Anda di halaman 1dari 12

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Kegiatan : Pembangunan Dan Rehab Pasar Hewan Kayuambua

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama – sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan
tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan
seperti peta lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar
rencana. Lingkup dan item pekerjaan selengkapnya akan diuraikan dalam daftar
quantity pekerjaan, sedangkan uraian teknis pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1.1 Palan Nama
Penyedia barang /jasa wajib membuat papan nama proyek1(buah dengan
ukuran 1x1.2m dengan cat dasar putih dengan hurup cat hitam pada sudut
kiri atas diisi simbul Pemda Bangli. Mengenai redaksi dari pada papan nama
tersebut dapat ditanyakan pada Panitia Pengadaan Barang/Jasa . Dibawah
papan nama tersebut dipasang papan ukuran plywood 9mm dengan ukuran
1x1,2m dilengkapi dengan rangka kayu usuk dipasang dengan ketinggian 2 m
diatas tanah. Papan dicat dengan cat tahan air dan diisi nama Pelaksana
Kegiatan tersebut.

1.2 Direksi Keet


a. Sebelum memulai pekerjaan pemborong menyiapkan/menyewa
tempat Direksikeet
b. Lantai minimal difinish beton rabatcampuran 1:3:5.
c. Dinding terbuat diri rangka kayu kelas III berpenutup plywood
d. Atap seng gelombang.
e. Kelengkapan Kantor Lapangan antara lain Gambar Konstruksi
pekerjaan, Time Schedule, data pekerja, meja tulis, kursi, alat
tulis, papan informasi, buku direksi, buku tamu, buku harian
pelaksanaan, meja kursi tamu 1 set.
1.3 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank .
a. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum di laksanakan Uitzet/ pengukuran.
Yg berfungsi untuk meletakan ukuran suatu bangunan. Bouwplank ini
terbuat dari papan yang dipasang keliling mengelilingi areal rencana
bangunan.
b. Pelaksanaan pasangan patok kontrol harus mendapat persetujuan dari
Direksi
c. Patok-patok kontrol tersebut harus diamankan , dipelihara dan tidak
mengganggu kelancaran kegiatan tersebut.

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


d. Segala Pekerjaan ini dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
e. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan
dalam gambar rencana.
f. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan
gambar-gambar perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran
pada gambar utama atau ditanyakan pada Perencana Teknis.
g. Sebagai ukuran pokok  0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar
rencana.
h. Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Perencana Teknis
dan Pengawas akan menetapkan patok duga  0,00 tersebut di
lapangan dan dibuat dari patok beton yang sifatnya permanen yang
dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya yang
bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
i. Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal
sebelum memulai proses Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF
Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti
semua persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat
termasuk standar material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI
( Standar Nasional Indonesia, SII ( Standar Industri Indonesia ). Jika
spesifikasi material yang disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII,
maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi kwalitasnya dari standar
Nasional diatas antara lain:
 ISO : International Organization for Standardization
 JIS : Japanese Industrial Standart
 BS : British Standart
 DIN : Deutsche Industrie Norm
 AWWA : American Water Works Association
 ASTM : American Society for Testing and Materials
 ANSI : American National Standard Institute
 AS : Australian Standard
 AWS : American Welding Society

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


3. PEKERJAAN GALIAN TANAH

3.1 Galian Tanah/Pasir/Batu/Lumpur/Cadas


a. Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, Kontraktor wajib mengadakan check
bersama Konsultan Pengawas pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan
tanah, sehingga apabila terdapat kelainan/perbedaan yang menjolok dengan
gambar rencana dapat segera diketahui secara dini dan melaporkannya kepada
Direksi. Pengajuan klaim atas perbedaan/kelainan setelah Kontraktor melakukan
pekerjaan galian, tidak dapat diterima.
b. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan, kecuali
ditetapkan lain oleh Direksi berhubung keadaan setempat.
c. Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi dibuat dengan ukuran yang
sesuai untuk keperluan pekerjaannya.
d. Kemiringan galian dibuat secukupnya untuk amannya terhadap longsoran. Bila
terpaksa dibuat tegak, harus diadakan tindakan pengamanannya.
e. Dalam hal galian tanah tertimbun kembali sebagai akibat dari adanya:
 Longsoran tebing galian dan sejenisnya.
 Adanya rembesan.

4. .PEKERJAAN PASANGAN DAN PELESTERAN

4.1.Pasangan Dinding batako


a. Bahan Pas. Dinding Batako
Pasangan ini digunakan untuk dinding yang menggunakan bahan dari
batako kwalitas baik dan disetujui oleh Dereksi (dengan menyampaikan
contoh). Ukuran batako antara satu dengan yang lain harus sama dengan
toleransi ukuran +/- 0,5 cm permukaan rata dan sudut-sudutnya runcing.
b. Persyaratan Teknis Pemasangan.
Pemasangan batako (1pc : 3pp) yang sesuai pada aturan perencanaan,
yang dikerjakan secara baik. Sehingga menghasilkan pas. Batako yang
rata, tegak lurus sesuai gambar, tidak bergelombang, kokoh dan tidak
menunjukkan adanya retak-retak.
Adukan PC harus digunakan selambt-lambatnya 1 jam setelah dicampur
dengan air. Adukan yang sudah pernah mengering tidak boleh digunakan
lagi. Pasangan dinding baru harus terlindung dari hujan.

4.2. Pekerjaan Urugan Pasir

a. Urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan peninggian lantai Pondasi


b. Pemadatan dilakukandengan stemper

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


4.3 Pekerjaan pasangan batu kali campuran 1 Pc : 3pp.
a. Dilaksanakan untuk pondasi tembok batu bata/pondasi menerus. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan, terlebih dahulu dibuatkan acuan / profil dari usuk
sekwalitas meranti 4/6, dengan bentuk dan ukuran penampang pondasi
sesuai gambar.
b. Batu kali ditata saling berkait / tidak boros,direkatkan dengan adukan
campuran 1 Pc : 3pp bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan
pasangan batu kali mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan
beton.
c. Setelah selesai pemasangan pondasi batu kali semua acuan / profil harus
dicabut dari lubang pondasi, dan pekerjaan urugan kembali dapat
dilaksanakan.
d. Sebelum berumur minimal 2 hari pasangan pondasi batu kali tidak boleh
diinjak atau dibebani yang dapat mengakibatkan keratakan pada pondasi.
e. Untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat dari pengaruh sinar
matahari, pondasi batu kali harus disiram air minimal sampai dengan 7
hari setelah pemasangan.
f. Pasangan pondasi batu kali dikerjakan sebagai dudukan dari pada sloop
struktur maupun praktis sesuai dengan gambar rencana

4.4. Pekerjaan Pelesteran

a. Kwalitas Bahan
- Pasir yang digunakan adalah pasir pasang yang berasal dari
sungai/kali atau dari daerah quarry.
- Pelaksanaan pek. Plesteran harus mendapat hasil yang baik dan
sempurna, dalam artian bidang permukaannya harus betul-betul rata,
tidak bergelombang, tegak lurus dan padat.
- Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan maka
bagian atau seluruhnya plesteran itu harus dibongkar untuk diulang/
diperbaiki kembali atas tanggungan pemborong.

b. Teknis/ cara pemasangan.


Permukaan dinding batako yang akan diplester, disiram sebelumnya
dengan air sampai jenuh, barulah pek. Plesteran dapat dilaksanakan.
Tebal plesteran dinding batako tidak boleh kurang dari 15mm dengan
campuran 1 pc : 3pp seperti yang telah ditentukan.

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


5. PEKERJAAN BETON KOLOM PRAKTIS,RING DAN SLOOP

Lingkup pekerjaan beton adalah semua struktur bangunan yang terbuat dari
beton bertulang maupun tidak bertulang, seperti : beton sloof, beton kolom
praktis, beton balok ring praktis, beton rabat dan yang lainnya yang termuat
dalam gambar rencana. Pemborong wajib mengerjakan pekerjaan beton yang
disebutkan dalam gambar kerja atau gambar rencana.

 Umum.
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam pasal ini harus mencakup
semua pembuatan struktur beton, termasuk tulangan dan struktur
komposif sesuai dengan persyaratan dan sesuai dengan garis,
elevasi, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
serta sebagaimana diperlukan oleh Perencana.
b. Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian
dari pekerjaan dalam kontrak, haruslah seperti yang dimintak pada
gambar atau pasal lainnya yang berhubungan dengan persyaratan
ini atau pun sebagaimana yang diperintahkan oleh Perencana.
Seluruh beton struktur harus mempunyai tegangan tekan minimal
f’c = 29 mpa dan beton non struktur dengan campuran 1 :3 :5
( setara f’c = 15 mpa).
c. Syarat dari SKSNI T-15-1991-03 harus diterapkan sepenuhnya
pada semua pek. Beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini,
kecuali bila terdapat pertentangan dengan syarat dalam spesifikasi
ini, dalam hal ini syarat dari spesifikasi ini harus dipakai.

 Semen.
a. Semen yang dipakai adalah type 1 semen portland yang mendapat
persetujuan Dereksi dan memenuhi SKSNI-1991, SNI, SII.
b. Selama pengangkutan atau penyimpanan, semen tidak boleh kena
air dan kantongnya harus asli dari pabrik, dan tetap utuh atau
tertutup rapi.
c. Semen yang sudah membeku, tidak layak atau tidak dibenarkan
dipakai dalam pekerjaan ini.
d. Semen disimpan pada tempat yang beralaskan dari kayu yang
tingginya tidak kurang dari 30 cm dari permukaan lantai.
e. Semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 2.00 meter.
f. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai
dengan kedatangan semen di tempat penyimpanan semen.

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


 Pasir dan kerikil beton.
a. Pasir dari pasir alam (sungai) sedangkan kerikil beton dari alam
maupun hasil mesin pecahan batu (stone crusher) dan harus
bersih dari kotoran seperti bahan organis, lumpur, tanah, kapur,
garam dan sebagainya, tidak porus dan sesuai dengan SKSNI-
1991.
b. Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan pada tempat yang
bersih dan dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan
yang satu dengan yang lain dan terllindungi dari pengotoran.

 Air dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).


a. Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas
dari semua kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau
dapat menurunkan mutu beton.
b. Bahan campuran lainnya bila dianggap perlu untuk mempercepat
pengerasan dan perbaikan beton dapat dicampur dalam campuran
ini. Produksi yang digunakan adalah sika, atau setara sesuai
dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus mendapatkan
persetujuan Perencana terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut tidak
boleh mengandung bahan-bahan yang merugikan sifat beton
bertulang.

 Besi Beton.
a. Mutu besi beton yang digunakan adalah :
Mutu besi tulang beton untuk diameter batako ng polos adalah BJ.
Tp 24 (fy = 240 Mpa)
b. Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari
produsen atau pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi
disesuaikandengan standar SII atau SNI.
c. Jika besi yang didatangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang
dicantumkan dalam sertifikat atau diragukan, perencana pekerjaan
berhak kepad kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap besi
tersebut.semua hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor.
Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan sertifikat, maka perencana
berhak menolak semua besi tersebut.
d. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dengan
keadaan dingin, sesuai dengan aturan yang berlaku.panjang
penyaluran dan panjang pengangkeran pada bagian-bagian
kontruksi disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut SKSNI-
1991.
e. Besi beton harus bebas dari kotoran,karat, minyak, cat dan kotoran
lainnya yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat
menurunkan mutu besi beton.
f. Besi beton harus dipotong atau dibengkokkan yang sesuai pada
gambar kerja. Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


sehingga pada waktu dan selama pengecoran tidak berubah
bentuk.
g. Kawat beton yang digunakan harus lazim di pakai, sehingga dapat
mengikat besi tetap pada tempatnya. Untuk dapat besi beton yang
diinginkan, dapat digunakan besi beton dari produk yang ditunjuk
oleh perencana.
h. Besi beton disimpan agar tidak menyentuh tanah dan jangan
disimpan dialam terbuka dalam jangka waktu yang lama.

5.1.Cetakan beton/ bekisting.

a. Bahan
 Cetakan untuk
beton/ begisting (formwork), harus dibuat dari playwood yang
tebalnya minimal 9 mm. Rangka penguat cetakan minimal
terbuat dari kayu kelas kuat III dan dipasang sedemikian rupa
sehingga cukup kuat untuk menahan tekanan beban beton.
 Bahan penyangga
(steger) harus terbuat dari kayu bermutu baik atau
menggunakan schafolding.
b. Konstruksi
 Cetakan dibuat dan disanggah sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah getaran yang merusak. Tidak berubah bentuk
selama pengecoran berlangsung dan sebelum beton mulai
padat.
 Cetakan dibuat sedemikian rupa supaya mempermudah dan
tidak membuat beton rusak selama pengecoran berlangsung.
 Kayu steger (penyangga) dibuat sedemikian rupa agar dapat
menahan baban yang dipikul.
 Untuk Kontaktor harus membuat shop drawing dari bagian-
bagian kontruksi cetakan/ begisting serta dapat persetujuan
dari perencana.
c. Pelapis cetakan
 Untuk mempermudah membuka begisting beton, dapat
digunakan pelumas begisting yang telah disetujui oleh
Perencana.
 Minyak pelumas baik yang bekas mau pun baru tidak
dibenarkan digunakan untuk bahan pelapis cetakan.
5.2. Adukan beton
a Rencana adukan
 Nama jenis adukan dibawah diberikan untuk setiap jumlah
bahan pngisian (pasir /kerikil ) terhadap 40 kg semen.
 Gradasi butiran bahan harus sesuai dengan syarat-syarat
gradasi dalam tabel dibawah ini

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


Ukuran ayakan Persentase berat yang lolos
Standar Inch Agregat Pilihan agregat
(mm) (in) halus kasar
50 2 - 100 - - -
37 11\2 - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
3\4
19 - 35-70 - 90-100 100
1\2
13 - - 25-60 - 90-100
3\8
10 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 #16 45-80 - - - -
0.3 #50 10-30 - - - -
0.15 #100 2-10 - - - -

 Agregat kasar halus dipilih sedemikian sehigga ukuran


partikel terbesar tdak lebih dari 3\4 dari jarak minimum dari
tulangan baja atau antara tulangan baja dengan acuan dan
juga antara dengan acuan lainnya.
 Jenis adukan beton :
Catatan: pc = Portland cement m3
Ps = Pasir ( bahan pengisi halus ) m3
Krl = Kerikil ( bahan pengisi kasar ) m3

b Kekuatan beton
 Kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c = 20 mpa
(untuk beban struktur).
 Kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c = 15 mpa
(untuk beban non struktur).

c. Pengadukan beton
Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan agar
diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan-bahan penyusun
bedasarkan rencana penyusun beton. Sebelum diplementasikan
dalam pelaksanaan kontruksi dilapangan,

5.3. Pengecoran beton


a Proporsi perbandingan campuran dengan bahan
pengisi (pasir dan kerikil) adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan
untuk dikurangi semennya.
b Sebelum adukan beton dituangkan, semua cetakan
harus di bersih kan dari kotoran seperti serbuk gregaji, minyak,
tanah dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan tersebut dibasahi
dengan air yang secukupnya, namun tidak ada air yang tergenang
dalam cetakan tersebut.

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


c Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat
persetujuan dari Perencana. Apabila pengecoran beton dilakukan
tanpa ada persetujuan Perencana, maka kerugian akibat
pembongkaran yang terjadi akan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
d Adukan harus homogen atau dengan warna yang
merata dan harus dicorkan dalam waktu 1 jam setelah
pencampuran air dimulai.
e Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus
dilaksanakan terus menerus sampai selesai dengna tanpa
berhenti, kecuali tanpa ada persetujuan Perencana. Tidak
dibenarkan mengecor beton pada saat hujan, kecuali ada
pengamanan langsung dari kontraktor, terutama untuk melanjutkan
unit pekerjaan yang mendapat persetujuan langsung dari
Perencana. Alam hal ini kontraktor harus berupaya agar beton
yang baru di cor tidak rusak oleh kena air hujan.
f Adukan beton harus diangkut dengan sedemikian rupa,
sehingga dapat mencegah adanya pemisahan atau pengurangan
terhadap bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
lebihdari ketinggian 2 meter.
g Apabila terjadi pertemuan beton yang sudah dicor,
bidang pertemuan harus dibersihkan atau disemprot dengan air,
kemudian disikat sampai agregat kasar kelihatan dan selanjutnya
disiram dengan campuran semen yang kental dan ditambah
dengan addtive, merata keseluruh permukaan yang akan
disambung.

5.4. Pasangan angker atau pembengkokan besi tulangan.


a. Pada semua sambungan tegak antara beton kolom dengan
dinding harus dipasang tulangan yang berdiameter 8 mm
sepanjang 50 cm sebagai angker.
b. Satu ujungnya dibengkokkan serta dimasukkan kedalam beton
kolom dan sisanya 35 cm dibiarkan menjulur keluar kolom.
c. Angker-angker ini ditempatkan dari sloof keatas dengan jarak 35
cm selanjutnya pada setiap jarak 80 cm.
d. Semua angker/ stek pada kolom praktis dan ring praktis harus
semua terpasang, sebelum pengecor beton dimulai dan mendapat
izin dari perencana.
e. Pembengkokan dilaksanakan dengan hati-hati, teliti, dan tepat
ukuran yang sesuai dengan gambar.

5.5 Toleransi-Toleransi
a. Toleransi pada beton cetakan yang besar.
 Toleransi pada posisi untuk masing-masing bagian
kontruksi yang mempunyai jarak 1 cm.

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


 Toleransi terhadap ukuran masing-masing pada
kontruksi adalah – 0,3 cm dan 0,5 cm.
b. Toleransi pada cetakan beton halus.
 Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian
kontruksi adalah 0,6 cm.
 Toleransi terhadap ukuran masing-masing pada kontruksi
adalah – 0.2 cm dan + o.4 cm.
c. Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’
d. Toleransi posisi horisontal : 1 mm/m’

5.6 Perlindungan beton


a. Agar beton terlindung dari cuaca, beton harus dibasahi secara
terus menerus selama 14 hari setelah pengecoran dengan
menutup jerami/ karung basah.
b. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga agar tetap basah
sekurang-sekurangnya selama 4 hari setelah pengecoran,
dengan cara menyemprot atau mengenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut, terutama pada pagi/ sore hari atau
juga cuaca pada saat teduh.
c. Beton harus terlindungi dari pengrusakan secara mekanis/
pengeringan sebelum waktunya.
d. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembongkaran bekisting
untuk beton kolom minimal 2 hari, beton balok, plat lantai minimal
21 hari, beton kantilever minimal 28 hari
e. Bahan hasil bongkaran tidak dipergunakan untuk pekerjaan lain,
kecuali sudah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan,

5.6.1.1 Perlindungan beton

a. Hal yang dimagsud cacat pada beton adalah sebagai berikut:


 Konstruksi beton yang amat keropos.
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan rencana.
 Konstruksi beton yang terdapat adanya benda-benda yang
dilarang ada pada konstruksi beton.
b. Apabila hal ini terjadi, Perencana berhak untuk tidak menerima
pekerjaan beton tersebut dan kontraktor harus segera
memperbaiki sesuai dengan petujuk Perencana.
c. Penggunaan alat bantu pekerjaan yang sangat membebani struktur
harus mendapat persetujuan dari Perencana dan kotraktor harus
memperbaiki beton yang rusak akibat penggunaan alat bantu
tersebut.
d. Hasil yang diharapkan pada cor beton tidak ada yang menyimpang
dari toleransi yang diijinkan, karena tidak ada perbaikan beton
dengan plesteran.

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


Bab II. .PEKERJAAN PASANGAN
KAWAT BERDURI

6.1.Pasangan Kawat Berduri


a. Bahan Pas. Kawat Berduri Ukuran Ø2.1mm, Berat 1 Rol = 9kg dan
panjang 1rol = 70meter dengan Lapisan anti Karat = Electroplating
Galvanize dan Nomor SNI HS : 1.7313.00.00.00, LPK : 1.LSPr-
004.IDN – Balai Sertivikasi Industri (177 SNI lainnya),ditetapkan
tangal 12 -02-1988

b. Kontraktor wajib membawa sampel barang dan sampaikan ke direksi,


atau Pengawas lapangan

7. DOKUMEN PENAWARAN

7.1. Daftar personil inti /tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut:
a. 1(satu) orang Pelaksanan Lapangan memiliki SKT Pelaksanan Lapangan
Pekerjaan Perumahan dan Gedung dengan pengalaman minimal
4(lima)tahun.
b. 1(satu) orang Tenaga Administrasi pendidikan minimal SMA/Sederajat dengan
pengalaman minimal 3(tiga)tahun
c. 1(satu) orang Tenaga Logistik pendidikan minimal SMA/Sederajat dengan
pengalaman minimal 3(tiga)tahun

7.2.Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
sebagai berikut:
a. 1(satu ) buah Molen 0,3-0,6m3, kapasitas 500liter
b. Bak Spesi
c.Water pass
d. Gerinda
Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
Diisi apabila ada bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakan dan bukan
merupakan pekerjaan utama, kecuali pekerjaan spesialis.

Uji mutu/teknis fungsi diperlukan pada lembaga /instansi pemerintah terkait

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )


7. P E N U T U P.
Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,
tapi mutlak perlu dalam pelaksanaan pekerjaan fisik, akan dilengkapi dalam
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan Pemborong wajib
membuat gambar As Built Drawing yang telah disetujui oleh Perencana.

Bangli, 2019
Mengetahui :
Dibuat Oleh :
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
CV. KONTRUKSI BALI DISAIN
Konsultan Perencana

Ni Made Pariartini,SP,M.Si I Made Putu Winata,ST


Nip.196906132006042017 Direktur

Mengetahui :
Mengetahui :
Pertanian,Ketahanan Pangan dan Perikanan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kabupaten Bangli

I Gusti Made Budiarta, S.Pi, M.Si Ir. I Wayan Sukartana. M.Si


Nip.19740620 200501 1 009 Nip : 19590714 198703 1 014

RENCANA KERJA SYARAT ( RKS )

Anda mungkin juga menyukai