NOMOR TAHUN
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
I B N BANJAR
NIP 196301101989011001
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM
RUMAH SAKIT UMUM PEKERJA
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit, serta pemulihan kesehatan. Pelayanan Laboratorium merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus, karena sebagaimana diketahui bahwa
pelayanan laboratorium selain telah dirasakan besar manfaatnya, laboratorium juga harus
dikelola oleh mereka yang benar-benar professional dalam bidang laboratorium.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan
hasil pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium
harus selalu terjamin mutunya dan mengacu pada keselamatan pasien.
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality assurance), yang mencakup berbagai
komponen kegiatan. Untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan laboratorium di
rumah sakit, maka setiap pelayanan laboratorium dituntut memiliki buku pedoman sebagai
panduan, sehingga didalam perencanaan, pembinaan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM), sarana dan prasarana pelayanan laboratorium diseluruh institusi pelayanan
kesehatan dapat memenuhi standar yang berlaku.
Disamping itu dengan meluasnya dan meningkatnya teknologi peralatan laboratorium
tentunya perlu didukung peningkatan dalam perencanaan dan pengembangan SDM dan
standar operasional pelayanan laboratorium serta sarana dan prasarana yang masing-masing
menjadi tugas penyelenggara pelayanan laboratorium.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan pedoman pelayanan instalasi laboratorium sebagai acuan bagi setiap staf
Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan berdasarkan prosedur yang ditetapkan
sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Laboratorium yang terletak (laboratorium induk) buka 24 jam dan ditujukan untuk
melayani pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pasien medical check up dan pasien IGD.
Pelayanan laboratorium dapat melakukan semua jenis pemeriksaan yang tertera dalam
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kecuali beberapa pemeriksaan yang dirujuk
ke laboratorium rujukan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan di laboratorium antara lain
pemeriksaan hematologi rutin, kimia klinik rutin, urinalisa, tinja, elektrolit, analisa gas darah,
imunoserologi dan mikrobiologi.
D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Umum Pekerja mencakup pemeriksaan
hematologi, kimia klinik, imuloserologi, mikrobiologi, elektroloit, analisa gas darah,
urinalisis dan pemeriksaan tinja. Pelayanan laboratorium ditujukan untuk pasien rawat jalan,
rawat inap dan pasien dari Instalasi gawat darurat. Untuk melakukan pemeriksaan di atas
diperlukan kemampuan untuk memilih jenis dan metode pemeriksaan yang sesuai dengan
memperhatikan mutu hasil pemeriksaan dengan biaya yang efisien. Selain parameter diatas,
pemeriksaan laboratorium yang belum dapat dilakukan di Rumah Sakit Umum Pekerja
karena belum tersedianya fasilitas atau karena pertimbangan efisiensi, dirujuk ke
laboratorium rujukan. Selengkapnya pemeriksaan laboratorium yang dapat dilayani di Rumah
Sakit Umum Pekerja sesuai dengan yang tertera pada formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.
E. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum tentang pelayanan laboratorium di rumah sakit adalah sebagai
berikut:
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992, tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1994, tentang Pedoman Kerja Rumah Sakit
Umum di Daerah.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 558/Menkes/SK/1984 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan RI
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 84/Menkes/Per/II/1990 tentang upaya
Pelayanan Kesehatan di Bidang Medik
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 983/Men.kes/SK/XI/1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit
6. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No: HK.00.06.3.5.00788 Tahun 1995
tentang Pelaksanaan Akreditasi
7. Buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit. Diterbitkan oleh
Departemen kesehatan RI Dirjen Yan Medik Direktorat RS Khusus dan Swasta
Subdirektorat Penunjang Medik tahun 1998
8. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Saat ini distribusi dan kualifikasi ketenagaan Instalasi Laboratorium dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 170 bed adalah sebagai berikut :
Formal Informal
A. DENAH RUANG
Instalasi Laboratorium terdiri dari 1 ruangan dilantai 2, terdiri dari beberapa ruangan
dengan denah sebagai berikut :
WASTAFFEL
PINTU
B. STANDAR FASILITAS
Sesuai dengan permintaan pemeriksaan laboratorium dari para klinisi dan berdasarkan
standar pemeriksaan laboratorium yang harus ada di rumah sakit umum tipe C, instalasi
laboratorium saat ini telah dilengkapi dengan berbagai alat pemeriksaan laboratorium sebagai
berikut :
Dari berbagai alat tersebut di atas terdapat beberapa jenis alat dengan sistem Kerja
Sama Operasional (KSO). Dalam pemilihan alat yang akan dipakai terutama untuk alat
dengan sistem beli (bukan sistem KSO), selain dari kualitas alat yang sudah teruji baik dan
banyak digunakan di laboratorium klinik di Indonesia, ada beberapa faktor lain yang menjadi
pertimbangan dalam memilih alat yaitu :
1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang
meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen, volume spesimen dan jumlah
pemeriksaan.
2. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang
tersedia seperti luas ruangan, fasilitas listrik dan air yang ada.
3. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat
mengoperasikan alat.
4. Reagent yang dibutuhkan
Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen dipasaran dan kontinuitas distribusi dari
pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan, apakah sistem reagen
tertutup atau terbuka.
5. Sistem alat
Perlu dipertimbangkan antara lain
a. Alat mudah dioperasikan
b. Alat tidak memerlukan perawatan khusus
c. Kalibrasi dilakukan setiap hari, minggu atau bulan
6. Pemasok / vendor
Pemasok harus mempunyai syarat sebagai berikut
a. Mempunyai reputasi yang baik
b. Memberikan fasilitas uji fungsi
c. Menyediakan petunjuk operasional alat, working sheet dan trouble shooting
d. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan dan
perbaikan sederhana
e. Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, yaitu mempunyai teknisi handal
dan suku cadang mudah diperoleh.
7. Nilai ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu seberapa besar
keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya biaya
operasi alat.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
F. PENGELOLAAN SPESIMEN
Pengelolaan spesimen meliputi tata laksana pelayanan, teknik pengambilan dan
penanganan specimen. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
- Persiapan Pasien :
o Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
Sebelum pemerikaan pasien harus berpuasa selama 10-12 jam. Pagi hari
pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,kemudian pasien
makan dan minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2
jam.
Pasien diambil darah yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp
o Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 12 jam.
- Persiapan Alat :
o Spuit, Lancet,Wing needle,Tourniquet.
o Pot urine.
o Objeck glass,cover glass.
- Persiapan Bahan :
o Kapas alkohol
o Anti koagulant
- Teknik Pengambilan Spesimen :
o Darah Vena
Catat nama,nomor laboratorium, nomor register.
Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah.
Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah
keluar.
Pemeriksan Hematologi lengkap : Darah EDTA 2-3 ml
Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml.
Pemeriksaan Immunologi : Darah beku 3 ml.
Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : Darah EDTA + darah
beku 4-8 ml.
Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item
pemeriksaan laboratorium.
Tourniquet dilepaskan
Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.
Rekatkan plester
Untuk Rujuk Ke PMI : Darah EDTA 2-3 ml
o Darah Kapiler
Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa,daun telinga pada
anak,tumit kaki pada bayi.
Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
Buang tetes darah pertama dengan kapas kering,tetes darah selanjutnya
diambil.
Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
o Darah Arteri
Lokasi pengambilan arteri radialis,arteri brachialis,arteri femoralis.
Gunakan spuit 1cc atau 3cc ,ambil heparin secara aseptis dan basahi
bagian dalam spuit.
Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90
derajat.
Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang
dibutuhkan kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.
Rekatkan plaster betadine.
Bolak – balik spuit agar darah tercampur homogen.
o Urin
a. Urine sewaktu : Untuk urine lengkap , tes kehamilan.
Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-sewaktu)
Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
Beri label identitas pasien.
b. Urine pagi : Untuk urine lengkap
Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
Beri label identitas pasien.
c. Urine 24 jam :Untuk creatinin clearance,protein kwantitatip,elektrolit
urine.
Cara Penampungan urine 24 jam misal :
Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine dibuang.
Tampung semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi
esok harinya.
d. Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di beri thymol
2 ml.
Campur semua urine setiap selesai menampung,jangan sampai ada
tertumpah. Wadah bersih bermulut lebar dan bertutup ulir.
o Faeces
Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan
bercampur dengan urine.
Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
o Sputum
Ambil sputum pada saat pertama kali pasien bangun tidur pagi hari
Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.
o Cairan pleura dan cairan tubuh lainnya
Tampung semua sample/bahan pada wadah yang bersih, kering, dan bermulut
lebar serta bertutup ulir.
o Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai
dengan permintaan dokter.
o Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan steril.
PENGOLAHAN SPESIMEN
Sisa spesimen setelah selesai pemeriksaan disimpan setiap hari sesuai dengan nomor urut.
Sisa spesiemen yang disimpan sebagai berikut :
- Serum: disimpan di fezer selama 1bulan pada suhu -20˚c,setelah disimpan selama 1
bulan,sisa serum dibuang.
- Darah EDTA: Sisa sample darah EDTA disimpan selama 3 hari pada suhu 2-8˚C, setelah
itu dibuang.
- Darah Beku: Sisa sample darah beku disimpan selama 3 hari pada suhu 2-8˚C, setelah itu
dibuang.
- Urine: Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar ( 15-30˚c ), sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu di buang.
- Faeces: Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar ( 15-30˚c ),sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu di buang.
- Cairan Tubuh: Sisa sampel cairan tubuh di simpan pada suhu 2-8˚C selama 1 minggu,
setelah itu dibuang.
- Untuk pemeriksaan uji silang serasi darah EDTA maksimal dapat diperiksa untuk
pemeriksaan selama 72 jam pada suhu 2-8˚C
G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA SELESAI HASIL
KARBOHIDRAT :
1. Glukosa puasa Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Glukosa 2 jam PP Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Glukosa sewaktu Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Glukosa kurva Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
harian
5. Glukosa toleransi Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
tes
6. HBA1C Darah EDTA 2 ml Setiap hari Setiap hari
LEMAK :
1. Trigliserida Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Kolestrol total Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Kolestrol HDL Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Kolestrol LDL Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
FUNGSI GINJAL :
1. Ureum Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Kreatinin Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Asam urat Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Creatinin Clereance Urine 24 jam Setiap hari 2 Hari
5. Urea Clereance Urine 2 jam Setiap hari 2 Hari
BAKTERIOLOGI :
1. Sediaan langsung Sputum, cairan Setiap hari 2 hari
Gram tubuh
2. Sputum BTA Sputum, cairan Setiap hari Setiap hari
langsung tubuh
3. Sekret Urethra Sekret Urethra Setiap hari 2 hari
4. Sekret Vagina Sekret Vagina Setiap hari 2 hari
FUNGSI HATI :
1. Protein total Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Albumin Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Globulin Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Bilirubin total Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
5. Bilirubin direk Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
6. Bilirubin indirek Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
7. SGOT Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
8. SGPT Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
9. Gamma GT Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
10. Alkali fosfatase Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
ELEKTROLIT :
1. Natrium Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
2. Kalium Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
3. Chlorida Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
4. Calsium Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
5. Mg Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
6. Phosphor Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
7. Calsium ion Serum 0,5 ml Setiap hari Setiap hari
H. PENGELOLAAN LIMBAH
Berdasarkan sertifikasi ISO 9001, arsip untuk laboratorium ditetapkan selama 5 tahun.
Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat berita acara pemusnahan
berkas. Dokumen yang diarsipkan adalah :
o Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (FPPL) atau tracer dari pasien rawat
inap.
o FPPL atau strip tracer setiap pasien disatukan dengan copy kuitansi (pasien umum),
print out dari alat seperti alat hematologi, kimia, elektrolit, AGD, imunologi,
koagulasi, urinalisa atau kertas tes golongan darah (disteples)
o Setiap hari semua berkas dibundel dan diberi tanggal,bulan dan tahun
o Buku kerja QC hematologi, kimia klinik, koagulasi, elektrolit dan urinalisa
o Laporan bulanan dan laporan tahunan
o Arsip hasil pemeriksaan laboratorium disimpan dalam bentuk soft copy
1. PEMELIHARAAN ALAT
Pemeliharaan alat di suatu laboratorium harus dilakukan dengan baik dan teratur guna
menjamin kondisi alat laboratorium yang dipakai selalu dalam keadaan optimal.
Pemeliharaan alat secara internal dilakukan oleh analis yang ditunjuk sesuai jadwal dan
pekerjaan pemeliharaan yang telah ditentukan. Prosedur pemeliharaan alat internal adalah
sebagai berikut :
a. Pemeliharaan dilakukan setiap hari/minggu/bulan/triwulan dan bila dibutuhkan
bersamaan dengan proses kalibrasi alat.
b. Petugas analis wajib melaksanakan pemeliharaan alat yang menjadi tanggung jawabnya
masing masing sesuai daftar pemeliharaan/pekerjaan yang harus dilakukan.
c. Mendokumentasikan pemeliharaaan alat yang dilakukan dalam formulir pemeliharaan
yang telah tersedia untuk masing-masing alat.
d. Bila terjadi gangguan fungsi alat, analis mencoba melakukan trouble shooting sesuai
manual alat yang menjadi wewenang analis.
e. Bila gangguan fungsi alat tidak dapat diatasi, maka analis akan menghubungi teknisi
perusahaan alat yang bersangkutan untuk perbaikan alat selanjutnya.
Selain pemeliharaan internal yang dilakukan analis, pemeliharaan eksternal oleh
teknisi dari perusahaan alat yang bersangkutan juga harus dilakukan secara rutin. Prosedur
pemeliharaan eksternal adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan eksternal dilakukan setiap bulan/triwulan sesuai dengan jadwal
pemeliharaan.
b. Petugas/teknisi dari perusahaan tersebut mendokumentasikan proses pemeliharaan atau
perbaikan alat yang dilakukan.
c. Bila sewaktu-waktu alat mengalami gangguan fungsi atau bila alat memerlukan proses
kalibrasi, analis akan menghubungi teknisi perusahaan alat yang bersangkutan untuk
melakukan perbaikan.
- Centrifuge
o Letakkan centrifuge pada tempat yang datar.
o Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifuge. Beban harus
di buat seimbang sebelum centrifuge di jalankan, kecuali pada centrifuge
mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
o Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum
centrifuge di jalankan.
o Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atau tabung pecah.
o Pada pengguna centrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada
salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
o Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifuge karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan
tabung kaca ke dasar wadah, bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk
tabung.
o Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.
o Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
o Jangan mengoperasikan centrifuge dengan tutup terbuka.
o Jangan mengunakan centrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
o Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah berhenti.
o Perawatan setiap tahun.
- Mikroskop
o Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
o Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila sasaran
jelas, perbesar dengan objektf 40x dan bila perlu dengan 100x. Untuk
pembesaran 100x gunakan minyak emersi.
o Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap hari
setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak imersi.
o Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
o Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena kotoran
akan mudah masuk.
o Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada
satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometernya sudah rusak.
o Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
o Mikroskop di simpan di tempat yang kelembabannya rendah, jangan menyentuh
lensa dengan jari.
o Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
- Kamar hitung
o Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotoran (jamur, pertikel debu)
pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
o Periksa di bawah mikroskop, apakah garis – garis pada kamar hitung terlihat jelas
dan lengkap.
o Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan
terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah
sel yang dihitung menjadi berkurang.
o Kaca penutup harus tipis,rata,tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi
untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung
menjadi tidak tepat.
o Cara pengisian kamar hitung dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi
horizontal, sampel dimasukan dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
o Bila pada pegisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel
mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi
penuh, maka pengisian harus dibuang.
o Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengar air
detergent encer.
o Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas dengan air
bersih.
o Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
- Pipet
o Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya yaitu : pipet transfer yang
di pakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta
pipet ukur yang di pakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang
diinginkan.
o Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
o Cara penggunaan pipet harus di sesuaikan dengan jenis pipet.
o Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut.
o Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah di keringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di
biarkan mengalir sendiri.
o Pipet volumetrik tidak boleh ditiup.
o Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet.
o Pipet ukur yang tidak mempunyai cicin tidak boleh ditiup.
o Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus di bilas untuk mengeluarkan sisa
cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.
o Pipet untuk pemerksaan biakan harus steril.
o Pipet yang telah di pakai untuk memipet larutan basa harus dibilas dahulu dengan
larutan yang bersipat asam dengan kosentrasi rendah, sedangkan yang telah di
pakai untuk memipet larutan asam harus di bilas dengan larutan basa lemah,
kemudian di rendam dalam aquadest selama satu malam, kemudian di bilas lagi
dengan aqudemineral.
o Pipet yang sudah di pakai harus d rendam dalam larutan antiseptic, kemudian baru
di cuci.
- Pipet semiotomatik
o Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh di pakai ulang, karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembapan plastik tip pipet, juga pengeringan
seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
o Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
o Tip yang di gunakan harus terpasang erat
o Sesudah penggunaan harus di bersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak
pipet.
- Alat gelas
o Tabung yang di pakai harus selalu bersih.
o Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan deterjen ( sedapatnya netral ) dan
oksidan ( hipoklorit ) kemudian bilas dengan aquades.
- Cara pencucian :
o Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam dalam larutan
extran netral 2% selama 2 – 24 jam, bila alat terlalu kotor rendam lebih lama.
o Setelah itu di bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak tertinggal pada
alat yang di cuci.
o Alat kaca di masukkan dalam incubator dengan suhu 50 – 60 ˚C dan alat plastik
dikeringkan dengan suhu kamar 15 – 25˚C.
2. KALIBRASI ALAT
Kalibrasi peralatan laboratorium harus dilakukan secara teratur sesuai jadwal untuk
menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium. Kalibrasi adalah proses peneraan suatu alat
terhadap alat ukur standar yang bertelusur ke suatu standar tertentu baik standar internasional
maupun standar nasional. Semua alat ukur yang digunakan di laboratorium wajib dilakukan
kalibrasi sebelum digunakan. Alat yang telah dikalibrasi diberikan identitas yang jelas
termasuk status kalibrasi dan catatan mutu hasil kalibrasi disimpan.
Untuk menjamin kalibrasi alat laboratorium dapat dilaksanakan sesuai dengan
program yang direncanakan maka dibuat prosedur sebagai berikut :
- Tentukan jadwal kalibrasi masing-masing alat
- Catat nomor kode masing-masing alat
- Ajuan formulir permintaaan persetujuan kalibrasi alat pada direktur / manajemen rumah
sakit
- Kalibrasi alat yang dilakukan secara internal, data pengamatan kalibrasi
didokumentasikan
- Kalibrasi yang dilakukan secara eksternal, konfirmasikan jadwal pelaksanaan kalibrasi
dengan perusahaan yang melakukan kalibrasi alat
- Perusahaan yang melakukan kalibrasi eksternal harus telah mempunyai sertifikat KAN /
ISO
- Penyerahan alat pada perusahaan yang akan melakukan kalibrasi disertai tanda terima alat
- Alat yang telah dikalibrasi oleh pihak eksternal apabila disetujui hasil kalibrasi (sesuai
standar kelayakan) akan diterima dan laporan hasil kalibrasi diarsipkan sebagai dokumen
- Alat yang telah dikalibrasi baik internal ataupun eksternal namun hasil kalibrasi
menyatakan tidak dapat / layak dipergunakan, diberi tanggal dan tanda ”TIDAK DAPAT
DIPERGUNAKAN LAGI”
- Alat yang telah dikalibrasi baik internal maupun eksternal, dapat/layak dipergunakan lagi
diberi tanggal dan tanda ”OK” kalibrasi.
BAB V
LOGISTIK
Prosedur logistik Instalasi laboratorium sesuai dengan Prosedur Logstik Reagen dan
Bahan Habis Pakai. Prosedur ini untuk memastikan bahwa laboratorium memperoleh,
menyimpan dan mengeluarkan reagensia dan bahan habis pakai dengan kualitas yang baik
sesuai dengan kebutuhan secara berkesinambungan. Prosedur logistik di RS Umum Pekerja
secara keseluruhan melibatkan unit laboratorium , kepala bidang penunjang medik, kepala
bagian keuangan, wakil direktur pelayanan medik, wakil direktur umum dan keuangan,
direktur, bagian pembelian rumah sakit (P3RS) dan bagian penerima/pemeriksa barang.
Untuk kebutuhan barang lainnya seperti barang cetakan, alat tulis kantor dan alat
rumah tangga disuplai dari gudang logistik RS Umum Pekerja sesuai dengan kebutuhan.
Instalasi Laboratorium secara berkala mengajukan barang-barang yang diperlukan dengan
mengisi Formulir Permintaan Barang ke bagian logistik. Bagian logistik akan memproses
pengadaan barang-barang yang dibutuhkan tersebut bersama-sama dengan kebutuhan barang
dari unit lainnya. Setelah barang yang dibutuhkan tersedia di Bagian Logistik, selanjutnya
petugas laboratorium akan mengambil barang tersebut.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit disebutkan bahwa rumah
sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien
dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa dan menetapkan pemecahan masalah
dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diinginkan (KTD). Tim keselamatan
pasien rumah sakit (TKPRS) akan mencatat, melaporkan dan menganalisa insiden yang
berhubungan dengan keselamatan pasien serta mengembangkan solusi untuk pembelajaran.
Selanjutnya Tim TKPRS akan memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah
sakit dalam rangka pengambilan kebijakan mengenai keselamatan pasien rumah sakit
(KPRS). Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) dibuat secara anonim dan ditujukan
untuk mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Instalasi Laboratorium sebagai salah satu unit pelayanan penunjang medik di rumah
sakit juga wajib menerapkan asuhan keselamatan pasien untuk terciptanya budaya
keselamatan pasien, menurunnya kejadian yang tidak diharapkan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Keselamatan Pasien di bidang pelayanan laboratorium
dimulai dari saat pendaftaran permintaan pemeriksaan laboratorium sampai hasil
pemeriksaan laboratorium dikeluarkan. Dengan penerapan keselamatan pasien yang baik
diharapkan pasien akan mendapatkan pelayanan laboratorium yang aman dan bermutu
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan laboratorium rumah
sakit. Dengan demikian bagi pihak rumah sakit akan meminimalisir komplain atau tuntutan
dari pasien.
B. TUJUAN
Pelaksanaan Keselamatn Kerja adalah bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat, bebas dari pencemeran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu harus dibuat sistem dimana
laboratorium membuat asuhan keselamatan kerja.
2. TUJUAN
- Pecahan gelas
o Gunakan sarung tangan.
o Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
o Masukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning.
o Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
o Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras.
o Cuci tangan.
Pemakaian Masker
o Pengertian : Suatu penutup mulut dan hidung.
o Tujuan : Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu
menjalankan pekerjaan (sewaktu bicara / bersin)
o Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dari infeksi silang.
o Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang penutup hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan di belakang kepala
d. Masker setelah selesai dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga / gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi / meramu obat
A. Persiapan pasien
- Pengaruh makanan
o Dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 10-12 jam setelah makan
terakhir.
- Fluktuasi sehari-hari
o Nilai normal dari literatur berdasarkan pada pengambilan sampel pagi hari,
maka dianjurkan pengambilan darah pada pagi hari biasanya sebelum jam
09.00 pagi.
- Keadaan tubuh
o Darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama biasanya pada
keadaan duduk.
- Obat-obatan
o Jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu, maka obat tersebut
harus dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan darah.
- Penerimaan spesimen
a. Cocokkan spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan.
Catat kondisi spesimen, volume, warna, kekeruhan, bau, konsistensi, dll.
b. Spesimen tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak.
- Pengambilan spesimen
o Waktu pengambilan : Umumnya pagi hari ATAU keadaan tertentu :
a. Demam Typhoid : widal pada fase akut
b. Tuberkulosis sputum setelah bangun tidur dan sewaktu
c. Enzim-enzim jantung segera setelah serangan akut jantung
o Volume spesimen : sesuai kebutuhan pemeriksaan
o Cara pengambilan spesimen : oleh tenaga trampil dan dengan cara yang benar.
o Lokasi : sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
a. Darah vena
b. Darah arteri
c. Biakan : daerah yang sedang mengalami infeksi
o Peralatan : harus bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia / detergen, mudah
dicuci.
o Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
a. Terbuat dari gelas atau plastik
b. Tidak bocor / rembes
c. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
d. Bersih
e. Kering
f. Tidak mempengaruhi zat-zat dalam spesimen
g. Steril untuk biakan
o Pengawet: disesuaikan dengan pemeriksaan
o Pengiriman specimen dengan syarat :
a. Kecepatan
b. Tidak terkena sinar matahari
c. Kemasan sesuai syarat keselamatan kerja
d. Kemasan diberi label “Bahan Pemeriksaan Infeksius”
e. Suhu disesuaikan
f. Transpor media yang sesuai dan masih baik
- Penyimpanan sampel
o Menghindari kontaminasi :
Sampel harus selalu disimpan dalam botol / tabung tertutup rapat memakai sarung
tangan disposibel saat mengerjakan sampel.
o Menghindari sinar :
a. Sampel harus disimpan dalam tabung gelap di dalam lemari es
b. Sampel harus disimpan dalam botol tertutup rapat
o Stabilitas
Penyimpanan serum / plasma :
a. Suhu kamar ( 15 – 25oC) selama 4 jam
b. Suhu 4 oC selama 24 jam
c. Jika sampel tidak dapat diperiksa hari yang sama dengan pengambilan darah
maka sampel harus dibekukan pada -12 sampai -20 oC
2. ANALITIK
3. PASCA ANALITIK
Evaluasi :
- Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
- Perhatikan titik desimalnya
- Perhatikan satuannya
- Interprestasi hasil pemeriksaan dan quality kontrol serum
- Pelaporan hasil pemeriksaan
- Pengiriman hasil pemeriksaan
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium
dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Penyelenggaraan pemantapan mutu eksternal
diharapkan semua laboratorium pemerintah dan swasta mengikutinya dihubungkan dengan
akreditasi laboratorium kesehatan dan perizinan untuk laboratorium swasta. Pemantapan
mutu eksternal diselenggarakan pada tingkat nasional dan tingkat wilayah / provinsi. Peserta
pemantapan mutu eksternal tingkat nasional mencakup laboratorium rumah sakit pemerintah
kelas A, B, C dan setaraf, Balai laboratorium kesehatan dan laboratorium swasta yang setaraf.
Pemantapan mutu eksternal tingkat wilayah / provinsi diikuti oleh laboratorium rumah sakit
pemerintah kelas C, D dan yang setaraf dan laboratorium puskesmas di wilayah / provinsi
yang bersangkutan.
Sampai saat ini laboratorium RS Umum Pekerja sedang dalam proses mengikuti
kegiatan pemantapan mutu eksternal yang diselenggarakan oleh PKEL PDS Patklin dalam
bidang hematologi, kimia klinik dan urinalisa untuk 1 siklus setiap tahun.
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) terdiri dari beberapa tahap sebagai
berikut :
- Persiapan
o Setiap tahun dilaksanakan 1 siklus
o Calon peserta mengirim surat pendaftaran
o Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
o Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomor peserta
o Peserta dikirim bahan control (serum control)
- Evaluasi komputer
o Data dibandingkan terhadap nilai target
o Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan jumlah
peserta > 20
o Dinilai dengan sistem Variance Index Score (VIS)
o Setiap peserta akan mendapat nilai :
VIS setiap pemeriksaan
Overal VIS
Mean Running VIS
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan laboratorium merupakan salah satu pelayanan penunjang medik terpenting
dalam menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk meningkatkan mutu hasil
pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality
assurance), yang mencakup berbagai komponen kegiatan termasuk peningkatan
profesionalisme SDM secara berkesinambungan. Selain mutu hasil pemeriksaan
laboratorium, ketepatan waktu hasil pemeriksaan laboratorium juga sangat diperlukan dalam
mendukung pelayanan terhadap pasien secara terintegrasi. Penerapan standar keselamatan
pasien di laboratorium juga harus mendapat perhatian dan merupakan kewajiban setiap
rumah sakit secara keseluruhan dalam pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien.
Untuk memberikan pelayanan laboratorium yang terbaik sesuai dengan visi dan misi
RSUD Budhi Asih telah dibuat Pedoman Pelayanan Laboratorium RS Umum Pekerja sebagai
acuan pelayanan laboratorium di RS Umum Pekerja. Pedoman Pelayanan Laboratorium ini
mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga
laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya
pelayanan di laboratorium. Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini adalah langkah
awal ke suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari
berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa
Pedoman Pelayanan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik
guna menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.