Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. PENDAHULUAN

Ketika air hujan yang jatuh mengalir di sungai melebihi daya tampung tampang
geometri sungai maka air sungai akan meluap di kanan kirinya. Luapan air di kanan
kiri sungai dapat menimbulkan genangan dan banjir serta menimbulkan kerugian
harta maupun jiwa, disamping itu genangan yang ditimbulkan juga menjadikan
kertergangguan lingkungan dari kenyamanan dan rawan penyakit. Kejadian
frekuensi banjir akhir-akhir ini dari tahun ke tahun semakin bertambah, baik dari
segi kuantitas maupun frekuensinya.
Begitu juga halnya wilayah di Sumatra Barat, hujan yang mengguyur sebagian
besar wilayah ini sering sekali menyebabkan banjir di delapan kota dan kabupaten
yang terdapat di Sumatera Barat. Ribuan rumah terendam banjir, jalur darat
Sumbar-Riau sebagai urat nadi perekonomian utama sering terputus. Air hujan
yang jatuh dalam daerah pengaliran sungai Sanipan di Kabupaten 50 kota tidak
mampu ditampung oleh lebar alur sungai yang ada sekarang ini.
Proses ini timbul karena debit banjir yang melewati sungai sedemikian besarnya,
dan debit yang besar ini melimpas pada bantaran sungai. Pada penggal tikungan
sungai juga dijumpai kerusakan/keruntuhan tebing sungai. Akan tetapi kejadian ini
tidak mesti terjadi setiap tahun. Ada banjir-banjir besar tertentu yang masih dalam
batas aman toleransi dan ada banjir-banjir yang memang merusak kawasan
sekitarnya.
Sungai Sanipan di desa Lubuk Bangku dan Desa Sarilamak yang mengalir di tepi
jalan raya propinsi Sumbar-Riau. Kawasan sepanjang lebih kurang 7 km, terletak di
Kabupaten 50 Kota. Hulu sungai Sanipan berada di bagian puncak kelok 9 yang
terkenal dengan keindahan panoramanya. Hulu sungai ini terletak di kawasan
hutan lindung yang masih terjaga kelestarian hutannya, namun demikian banjir juga
tetap mengancam keberadaan kawasan ini. Dengan karakterisitik sungai yang
sedemikian maka kawasan Daerah Pengaliran Sungai (DPS) menampung beban
aliran yang besar sehingga potensi membawa banjir pada musim hujan. Kejadian
banjir di awal tahun 2012 telah menimbulkan dampak yang merugikan terhadap
penduduk sekitarnya. Sungai ini pada waktu banjir sering membuat putusnya
transportasi lalulintas antar propinsi jalur selatan. Mengamati profil memanjang dan
profil melintang sungai bahwa telah sebagian kawasan di hulu gerusan dasar
sungan dan kawasan hilir endapan sedimen dasar sungai. Oleh karena itu agar
banjir tidak selalu menimbulkan bencana maka perlu direncanakan secara teknis
konstruksi pengaman banjir beserta bangunan pelengkap lainnya.

2. SASARAN DAN TUJUAN

Sasaran dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Perencanaan Teknis


bangunan sehingga dapat menjadi acuan dan langkah-langkah yang diperlukan
untuk penanganan banjir secara teknis, seperti mengantisipasi lokasi daerah rawan
longsor dan kerusakan-kerusakan tebing Sungai Batang Sanipan.
Tujuan pekerjaan ini adalah untuk mengatasi masalah banjir secara teknis, gerusan
air sungai akibat kecepatan banjir dan ataupun oleh gerusan lokal saat banjir yang
mengakibatkan runtuhnya tebing sungai yang berakibat terganggunya fasilitas
infrastruktur umum.

3. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan Sungai Sanipan di Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera
Barat sebagaimana terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Lokasi pekerjaan


4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan dalam Kerangka Acuan Kerja ini adalah melakukan pekerjaan
“Detail Desain Bangunan Pengendalian Banjir Sungai Sanipan di Kabupaten Lima
Puluh Kota“ meliputi 3 (tiga) tahap pekerjaan yaitu sebagai berikut ini.

A. Kegiatan Pendahuluan
 Pengumpulan data sekunder
 Pengumpulan data sosial, ekonomis, lingkungan dan kebijakan
pemerintah

B. Kegiatan Survei meliputi


 Survei pendahuluan
 Survei topografi
 Pemetaan situasi
 Survei makanika tanah

C. Perencanaan Teknis

 Analsisis Hidrologi
 Analisis data dan perhitungan
 Perencanaan rinci bangunan pengendalian banjir

5. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data, peta, studi terdahulu, buku-buku tentang studi yang berkaitan
dengan pengamanan Sungai Sanipan Kabupaten Lima Puluh Kota. Selanjutnya
melakukan studi terhadap data dan informasi. Data dan informasi tersebut
meliputi:

a. peta topografi, buku Propinsi dan Kabupaten dalam angka, catatan kejadian
bencana (banjir dan kekeringan), peta penggunaan lahan DAS, dan peta tata
ruang,
b. pengumpulan data curah hujan, klimatologi, dan debit sungai,
c. pengumpulan data-data sosial ekonomi seperti: kependudukan, mata
pencaharian, adat istiadat, agama, kepemilikan lahan, penyediaan pangan,
sumber air minum penduduk dan lain-lain,
d. data lain dan studi yan pernah dilakukan dan laporan lain yang dikeluarkan
oleh instansi pemerintah daerah atau pusat,
e. usaha-usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam hal
mengurangi dampak bencana banjir.

Anda mungkin juga menyukai