PROPOSAL
ISO 37001:2016
Bebaskan Negeri dari Korupsi
Melalui
Program Sertifikasi Sistem Anti Penyuapan
www.mutucertification.com
TERM OF REFERENCE (TOR)
PENDAMPINGAN DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN
SNI ISO 37001:2016
DI DIREKTORAT JENDERAL BINA DMINISTRASI KEWILAYAHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
A. LATAR BELAKANG
Korupsi merupakan salah satu masalah utama yang sedang dihadapi bangsa
Indonesia saat ini. Korupsi termasuk penyuapan menimbulkan permasalahan serius
dalam sosial, moral, ekonomi dan politik, mengacaukan tata kelola pemerintahan
yang baik, mengurangi pengembangan dan mendistorsi kompetisi. Berdasarkan
data yang dirilis oleh Indonesian Corruption Watch, pada tahun 2016 potensi
kerugian negara akibat korupsi sekitar 1,45 Triliun. Tersangka kasus korupsi dan
penyuapan berasal dari berbagai sektor diantaranya pemerintah daerah
BUMN/BUMD,KPU/KPUD, Kementerian, DPR/DPRD, dan sekolah.
Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan diadopsi identik dari standar ISO
37001:2016 Anti-Bribery Management System menjadi SNI ISO 37001:2016 Sistem
Manajemen Anti Penyuapan. SNI ISO 37001:2016 membantu organisasi
mengendalikan praktek penyuapan dengan menyediakan serangkaian langkah
penting di antaranya penetapan kebijakan anti-penyuapan, pembinaan, dan
pelatihan anggota organisasi, dan lain-lain. Penerapan SNI ISO 37001 ini memiliki
manfaat di antaranya jaminan organisasi telah menerapkan pencegahan penyuapan,
bukti dalam hal penyelidikan bahwa organisasi telah mengambil langkah untuk
mencegah terjadinya penyuapan.
SNI ISO 37001:2016 dapat diterapkan secara luas baik pada organisasi kecil,
menengah hingga besar dan pada semua sektor bisnis termasuk sektor publik,
swasta dan nirlaba. Penerapan luas dari berbagai sektor tersebut diharapkan dapat
menciptakan ekosistem dan budaya anti penyuapan yang menyeluruh. Dalam
konteks sektor publik, salah satu lembaga pemerintah yang mendapatkan tugas
untuk merancang rencana aksi pencegahan tindakan korupsi adalah Kementerian
Dalam Negeri. Oleh karena itu dipandang sangat relevan bagi Direktorat Jenderal
Bina Administrais Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri sebagai garda
terdepan d a lam pem b ina a n a dm in ist ra si ke wila ya a n untuk menerapkan
Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SNI ISO 37001:2016).
B. TUJUAN
Kegiatan pendampingan dan sertifikasi SNI ISO 37001:2016 di Direktorat Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri bertujuan untuk :
a. Memberikan pemahaman standard Sistem Manajemen Anti Penyuapan SNI
ISO 37001:2016 kepada seluruh personil yang terlibat dalam organisasi
b. Mengembangkan sistem pengendalian anti penyuapan berdasarkan
dokumentasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan sesuai persyaratan standard
SNI ISO 37001:2016.
c. Menerapkan dan mengevaluasi sistem manajemen anti penyuapan
berdasarkan internal audit
d. Memperoleh Sertifikat SNI ISO 37001:2016 sebagai bukti penerapan standard
pengendalian anti penyuapan dari Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi.
Adapun outcome dari kegiatan pendampingan dan sertifikasi SNI ISO 37001:2016
adalah menumbuhkan budaya anti penyuapan bagi personil dan seluruh pihak
berkepentingan yang berinteraksi dengan Direktorat Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri melalui upaya:
D. LINGKUP KEGIATAN
Pendampingan dan sertifikasi SNI ISO 37001:2016 dilaksanakan melalui kegiatan
pendampingan teknis dan penilaian melalui sertifikasi. Secara umum kegiatan ini
dilakukan dalam 2 (dua) lingkup kegiatan yaitu :
1. Pendampingan teknis sertifikasi ditujukan untuk membantu Direktorat Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri untuk membangun
dan mengembangkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan sesuai persyaratan
standard SNI ISO 37001:2016. Kegiatan pendampingan meliputi pelatihan
pemahaman, penyusunan dokumen mutu (informasi terdokumentasi),
implementasi sistem, pelaksanaan audit internal dan tinjauan manajemen, serta
perbaikan pasca audit.
2. Penilaian sertifikasi ditujukan untuk menilai kemampuan Direktorat Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri untuk
mendemonstrasikan pemenuhan persyaratan standard SNI ISO 37001:2016
pada proses lingkup penerapan yang dipilih.
Kegiatan sertifikasi SNI ISO 37001:2016 meliputi audit tahap 1 (penilaian mandiri
dan review), audit tahap 2 (penilaian lapangan), keputusan sertifikasi dan
penerbitan sertifikat.
F. PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan pendampingan dan sertifikasi SNI ISO 37001:2016 dilaksanakan oleh
konsultan, bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang akan menerbitkan sertifikat
SNI ISO 37001:2016 untuk Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan,
Kementerian Dalam Negeri. Pelaksana kegiatan harus memiliki tenaga ahli dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1. Ahli sistem manajemen/trainer, dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 dan
pengalaman sebagai ahli sistem manajemen dan trainer minimal 5 tahun
2. Ahli dokumentasi, dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 dan pengalaman
dalam membangun dan mengembangkan sistem manajemen organisasi minimal
3 tahun
3. Fasilitator, dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 dan pengalaman dalam
pendampingan penerapan sistem manajemen organisasi minimal 3 tahun
4. Auditor dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 dan pengalaman audit bidang
sistem manajemen minimal 3 tahun
5. Ahli keuangan/hukum dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 dan
pengalaman dalam bidang audit keuangan atau investasi minimal 3 tahun
6. Reviewer/verifikator dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 dan pengalaman
audit/review ataupun verifikasi bidang sistem manajemen minimal 3 tahun
G. TATA WAKTU
Untuk mencapai output sesuai yang ditentukan, kegiatan pendampingan dan
sertifikasi SNI ISO 37001:2016 akan dilakukan selama 6 (enam bulan) sesuai
matriks berikut :
H. BIAYA
Untuk melaksanakan kegiatan pendampingan dan sertifikasi SNI ISO 37001:2016 di
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri di
dibutuhkan biaya sebesar Rp 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) (Terlampir).
Rincian Biaya Pelaksanaan Kegiatan (RAB)