Anda di halaman 1dari 10

BAB

III
PANCASILA DAN IDEOLOGI BANGSA
Setelah mengikuti perkuliahan ini, anda
diharapkan dapat memahami dan menjelaskan
tentang :
1. Pengertian Ideologi
2. Pancasila dan Ideologi dunia
3. Pancasila dan Agama
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Berasal dari kata “idea” (gagasan, konsep, cita-cita) dan “logos”
(ilmu) → ilmu pengetahuan tentang ide-ide, atau ajaran tentang
pengertian dasar.
Secara umum, ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-
ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, yang
menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan mengatur
tingkah laku sekelompok manusia dalam berbagai bidang
kehidupan
B. PENGGUNAAN ISTILAH IDEOLOGI
Ø Pertama kali dipakai oleh Destutt de Tracy (Perancis) pada
tahun 1796 “science of idea”.
Ø Pengaruh Karl Marx dalam pemikiran politik maupun ekonomi.
C. Ideologi bersumber pada suatu filsafat, namun tidak hanya
berkadar kefilsafatan (cita-cita dan norma), tetapi sekaligus
menyangkut hal-hal praksis (operasionalisasi, strategi, dan
doktrin)
D. Tipe-tipe Ideologi
1. Ideologi Tertutup : ideologi yang menentukan tujuan-tujuan
dan norma-norma politik-sosial, sebagai kebenaran yang
tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima
sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi.
Ciri-ciri Ideologi Tertutup:
ØTidak hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-
prinsip dasar saja, tetapi juga menentukan hal-hal yang
bersifat konkret operasional.
ØSerta adanya tuntutan mutlak bahwa orang harus taat
pada ideologi tersebut.
ØKekuasaannya condong ke arah totaliter
2. Ideologi Terbuka : ideologi yang berisi orientasi dasar,
sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan
norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan
disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di
masyarakat.
Ciri-ciri Ideologi Terbuka :
Ø Ideologi terbuka hanya dapat ada dan mengada dalam sistem
yang demokratis (Jimly Asshiddiqie).
Ø Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari suatu kekayaan rohani,
moral dan budaya masyarakat itu sendiri, serta merupakan
hasil musyawarah dan konsensus dari masyarakat tersebut.
E. Pancasila merupakan ideologi terbuka ; bersifat
aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
F. Keterbukaannya tidak mengubah cita-cita dan nilai-
nilai yang mendasar, namun mengeksplisitkan
wawasannya secara nyata dengan interpretasi yang
kritis dan rasional.
G. Hakikat keterbukaan Ideologi Pancasila adalah nilai-
nilai dasar Pancasila yang bersifat tetap namun pada
tingkat penjabaran dan operasionalnya senantisa
dinamis dan sesuai dengan zaman.
A. Suatu masyarakat/bangsa mempunyai pandangan
hidupnya masing-masing yang berbeda dengan
bangsa lain.
B. Pancasila menjadi ideologi yang memiliki sistem
kefilsafatannya sendiri (tidak barat,tidak juga timur)
C. Pancasila merupakan intisari nilai budaya, cita-cita
moral yang menjadi pedoman untuk berperilaku
luhur dalam kehidupan bermasyarakat dan
ditransformasikan menjadi pandangan hidup bangsa
yang terekspresikan ke dalam budaya bangsa.
A. Pancasila merupakan ideologi bangsa yang unsur-unsurnya
digali dari asas-asas adat istiadat (kebudayaan) dan asas-asas
agama yang ada di Indonesia.
B. Sebagai sebuah ideologi yang menyatukan dirinya dengan
asas-asas keagamaan (religius), maka Pancasila bukan ideologi
yang sekuler, Pancasila senantiasa menempatkan dirinya
dalam suatu konsep religiusitas yang berkebangsaan.
C. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan pedoman dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara yang melandasi sila-sila
berikutnya.
D. Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dicita-citakan untuk
menjadikan manusia Indonesia yang “monopluralis”
1. Asas Kebudayaan
Unsur-unsur Pancasila digali dari asas-asas adat
istiadat dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Asas Religius
Unsur-unsur Pancasila digali dari asas-asas agama
3. Asas Kenegaraan
Unsur-unsur tersebut diolah, dibahas dan dirumuskan
dalam sidang BPUPKI dan Panitia Sembilan, kemudian
disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara
Indonesia.
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang
bertujuan menciptakan perasaan takut terhadap sekelompok
masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk
pada tata cara peperangan, misalnya waktu pelaksanaan yang
mendadak, dan target korban jiwa yang mayoritas adalah warga
sipil. Tewasnya para gembong teroris dalam beberapa tahun
terakhir, dianggap tidak akan serta-merta melumpuhkan jaringan
aksi terorisme di Indonesia. Penangkapan atau tewasnya
pemimpin kelompok militan tidak menjadi jaminan akan
berkurangnya aksi-aksi terorisme. Berikan analisis dan pendapat
saudara terkait permasalahan di atas !

Anda mungkin juga menyukai