Banyak hal yang dapat diukur untuk menentukan kinerja. Banyak literatur, menyebutkan bahwa kinerja
merupakan keterkaitan unsur motivasi, kemampuan individu, serta faktor organisasi, yang menghasilkan
perilaku.
Perilaku (behavior) merupakan proses cara seseorang mengerjakan sesuatu. Perilaku merupakan sebuah
unsur yang menjadi pusat perbedaan manusia antar individu. Dalam pekerjaan, dapat dibayangkan jika
tanpa perilaku, pasti tidak akan ada produksi yang dihasilkan. Perilaku merupakan kata kunci, sebab
dalam pekerjaan sangat banyak perilaku yang muncul yang menyebabkan sebuah hasil tertentu. Perilaku
dapat diobservasi yang memungkinkan kita dapat membetulkan, menjumlah dan menilai dan
selanjutnya kita dapat mengelolanya.
Apa yang akan terjadi, jika seorang manajer menaruh perhatiannya hanya pada pengelolaan hasil saja?
Tidak akan selalu efektif, karena perilaku merupakan bagian dari keseluruhan proses dan hasil itu adalah
keluaran dari perilaku.
Perilaku yang tepat akan membuahkan hasil yang merefleksikan gabungan upaya banyak individu.
Perilaku mencerminkan usaha seseorang untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, karakteristik individu
menunjukkan penyebab perilaku.
Standar kinerja
Minimal sebuah standar kinerja, harus berisi dua jenis informasi dasar tentang apa yang harus dilakukan
dan seberapa baik harus melakukannya. Standar kinerja merupakan identifikasi tugas pekerjaan,
kewajiban, dan elemen kritis yang menggambarkan apa yang harus dilakukan. Standar kinerja terfokus
pada seberapa baik tugas akan dilaksanakan.
Agar berdaya guna, setiap standar/kriteria harus dinyatakan secara cukup jelas sehingga manajer dan
bawahan atau kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan dan apakah telah tercapai atau tidak.
Standar haruslah dinyatakan secara tertulis dalam upaya menggambarkan kinerja yang sungguh-
sungguh memuaskan untuk tugas yang kritis maupun yang tidak kritis.
Hal ini dikarenakan bahwa tugas pekerjaan dan standar kinerja saling berkaitan, adalah praktik yang
lazim mengembangkannya pada waktu yang bersamaan. Apapun metode analisis pekerjaan yang
digunakan haruslah memperhitungkan aspek kuantitatif kinerja. Lebih lanjut, setiap standar harus
menunjuk pada aspek spesifik pekerjaan.
Tampaknya lebih mudah mengukur kinerja terhadap standar yang dapat digambarkan dalam istilah
kuantitatif. Sungguhpun demikian, pekerjaan manajerial memiliki sebuah komponen tambahan. Yaitu,
disamping hasil yang merefleksiksn kinerja manajer itu sendiri, hasil yang lainya mencerminkan kinerja
unit organisasional yang menjadi tanggung jawab manajer bersangkutan.
Dari beberapa literatur yang saya baca, kemudian saya gabung-gabungkan dengan pengalaman
melakukan penyusunan standar kinerja di sebuah unit/instalasi di Rumah Sakit, saya berikan contoh
lembar penilaian kinerja. Semoga dapat menjadi inspirasi.
KARAKTERISTIK INDIVIDU
Keahlian
Pengetahuan kerja
Kemampuan
Kekuatan fisik
Kemandirian
Kebutuhan
Kebutuhan sosial
Sikap
Kejujuran
Loyalitas
Kreativitas
Kepemimpinan
PERILAKU
Menjual produk
Mematuhi perintah
Melaporkan masalah
Merawat perlengkapan
Mengikuti peraturan
Memberi saran
HASIL
Jenis/kuantitas Produk
Tingkat Produksi
Kualitas Produksi
Kepuasan pelanggan