Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
2014).
7
8
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
9
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
1) Mulut
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ
terdiri dari manis, asam, asin, dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
bagian dari makanan tersebut dengan enzim –enzim pencernaan dan mulai
2) Faring
belakang.
a) Bagian superior
b) Bagian media
c) Bagian inferior
Bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian inferior disebut laring
3) Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut
4) Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
a) Kardia
b) Fundus
c) Antrum
a) Lendir
5) Usus halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (doudenum),
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
Treitz.
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
makanan.
bagian kedua dari usus halus, di antara duodenum dan ileum. Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2
meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
secara makroskopis.
Usus penyerapan atau Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri
dari :
b) Kolon transversum
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada
sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai
cacing.
15
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
8) Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
9) Hati
dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang
dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan
utama yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati dihubungkan oleh rangkaian
duktus. Bermula dari duktus hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung
pankreatikus.
Batas atas hati berada sejajar dengan ruang interkostal V kanan dan
batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri.
terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatika, vena
porta dan duktus koledokus. Sistem porta terletak didepan vena kava dan
adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan
yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Pada daerah antara ligamentum
ditemukan lobus kuadratus dan sebuah daerah yang disebut sebagai lobus
kaudatus yang biasanya tertutup oleh vena kava inferior dan ligamentum
struktur yang tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam amino hasil
keringat.
(misalnya DDT)
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
duodenum
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.
3. Etiologi
a. Patofisiologi
jaringan parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus dan nodul sel
sama atau hampir sama, septa bisa dibentuk dari sel retikulum
penyangga yang kolaps dan berubah jadi parut. Jaringan parut ini
Hal demikian dapat pula terjadi pada sirosis alkoholik tapi prosesnya
daerah porta dan parenkim hati. Gambaran septa ini bergantung pada
nekrosis aktif. Septa aktif ini berasal dari daerah porta menyebar ke
parenkim hati.
23
b. Clinical Pathway
Sirosis Hepatis
Nekrosis
Ketidakefektifan Ketidakefektifan
perfusi pola napas Gg pembentukan
Intoleransi aktivitas Jaringan perifer empedu
Gambar 2.2 Clinical Pathway Sirosis Hepatis (Sudoyo Aru, dkk. 2015)
24
Menurut Hernomo K. (2012 : 346), tanda dan gejala dari Sirosis Hepatis
adalah :
a. Tanda Klinis
penyakit.
hemokromatosis.
25
4) Fetor hepatikum
yang berat.
b. Gejala klinis
Keluhan dengan penyakit lain ini dapat timbul tidak khas sehingga
kita menduga bukan penyakit hati yang jadi penyebabnya. Gejala awal
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dimana ALT atau SGPT dan AST atau SGOT meningkat tapi
b. Pemeriksaan endoskopi
ulang dalam dua tahun. Bila ditemukan varises kecil, endoskopi ulang
pertama.
scan, MRI, maupun USG abdomen karena kanker hati sering timbul
diagnosa yang lebih objektif dan jelas. Sirosis hati pada tahap awal,
7. Penatalaksanaan
prinsipnya berupa:
kolagenik.
kebutuhan.
diberikan 100 mg secara oral setiap hari selama satu tahun. Namun
subkutan 3 MIU, tiga kali seminggu selama 4-6 bulan, namun ternyata
dengan dosis 5 MIU tiga kali seminggu dan dikombinasi ribavirin 800-
mengurangi aktifasi dari sel stelata bisa merupakan salah satu pilihan.
juga dicobakan sebagai anti fibrosis. Selain itu, obat-obatan herbal juga
Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi
komplikasi seperti :
a. Asites
dengan penurunan berat badan 0,5 kg/hari, tanpa adanya edema kaki
b. Ensefalopati Hepatik
c. Varises Esofagus
8. Komplikasi
untuk melakukan retensi garam dan air dalam tubuh. Garam dan air
dibawah kulit disekitar tumit dan kaki karena efek gravitasi pada waktu
Pembengkakan ini menjadi lebih berat pada sore hari setelah berdiri
sirosis dan semakin banyak garam dan air yang diretensi, air akhirnya
akan mengumpul pada rongga abdomen antara dinding perut dan organ
pembesaran perut, keluhan rasa tak enak dalam perut, dan peningkatan
yaitu :
bakteri ke vena porta atau hati, untuk dibunuh di sana. Pada sirosis,
Oleh karena itu, infeksi dalam perut dan asites ini disebut sebagai
pasien SBP tidak mempunyai keluhan sama sekali, namun sebagian lain
33
Pada pasien sirosis, jaringan ikat dalam hati menghambat aliran darah
dapat berwarna merah bercampur bekuan darah atau seperti kopi (coffe
air besar berwarna hitam lembek (melena), dan keluhan lemah dan
berbaring. Perdarahan juga dapat timbul dari varises mana pun dalam
PBS.
34
d. Ensefalopati hepatik
toksik dibawa dari usus lewat vena porta masuk ke dalam hati untuk di
porta tidak dapat masuk ke dalam hati, tetapi langsung masuk ke vena
dapat masuk sel hati sehingga terjadi akumulasi bahan ini dalam darah.
Bila bahan-bahan toksik ini terkumpul lebih banyak, fungsi otak akan
golongan sedatif dan obat tidur. Sebagai alternatif, dapat dipilih obat-
obat lain yang tidak didetoksifikasi atau dieliminasi lewat hati, namun
lewat ginjal.
mendasari ;
3. Tipe C : Akibat penyakit hati kronik atau sirosis dengan atau tanpa
pintas porto-sistemik
e. Sindrom hepatorenal
yang penting, misalnya retensi garam, tidak terganggu. Bila fungsi hati
f. Sindrom hepatopulmoner
lanjut karena fungsi paru abnormal. Masalah dasar paru adalah tidak
tersedianya aliran darah yang cukup dari pembuluh darah kecil dalam
paru yang mengadakan kontak dengan alveolus paru. Aliran darah lewat
perasaan sesak napas atau napas pendek, terutama pada saat latihan.
g. Hipersplenisme
leukosit, dan trombosit yang sudah tua. Darah dari limpa akan
dari tempat lain dalam tubuh (metastasis). Keluhan tersering kanker hati
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Identitas klien
2) Keluhan Utama
kembung.
apakah melalui unit gawat darurat atau poli klinik sampai klien
keluarga yang lain serta penyakit yang sedang diderita oleh anggota
a) Pola Aktivitas/istirahat
hati.
Makan sedikit tetapi sering akan lebih dapat ditolerir oleh pasien
daripada makan tiga kali sehari dalam porsi yang besar karena
anoreksia yang lama atau berat, atau pasien yang muntah atau
c) Pola Eliminasi
7) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
penurunan kesadaran.
c) Tanda-tanda vital
kondisi klien.
(a) Kepala
dikepala.
(b) Mata
(c) Hidung
kelainan.
(e) Telinga
(f) Leher
3) Abdomen
4) Genetalia
daerah genetalia.
6) Ekstremitas
Kaji reflek bisep dan trisep klien dan kaji adanya edema.
tidak. Kaji reflek bisep dan trisep klien dan kaji adanya
edema.
45
b. Pengelompokan Data
dua yaitu :
1) Data Subyektif
sebagainya.
2) Data Obyektif
diukur.
ortostatik.
2. Diagnosa Keperawatan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
(2013), meliputi :
a. Diagnosa aktual
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
b. Diagnosa resiko
dilakukan intervensi.
tinggi.
d. Diagnosa kemungkinan
e. Diagnosa syndrom
resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul atau timbul karena suatu
metabolik
Batasan karakteristik :
1) Kram abdomen
2) Nyeri abdomen
3) Menghindari makanan
b. Nyeri akut
atau potensial .
48
Batasan karakteristik :
3) Diaforesis
4) Gangguan tidur
Batasan karakteristik :
3) Bradipneu
6) Dispneu
7) Takipneu
1) Ansietas
2) Keletihan
3) Obesitas
4) Nyeri
5) Hiperventilasi
49
d. Intoleransi aktivitas
Batasan karakteristik :
1) Tirah baring
2) Kelemahan
4) Imobilitas
defensif individu.
Faktor resiko :
1) Eksternal
d) Nutrisi
50
2) Internal
b) Malnutrisi
mengganggu kesehatan
Batasan karakteristik :
2) Edema
3) Penurunan nadi
4) Nyeri ekstremitas
3. Rencana Keperawatan
perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke
al, 2011).
keperawatan diberikan.
S : Spesifik
M : Measurable
A : Achievable
R : Reasonable
T : Time
c. Menentukan intervensi
perawat lainnya.
d. Dokumentasi
keperawatan.
4. Tindakan Keperawatan
5. Evaluasi
et al, 2011).
56
a. Sasaran Evaluasi
disusun.
b. Hasil Evaluasi
c. Catatan Perkembangan
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
A : Analisis
P : Perencanaan