Transaksi Non Tunai
Transaksi Non Tunai
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
ASEP SAIFUL BAHRI
Kata Kunci : Konsep Uang Elektronik, Perbankan Syariah, Akad Syariah, Sistim
Pembayaran Elektoronik, Produk Perbankan Syariah.
ii
KATA PENGANTAR
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, memberikan akal dan pikiran kepada manusia
sehingga mampu berkarya dalam kehidupan sehari-hari. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya,
Dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung kami dalam menyelesaikan studi di Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh
1. Ayahanda Ali Yudin dan Ibunda Mantinah Ali yang senantiasa kami harapkan
do’a dan ridhonya. Kakanda Evi Alviah, S.Ag., Ahmid Husni Ali, S.Pd.I., dan Siti
2. Para dosen yang telah mendidik kami yang senantiasa kami harapkan do’a dan
ridhonya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kenakalan kami semasa
iii
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Bapak Dr.
Hasanuddin, M.Ag, dan Bapak Ir. Agus Edi Sumanto, MM., AAIJ. selaku
pembimbing dan penguji kami dalam penulisan skripsi. Terima kasih atas saran
dan bimbingannya.
4. Civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kerjasama
yang terjalin baik dan kami mohon maaf atas kekhilafan kami semasa menjadi
Jakarta dan Silaturahmi Mahasiswa Pati (SIMPATI) Jakarta yang tidak dapat
kami sebutkan namanya satu-persatu, canda dan tawa bersama kalian akan selalu
terkenang.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN 1
v
BAB III IMPLEMENTASI UANG ELEKTRONIK
(ELECTRONIC MONEY) 19
PERBANKAN SYARIAH 31
A. Analisis Akad Syariah pada Uang Elektronik .............................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 49
B. Saran ..........……………………………………………………... 51
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
mampu melakukan proses pembayaran secara cepat dengan biaya yang relatif
murah, karena nilai uang yang disimpan instrumen ini dapat ditempatkan pada
suatu media tertentu yang mampu diakses dengan cepat secara off-line, aman dan
murah 2 .
1
Burhanuddin Abdullah, Paper Seminar Internasional Toward a Less Cash Society in
Indonesia, (Jakarta: Direktorat Akunting dan Sistim Pembayaran Bank Indonesia, 2006), hal. 9
2
Tim Inisiatif 2006, Working Paper: Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran
Non Tunai Melalui Pengembangan E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 8
1
2
yang lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang cash, khususnya untuk
transaksi yang bernilai kecil (micro payment), sebab dengan uang elektronik
transaksi tersebut dapat dilakukan dengan lebih mudah dan murah serta menjamin
keamanan dan kecepatan transaksi, baik bagi konsumen maupun bagi pedagang.3
yang diperlukan dan menjadi semacam enablers yang cukup efektif untuk
terciptanya cash less society 4 , yaitu suatu masyarakat yang sedikit menggunakan
pembayaran secara cash, hal ini diindikasikan dengan semakin banyaknya pusat-
non-cash 5 .
Di sisi lain, seiring dengan laju ekonomi yang semakin pesat, setiap bank
3
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 1
4
Arifin Susanto (Analis Senior Sistim Pembayaran Bank Indonesia), Era Uang elektronik di
Depan Mata, diakses pada tanggal 5 Oktober 2009 dari http://wwwbisnis.com/servlet/page?_
pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL,
5
Tim Peneliti Bank Indonesia, Persepsi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat dan Lembaga
Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai, (Jakarta : BI, 2006), hal. 101
6
Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah; Kartu Kredit dan Debit
dalam Perspektif Fiqih, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 9
3
seperti uang sebagai alat pembayaran akan dapat menjangkau dan mempermudah
uang elektronik, dan mendukung kelancaran tugas Bank Indonesia dalam menjaga
Oleh karena itu, penulis berusaha untuk melakukan kajian tersebut dengan
Elektronik)”.
7
Diyah NK. Makhijani, E-Money, Inovasi Alat Pembayaran, diakses pada tanggal 5 Oktober
2009 dari http://www.majalaheindonesia.com/E-Money.htm,
8
Hukum Online, BI Pisahkan Aturan Uang elektronik dan APMK, diakses pada tanggal 5
Oktober 2009 dari http://cms.sip.co.id/hukumonline/detail.asp?id=21760&cl=Berita [18/4/09],
4
4. Apa saja prinsip-prinsip Syariah yang harus diutamakan dalam transaksi uang
elektronik ?.
1. Tujuan Penulisan
Perbankan Syariah;
2. Manfaat Penulisan
a. Bagi Akademisi
b. Bagi Praktisi
c. Bagi Masyarakat
D. Metode Penelitian
9
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Remaja
Rusdakarya,1995). hal 55
6
1. Jenis Penelitian
(Library Research), dengan mencari data dari berbagai literatur dan referensi
2. Pendekatan Penelitian
dan data dari Bank Indonesia, baik dalam bentuk Peraturan-peraturan maupun
buku lain yang mendukung dan terkait dengan materi kajian ini.
a. Data Primer
2009.
b. Data Sekunder
10
Moh.Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2003), hal.193
7
November 2005;
permasalahan.
8
yaitu dengan cara menganalisa data yang bertitik tolak dari data yang bersifat
6. Pedoman Penulisan
Tahun 2007 yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Sistimatika Penulisan
Penulisan disusun secara sistimatis menjadi lima bab yang terdiri dari sub-
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang kajian, batasan dan rumusan kajian,
lainnya.
9
5. Bab V Penutup
Pada bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran dari
BAB II
menjadi nilai uang dalam media uang elektronik, yang dinyatakan dalam
dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang pada media uang
elektronik tersebut. 2
1
Bank for International settelments, Implications for Central Bank of The Development of
Electronic Money, (Basel: BIS, 1996), hal. 1
2
Prof. Dr. H. Veithal Rivai, M.B.A, dkk, Bank and Financial Institution Management,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1367
10
11
pembayaran secara lebih cepat, efisien, dan aman. Penggunaan uang cash
yang didesain untuk menangani kebutuhan transaksi dengan nilai yang kecil
saat ini, misalnya uang tunai, kartu debit, kartu kredit dan sebagainya menjadi
3
Tim Inisiatif 2006 Bank Indonesia, Working Paper: Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat
Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 2
4
Ibid, hal. 4
12
pembayaran secara cepat dengan biaya yang relatif murah karena pada
umumnya nilai uang yang disimpan instrumen ini ditempatkan pada suatu
tempat tertentu yang mampu diakses cepat secara off-line, aman dan murah 5 .
1. Berdasarkan Medianya
penyimpan nilai uang (monetary value) yang dibedakan atas dua jenis :
a. Uang elektronik yang nilai uang elektroniknya selain dicatat pada media
elektronik yang dikelola oleh penerbit juga dicatat pada media elektronik
pada kartu atau berupa software-based yang tersimpan pada harddisk yang
langsung nilai uang elektronik pada media elektronik yang dikelola oleh
pemegang 6 ; dan
5
Ibid, hal. 8
6
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 7
13
b. Uang elektronik yang nilai uang elektroniknya hanya dicatat pada media
elektronik yang dikelola oleh penerbit. Dalam hal ini pemegang diberi hak
dimana nilai uang elektronik yang tercatat pada media elektronik yang
a. Reloadable
yang dapat di lakukan pengisian ulang, dengan kata lain, apabila masa
berlakunya sudah habis dan atau nilai uang elektroniknya sudah habis
b. Disposable
yang tidak dapat diisi ulang, apabila masa berlakunya sudah habis dan
7
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang
elektronik, hal. 2
8
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang elektronik, (Jakarta: BI,
tertanggal 13 April 2009), hal. 27
14
atau nilai uang elektroniknya sudah habis terpakai, maka media uang
pengisian ulang. 9
a. Single-Purpose
digunakan untuk pembayaran tol atau uang elektronik yang hanya dapat
b. Multi-Purpose
9
Ibid, hal. 27
10
Prof. Dr. H. Veithal Rivai, M.B.A, dkk, Bank and Financial Institution Management,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal 1367
11
Ibid, hal 1368
15
meliputi :
selanjutnya pemegang dapat melakukan pengisian ulang (top up) yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui penyetoran uang tunai,
2. Transaksi Pembayaran
3. Transfer
12
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 10
13
Ibid, hal. 11
14
Ibid, hal. 10
16
4. Tarik Tunai
Tarik tunai adalah fasilitas penarikan tunai atas nilai uang elektronik
yang tercatat pada media uang elektronik yang dimiliki pemegang yang dapat
5. Refund/Redeem
penerbit, baik yang dilakukan oleh pemegang pada saat nilai uang elekronik
tidak terpakai atau masih tersisa pada saat pemegang mengakhiri penggunaan
uang elektronik dan atau masa berlaku media uang elektronik telah berakhir 16 ,
maupun yang dilakukan oleh pedagang pada saat penukaran nilai uang
elektronik yang diperoleh pedagang dari pemegang atas transaksi jual beli
(APMK) Lainnya
sebagai berikut :
1. Kartu Kredit
15
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang elektronik,, Pasal 1
ayat 12
16
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang
elektronik, Pasal 17 ayat 3 huruf b
17
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, Jakarta: BI, 2006, hal. 11
17
barang dan jasa, yang pembayaran dan pelunasannya dapat dilakukan oleh
pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah
digunakan untuk melakukan penarikan tunai baik langsung melalui teller pada
2. Charge Card
Charge card adalah suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh
oleh pembeli secara sekaligus dalam jangka waktu tertentu kartu digunakan. 19
3. Kartu Debet
dan jasa dengan cara mendebit atau mengurangi saldo rekening simpanan
pemilik kartu serta pada saat yang sama, mengkredit saldo rekening penjual
sebesar nilai transaksi jual beli barang dan jasa. Pada kartu debet, pemegang
kartu harus memiliki rekening pada bank. Transaksi hanya dapat dilakukan
18
Prof. Dr. H. Veithal Rivai, M.B.A, dkk, Bank and Financial Institution Management,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1363
19
Ibid, hal. 1363
20
Ibid, hal. 1364
18
4. Kartu ATM
saat melalui mesin ATM. Pelayanan yang diberikan ATM antara lain
penarikan uang tunai, mengecek dan mencetak saldo rekening nasabah, dan
kredit, transfer uang, dan lain-lain.21 Pada beberapa bank penerbit kartu ATM
terdapat kombinasi fungsi antara kartu debet dan kartu ATM dalam satu kartu
sekaligus. 22
pembayaran menggunakan kartu lainnya seperti credit card, charge card, dan
debit card/ATM tersebut di atas. Secara umum perbedaan antara uang elektronik
21
Ibid, hal. 164
22
Ibid, hal. 164
23
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, Jakarta: BI, 2006, hal. 4
19
BAB III
a. Bank
1
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1 ayat
5,6,7,13, dan 14, Pasal 2 ayat 1, Pasal 8 ayat 1, Pasal 5 ayat 1, dan Pasal 6 ayat 1
2
Ibid, Pasal 1 ayat 1
19
20
a. Prinsipal
b. Penerbit
c. Acquirer
oleh pihak lain dan menampung penerimaan dana atas nilai uang
3
Ibid, Pasal 1 ayat 2 dan Pasal 10
4
Ibid, Pasal 1 ayat 5
5
Ibid, Pasal 1 ayat 6
6
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 23
7
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, tertanggal
13 April 2009, hal. 28
21
d. Penyelenggara Kliring
penyelenggara kliring. 9
f. Agen Penerbit
sebagai agen penerbit, baik dalam hal penerbitan maupun fasilitas yang
melekat pada uang elektronik, seperti isi ulang, tarik tunai dan transfer
antar uang elektronik. Dalam hal agen penerbit tersebut memberikan jasa
layanan kepada pemegang untuk tarik tunai dalam rangka transfer dana,
yang berlaku. 10
8
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1
ayat 13
9
Ibid, Pasal 1 ayat 14
10
Ibid, hal. 28
22
melalui penerbit secara langsung maupun melalui agen penerbit dengan cara
menyetorkan uang baik secara tunai (cash) maupun melalui transfer rekening
penerbitan uang elektronik dan batas maksimal total nilai transaksi uang
2. Redeem
penerbit baik yang dilakukan oleh pemegang pada saat nilai uang elekronik
tidak terpakai atau masih tersisa pada saat pemegang mengakhiri penggunaan
uang elektronik dan atau masa berlaku media uang elektronik telah berakhir 13 ,
maupun yang dilakukan oleh pedagang pada saat penukaran nilai uang
11
Ibid, Pasal 20 ayat 1 dan 2
12
Ibid, Pasal 14 ayat 1
13
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 11. Lihat juga
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 17
ayat 3 huruf b
14
Ibid, hal. 11
23
sebagai bentuk jaminan atau kepastian bagi pemilik nilai uang elektronik, baik
(redeem) nilai uang elektronik tersebut ke dalam bentuk nilai uang baik
oleh pemegang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan
15
Ibid, hal. 33
16
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, tertanggal
13 April 2009, hal. 28
24
yang dimiliki oleh pemegang tidak termasuk yang dijamin oleh Lembaga
Batas paling banyak nilai uang elektronik yang disimpan pada media
berjenis unregistered dan sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta Rupiah) untuk
yang berjenis registered, serta batas paling banyak total nilai transaksi uang
17
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1 ayat 4
18
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang
Elektronik, hal. 3
25
Dana float adalah seluruh nilai uang elektronik yang diterima penerbit
atas hasil penerbitan uang elektronik dan/atau pengisian ulang yang masih
elektronik yang tersisa pada media uang elektronik pada saat pemegang
adalah pemenuhan hak tagih pedagang pada saat pedagang menukarkan nilai
Penerbit harus menempatkan dana float dalam bentuk aset yang aman
pedagang dan pemegang secara tepat waktu22 , dan dana float tidak dapat
Lembaga Selain Bank, maka sebesar 100% dari dana float yang diperoleh dari
19
Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 14 ayat 1
20
Ibid, Pasal 1 ayat 6
21
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang
Elektronik, hal. 13
22
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 17 ayat
3 huruf a,b, dan c
23
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang
Elektronik, hal. 32
26
kepada pemegang dan pedagang wajib ditempatkan pada Bank Umum dalam
jangka waktu tertentu antara lain dengan pertimbangan adanya batas usia
baru.
yang masih tersisa dan merupakan kewajiban penerbit atau masih merupakan
milik pemegang. 25
Dengan demikian pemegang masih memiliki hak tagih atas sisa nilai
uang elektronik yang terdapat dalam media tersebut sampai dengan jangka
sepanjang masih terdapat sisa nilai uang elektronik pada media tersebut. 26
24
Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, tertanggal 13
April 2009, hal. 32
25
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 15.
Lihat juga penjelasannya
26
Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, tertanggal 13
April 2009, hal. 35 – 36
27
sebagai berikut: 28
[ 1 ] Jaringan Prinsipal
Acquirer X Acquirer Y
Penerbit A Penerbit B
5 5
3 2 3 2
27
Bank Indonesia, Paper Kajian Mengenai E-Money, (Jakarta: Bank Indonesia, 2001), hal. 25
28
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 53
28
Penjelasan :
elektronik milik pemegang sebesar nilai uang yang disetorkan oleh pemegang;
pedagang. Atas transaksi tersebut, nilai uang elektronik akan berpindah dari
29
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1 ayat 5
29
dana atas nilai uang elektronik yang ditukarkan (redeem) oleh pedagang
kepada penerbit.
Dalam hal terdapat satu penerbit (single issuer), di mana selain sebagai
penerbit, bank juga bertindak sebagai acquirer, maka tidak diperlukan mekanisme
kliring 31 , dan alur transaksi uang elektronik secara sederhana dapat digambarkan
sebagai berikut:
1 2 4
(3) Barang
Pemegang 3 Pedagang
30
Ibid, Pasal 1 ayat 13 dan 14
31
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 28
30
Penjelasan :
dan meng-kredit rekening penampungan dana float dan bersamaan dengan itu
bank memasukan nilai uang elektronik ke dalam media uang elektronik untuk
Atas transaksi tersebut, nilai uang elektronik akan berpindah dari media uang
penukaran atas nilai uang elektronik yang diperoleh dari pemegang kepada
float.
31
BAB IV
dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit,
kemudian nilai uang tersebut disimpan secara elektronik dalam suatu media
kepada pedagang 1 .
fungsi sebagai alat pembayaran atas transaksi jual beli barang 2 . Uang
1
Bank of International Settelments, Implications for Central Banks of theDevelopment of
Electronic Money, (Basle: BIS, 1996), hal. 1
2
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang
Elektronik, hal. 2
31
32
tersebut nilai uang elektronik yang berpindah dari media uang elektronik yang
pedagang, apapun satuan nilai dalam media uang elektronik tersebut, pada
dasarnya berupa nilai uang yang pada waktunya akan ditukarkan kepada
pertukaran antara nilai uang tunai (cash) dengan nilai uang elektronik
merupakan pertukaran atau jual beli mata uang sejenis yang dalam literatur
Fikih Muamalat dikenal dengan Al-Sharf, yaitu tukar-menukar atau jual beli
mata uang. 4 Tukar-menukar atau jual beli uang (Sharf) dalam transaksi uang
a. Mekanisme Transaksi
3
Prof. Dr. H. Veithal Rivai, M.B.A, dkk, Bank and Financial Institution Management,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1361
4
Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH., Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata
Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2005), cet. II, hal. 90
5
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 20
Ayat 1 dan 2
33
saat dapat menukarkan (redeem atau refund) nilai uang elektronik tersebut
ke dalam bentuk nilai uang baik berupa uang tunai (cash) maupun melalui
6
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, Jakarta: BI, 2006, hal. 4
7
Prof. Dr. H. Veithal Rivai, M.B.A, dkk, Bank and Financial Institution Management,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1367
8
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1
Ayat 11
9
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, Jakarta: BI, 2006, hal. 33
10
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1
Ayat 3 Huruf d
34
dengan syarat aman dan likuid 11 . Pendapatan atas investasi yang diperoleh
melakukan pembayaran. 13
d. Redeemability
11
Ibid, Pasal 17 Ayat 3 Huruf a
12
Bank Indonesia, Paper Kajian mengenai E-Money, (Jakarta: BI, 2001), hal. 9
13
Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), hal. 4
14
Ibid, hal. 33
35
pedagang atas semua kewajiban bayar (dayn) yang timbul dari transaksi
a. Pengertian Sharf
uang lainnya atau tukar-menukar uang yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan money changer 16 . Menurut istilah Syara’ Sharf adalah jual beli
satu mata uang dengan mata uang yang lain baik mata uang tersebut satu
termasuk ke dalam bab jual beli yang didasarkan pada firman Allah SWT :
Hadits yang menjadi dasar hukum jual beli mata uang (Sharf)
15
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card,
Jakarta, tertanggal 11 Oktober 2006
16
Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lugah wa al-A’lam, (Beirut: Maktabah al-Syarqiyah, 1986),
hal. 423. Lihat juga Muhammad al-Adnani, Mu’jam al-Aghlat al-Lugawiyah al-Mu’ashirah, (Beirut:
Maktabah Libanon, 1984), cet. I, hal. 374. Lihat juga Munir Al-Baklabaki, al-Mawrid A Modern
English-Arabic Dictionary, (Beirut: Dar al-Ilmi Li al-Malayin, 1984), hlm. 588
17
Wahbah Al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Damsyiq: Daar el-Fikr al-
Ma’ashirah, 2004), cet. IV , juz V, hal. 3659
36
اﻟﺬهﺐ ﺑﺎﻟﺬهﺐ واﻟﻔﻀﺔ ﺑﺎﻟﻔﻀﺔ واﻟﺒﺮ ﺑﺎﻟﺒﺮ واﻟﺸﻌﻴﺮ ﺑﺎﻟﺸﻌﻴﺮ واﻟﺘﻤﺮ ﺑﺎﻟﺘﻤﺮ واﻟﻤﻠﺢ ﺑﺎﻟﻤﻠﺢ ﻣﺜﻼ
واذا اﺧﺘﻠﻒ هﺬﻩ اﻻﺻﻨﺎف ﻓﺒﻴﻌﻮا آﻴﻒ ﺷﺌﺘﻢ اذا آﺎن ﻳﺪا ﺑﻴﺪ )رواﻩ. ﺑﻤﺜﻞ ﺳﻮاء ﺑﺴﻮاء ﻳﺪا ﺑﻴﺪ
(اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ
Artinya : (jual beli) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam,
maka harus sama dan setara (jumlahnya) secara tunai. Dan
jika berbeda jenis, maka jualah sesuai cara kalian asalkan
secara tunai. (H.R. Jama’ah)
c. Syarat-syarat Sharf
tukar menukar antara emas dan emas dan perak dengan perak atau emas
transaksi tukar menukar emas dengan emas dan perak dengan perak atau
emas dengan perak tersebut berlaku juga dalam transaksi jual beli mata
1) Tunai (Al-Taqabudh)
berpisah 18 .
18
Ibid, hal. 3660
37
jenis mata uangnya sama, seperti jual beli emas dengan emas dan
perak dengan perak, maka jumlahnya harus sama, yakni sama dalam
antara kedua belah pihak dan/atau salah satu pihak, karena Khiyar
akad Sharf, ketika akad telah selesai, maka kedua belah pihak
untuk jangka waktu tertentu, karena uang tersebut harus diterima dan
19
Ibid, hal. 3661
20
Ibid, hal. 3661
21
Ibid, hal. 3662
38
a. Akad Ijarah
Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau
upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa atau imbalan jasa 22 . Akad Ijarah digunakan dalam hal terdapat
b. Akad Wakalah
22
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005, tentang Akad Penghimpunan dan
Penyaluran Dana bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, Pasal
1 Ayat 10
23
Wahbah Al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Damsyiq: Daar el-Fikr al-
Ma’ashirah, 2004), cet. IV , juz V, hal. 4056
40
sama lain terikat dengan akad baik mengenai hak maupun kewajibannya.
bentuk, yaitu akad antar penyelenggara uang elektronik dan akad antara penerbit
penyelenggara uang elektronik tersebut, baik dilihat dari sisi kebijakan Bank
sebagi alat pembayaran, maupun dilihat dari sisi antar penyelenggara karena
24
Bank Indonesia, Paper Kajian mengenai E-Money, (Jakarta: BI, 2001), hal. 9
41
Prinsipal
Acquirer Acquirer
X Y
6
Penerbit Penerbit
A B
Keterangan :
dikelolanya.
25
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1 Ayat 5
42
26
Ibid, Pasal 1 Ayat 6 dan 7
27
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1 ayat 7,
Lihat juga Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, tertanggal
13 April 2009, hal. 28
43
Penerbit Acquirer
Pemegang Pedagang
hal penerbitan, pengisian ulang, redeem atau refund dan tarik tunai uang
dan/atau sewa yang dilakukan oleh penerbit, dalam hal tersebut penerbit
dengan jual beli barang dengan menggunakan uang tunai (cash), karena
pada dasarnya antara uang elektronik dengan uang tunai (cash) terdapat
ulang, tarik tunai dan transfer dana, maka transaksi apapun yang
yang dapat memproses data uang elektronik dan menampung dana hasil
imbalan (ujroh) berupa merchant fee yang diambil dari harga objek
28
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang
Elektronik, hal. 2
29
Prof. Dr. Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah (Kartu Kredit dan
Debit dalam Perspektif Fiqih), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 96
30
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1 ayat 7,
Lihat juga Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, tertanggal
13 April 2009, hal. 28
45
Ijarah.
redeem didasarkan pada akad Sharf, karena pada dasarnya nilai uang
merupakan milik penuh (milk al-tam) pedagang atas transaksi jual beli
penerbit, dalam hubungan ini pedagang menjadi wakil dari penerbit, maka
transaksi apapun yang dilakukan lewat pedagang tersebut dan atas nama
31
Prof. Dr. Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah (Kartu Kredit dan
Debit dalam Perspektif Fiqih), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 78
46
menuntut transaksi secara lebih cepat dan efisien, tidak untuk kebutuhan
transaksi tukar-menukar/jual beli barang ribawi, yaitu antara nilai uang tunai
dengan nilai uang elektronik dalam bentuk Rupiah. Pertukaran antara nilai
uang tunai dengan nilai uang elektronik harus sama jumlahnya (tamatsul) baik
dalam bentuk riba al-fadl, yaitu tambahan atas salah satu dua barang yang
32
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005, tentang Akad
Penghimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah, Pasal 2 Ayat 3
33
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005, tentang Akad
Penghimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah, Pasal 2 Ayat 3
34
Wahbah Al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Damsyiq: Daar el-Fikr al-
Ma’ashirah, 2004), cet. IV , juz V, hal. 3705
47
Oleh karena itu, tidak boleh melakukan pertukaran nilai uang tunai
yang lebih kecil atau lebih besar dari nilai uang elektronik. Sebagai contoh
1.010.000,00 dan penerbit juga tidak boleh memberikan potongan harga atas
Selain itu, pertukaran antara nilai uang tunai dengan nilai uang
tidak dilakukan secara tunai (taqabudh), maka tergolong ke dalam bentuk riba
nilai uang elektronik dengan nilai uang tunai kepada penerbit, maka penerbit
harus memenuhi hak tagih tersebut dengan tepat waktu tanpa melakukan
penangguhan pembayaran.
35
Wahbah Al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Damsyiq: Daar el-Fikr al-
Ma’ashirah, 2004), cet. IV , juz V, hal. 3705
48
perhitungan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak terhadap redeem
sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari ( ) ِﻣﻨْ ُﻪ ُﺑﱠﺪ َﻻ ِﻣﱠﻤﺎ36 .
paling banyak total nilai transaksi uang elektronik dalam periode tertentu,
transaksi objek haram dan maksiat, yaitu barang atau fasilitas yang dilarang
36
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 28/DSN-MUI/III/2002, tentang Jual Beli Mata
Uang (Al-Sharf), Jakarta, tanggal 28 Maret 2002
37
Ibid, Pasal 2 Ayat 3
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Sharf
hal terjadi pertukaran antara nilai uang tunai dengan nilai uang elektronik
yang meliputi transaksi penerbitan, isi ulang, redeem, dan tarik tunai.
49
50
b. Ijarah
c. Wakalah
sebagai agen penerbit, dalam hubungan ini, pedagang dan/atau pihak lain
B. Saran
dibayar oleh pemegang. Oleh karena itu, fee/biaya yang harus dibayar oleh
2. Dalam konsep Ekonomi Syariah uang adalah sesuatu yang bersifat flow
concept dan merupakan public goods, bukan merupakan capital yang bersifat
stock concept dan merupakan private goods. Dengan demikian, fungsi uang
fungsi uang sebagai salah satu komoditi perdagangan. Uang tidak termasuk
dalam fungsi utilitas, karena manfaat yang didapatkan bukan dari uang itu
suatu barang menjadi barang yang lain. Perdagangan uang adalah salah satu
uang harus dikembalikan pada fungsi yang sebenarnya yang telah dijalankan
dalam konsep Islam, yakni sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dan
satuan nilai (unit of account), bukan sebagai salah satu komoditi perdagangan.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Susanto (Analis Senior Sistim Pembayaran Bank Indonesia). Era Uang
Elektronik di Depan Mata. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2009 dari
http://www.bisnis.com.
Bank Indonesia. Paper Kajian Mengenai E-Money. Jakarta: Bank Indonesia, 2001.
Bank Indonesia, Tim Peneliti. Persepsi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai. Jakarta : BI,
2006.
Diyah NK. Makhijani (Dir. Sistim Akunting dan Pembayaran BI). E-Money, Inovasi
Alat Pembayara. diakses pada tanggal 5 Oktober 2009 dari
http://www.majalaheindonesia.com
52
53
Hakim, Atang Abdul, dkk. Metodologi Stud Islam. Jakarta: PT. Remaja Rusdakarya,
1995.
Rivai, Veithal, dkk. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2001.
Satria, Adhidya Agung, dkk. Makalah: Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card
dari Segi Keamanan dan Implementasinya di Kehidupan Sehari - hari.
Bandung: Departemen Teknik Informatika ITB, 2005.
Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2005.
Sulaiman, Abdul Wahab Ibrahim Abu. Banking Cards Syariah; Kartu Kredit dan
Debit dalam Perspektif Fiqih. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, Jakarta,
tertanggal 13 April 2009.