Anda di halaman 1dari 45

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PEKERJA


PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR TAHUN

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di


rumah sakit, maka perlu suatu Pedoman Pelayanan Laboratorium
untuk dipergunakan sebagai acuan prosedur pelayanan;
b. bahwa Pedoman Pelayanan Laboratorium tersebut sesuai dengan
standar mutu yang dipersyaratkan serta memenuhi aspek legalitas
sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku;
c. bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a dan b tersebut
diatas, maka dipandang perlu diatur dan ditetapkan dengan
Keputusan Direktur RSUD Budhi Asih.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012/Menkes/Per/III/2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit.
3. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 219
Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Budhi Asih.
4. Surat Keputusan Direktur RSUD Budhi Asih Nomor : 345 tanggal
21 Januari Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD
Budhi Asih.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BUDHI ASIH TENTANG
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM RSUD BUDHI ASIH.
Kesatu : Pedoman Pelayanan Laboratorium di RSUD Budhi Asih
merupakan pedoman atau petunjuk pelaksanaan bagi seluruh
satuan kerja terkait dengan kegiatan pelayanan keamanan di RSUD
Budhi Asih.
Kedua : Pedoman Pelayanan Laboratorium di RSUD Budhi Asih digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pelayanan keamanan di
RSUD Budhi Asih
Ketiga : Pedoman Pelayanan Laboratorium di RSUD Budhi Asih
sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini sah diberlakukan
di RSUD Budhi Asih
Keempat : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini, maka akan ditinjau kembali untuk dipernaiki
sebagaiamana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :

DIREKTUR RSUD BUDHI ASIH


PROVINSI DKI JAKARTA

I B N BANJAR
NIP 196301101989011001
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM
RUMAH SAKIT UMUM PEKERJA

INSTALASI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PEKERJA


Jakarta Utara
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit, serta pemulihan kesehatan. Pelayanan Laboratorium merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus, karena sebagaimana diketahui bahwa
pelayanan laboratorium selain telah dirasakan besar manfaatnya, laboratorium juga harus
dikelola oleh mereka yang benar-benar professional dalam bidang laboratorium.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan
hasil pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium
harus selalu terjamin mutunya dan mengacu pada keselamatan pasien.
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality assurance), yang mencakup berbagai
komponen kegiatan. Untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan laboratorium di
rumah sakit, maka setiap pelayanan laboratorium dituntut memiliki buku pedoman sebagai
panduan, sehingga didalam perencanaan, pembinaan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM), sarana dan prasarana pelayanan laboratorium diseluruh institusi pelayanan
kesehatan dapat memenuhi standar yang berlaku.
Disamping itu dengan meluasnya dan meningkatnya teknologi peralatan laboratorium
tentunya perlu didukung peningkatan dalam perencanaan dan pengembangan SDM dan
standar operasional pelayanan laboratorium serta sarana dan prasarana yang masing-masing
menjadi tugas penyelenggara pelayanan laboratorium.

B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan pedoman pelayanan instalasi laboratorium sebagai acuan bagi setiap staf
Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan berdasarkan prosedur yang ditetapkan
sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Laboratorium yang terletak (laboratorium induk) buka 24 jam dan ditujukan untuk
melayani pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pasien medical check up dan pasien IGD.
Pelayanan laboratorium dapat melakukan semua jenis pemeriksaan yang tertera dalam
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kecuali beberapa pemeriksaan yang dirujuk
ke laboratorium rujukan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan di laboratorium antara lain
pemeriksaan hematologi rutin, kimia klinik rutin, urinalisa, tinja, elektrolit, analisa gas darah,
imunoserologi dan mikrobiologi.

D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Umum Pekerja mencakup pemeriksaan
hematologi, kimia klinik, imuloserologi, mikrobiologi, elektroloit, analisa gas darah,
urinalisis dan pemeriksaan tinja. Pelayanan laboratorium ditujukan untuk pasien rawat jalan,
rawat inap dan pasien dari Instalasi gawat darurat. Untuk melakukan pemeriksaan di atas
diperlukan kemampuan untuk memilih jenis dan metode pemeriksaan yang sesuai dengan
memperhatikan mutu hasil pemeriksaan dengan biaya yang efisien. Selain parameter diatas,
pemeriksaan laboratorium yang belum dapat dilakukan di Rumah Sakit Umum Pekerja
karena belum tersedianya fasilitas atau karena pertimbangan efisiensi, dirujuk ke
laboratorium rujukan. Selengkapnya pemeriksaan laboratorium yang dapat dilayani di Rumah
Sakit Umum Pekerja sesuai dengan yang tertera pada formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.

E. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum tentang pelayanan laboratorium di rumah sakit adalah sebagai
berikut:
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992, tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1994, tentang Pedoman Kerja Rumah Sakit
Umum di Daerah.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 558/Menkes/SK/1984 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan RI
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 84/Menkes/Per/II/1990 tentang upaya
Pelayanan Kesehatan di Bidang Medik
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 983/Men.kes/SK/XI/1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit
6. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No: HK.00.06.3.5.00788 Tahun 1995
tentang Pelaksanaan Akreditasi
7. Buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit. Diterbitkan oleh
Departemen kesehatan RI Dirjen Yan Medik Direktorat RS Khusus dan Swasta
Subdirektorat Penunjang Medik tahun 1998
8. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pada dasarnya kegiatan laboratorium kesehatan harus dilakukan oleh petugas yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh / memiliki
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggung
jawabnya. Standar kebutuhan tenaga untuk laboratorium RS tipe C menurut Buku Pedoman
Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit yang diterbitkan oleh Departemen kesehatan
RI tahun 1998 adalah dokter spesialis patologi klinik, analis kesehatan lulusan D III, analis
kesehatan lulusan SMAK, perawat dan tenaga administrasi. Kualifikasi minimal adalah
kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang petugas untuk menjalankan suatu pekerjaan
atau ditambah persyaratan lain yang ditentukan. Untuk petugas non dokter kualifikasi
minimal adalah ijazah kelulusan yang dikeluarkan oleh institusi yang berwenang (sekolah
menengah atau akademi analis kesehatan yang terakreditasi). Khusus untuk tenaga dokter
spesialis harus dilengkapi dengan surat izin praktek tenaga medis di Rumah Sakit Umum
Pekerja yang dikeluarkan oleh institusi yang berwenang (Suku Dinas Kesehatan).

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Saat ini distribusi dan kualifikasi ketenagaan Instalasi Laboratorium dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 170 bed adalah sebagai berikut :

Jabatan Kualifikasi Tenaga Tenaga yang


yang ada dibutuhkan

Formal Informal

Dokter Spesialis Spesialis Patologi Pelatihan 1 1


Patologi Klinik Klinik

Penanggung Jawab DIII Analis 1 1

Analis pelaksana D III Analis 3 3


C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga analis dibuat dalam 3 shift yaitu shift pagi bertugas antara jam 07.00
sampai dengan jam 14.00, shift siang bertugas antara jam 14.00 sampai dengan jam 21.00 dan
shift malam bertugas antara jam 21.00 sampai jam 07.00. Khusus untuk petugas analis shift
malam dibuat ketentuan bahwa salah satu beban pekerjaan yang termasuk shift malam yaitu
pengambilan sampel pasien rawat inap untuk permintaan pagi dan mengerjakan semua
pemeriksaan sampai selesai atau sampai hasil dikeluarkan. Beban pekerjaan ini tidak dapat
dioper ke petugas shift pagi mengingat tingginya beban pekerjaan di shift pagi.
Shift pagi jumlah tenaga analis1 orang , shift siang 1 orang dan shift malam 1 orang.
Setiap akhir bulan dibuat jadwal jaga analis bulan berikutnya dan jadwal jaga tersebut
ditanda tangani oleh kepala instalasi laboratorium untuk keperluan absensi dan jadwal
tersebut ditembuskan ke bagian SDM.
Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan (terencana) , maka analis yang bersangkutan harus memberitahu
Koordinator Laboratorium : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas
malam. Sebelum memberitahu Koordinator laboratorium, diharapkan analis yang
bersangkutan sudah mencari petugas pengganti.
Apabila analis yang bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti, maka
Koordinator Laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti,yaitu analis yang hari itu
libur. Apabila ada tenaga laboratorium tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak terencana) maka Koordinator Laboratorium akan mencari tenaga pengganti
yang hari itu libur. Apabila analis pengganti tidak didapatkan, maka analis yang dinas pada
shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Instalasi Laboratorium terdiri dari 1 ruangan dilantai 2, terdiri dari beberapa ruangan
dengan denah sebagai berikut :

Denah ruang laboratorium :


KETERANGAN GAMBAR :

WASTAFFEL

PINTU

B. STANDAR FASILITAS

Sesuai dengan permintaan pemeriksaan laboratorium dari para klinisi dan berdasarkan
standar pemeriksaan laboratorium yang harus ada di rumah sakit umum tipe C, instalasi
laboratorium saat ini telah dilengkapi dengan berbagai alat pemeriksaan laboratorium sebagai
berikut :

- Chemistry analyzer (Wap Lab WP-9200)


- Hematology analyzer (ABX Micross 60)
- Blood gas analyzer + electrolyte analyzer (Rapid Lab 348)
- Mikroskop 1 buah
- Centrifuge 1 buah
- Rak dan tabung Westergren
- Refrigerator 1 buah sanyo Blood Bank
- Komputer (1 set dengan server terhubung dengan SIMRS)
- Mikropippet 4 buah

Dari berbagai alat tersebut di atas terdapat beberapa jenis alat dengan sistem Kerja
Sama Operasional (KSO). Dalam pemilihan alat yang akan dipakai terutama untuk alat
dengan sistem beli (bukan sistem KSO), selain dari kualitas alat yang sudah teruji baik dan
banyak digunakan di laboratorium klinik di Indonesia, ada beberapa faktor lain yang menjadi
pertimbangan dalam memilih alat yaitu :
1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang
meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen, volume spesimen dan jumlah
pemeriksaan.
2. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang
tersedia seperti luas ruangan, fasilitas listrik dan air yang ada.
3. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat
mengoperasikan alat.
4. Reagent yang dibutuhkan
Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen dipasaran dan kontinuitas distribusi dari
pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan, apakah sistem reagen
tertutup atau terbuka.
5. Sistem alat
Perlu dipertimbangkan antara lain
a. Alat mudah dioperasikan
b. Alat tidak memerlukan perawatan khusus
c. Kalibrasi dilakukan setiap hari, minggu atau bulan
6. Pemasok / vendor
Pemasok harus mempunyai syarat sebagai berikut
a. Mempunyai reputasi yang baik
b. Memberikan fasilitas uji fungsi
c. Menyediakan petunjuk operasional alat, working sheet dan trouble shooting
d. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan dan
perbaikan sederhana
e. Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, yaitu mempunyai teknisi handal
dan suku cadang mudah diperoleh.
7. Nilai ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu seberapa besar
keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya biaya
operasi alat.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN

Pendaftaran dan pencatatan dilakukan pada setiap pelayanan laboratorium sesuai


dengan pemeriksaan laboratorium yang diminta. Formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium harus diisi lengkap, jelas dan dibubuhi tanda tangan oleh dokter yang meminta.
Permintaan pemeriksaan CITO yang akan dilayani sebagai permintaan CITO adalah
pemeriksaan Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Bilirubin Neonatus, Glukosa
Darah, Ureum, Kreatinin, Elektrolit Darah (Natrium, Kalium, Chlorida, Kalsium), Analisa
Gas Darah.
Khusus pemeriksaan anti HIV harus disertai informed consent. Untuk pemeriksaan
yang dirujuk ke laboratorium rujukan, bila ada hubungan antara dokter yang merujuk dengan
laboratorium rujukan, maka harus ada pemberitahuan kepada pasien.
Permintaan pemeriksaan laboratorium dapat berasal dari :
- Pasien Rawat Inap
- Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
- Pasien Rawat Jalan yang terdiri dari :
o Pasien MCU (Medical Check Up)
o Pasien luar yang membawa formulir permintaan dari laboratorium/rumah
sakit/dokter luar
o Rujukan rumah sakit lain / laboratorium luar yang merujuk sample (bahan
pemeriksaan) ke laboratorium Rumah Sakit Umum Pekerja
o Pasien APS (Atas Permintaan Sendiri) diarahkan ke IGD dahulu dan akan
dilayanani setelah membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

B. PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN RAWAT JALAN :


1. Pasien datang dengan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (FPPL) Rumah
Sakit Umum Pekerja diterima oleh analis, data dari RM di masukkan ke dalam
Komputer SIMRS (System Informasi Manajemen Rumah Sakit). Untuk pasien umum
diberikan rincian biaya dan pasien diminta ke kasir untuk melakukan pembayaran.
2. Pasien diambil sample di laboratorium oleh petugas sampling.
3. Petugas laboratorium memberi label pada sample yang telah diambil.
4. Di laboratorium pasien diberitahu kapan hasil selesai dan pasien diberikan kertas untuk
pengambilan hasil.
5. Analis melakukan pemeriksaan dengan alat otomatis dimana order pemeriksaan sudah
masuk ke dalam alat, pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur.
6. Setelah pemeriksaan selesai, hasil dimasukkan ke dalam system rumah sakit.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah dicetak, di paraf oleh dokter Spesialis
Patologi Klinik atau analis penanggung jawab shift (senior)
8. Hasil diberikan ke pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan laboratorium tersebut.

C. PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN RAWAT INAP :


1. Dokter memberi instruksi pemeriksaan laboratorium di Laboratorium dan perawat
melalui form laboratorium.
2. Petugas laboratorium melakukan registrasi dan melabel sampel serta menyiapkan alat
dan bahan untuk persiapan sampling
3. Analis melakukan sampling ke ruang rawat inap 2 kali sehari yaitu jam 5 pagi, jam 6
sore. Di luar jam tersebut spesimen darah diambil oleh perawat dan diantar ke Lab.
4. Untuk sample urine, faeces diambil oleh perawat,dan cairan tubuh, seperti :
Pleura,cairan otak,diambil oleh dokter dan dikirim langsung ke laboratorium oleh
perawat dan harus diserahkan kelaboratorium dengan menyertakan form laboratorium
yang sudah diisi lengkap data pasien dan keterangan klinis.
5. Untuk pemeriksaan Cito, sampel diambil oleh perawat dan diantar ke laboratorium.
6. Setelah penyemplingan, petugas analis segera melakukan pemeriksaan.
7. Setelah pemeriksaan selesai, hasil dicetak dan diparaf oleh dokter atau analis
8. Hasil pemeriksaan laboratorium diletakkan pada tempat yang telah ditetapkan per
ruangan dan akan diambil oleh petugas rawat inap.

D. PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN IGD :


1. Dokter memberi instruksi pemeriksaan laboratorium di Laboratorium dan perawat
melalui form laboratorium.
2. Petugas laboratorium melakukan registrasi dan melabel sampel serta menyiapkan alat
dan bahan untuk persiapan sampling.
3. Pengambilan spesimen bersamaan dengan pemasangan infus pada pasien oleh perawat
IGD, dan diberi label pasien.
4. Spesimen diantar oleh petugas dari IGD ke laboratorium.
5. Analis kroscek FPPL, Label Pasien, dan Pemeriksaan, lalu lakukan pemeriksaan,
6. Setelah pemeriksaan selesai, hasil dicetak dan diparaf oleh analis.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan ke petugas IGD dan petugas IGD diminta
paraf di buku terima hasil serta dicatat jam penyerahan hasil.

E. PENCATATAN HASIL LABORATORIUM


Pencatatan hasil laboratorium dilakukan dengan mensteples print out hasil pemeriksaan ke
FPPL dan untuk pemeriksaan manual hasil pemeriksaan ditulis pada FPPL dan buku kerja
berdasarkan tanggal pemeriksaan. Setiap hari FPPL dibundel dan disimpan sebagai arsip.

F. PENGELOLAAN SPESIMEN
Pengelolaan spesimen meliputi tata laksana pelayanan, teknik pengambilan dan
penanganan specimen. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
- Persiapan Pasien :
o Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
 Sebelum pemerikaan pasien harus berpuasa selama 10-12 jam. Pagi hari
pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,kemudian pasien
makan dan minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2
jam.
 Pasien diambil darah yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp
o Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 12 jam.

- Persiapan Alat :
o Spuit, Lancet,Wing needle,Tourniquet.
o Pot urine.
o Objeck glass,cover glass.
- Persiapan Bahan :
o Kapas alkohol
o Anti koagulant
- Teknik Pengambilan Spesimen :
o Darah Vena
 Catat nama,nomor laboratorium, nomor register.
 Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah.
 Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
 Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
 Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah
keluar.
 Pemeriksan Hematologi lengkap : Darah EDTA 2-3 ml
 Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml.
 Pemeriksaan Immunologi : Darah beku 3 ml.
 Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : Darah EDTA + darah
beku 4-8 ml.
 Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item
pemeriksaan laboratorium.
 Tourniquet dilepaskan
 Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.
 Rekatkan plester
 Untuk Rujuk Ke PMI : Darah EDTA 2-3 ml
o Darah Kapiler
 Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa,daun telinga pada
anak,tumit kaki pada bayi.
 Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
 Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
 Buang tetes darah pertama dengan kapas kering,tetes darah selanjutnya
diambil.
 Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
o Darah Arteri
 Lokasi pengambilan arteri radialis,arteri brachialis,arteri femoralis.
 Gunakan spuit 1cc atau 3cc ,ambil heparin secara aseptis dan basahi
bagian dalam spuit.
 Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
 Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90
derajat.
 Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang
dibutuhkan kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.
 Rekatkan plaster betadine.
 Bolak – balik spuit agar darah tercampur homogen.
o Urin
a. Urine sewaktu : Untuk urine lengkap , tes kehamilan.
 Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-sewaktu)
 Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
 Beri label identitas pasien.
b. Urine pagi : Untuk urine lengkap
 Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
 Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
 Beri label identitas pasien.
c. Urine 24 jam :Untuk creatinin clearance,protein kwantitatip,elektrolit
urine.
 Cara Penampungan urine 24 jam misal :
 Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine dibuang.
 Tampung semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi
esok harinya.
d. Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di beri thymol
2 ml.
Campur semua urine setiap selesai menampung,jangan sampai ada
tertumpah. Wadah bersih bermulut lebar dan bertutup ulir.

o Faeces
 Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan
bercampur dengan urine.
 Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
o Sputum
 Ambil sputum pada saat pertama kali pasien bangun tidur pagi hari
 Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.
o Cairan pleura dan cairan tubuh lainnya
Tampung semua sample/bahan pada wadah yang bersih, kering, dan bermulut
lebar serta bertutup ulir.
o Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai
dengan permintaan dokter.
o Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan steril.

PENGOLAHAN SPESIMEN

Jenis Spesimen Perlakuan pada spesimen Bentuk yang untuk


dianalisa
Darah EDTA Homogenisasi Darah tidak boleh beku
Darah Beku Centrifuger 3000 rpm, 5 menit Serum
Darah Citrat Centrifuger 1500 rpm Plasma
Darah tanpa anti koagulan Segera dianalisa Darah segar
(masa pembekuan)
Urine (urinalisa) Centrifuger 3000 rpm, 5 menit Endapan urine
Urine Segera dianalisa Urine segar
(tes kehamilan)
Darah segar Masukkan ke dalam botol bactec Darah dalam botol
(Gall kultur / MO darah) t alert

Sisa spesimen setelah selesai pemeriksaan disimpan setiap hari sesuai dengan nomor urut.
Sisa spesiemen yang disimpan sebagai berikut :
- Serum: disimpan di fezer selama 1bulan pada suhu -20˚c,setelah disimpan selama 1
bulan,sisa serum dibuang.
- Darah EDTA: Sisa sample darah EDTA disimpan selama 3 hari pada suhu 2-8˚C, setelah
itu dibuang.
- Darah Beku: Sisa sample darah beku disimpan selama 3 hari pada suhu 2-8˚C, setelah itu
dibuang.
- Urine: Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar ( 15-30˚c ), sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu di buang.
- Faeces: Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar ( 15-30˚c ),sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu di buang.
- Cairan Tubuh: Sisa sampel cairan tubuh di simpan pada suhu 2-8˚C selama 1 minggu,
setelah itu dibuang.
- Untuk pemeriksaan uji silang serasi darah EDTA maksimal dapat diperiksa untuk
pemeriksaan selama 72 jam pada suhu 2-8˚C
G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA SELESAI HASIL


HEMATOLOGI :
1. Darah rutin Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
2. Darah lengkap Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
3. Golongan darah / Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
RH
4. Hemoglobin Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
5. Hemotokrit Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
6. Hitung Leukosit Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
7. Hitung Trombosit Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
8. Hitung Eosinopil Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
9. IT Ratio Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
10. Hitung Eritrosit Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
11. VER, HER, KHER Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
12. Hitung Jenis lekosit Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
13. LED Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
14. Gambaran darah Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
tepi
15. Malaria Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
16. Retikulosit Darah EDTA 2ml Setiap hari Setiap hari
HEMOSTASIS :
1. Waktu perdarahan Darah Setiap hari Setiap hari
2. Waktu pembekuan Darah Setiap hari Setiap hari
URINALISIS :
1. Urin rutin Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari
2. Urin lengkap Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari
3. Tes kehamilan Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari
4. Glukosa urin Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari
FAECES :
1. Faeces rutin Faeces Setiap hari Setiap hari
2. Faeces lengkap Faeces Setiap hari Setiap hari
3. Darah samar Faeces Setiap hari Setiap hari
ANALISA CAIRAN
TUBUH :
1. Transudat / exudat Cairan Plera Setiap hari 3 Hari
2. Cairan Sendi Cairan Sendi Setiap hari 3 Hari
3. Cairan Otak Cairan Otak Setiap hari 3 Hari
DRUG MONITORING
:
1. Amphetamin Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari
2. Marijuana Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari
3. Opiat Urin segar 10 ml Setiap hari Setiap hari

KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA SELESAI HASIL
KARBOHIDRAT :
1. Glukosa puasa Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Glukosa 2 jam PP Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Glukosa sewaktu Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Glukosa kurva Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
harian
5. Glukosa toleransi Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
tes
6. HBA1C Darah EDTA 2 ml Setiap hari Setiap hari
LEMAK :
1. Trigliserida Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Kolestrol total Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Kolestrol HDL Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Kolestrol LDL Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
FUNGSI GINJAL :
1. Ureum Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Kreatinin Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Asam urat Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Creatinin Clereance Urine 24 jam Setiap hari 2 Hari
5. Urea Clereance Urine 2 jam Setiap hari 2 Hari
BAKTERIOLOGI :
1. Sediaan langsung Sputum, cairan Setiap hari 2 hari
Gram tubuh
2. Sputum BTA Sputum, cairan Setiap hari Setiap hari
langsung tubuh
3. Sekret Urethra Sekret Urethra Setiap hari 2 hari
4. Sekret Vagina Sekret Vagina Setiap hari 2 hari
FUNGSI HATI :
1. Protein total Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Albumin Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Globulin Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Bilirubin total Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
5. Bilirubin direk Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
6. Bilirubin indirek Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
7. SGOT Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
8. SGPT Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
9. Gamma GT Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
10. Alkali fosfatase Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
ELEKTROLIT :
1. Natrium Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Kalium Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Chlorida Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Calsium Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
5. Mg Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
6. Phosphor Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
7. Calsium ion Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari

Analisa Gas Darah Darah heparin 2 ml Setiap hari Setiap hari


SEROLOGI :
1. VDRL Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. TPHA Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. WIDAL Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. ASTO Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
5. RA Faktor Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
6. CRP Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
7. Anti Leptospira Serum 0,5 ml Setiap hari 3 hari
8. Dengue Ig G Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
9. Dengue Ig M Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
10. Anti HIV Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
11. HbsAg Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
12. Anti HBs Serum 0,5 ml Setiap hari 2 hari
13. Anti HCV Total Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
14. Anti HAV IgM Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
15. Salmonella Ig M Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
16. TSH Serum 0,5 ml Setiap hari 3 hari
17. Free T4 Serum 0,5 ml Setiap hari 3 hari

H. PENGELOLAAN LIMBAH

1. PENGOLAHAN LIMBAH UMUM LABORATORIUM


Limbah umum laboratorium berupa limbah rumah tangga seperti kertas, plastik dan
lain lain. Tujuan pengolahan limbah umum agar ruangan menjadi bersih dan sampah dibuang
pada tempat yang semestinya. Untuk itu semua petugas di laboratorium harus mengikuti
aturan yang berlaku.
Sampah kertas, pembungkus reagensia, spidol bekas, plastik dan limbah rumah tangga
lainnya dibuang ke tempat sampah limbah umum dengan plastik bewarna hitam. Kantong
plastik hitam tersebut diikat setelah maksimum 2/3 penuh, kemudian dibuang ke tempat
pembuangan limbah Rumah Sakit Umum Pekerja oleh petugas kebersihan. Dengan
menggunakan ciri-ciri dan warna-warna khusus pada tempat pembuangan sampah akan
memudahkan petugas kebersihan untuk memisahkan limbah dan selanjutnya dibawa atau
dibuang ke tempat sampah yang sudah ditentukan.
Rumah Sakit Umum Pekerja sudah menetapkan warna-warna kantong plastik sebagai
wadah barang atau limbah yaitu:
a. Plastik warna hitam yang digunakan untuk limbah rumah tangga (sisa
makanan, kertas dan lain-lain). Selanjutnya kantong plastik yang telah berisi limbah tersebut
dibawa atau dibuang ke tempat pembuangan sampah umum.
b. Plastik warna kuning yang digunakan untuk limbah yang terkontaminasi
misalnya bahan atau limbah laboratorium yang terkontaminasi cairan tubuh (bahan atau
limbah dengan daya tular tinggi). Selanjutnya kantong plastik yang telah berisi limbah
tersebut dibawa ke tempat penampungan limbah medis.
2. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT INFEKSIUS LABORATORIUM
Limbah padat infeksius laboratorium berasal dari pemakaian vakutainer, jarum suntik,
lancet, sarung tangan, kapas, botol spesimen dan kemasan reagen. Limbah padat infeksius
tersebut harus dikelola menurut prosedur yang benar untuk menghindari penularan penyakit
ke petugas laboratorium.
Limbah berupa benda padat infeksius yang tajam seperti jarum vakutainer, jarum
suntik dan lancet dimasukkan ke dalam kardus khusus tahan tusukan dan tahan bocor yang
telah dibungkus plastik kuning dan diberi tanda infeksius. Setelah wadah ¾ penuh, petugas
kebersihan mengangkut wadah tersebut dan dikumpulkan di tempat limbah infeksius rumah
sakit.
Limbah berupa benda padat infeksius lainnya (yang tidak tajam) seperti tabung
vakutainer, tabung jarum suntik, sarung tangan dan kapas alkohol dimasukkan ke dalam
kardus khusus tahan bocor yang telah dibungkus plastik kuning dan diberi tanda infeksius
(terpisah dari limbah benda padat infeksius yang tajam). Setelah wadah ¾ penuh, petugas
kebersihan mengangkut wadah tersebut dan dikumpulkan di tempat limbah infeksius rumah
sakit.

3. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INFEKSIUS LABORATORIUM


Limbah cair infeksius laboratorium berasal dari bahan kimia untuk pengujian, air
bekas pencucian dan sisa spesimen (darah dan cairan tubuh). Limbah cair infeksius tersebut
harus dikelola menurut prosedur yang benar untuk menghindari penularan penyakit ke
petugas laboratorium.
Limbah cair infeksius berupa sisa spesimen yang berasal dari cairan tubuh
dimasukkan ke dalam tempat penampungan limbah infeksius yang telah diberi larutan
hipoklorit 0,5%. Limbah cair infeksius berupa sisa spesimen yang berasal dari urin, tinja dan
sputum (dalam pot) dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi plastik kuning.
Selanjutnya limbah cair infeksius tersebut dibawa oleh petugas kebersihan ke tempat
penampungan limbah infeksius rumah sakit.
Limbah cair yang berasal dari alat-alat pemeriksaan laboratorium seperti hematologi
analyzer (ABX Micross 60) dan chemistry analyzer (Wap Lab WP-9200) ditampung dalam
tempat pembuangan limbah infeksius yang tersedia (jerigen plastik), bila penuh dituang ke
dalam tempat pembuangan limbah dan disalurkan ke tempat pengolahan limbah infeksius
Rumah Sakit Umum Pekerja. Limbah cair yang berasal dari alat elektrolit analyzer dan blood
gas analyzer ditampung dalam jerigen plastik yang tersedia di alat.
Limbah bekas pencucian alat laboratorium pakai ulang yang berasal dari proses
dekontaminasi alat pakai ulang dengan larutan hipoklorik 0.5 % dibuang ke saluran
pembuangan limbah dan selanjutnya menuju ke tempat pengolahan limbah infeksius Rumah
Sakit Umum Pekerja.

I. LAPORAN HASIL DAN ARSIP


1. TATA CARA PELAPORAN HASIL
Data hasil pemeriksaan diinput secara manual ke dalam sistem rumah sakit, laporan
hasil pemeriksaan dicetak menggunakan formulir hasil pemeriksaan laboratorium. Laporan
hasil pemeriksaan laboratorium memuat data-data identitas pasien, tanggal pemeriksaan, asal
pasien dan dokter pengirim. Hasil pemeriksaan yang tertera disertai nilai rujukan yang sesuai
dengan umur dan jenis kelamin. Selanjutnya verifikator akan membubuhkan paraf atau tanda
tangan pada lembaran hasil yang telah diverifikasi tersebut. Khusus untuk pemeriksaan anti
HIV laporan hasil pemeriksaan laboratorium dimasukkan dalam amplop tertutup dan
ditujukan kepada dokter pengirim.
Penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien rawat jalan dilakukan oleh
petugas loket kepada pasien/pengantar dengan menunjukkan bukti (resi) untuk pengambilan
hasil. Bukti (resi) pengambilan hasil terdapat print out barcode disertai nama, umur, tanggal
pemeriksaan, alamat dan dokter pengirim. Untuk pasien rawat inap hasil diletakkan pada
kotak-kotak hasil pemeriksaan yang telah diberi tanda lokasi bangsal rawat inap. Selanjutnya
hasil pemeriksaan yang diletakkan pada kotak-kotak tersebut akan diambil oleh
perawat/petugas masing-masing bangsal. Penggunaan resi untuk pengambilan hasil pasien
rawat jalan dan meletakkan hasil pemeriksaan pasien rawat inap pada kotak yang sesuai
dengan lokasi bangsal akan memudahkan penyerahan hasil pemeriksaan dan menghindari
terjadinya kesalahan dalam pemberian hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengan standar
pelayanan minimal rumah sakit.
Dalam hal ketepatan waktu, hasil pemeriksaan laboratorium umumnya selesai kurang
dari 2 jam dan untuk pemeriksaan cito/emergency hasil pemeriksaan laboratorium selesai
kurang dari 1 jam. Hal ini sesuai dengan sasaran mutu laboratorium yaitu hasil pemeriksaan
kurang dari 2 jam > 90% terhitung saat pengambilan spesimen sampai hasil pemeriksaan
selesai diverifikasi. Beberapa parameter pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat selesai
dalam waktu 2 jam antara lain pemeriksaan biakan mikroorganisme (kultur), sebagian
pemeriksaan imunologi.
2. TATA CARA PENGARSIPAN

Berdasarkan sertifikasi ISO 9001, arsip untuk laboratorium ditetapkan selama 5 tahun.
Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat berita acara pemusnahan
berkas. Dokumen yang diarsipkan adalah :

o Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (FPPL) atau tracer dari pasien rawat
inap.
o FPPL atau strip tracer setiap pasien disatukan dengan copy kuitansi (pasien umum),
print out dari alat seperti alat hematologi, kimia, elektrolit, AGD, imunologi,
koagulasi, urinalisa atau kertas tes golongan darah (disteples)
o Setiap hari semua berkas dibundel dan diberi tanggal,bulan dan tahun
o Buku kerja QC hematologi, kimia klinik, koagulasi, elektrolit dan urinalisa
o Laporan bulanan dan laporan tahunan
o Arsip hasil pemeriksaan laboratorium disimpan dalam bentuk soft copy

J. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT

1. PEMELIHARAAN ALAT
Pemeliharaan alat di suatu laboratorium harus dilakukan dengan baik dan teratur guna
menjamin kondisi alat laboratorium yang dipakai selalu dalam keadaan optimal.
Pemeliharaan alat secara internal dilakukan oleh analis yang ditunjuk sesuai jadwal dan
pekerjaan pemeliharaan yang telah ditentukan. Prosedur pemeliharaan alat internal adalah
sebagai berikut :
a. Pemeliharaan dilakukan setiap hari/minggu/bulan/triwulan dan bila dibutuhkan
bersamaan dengan proses kalibrasi alat.
b. Petugas analis wajib melaksanakan pemeliharaan alat yang menjadi tanggung jawabnya
masing masing sesuai daftar pemeliharaan/pekerjaan yang harus dilakukan.
c. Mendokumentasikan pemeliharaaan alat yang dilakukan dalam formulir pemeliharaan
yang telah tersedia untuk masing-masing alat.
d. Bila terjadi gangguan fungsi alat, analis mencoba melakukan trouble shooting sesuai
manual alat yang menjadi wewenang analis.
e. Bila gangguan fungsi alat tidak dapat diatasi, maka analis akan menghubungi teknisi
perusahaan alat yang bersangkutan untuk perbaikan alat selanjutnya.
Selain pemeliharaan internal yang dilakukan analis, pemeliharaan eksternal oleh
teknisi dari perusahaan alat yang bersangkutan juga harus dilakukan secara rutin. Prosedur
pemeliharaan eksternal adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan eksternal dilakukan setiap bulan/triwulan sesuai dengan jadwal
pemeliharaan.
b. Petugas/teknisi dari perusahaan tersebut mendokumentasikan proses pemeliharaan atau
perbaikan alat yang dilakukan.
c. Bila sewaktu-waktu alat mengalami gangguan fungsi atau bila alat memerlukan proses
kalibrasi, analis akan menghubungi teknisi perusahaan alat yang bersangkutan untuk
melakukan perbaikan.

Tata Laksana Pemeliharaan Alat-alat Laboratorium adalah sebagai :


- Lemari es (refrigerator) dan Freezer
o Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium.
o Tempatkan lemari es sedemikian rupa,sehingga bagian belakang lemari es masih
longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor.
o Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari
bagian pendingin.
o Pemantauan di lakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja (2 – 8 ˚
C)
o Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang di gunakan (-15 sampai – 20
˚ C)
o Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup.
o Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.

- Centrifuge
o Letakkan centrifuge pada tempat yang datar.
o Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifuge. Beban harus
di buat seimbang sebelum centrifuge di jalankan, kecuali pada centrifuge
mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
o Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum
centrifuge di jalankan.
o Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atau tabung pecah.
o Pada pengguna centrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada
salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
o Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifuge karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan
tabung kaca ke dasar wadah, bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk
tabung.
o Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.
o Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
o Jangan mengoperasikan centrifuge dengan tutup terbuka.
o Jangan mengunakan centrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
o Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah berhenti.
o Perawatan setiap tahun.

- Mikroskop
o Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
o Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila sasaran
jelas, perbesar dengan objektf 40x dan bila perlu dengan 100x. Untuk
pembesaran 100x gunakan minyak emersi.
o Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap hari
setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak imersi.
o Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
o Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena kotoran
akan mudah masuk.
o Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada
satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometernya sudah rusak.
o Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
o Mikroskop di simpan di tempat yang kelembabannya rendah, jangan menyentuh
lensa dengan jari.
o Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.

- Kamar hitung
o Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotoran (jamur, pertikel debu)
pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
o Periksa di bawah mikroskop, apakah garis – garis pada kamar hitung terlihat jelas
dan lengkap.
o Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan
terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah
sel yang dihitung menjadi berkurang.
o Kaca penutup harus tipis,rata,tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi
untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung
menjadi tidak tepat.
o Cara pengisian kamar hitung dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi
horizontal, sampel dimasukan dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
o Bila pada pegisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel
mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi
penuh, maka pengisian harus dibuang.
o Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengar air
detergent encer.
o Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas dengan air
bersih.
o Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
- Pipet
o Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya yaitu : pipet transfer yang
di pakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta
pipet ukur yang di pakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang
diinginkan.
o Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
o Cara penggunaan pipet harus di sesuaikan dengan jenis pipet.
o Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut.
o Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah di keringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di
biarkan mengalir sendiri.
o Pipet volumetrik tidak boleh ditiup.
o Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet.
o Pipet ukur yang tidak mempunyai cicin tidak boleh ditiup.
o Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus di bilas untuk mengeluarkan sisa
cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.
o Pipet untuk pemerksaan biakan harus steril.
o Pipet yang telah di pakai untuk memipet larutan basa harus dibilas dahulu dengan
larutan yang bersipat asam dengan kosentrasi rendah, sedangkan yang telah di
pakai untuk memipet larutan asam harus di bilas dengan larutan basa lemah,
kemudian di rendam dalam aquadest selama satu malam, kemudian di bilas lagi
dengan aqudemineral.
o Pipet yang sudah di pakai harus d rendam dalam larutan antiseptic, kemudian baru
di cuci.

- Pipet semiotomatik
o Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh di pakai ulang, karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembapan plastik tip pipet, juga pengeringan
seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
o Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
o Tip yang di gunakan harus terpasang erat
o Sesudah penggunaan harus di bersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak
pipet.

- Alat gelas
o Tabung yang di pakai harus selalu bersih.
o Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan deterjen ( sedapatnya netral ) dan
oksidan ( hipoklorit ) kemudian bilas dengan aquades.

- Larutan Pencucian alat laboratorium :


o Cairan pencuci : Larutan netral 2 %
o Cairan pelarut : Extran netral 20 ml
o Air sampai : 1 liter.

- Cara pencucian :
o Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam dalam larutan
extran netral 2% selama 2 – 24 jam, bila alat terlalu kotor rendam lebih lama.
o Setelah itu di bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak tertinggal pada
alat yang di cuci.
o Alat kaca di masukkan dalam incubator dengan suhu 50 – 60 ˚C dan alat plastik
dikeringkan dengan suhu kamar 15 – 25˚C.

2. KALIBRASI ALAT

Kalibrasi peralatan laboratorium harus dilakukan secara teratur sesuai jadwal untuk
menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium. Kalibrasi adalah proses peneraan suatu alat
terhadap alat ukur standar yang bertelusur ke suatu standar tertentu baik standar internasional
maupun standar nasional. Semua alat ukur yang digunakan di laboratorium wajib dilakukan
kalibrasi sebelum digunakan. Alat yang telah dikalibrasi diberikan identitas yang jelas
termasuk status kalibrasi dan catatan mutu hasil kalibrasi disimpan.
Untuk menjamin kalibrasi alat laboratorium dapat dilaksanakan sesuai dengan
program yang direncanakan maka dibuat prosedur sebagai berikut :
- Tentukan jadwal kalibrasi masing-masing alat
- Catat nomor kode masing-masing alat
- Ajuan formulir permintaaan persetujuan kalibrasi alat pada direktur / manajemen rumah
sakit
- Kalibrasi alat yang dilakukan secara internal, data pengamatan kalibrasi
didokumentasikan
- Kalibrasi yang dilakukan secara eksternal, konfirmasikan jadwal pelaksanaan kalibrasi
dengan perusahaan yang melakukan kalibrasi alat
- Perusahaan yang melakukan kalibrasi eksternal harus telah mempunyai sertifikat KAN /
ISO
- Penyerahan alat pada perusahaan yang akan melakukan kalibrasi disertai tanda terima alat
- Alat yang telah dikalibrasi oleh pihak eksternal apabila disetujui hasil kalibrasi (sesuai
standar kelayakan) akan diterima dan laporan hasil kalibrasi diarsipkan sebagai dokumen
- Alat yang telah dikalibrasi baik internal ataupun eksternal namun hasil kalibrasi
menyatakan tidak dapat / layak dipergunakan, diberi tanggal dan tanda ”TIDAK DAPAT
DIPERGUNAKAN LAGI”
- Alat yang telah dikalibrasi baik internal maupun eksternal, dapat/layak dipergunakan lagi
diberi tanggal dan tanda ”OK” kalibrasi.
BAB V
LOGISTIK

Prosedur logistik Instalasi laboratorium sesuai dengan Prosedur Logstik Reagen dan
Bahan Habis Pakai. Prosedur ini untuk memastikan bahwa laboratorium memperoleh,
menyimpan dan mengeluarkan reagensia dan bahan habis pakai dengan kualitas yang baik
sesuai dengan kebutuhan secara berkesinambungan. Prosedur logistik di RS Umum Pekerja
secara keseluruhan melibatkan unit laboratorium , kepala bidang penunjang medik, kepala
bagian keuangan, wakil direktur pelayanan medik, wakil direktur umum dan keuangan,
direktur, bagian pembelian rumah sakit (P3RS) dan bagian penerima/pemeriksa barang.

Kegiatan yang menyangkut prosedur logistik di Instalasi Laboratorium yaitu


pemeriksaan stok reagen/bahan habis pakai (BHP), mencatat dalam kartu stok, membuat
surat usulan kepada bagian pembelian rumah sakit (P3RS) untuk pengadaan reagensia/BHP
yang sudah mencapai stok minimal yang ditanda tangani kepala instalasi laboratorium
dengan persetujuan kepala bidang penunjang medik. Sampai disini proses logistik di instalasi
laboratorium sementara berhenti dan selanjutnya menunggu sampai proses pengadaan selesai
dan reagensia/BHP dikirim oleh suplier. Analis laboratorium yang ditunjuk sebagai pemeriksa
barang akan memeriksa barang yang dikirim suplier dengan mencocokkan pada blanko
permintaan reagensia (BPR) dan mengecek tanggal kadaluarsa. Bila barang yang dikirim
tidak sesuai dengan yang dipesan atau tidak memenuhi syarat, maka barang akan
dikembalikan ke suplier dan analis pemeriksa barang akan menghubungi pihak suplier. Bila
barang yang dikirim telah sesuai, maka analis bagian penerima barang akan menerima barang
(reagensia/BHP) tersebut, menyimpan reagensia/BHP tersebut sesuai kit insert dan mencatat
dalam kartu stok. Selanjutnya reagensia/BHP tersebut dipakai/dikeluarkan berdasarkan ”first
order first out” dan selalu dicatat tanggal dipakai/dikeluarkan.

Untuk kebutuhan barang lainnya seperti barang cetakan, alat tulis kantor dan alat
rumah tangga disuplai dari gudang logistik RS Umum Pekerja sesuai dengan kebutuhan.
Instalasi Laboratorium secara berkala mengajukan barang-barang yang diperlukan dengan
mengisi Formulir Permintaan Barang ke bagian logistik. Bagian logistik akan memproses
pengadaan barang-barang yang dibutuhkan tersebut bersama-sama dengan kebutuhan barang
dari unit lainnya. Setelah barang yang dibutuhkan tersedia di Bagian Logistik, selanjutnya
petugas laboratorium akan mengambil barang tersebut.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN

Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit disebutkan bahwa rumah
sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien
dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa dan menetapkan pemecahan masalah
dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diinginkan (KTD). Tim keselamatan
pasien rumah sakit (TKPRS) akan mencatat, melaporkan dan menganalisa insiden yang
berhubungan dengan keselamatan pasien serta mengembangkan solusi untuk pembelajaran.
Selanjutnya Tim TKPRS akan memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah
sakit dalam rangka pengambilan kebijakan mengenai keselamatan pasien rumah sakit
(KPRS). Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) dibuat secara anonim dan ditujukan
untuk mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Instalasi Laboratorium sebagai salah satu unit pelayanan penunjang medik di rumah
sakit juga wajib menerapkan asuhan keselamatan pasien untuk terciptanya budaya
keselamatan pasien, menurunnya kejadian yang tidak diharapkan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Keselamatan Pasien di bidang pelayanan laboratorium
dimulai dari saat pendaftaran permintaan pemeriksaan laboratorium sampai hasil
pemeriksaan laboratorium dikeluarkan. Dengan penerapan keselamatan pasien yang baik
diharapkan pasien akan mendapatkan pelayanan laboratorium yang aman dan bermutu
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan laboratorium rumah
sakit. Dengan demikian bagi pihak rumah sakit akan meminimalisir komplain atau tuntutan
dari pasien.

B. TUJUAN

Tujuan penerapan Standar Keselamatan Pasien adalah untuk memberikan


perlindungan terhadap keselamatan pasien , masyarakat dan sumber daya manusia (SDM) di
rumah sakit.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien harus diperhatikan mulai dari pendaftaran permintaan


pemeriksaan laboratorium. Pada saat pendaftaran petugas akan mengecek persiapan pasien
untuk pemeriksaan laboratorium yang diminta sebagai syarat apakah pemeriksaan dapat
dilakukan. Persyaratan pemeriksaan laboratorium yang diminta harus dipenuhi karena
berhubungan dengan validitas hasil pemeriksaan. Apabila persyaratan tidak terpenuhi maka
petugas akan meminta pasien untuk memenuhi persyaratan tersebut terlebih dahulu sebelum
dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang diminta sambil memberikan informasi yang
diperlukan.
Proses pendaftaran harus dilakukan secara cermat karena identitas pasien yang salah
berpengaruh terhadap interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium. Saat ini Instalasi
Laboratorium mencetak hasil pemeriksaan laboratorium beserta nilai rujukan sesuai dengan
umur dan jenis kelamin. Oleh karena itu input data identitas pasien terutama tanggal lahir dan
jenis kelamin harus tepat untuk menghindari kesalahan dalam interpretasi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Dalam proses pengambilan spesimen harus mengikuti standar prosedur operasional
pengambilan spesimen dan persyaratan pemeriksaan yanag harus dipenuhi. Hal ini penting
untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan spesimen misalnya
kesalahan identitas atau spesimen yang tertukar, spesimen yang diambil tidak sesuai dengan
pemeriksaan yang diminta atau spesimen tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
pemeriksaan. Untuk menghindari penularan penyakit ke pasien pada saat melakukan
pengambilan darah (baik vena, kapiler maupun arteri), petugas harus menggunakan sarung
tangan baru sesuai dengan standar prosedur operasional. Bila ada penyulit dalam dalam
pengambilan darah misalnya terjadi syok neurogenik, maka petugas harus dapat memberikan
pertolongan pertama sesuai dengan standar prosedur operasional sambil menunggu pasien
dibawa ke Instalasi Gawat Darurat untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya.
Mutu hasil pemeriksaan laboratorium merupakan hal yang sangat penting dalam
pelayanan laboratorium. Untuk menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium, maka setiap
hari dilakukan pemantapan mutu internal sebelum dilakukan pelayanan pemeriksaan
laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak adekuat dapat menyebabkan
penatalaksanaan pasien yang tidak tepat. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan
laboratorium yang aman dan bermutu diperlukan penerapan standar keselamatan pasien dan
pelaksanaan pemantapan mutu laboratorium secara berkesinambungan.
1. Tata laksana keselamatan pasien tahap pra analitik
- Formulir permintaan pemeriksaan :
o Identitas pasien
o Nomor Rekam Medis
o Tanggal pemeriksaan
o Ruangan pasien
o Jam pemeriksaan
o Permintaan pemeriksaan yang lengkap dan jelas
o Tanda tangan dokter yang meminta pemeriksaan
- Persiapan pasien : persiapan pasien harus sesuai persyaratan
- Pengambilan dan penerimaan specimen: Pengumpulan spesimen secara benar
- Penanganan spesimen
o Pengolahan spesimen
o Kondisi menyimpan spesimen harus tepat
o Kondisi pengiriman spesimen harus tepat
- Persiapan sample untuk analisa
o Kondisi sample harus memenuhi syarat
o Volume sample harus sesuai protocol
o Perhatikan identifikasi sample

Tata laksana keselamatan pasien tahap analitik


- Persiapan reagen
o Reagen harus memenuhi syarat
o Tidak dalam masa kadaluarsa
o Cara pelarutan / pencampuran harus benar
o Pelarut (aquadest) harus memenuhi syarat
- Pipetasi reagen dan sample
o Semua peralatan laboratorium yang digunakan harus bersih dan memenuhi syarat
o Kalibrasi pipet secara berkala
o Lakukan pemipetan secara benar, tidak memakai mulut untuk memipet.
- Inkubasi
o Suhu inkubasi, harus sesuai dengan persyaratan
o Waktu inkubasi harus tepat
o Kalibrasi termometer
- Pemeriksaan
o Alat dan instrumen harus berfungsi dengan baik
o Quality control internal setiap hari

Tata laksana keselamatan pasien tahap pasca analitik


- Pembacaan hasil
o Penghitungan
o Pengukuran
o Identifikasi
o Penilaian harus benar
- Pelaporan hasil
o Hasil ditulis dengan jelas
o Jangan salah transkrip
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. PENGERTIAN

Pelaksanaan Keselamatn Kerja adalah bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat, bebas dari pencemeran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu harus dibuat sistem dimana
laboratorium membuat asuhan keselamatan kerja.

2. TUJUAN

Pelaksanaan keselamatan kerja laboratorium secara umum bertujuan untuk


menciptakan budaya kerja yang aman dan secara khusus untuk Terciptanya budaya
keselamatan pasien, nenurunnya kejadian yang tidak diharapkan dan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

3. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA


a. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA TAHAP PRA ANALITIK
- Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada
kulit, mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium, sarung tangan dan masker.
- Sesudah mengambil sample darah, kumpulkan jarum dan semprit di tempat tertentu
dan cegah jangan sampai tertusuk jarum tersebut.
- Sample darah dimasukkan dalam wadah tertentu yang tahan bocor dan tertutup
rapat dengan label identitas pasien.
- Petugas sampling tidak boleh makan, minum atau merokok pada waktu sampling.
- Penyimpanan sample, jika tidak segera dilakukan tes disimpan dalam lemari es.

b. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA TAHAP ANALITIK


- Penggunaan Pipet :
 Pengolahan spesimen / sample dan melaksanakan tes harus hati-hati dan
menganggap bahan tersebut infeksius.
 Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius
pada kulit, mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium, masker dan sarung
tangan.
 Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
 Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara
menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
- Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia :
o Beritahu petugas keamanan kerja laboratorium dan jauhkan petugas yang tidak
berkepentingan dari lokasi tumpahan.
o Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cedera.
o Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera matikan
semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan
peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
o Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
- Penggunaan sentrifuge :
o Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik.
o Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun
dapat melihat ke dalamnya dan menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah.
o Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda korosi
atau keretakan.
o Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoclorit karena bersifat
korosif.
o Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar.
- Mencegah penyebaran infeksi :
o Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm.
o Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.
o Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung.
o Tempatkan sisa spesimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam wadah yang
tahan bocor.
o Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali habis kerja.
- Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius :
o Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun / desinfektan.
o Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
o Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
o Jangan memakai kosmetik di dalam laboratorium.
o Gunakan alat pelindung muka, mata jika terdapat percikan bahan infeksius saat
bekerja.

c. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA TAHAP PASCA ANALITIK


- Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
- Jarum / benda tajam yang terkontaminasi masukkan ke dalam wadah tahan
tusukan, kemudian diinsenerasi.
- Limbah cairan infeksius / darah dan produknya dimasukkan ke dalam jerigen ¾
penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jerigen tersebut kemudian diolah.
- Limbah padat
o Sampah infeksius dimasukkan ke dalam kantung plastik warna kuning.
o Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di laboratorium
dimasukkan ke dalam kantung plastik hitam.

4. PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI LABORATORIUM


- Kebakaran
o Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke
unit lain.
o Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
o Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada di
rumah sakit.
o Tulis berita acara kejadian.

- Biakan atau spesimen yang tumpah


o Tumpahan dan wadahnya ditutup dengan kain atau tissue yang dibasahi
desinfektan.
o Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
o Wadah didesinfektan atau autoclaf.
- Luka tusukan jarum
o Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran
air selama kurang lebih 1 – 2 menit.
o Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian diplester atau dibalut.
o Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.

- Pecahan gelas
o Gunakan sarung tangan.
o Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
o Masukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning.
o Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
o Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras.
o Cuci tangan.

- Tumpahan bahan kimia


o Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
o Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
o Pakailah masker dan sarung tangan.
o Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut
dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
o Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na Bicarbonat.
o Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan
serokan dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.

5. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

 Pemakaian Kacamata/ Gogle


o Pengertian : Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan
darah / cairan.
o Tujuan : Untuk melindungi mata dari cipratan darah / cairan.
o Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dari infeksi silang.
o Prosedur :
1) Dipakai sebelum cuci tangan
2) Dipakai dengan tali di bagian belakang
 Pemakaian Jas Laboratorium
o Pengertian : Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan / darah supaya
jangan sampai terkena tubuh.
o Tujuan : Menahan darah / cairan jangan sampai mengenai tubuh.
o Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dari infeksi silang.
o Prosedur :
1) Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung baju
kerja
2) Digunakan selama melakukan pemeriksaan / bekerja
3) Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti

 Pemakaian Masker
o Pengertian : Suatu penutup mulut dan hidung.
o Tujuan : Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu
menjalankan pekerjaan (sewaktu bicara / bersin)
o Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dari infeksi silang.
o Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang penutup hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan di belakang kepala
d. Masker setelah selesai dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga / gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi / meramu obat

 Pemakaian Sarung Tangan


o Pengertian : Suatu pelindung tangan.
o Tujuan : Untuk meniadakan mengurangi terjadinya infeksi silang.
o Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien
dari Infeksi silang
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan
pasien
o Prosedur:
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan
darah, selaput lendir atau kulit yang terluka Akan melakukan tindakan
invasive
b. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi
c. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipakai memegang cufnya
d. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya
e. Setelah selesai dipakai, jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan chlorhexidine 1,5 % dan centrimide 15 % di
dalam tempat yang tersedia
f. Lepas sarung tangan dan tempatkan dalam sampah medis dan yang bisa
dipakai ulang ditempatkan dalam bak larutan chlorhexidine gluconat1,5%
dan centrimide 15 %

6. PEMELIHARAAN KESEHATAN TENAGA KESEHATAN


Pengertian : Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat beresiko
tertularnya penyakit.
Tujuan : Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada
tempat yang berisiko.
Kebijakan : Pemeriksaan :
a) Pemeriksaan darah
b) Ro Photo Thorax
c) Immunisasi
Prosedur : a). Pemeriksaan darah setiap enam bulan sekali
b). Ro Photo Thorax setiap satu tahun sekali
c). Immunisasi / Boster
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. PRA ANALITIK

A. Persiapan pasien
- Pengaruh makanan
o Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 10-12 jam setelah makan
terakhir.
- Fluktuasi sehari-hari
o Nilai normal dari literatur berdasarkan pada pengambilan sampel pagi hari,
maka dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya sebelum jam
09.00 pagi.
- Keadaan tubuh
o Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya pada
keadaan duduk.
- Obat-obatan
o Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat tersebut
harus dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan darah.

B. Pengambilan dan pengolahan specimen\


- Pemberian identitas
o Surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan laboratorium memuat :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan
c. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat)
d. Magnosis / keterangan klinik
e. Obat-obat yang telah diberikan dan lama pemberian
f. Jenis spesimen
g. Lokasi pengambilan
h. Volume spesimen
i. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
j. Nama pengambilan spesimen
k. Transport Media

o Label wadah spesimen yang akan dikirim ke laboratorium memuat :


a. Tanggal pengambilan spesimen
b. Identitas pasien atau spesimen
c. Jenis specimen

o Label wadah spesimen yang diambil di laboratorium memuat :


a. Pengambilan spesimen
b. Nomor / kode specimen

o Formulir hasil memuat :


a. Tanggal pemeriksaan
b. Identitas pasien
c. Nomor / kode laboratorium
d. Satuan hasil pemeriksaan
e. Nilai rentang parameter
f. Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
g. Tanda tangan penanggung jawab

- Penerimaan spesimen
a. Cocokkan spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan.
Catat kondisi spesimen, volume, warna, kekeruhan, bau, konsistensi, dll.
b. Spesimen tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak.

- Pengambilan spesimen
o Waktu pengambilan : Umumnya pagi hari ATAU keadaan tertentu :
a. Demam Typhoid : widal pada fase akut
b. Tuberkulosis sputum setelah bangun tidur dan sewaktu
c. Enzim-enzim jantung segera setelah serangan akut jantung
o Volume spesimen : sesuai kebutuhan pemeriksaan
o Cara pengambilan spesimen : oleh tenaga trampil dan dengan cara yang benar.
o Lokasi : sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
a. Darah vena
b. Darah arteri
c. Biakan : daerah yang sedang mengalami infeksi
o Peralatan : harus bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia / detergen, mudah
dicuci.
o Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
a. Terbuat dari gelas atau plastik
b. Tidak bocor / rembes
c. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
d. Bersih
e. Kering
f. Tidak mempengaruhi zat-zat dalam spesimen
g. Steril untuk biakan
o Pengawet: disesuaikan dengan pemeriksaan
o Pengiriman specimen dengan syarat :
a. Kecepatan
b. Tidak terkena sinar matahari
c. Kemasan sesuai syarat keselamatan kerja
d. Kemasan diberi label “Bahan Pemeriksaan Infeksius”
e. Suhu disesuaikan
f. Transpor media yang sesuai dan masih baik

- Penyimpanan sampel
o Menghindari kontaminasi :
 Sampel harus selalu disimpan dalam botol / tabung tertutup rapat memakai sarung
tangan disposibel saat mengerjakan sampel.
o Menghindari sinar :
a. Sampel harus disimpan dalam tabung gelap di dalam lemari es
b. Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat
o Stabilitas
Penyimpanan serum / plasma :
a. Suhu kamar ( 15 – 25oC) selama 4 jam
b. Suhu 4 oC selama 24 jam
c. Jika sampel tidak dapat diperiksa hari yang sama dengan pengambilan darah
maka sampel harus dibekukan pada -12 sampai -20 oC

2. ANALITIK

Pipet dan memipet


- Gunakan pipet yang bersih dan tidak rusak
- Gunakan pipet sesuai kebutuhan
- Pipet harus dibilas
- Bersihkan ujung pipet

Suhu dan waktu


- Pastikan bahwa sampel, reagensia, serum kontrol telah berada pada suhu pemeriksaan
- Apakah suhu water-bath sesuai
- Apakah lamanya inkubasi pada suhu yang telah ditentukan

Kuvet harus bersih


- Bagian luar kuvet tidak boleh basah
- Volume larutan yang diisi ke dalam kuvet harus sesuai
- Tidak boleh ada gelembung udara

3. PASCA ANALITIK

Evaluasi :
- Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
- Perhatikan titik desimalnya
- Perhatikan satuannya
- Interprestasi hasil pemeriksaan dan quality kontrol serum
- Pelaporan hasil pemeriksaan
- Pengiriman hasil pemeriksaan

4. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium
dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Penyelenggaraan pemantapan mutu eksternal
diharapkan semua laboratorium pemerintah dan swasta mengikutinya dihubungkan dengan
akreditasi laboratorium kesehatan dan perizinan untuk laboratorium swasta. Pemantapan
mutu eksternal diselenggarakan pada tingkat nasional dan tingkat wilayah / provinsi. Peserta
pemantapan mutu eksternal tingkat nasional mencakup laboratorium rumah sakit pemerintah
kelas A, B, C dan setaraf, Balai laboratorium kesehatan dan laboratorium swasta yang setaraf.
Pemantapan mutu eksternal tingkat wilayah / provinsi diikuti oleh laboratorium rumah sakit
pemerintah kelas C, D dan yang setaraf dan laboratorium puskesmas di wilayah / provinsi
yang bersangkutan.
Sampai saat ini laboratorium RS Umum Pekerja sedang dalam proses mengikuti
kegiatan pemantapan mutu eksternal yang diselenggarakan oleh PKEL PDS Patklin dalam
bidang hematologi, kimia klinik dan urinalisa untuk 1 siklus setiap tahun.
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) terdiri dari beberapa tahap sebagai
berikut :
- Persiapan
o Setiap tahun dilaksanakan 1 siklus
o Calon peserta mengirim surat pendaftaran
o Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
o Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomor peserta
o Peserta dikirim bahan control (serum control)

- Pengiriman serum control


o Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
o Dokumen lengkap :
 Formulir hasil
 Petunjuk pelaksana
 Daftar alat dan reagen
 Daftar pemeriksa
o Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit

- Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :


o Sumber bahan control
 Bahan control dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan
kimia murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah bahan dari manusia maka
lebih baik menggunakan bahan control dari manusia.
o Bentuk bahan control
 Menurut bentuknya bahan kontrol ada bermacam-macam, yaitu : bentuk cair,
padat bubuk (liofilisat) dan bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat lebih
stabil dan lebih tahan lama dari pada bentuk cair. Bentuk strip merupakan
bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip, sehingga memudahkan
transportasi.
o Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu dengan
aquabidest. Pada umunya pemeriksaan di bidang kimia klinik dan immuno-serologi
menggunakan bentuk padat bubuk (liofilisat) atau bentuk cair (pooled sera). Di bidang
hematologi digunakan bentuk cair, padat bubuk atau strip.

- Pemeriksaan serum control


o Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
o Sifat pemeriksaan :
 Hasil laboratorium sendiri
 Menggunakan alat dan reagen rutin
 Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
o Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab atau kepala
laboratorium.

- Hasil pemantapan mutu eksternal


o Hasil yang diterima di Dit BPPM dicatat tanggal terima untuk mesing-masing siklus
o Oleh petugas dimasukkan data ke komputer 2 kali
o Sifat pengolahan data berdasarkan :
 Metode pemeriksaan
 Alat yang digunakan
 Jumlah data yang ada

- Evaluasi komputer
o Data dibandingkan terhadap nilai target
o Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan jumlah
peserta > 20
o Dinilai dengan sistem Variance Index Score (VIS)
o Setiap peserta akan mendapat nilai :
 VIS setiap pemeriksaan
 Overal VIS
 Mean Running VIS

- Evaluasi pemantapan mutu eksternal


o Variance Index Score (VIS)
o Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
o Overal VIS
o Nilai rata-rata VIS untuk seluruh parameter
o Mean Running VIS
o Nilai rata-rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu

BAB IX
PENUTUP
Pelayanan laboratorium merupakan salah satu pelayanan penunjang medik terpenting
dalam menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk meningkatkan mutu hasil
pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality
assurance), yang mencakup berbagai komponen kegiatan termasuk peningkatan
profesionalisme SDM secara berkesinambungan. Selain mutu hasil pemeriksaan
laboratorium, ketepatan waktu hasil pemeriksaan laboratorium juga sangat diperlukan dalam
mendukung pelayanan terhadap pasien secara terintegrasi. Penerapan standar keselamatan
pasien di laboratorium juga harus mendapat perhatian dan merupakan kewajiban setiap
rumah sakit secara keseluruhan dalam pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien.

Untuk memberikan pelayanan laboratorium yang terbaik sesuai dengan visi dan misi
RSUD Budhi Asih telah dibuat Pedoman Pelayanan Laboratorium RS Umum Pekerja sebagai
acuan pelayanan laboratorium di RS Umum Pekerja. Pedoman Pelayanan Laboratorium ini
mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga
laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya
pelayanan di laboratorium. Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini adalah langkah
awal ke suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari
berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa
Pedoman Pelayanan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik
guna menyempurnakan pedoman ini.

Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Anda mungkin juga menyukai