Pengertian AM Modulator
Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal
yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah. Dengan
memanfaatkan karakteristik masing-masing sinyal, maka modulasi dapat digunakan untuk
mentransmisikan sinyal informasi pada daerah yang luas atau jauh. Sebagai contoh Sinyal
informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus
ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah
sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa
(carrier). Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis penumpangan sinyal
analog akan berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan
penumpangan sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.
Tujuan Modulasi
Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan posisi spektrum dari sinyal data, dari pita
spektrum yang rendah (base band) ke pita spektrum yang jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini
dilakukan pada transmisi data tanpa kabel (dengan antena), yang mana dengan membesarnya
frekuensi data yang dikirim, maka dimensi antenna yang digunakan akan mengecil.
Contoh: data 1 berfrekuensi 𝑓1 = 3 𝑘𝐻𝑧 → panjang gelombangnya
3.108 𝑚⁄𝑠
λ1 = = 100 𝑘𝑚
3.103 1⁄𝑠
Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi amplituda
menghasilkan output terbesar di penerima tanpa distorsi. Spektrum sinyal AM dapat
digambarkan sebagai berikut:
Spektrum Sinyal AM
Dari persamaan -persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita
frekuensi (band width) dalam sebuah proses modulasi amplitudo (AM) adalah dua kali
frekuensi sinyal informasi.
Gelombang pembawa berbentuk sinusoidal
c(t) = Ac cos(2π fct + Φc )
Amplitudo
Nilai maksimum dari besaran elektrik (mis voltage) dari gelombang
Frekuensi
Jumlah cycle yang dihasilkan dalam satu detik (cycles per second atau Hertz)
Phase:
Gelombang A dengan phase 00
Gelombang B dengan selisih phase -900 (lebih lambat) terhadap A
Gelombang C dengan selisih phase +900 (lebih cepat) terhadap A
Modulasi Digital
Teknik modulasi digital pada prinsipnya merupakan variant dari metode modulasi analog.
Teknik modulasi digital :
◦ Amplitude shift keying (ASK)
◦ Frequency shift keying (FSK)
◦ Phase shift keying (PSK)
Sumber: https://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/amplitude-modulation-am/
http://elektronika-dasar.web.id/modulasi-amplitudo-amplitude-modulation-am/
https://www.academia.edu/10403128/Modulasi_Amplitudo
a) Amplitude Shift Keying (ASK)
Modulasi digital Amplitude Shift Keying (ASK) adalah pengiriman sinyal digital
berdasarkan pergeseran amplitudo. Sistem modulasi ini merupakan sistem modulasi yang
menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai
tegangan yang bernilai 0 volt. Sehingga dapat diketahui bahwa didalam sistem modulasi ASK,
kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada tidaknya sinyal informasi
digital. Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital
Berdasarkan pengertian amplitudo, frekuensi, dan fase tersebut diatas, maka sebuah
sinyal analog periodik dapat dinyatakan dengan:
s(t) = Asin(2p ft + f )
Sebagai contoh, sebuah sinyal dengan amplitudo (A) = 4, frekuensi (f) = 4 Hz, dan sudut
fase (f ) = 0 dapat digambarkan sebagai berikut:
Indeks Modulasi
Indek modulasi pada AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal pemodulasi
dengan amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan m, persamaannya
sebagai berikut:
m = Vm / Vc (3)
Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan m
dengan 100.
Jika persamaan (3) disubstitusikan dengan persamaan (2) maka didapatkan persamaan:
v(t) = Vc(1 + m sin wmt) sin wct (4)
Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:
- ketika m = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier
(sebelum modulasi)
m=0
-ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata.
Resultan gelombang semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.
m = 0,5
- ketika m =1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling baik dihasilkan
jika nilai m = 1.
Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala noise.
Pada nilai m = 1, amplitudo puncak siyal termodulasi akan bervariasi
dari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi).
m=1
- ketika m > 1, pada kondisi ini dikatakan terjadi overmodulasi.
Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope sama
sekali berbeda bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi.
m = 1,5