah Mengetahui dan merumuskan masalah
secara jelas
2) Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk
memperinci menganalisa masalah dari
berbagai sudut
3) Merumuskan hipotesis Berimajinasi dan menghayati ruang
lingkup, sebab – akibat dan
alternative penyelesaian

4) Mengumpulkan dan Kecakapan mencari dan menyusun data


mengelompokkan data menyajikan data dalam bentuk
sebagai bahan diagram,gambar dan tabel
pembuktian hipotesis
5) Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data,
kecakapan menghubung – hubungkan dan
menghitung
Ketrampilan mengambil keputusan dan
kesimpulan
6) Menentukan pilihan Kecakapan membuat altenatif penyelesaian
penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan akibat
yang terjadi pada setiap pilihan

C. METODE PENELITIAN
a. SETING PENELITIAN
Untuk mendapatkan gambaran secara lengkap disampaikan uraian
tentang setting penelitian tindakan kelas yang diambil dari kesulitan
dalam pemecahan masalah untuk berpikir kritis pada siswa kelas XI
Sekolah Menengah Atas, yang judul penelitiannya sebagai berikut:
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA
POKOK BAHASAN UPAYA PENEGAKAN HAK ASASI
MANUSIA (HAM) MELALUI METODE PEMECAHAN
MASALAH PADA SISWA KELAS XI SMA XX SAMARINDA
Adapaun kondisi dilapangan saat ini yaitu:
1) Jumlah siswa kelas XI seluruhnya ada 30 orang yang terdiri dari 12
anak laki-laki dan 18 anak wanita
2) 2 orang anak wanita dan 3 anak laki-laki prestasi belajar
Pendidikan Kewarganegaraan sangat rendah utamanya dalam
berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
3) Ada 3 orang yang suka menggu temannya, walaupun mereka ini
tidak termasuk anak yan prestasinya lemah.
4) Ada 4 orang anak yang kemampuan berpikir kritis sangat rendah
sehingga sulit memahami masalah yang disampaikan untuk
dipecahkan
b. PROSEDUR PELAKSANAAN/SIKLUS PENELITIAN
Adapun rencana pelaksanaan tindakan pada setiap tahapan adalah
sebagai berikut:
Siklus Perencanaa:  Merencanakan program pembelajaran yang
I Identifikasi akan diterapkan dalam PBM
masalah dan  Mennetukan poko bahasan
penetapan  Mengembangkan sekenario pembelajaran
alternatif  Menyusun LKS
pemecahan  Menyiapkan sumber belajar
masalah  Mengembangkan format evaluasi
 Mengembangkan format observasi
pembelajaran
Tindakan  Menyampaikan pembukaan pembelajaran
dengan persensi siswa dan menyampaikan
model/teknik pembelajaran (berbeda dari
model/pembelajaran biasanya) menjelaskan
kompetensi yang akan dicapai pada pokok
pelajaran hari itu
 Menjelaskan materi pelajaran
 Membagi siswa keadaan kelompok-
kelompok belajar (tiap kelompok 5 orang)
 Membagikan LKS pada siswa
 Mengumpulkan hasil kerja siswa
Pengamatan  Melakukan observasi dengan memakai
format observasi
 Mencatat semua perubahan yang terjadi
akibat tindakan yang dilakukan guru
 Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format LKS
Refleksi  Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan meliputi langkah-langkah yang
dilakukan, evaluasi materi sajian, jumlah
dan waktu dari setiap macam pertemuan.
 Melakukan pertemuan untuk membahas
hasil evaluasi tentang sekenario kegiatan
proses pembelajaran dll.
 Menemukan kekurangan dan kelemahan
proses pelaksanaan pada siklus pertama
 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi tindakan dan hasil belajar,
untuk digunakan menyusun tahapan siklus
berikutnya
 Evaluasi tindakan (mencari keungulan dan
kelemahan/kekuarang pada kegiatan siklus
ke I

Siklus Perencanaa  Identifikasi masalah atas kelemahan dan


II kekuarang pada siklus pertama. Dari
refleksi hasil kegiatan pada siklus I, sebagai
dasar untuk menyusun merencanakan siklus
II
 Merencanakan dan menetapkan alternatif
pemecahan masalah
 Menetapkan materi pembelajaran dan
rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II
 Menyiapkan bahan (LKS), Media dan alat
pelajaran) untuk dilaksanakan pada siklus II
 Pengembangan dan memperbaiki kesalahan
atau kelemahan pada siklus I
 Menyusun kegiatan program tindakan II
akibat kelemahan pada siklus I
Tindakan  Pelaksanaan program tindakan II
 Tindakan yang dilakukan metode/model
pembelajarannya sama, namun harus
dilaksanakan lebih baik dan sempurna dari
siklus pertama
 Langkah-langkah tindakannya harus
didasari dengan teori variabel tindakan
yang telah disampaikan pada
kajian/landasan teori
Pengamatan  Pengumpulan data tindakan II
 Menetapkan jenis data yang akan direkam
pada pelaksanaan siklus ke II
 Menetapkan jenis media/alat yang
digunakan untuk merekam setiap jenis data
yang akan dibutuhkan tidakan pada siklus
ke II
 Merekam semua kejadian yang menunjukan
adanya perubahan/perbaikan dalam
pelaksanaan pembelajaran di sklus II
Refleksi  Evalusi tidakan II
 Melakuakan analisis/evaluasi dengan cermat
pada kekurangan dan kelemahan dari
pelaksanaan siklus ke II. (Hal ini sangat
didasari oleh hasil data yang dikumpulkan)

c. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
observasi sederhana atau pengamatan.
Pedoman/lembar Pengamatan
No Obyek yang diamati Ya Tidak
1 Siswa aktif mengajukan pendapat
2 Siswa toleransi atas pendapat teman
3 Siswa mendengarkan pendapat teman
4 Siswa berlaku tertib mengukuti diskusi
5 Siswa semangat setiap mendapat giliran
6 Siswa siap berbicara waktu ada pertanyaan
7 Siswa mengacungkan tangan setiap
pertanyaan dilontarkan
8 Dalam diskusi ada siswa yang mengganggu

d. METODE ANALISIS DATA


Untuk analisis data hasil observasi dengan pedoman dia atas dapat
dilakukan dengan menghitung banyaknya centangan pada pilihan “ya”
dan berapa yang “tidak” kalau diperoleh bahwa hamper semua (75%)
centangan pada pilihannya dapat dikategorikan bahwa siswa mengikuti
pelajaran dengan baik. (a) < 26% pada kategori tidak ada aktifitas atau
pasif, (b) 26% - 50 % kurang aktif mengikuti pelajaran, (c) 51% - 75%
kategori cukup aktif, dan (d) >75% aktifitas baik.

e. Rencana/ Jadwal Kegiatan


Rencana jadwal pelaksanaan kegiatan yang meliputi perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian.
Berikut disajikan jadwal rencana kegiatan pelaksanaan.
Waktu (minggu ke)
No Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan
Menyusun konsep
X
pelaksanaan
Menyepakati jadwal dan
X
tugas
Menyusun instrument X
Diskusi konsep pelaksanaan X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat X
Melakukan tindakan siklus I
X XX
(pertemuan 1, 2,3)
Melakukan tindakan siklus
X XX
II (pertemuan 1, 2,3)
3 Penyusunan Laporan
Penyusunan konsep laporan X X
Menyusun laporan X
Seminar hasil penelitian X
Penggandaan laporan X

DAFTAR PUSTAKA
Supardi, Suhardjono. 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Andi
ARDIMOVIES. 2012. http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-
pemecahan-masalah-problem.html. Diakses 20 Juli 2019
Zubaidah, Siti.
https://www.researchgate.net/profile/Siti_Zubaidah5/publication/318040409_Ber
pikir_Kritis_Kemampuan_Berpikir_Tingkat_Tinggi_yang_Dapat_Dikembangkan
_melalui_Pembelajaran_Sains/links/59564c650f7e9b591cda994b/Berpikir-Kritis-
Kemampuan-Berpikir-Tingkat-Tinggi-yang-Dapat-Dikembangkan-melalui-
Pembelajaran-Sains.pdf. Diakses 20 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai