OLEH:
DIDI PRAYITNO. S.sos. M.SI
•
• Menurut Atmoko (2011: 2) standar kerja
adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan
fungsi dan alat penilaian kinerja instansi/
perusahaan berdasarkan indikator-indikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai
dengan tata kerja, prosedur kerja, dan sistem
kerja pada unit kerja yang
Standar Penilaian Kinerja
• 1. Presensi Kehadiran Karyawan
Satu standar penilaian kinerja karyawan yang paling umum
digunakan patokan dalam penilaian kinerja adalah presensi
kehadiran karyawan. Tingkat presensi bisa memberi gambaran dari
komitmen dan kedisiplinan karyawan dalam bekerja, serta
kepatuhan karyawan dengan peraturan perusahaan terkait waktu
kerja.
• 2. Ketepatan Waktu Karyawan Dalam Bekerja
• Tidak hanya mengukur presensi, penilaian yang dilakukan
baiknya juga melihat ketepatan waktu masuk dan selesai
kerja. Bila memang ada keterlambatan perlu dipantau lebih
lanjut apakah keterlambatan terjadi berulang hingga
mengurangi durasi kerja yang secara tidak langsung juga
mengurangi produktivitasnya.
• 3. Karakter
• Indikator karakter menjadi standar pemantauan
karakter karyawan sudahkah sesuai dengan budaya
perusahaan. Pada perusahaan yang sangat menjunjung
tinggi integritas seperti perusahaan media massa
membutuhkan karakter yang jujur. Hal ini karena
berdampak langsung pada reputasi dan kredibilitas
perusahaan.
• 4. Perilaku
• Bagi sebagian besar perusahaan, perilaku menjadi
indikator dominan dalam penilaian kinerja. Tidak
jarang indikator penilaian kinerja karyawan ini memiliki
bobot pertimbangan lebih tinggi dibanding hasil
pekerjaan. Terutama dalam menilai karyawan kontrak
atau masa percobaan.
• 5. Inisiatif
• Tidak sedikit perusahaan menganggap inisiatif penting
dalam tahap penilaian kinerja karena artinya karyawan bisa
bekerja mandiri tanpa terlalu banyak supervisi. Karyawan
yang inisiatif misalnya yang mampu memecahkan masalah
dengan cara jitu out of the box, inisiatif mencoba hal baru
guna memberi hasil nyata, inisiatif meredam munculnya
konflik di perusahaan.
• 6. Tanggung Jawab
• Tanggung jawab biasanya dijadikan indikator untuk menilai
karyawan baru. Apakah karyawan mampu memenuhi
tanggung jawab dari posisi yang dipercayakan perusahaan
kepada dirinya. Menggunakan indikator ini perusahaan
mengetahui individu mana saja yang sudah dan belum
memenuhi harapan.
• 7. Kepemimpinan
• Kepemimpinan termasuk dalam keterampilan sosial.
Indikator penilaian kinerja karyawan ini umumnya
diberlakukan kepada karyawan yang bekerja dengan tim
atau bawahan, misalnya supervisor atau manajer.
• Karyawan dengan jika kepemimpinan kuat tentu bisa
memberi pengaruh baik akan kinerja tim. Sebagai contoh
memotivasi anggota, mengatasi kendala yang muncul
secara cepat, membuat pekerjaan lebih efisien, dan lainnya.
• 8. Kualitas Pekerjaan
• Dalam menilai kinerja karyawan kualitas pekerjaan menjadi
salah satu indikator penting. Kualitas pekerjaan sendiri
dapat menunjukkan kecakapan, keterampilan, dan
kompetensi karyawan dalam menjalankan perannya. Suatu
pekerjaan dikatakan berkualitas bila memenuhi standar
mutu yang ditetapkan.
• 9. Kuantitas Hasil
• Selain kualitas, hasil pekerjaan juga diukur dari
pemenuhan target pekerjaan. Target ini sendiri bisa
dikonversi dalam kuantitas seperti jumlah penjualan
produk yang berhasil diraih sales, mendapatkan
nasabah baru bagi marketing, dan lainnya. Menjadi
indikator yang paling umum lantaran mudah diukur
menggunakan angka.
• 10. Kerjasama di Dalam Tim
• Tidak jarang karyawan akan bekerja dalam tim.
Karenanya indikator penilaian kinerja karyawan ini
dibutuhkan untuk mengetahui tingkat kemampuan
karyawan memainkan peranan dalam tim. Meski
seringkali karyawan bekerja bagus secara individu, tapi
tidak jarang bisa gagal jika harus bekerja dalam tim.
Tujan Standar kinerja
• Meskipun semua organisasi sama-sama mempunyai
tujuan utama yang mendasar tersebut untuk sistem
penilaian kinerja mereka, terdapat variasi yang sangat
besar dalam penggunaan khusus yang dibuat
organisasi atas informasi yang dihasilkan oleh sistem
penilaian kinerja mereka. Tujuan-tujuan khusus
tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian besar,
yaitu evaluasi (evaluation), dan pengembangan
(development).
•
• Kedua tujuan tersebut tidaklah semakin
terpisah, tetapi memang secara tidak langsung
berbeda dari segi orientasi waktu, metode-
metode, dan peran atasan dan bawahan.
Penilaian untuk kedua tujuan tersebut
haruslah dilaksanakan dalam konteks program
konseling, perencanaan karier, penentuan
tujuan dan pemantauan kinerja yang
berkelanjutan.
Fungsi standar kinerja
• Standar kinerja pekerjaan ini mempunyai dua fungsi. Pertama,
menjadi tujuan atau sasaran upaya karyawan. Jikalau standar telah
terpenuhi, karyawan akan merasakan adanya pencapaian dan
penyelesaian.
• Kedua, standar kinerja pekerjaan ini merupakan kriteria pengukuran
keberhasilan sebuah pekerjaan.
• Tanpa adanya standar, tidak ada sistem pengendalian yang dapat
mengevaluasi kinerja karyawan.
• Beberapa diantaranya dapat menjadi disfungsional. Contoh, standar
tidak tertulis diperusahaan Jepang adalah bahwa seorang karyawan
harus bekerja luar biasa lamanya setiap hari guna membuktikan
loyalitasnya kepada perusahaan. Kematian yang diakibatkan
kelebihan kerja, menjadi konsekuensi yang harus ditanggung
karyawan.
• Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam
standar kinerja pekerjaan diantaranya adalah :