Anda di halaman 1dari 26

EM-05-05

Pemantauan Kualitas
Udara Emisi

@BENEFITA EM-05-05 # 1

Tujuan Pengukuran Emisi

EM-05
05
 Mengetahui kualitas emisi yang dipantau apakah masih
memenuhi baku mutu emisi tidak bergerak
 Mengetahui laju emisi -emission rate (berat emisi/waktu),
untuk evaluasi proses yang sedang berlangsung di industri
 Memantau effisiensi metode pengendalian dan peralatan
pengendalian pencemar yang diterapkan
 Evaluasi biaya yang hilang akibat kehilangan material atau
produk melalui emisi

@BENEFITA EM-05-05 # 2

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Langkah-langkah Pemantauan Kualitas Udara

Regulasi
Survey Pendahuluan (BMA dan BME)

Parameter Pengukuran

Lokasi Pengukuran Metode Pengukuran Frekuensi Sampling

Sampling dan
Penanganan Sample

Analisis dan
Pengolahan Data

Pelaporan

@BENEFITA EM-05-05 # 3

Survey Pendahuluan

EM-05
05
 Pengumpulan Informasi
– Lokasi Industri
– Tipe dan ukuran/kapasitas fasilitas sumber emisi
– Hasil utama
– Jenis, sifat, dan jumlah pemakaian bahan bakar
– Temperatur dan tekanan dalam cerobong
– Komposisi gas
– Informasi alat pengendali pencemar udara
– Situasi dan bentuk cerobong
– Tinggi dan luas pijakan
– Sumber listrik dan air terdekat

@BENEFITA EM-05-05 # 4

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Persyaratan Lokasi Sampling Cerobong - 1
 Terdapat 1 atau lebih lubang sampling
 Tangga/lift menuju lokasisampling
 Platform di dekat lubang sampling yang mampu menahan
beban minimal 500 kg. luas lantai kerja dapat menampung
3 orang dengan lebar 1,2 m dari diding dan melingkari
cerobong
 Terdapat pagar pengaman setinggi 1 meter
 Tersedia sumber listrik dan air
 Tersedia fasilitas untuk mengangkut peralatan ke atas
cerobong

@BENEFITA EM-05-05 # 5

Ilustrasi Sarana Sampling pada Cerobong

EM-05
05
Penahan angin
2D

Flange
Lubang sampling
10 cm

1.25 m
1m

Detail Lubang sampling


8D

Lantai kerja +
pagar pengaman

Tangga

@BENEFITA EM-05-05 # 6

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Syarat Pengambilan Sampling Emisi
 Representatif
– Gas : sifat gas tersebar
merata di sepanjang
cerobong. Perletakan
lubang sampling tidak
berpengaruh
– Partikulat : Harus dalam
kondsi isokinetik
dipengaruhi oleh kondisi
turbulensi udara dalam
cerobong. Sehingga
diperlukan ketentuan
perletakan lubang sampling

@BENEFITA EM-05-05 # 7

Lokasi Pemantauan Udara Emisi


(Sesuai SNI 7117.13-2009)

EM-05
05
d

2D 2De

2dD
8D D = Diameter Dalam 8De De =
(D + d)

D D

@BENEFITA EM-05-05 # 8

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Lokasi Pemantauan Udara Emisi (Lanjutan)
(Sesuai SNI 7117.13-2009)

2D
2De

a
2LW b
8De De =
(L + W)
c

Mana 8D yang
benar?
a, b, atau c?
W
L

@BENEFITA EM-05-05 # 9

Jumlah Titik Lintas


(Sesuai SNI 7117.13-2009)

EM-05
05
Menentukan Jumlah Titik Lintas Pengambilan Contoh Uji Partikulat
Diameter Duct Aliran Atas Dari Gangguan Aliran (Jarak A)
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Jumlah Minimum Dari Titik lintas

50

40 Gangguan
A
Lokasi
Pengukuran
30 B
24 atau 25*
Gangguan
20
20
16
D> 0.61 m 12

10
0.3 m ≤ D ≤ 0.61 m 8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10

Diameter Duct Aliran Bawah Dari Gangguan Aliran (Jarak B)

Sebisa mungkin memenuhi kriteria 2D-8D

@BENEFITA EM-05-05 # 10

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Jumlah Titik Lintas
(Sesuai SNI 7117.13-2009)

Menentukan Jumlah Titik Lintas Untuk Kecepatan Linier


Diameter Duct Aliran Atas Dari Gangguan Aliran (Jarak A)
Jumlah Minimum Dari Titik lintas 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
50

40 Gangguan
A
Lokasi
Pengukuran
30 B
Gangguan

20
16 D> 0.61 m
12
10
0.3 m ≤ D ≤ 0.61 m 8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10

Diameter Duct Aliran Bawah Dari Gangguan Aliran (Jarak B)

@BENEFITA EM-05-05 # 11

Bentuk Matriks Titik Lintas Untuk Cerobong


Persegi

EM-05
05
Bentuk Matriks Titik Lintas
(Untuk Cerobong Persegi)
Jumlah Titik Lintas Matriks
9 3x3
12 4x3
16 4x4
20 5x4
25 5x5
30 5x6
36 6x6
42 7x6
49 7x7

@BENEFITA EM-05-05 # 12

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Lokasi Titik Lintas
(Sesuai SNI 7117.13-2009)
Jumlah Titik
Lintas

Flange (Lubang Sampling) Flange (Lubang Sampling)

W/6

W/3
W
D5 8 atau 9* W/3
D4
D3
D2 W/6
D1

L/8 L/4 L/4 L/8

Gambar potongan tampak atas Gambar potongan tampak atas

@BENEFITA EM-05-05 # 13

Lokasi Titik Lintas


(Sesuai SNI 7117.13-2009)

EM-05
05
Jumlah Titik
Lintas

W/6

W/3
D6 12 W
D5 W/3
D4
W/6
D3
D2
D1
L/8 L/4 L/4 L/4 L/8

L/8 L/4 L/4 L/4 L/8

W/6

W/3

D8 16
D7 W W/3
D6
D5
W/3
D4
D3 W/6
D2
D1

@BENEFITA EM-05-05 # 14

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Persentase Jarak Titik Lintas dari Dinding Cerobong Bagian Dalam
(Untuk Cerobong Bulat)
Jumlah Titik Lintas dalam 1 Lintasan
Jarak
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
D1 14.6 6.7 4.4 3.2 2.6 2.1 1.8 1.6 1.4 1.3 1.1 1.1
D2 85.4 25 14.5 10.5 8.2 6.7 5.7 4.9 4.4 3.9 3.5 3.2
D3 … 75 29.6 19.4 14.6 11.8 9.9 8.5 7.5 6.7 6.0 5.5
D4 … 93.3 70.4 32.3 22.6 17.7 14.6 12.5 10.9 9.7 8.7 7.9
D5 … … 85.4 67.7 34.2 25.0 20.1 15.9 14.6 12.9 11.6 10.5
D6 … … 95.6 80.8 65.8 35.6 26.9 22.0 18.8 16.5 14.6 13.2
D7 … … … 89.5 67.7 64.4 36.6 28.3 23.6 20.4 18.0 16.1
D8 … … … 96.8 80.8 75.0 63.4 37.5 29.6 25.0 21.8 19.4
D9 … … … … 89.5 82.3 73.1 62.5 38.2 3.6 26.2 23.0
D10 … … … … 96.8 88.2 79.7 71.7 61.8 38.8 31.5 27.2
D11 … … … … … 93.3 85.4 78.0 70.4 61.2 39.3 32.3
D12 … … … … … 97.9 90.1 83.1 76.4 69.4 6.7 39.8
D13 … … … … … … 94.3 87.5 81.2 75.0 68.5 60.2
D14 … … … … … … 96.2 91.5 85.4 79.6 73.8 67.7
D15 … … … … … … … 95.1 89.1 83.5 78.2 72.8
D16 … … … … … … … 96.4 92.5 87.1 82.0 77.0
D17 … … … … … … … … 95.6 90.3 85.4 80.8
D18 … … … … … … … … 96.4 93.3 88.4 83.8
D19 … … … … … … … … … 96.1 91.3 86.8
D20 … … … … … … … … … 96.7 94.0 89.5
D21 … … … … … … … … … … 96.5 92.1
D22 … … … … … … … … … … 98.9 94.5
D23 … … … … … … … … … … … 96.8
@BENEFITA
D24 … … … … … … … … … … EM-05-05
… #98.915

Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi


(Contoh 1 – Cerobong Sederhana)

EM-05
1m

05
Lokasi lubang sampling
Tentukan lokasi lubang
sampling yang memenuhi 1. Tinggi cerobong dibagi diameter = 11 D
kriteria 2D-8D, serta lokasi 2. Tinggi cerobong dihitung dari gangguan
titik-titik lintasnya! bawah:

10 m
11 m
11 m - 1 m = 10 m = 10 D
1m
11 m
3. Letak lubang dihitung dari gangguan bawah
dan permukaan tanah:

1m 8D 8 D (8 m) atau 9 m dari
9m
permukaan tanah

Permukan Tanah

@BENEFITA EM-05-05 # 16

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi
(Contoh 1 – Cerobong Sederhana)

Lokasi titik lintas


1.Tentukan jumlah titik lintas minimum dari grafik
Jarak A
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
50
Jumlah Minimum Dari Titik lintas

40
2D
30
24 atau 25*

20
20
D> 0.61 m
8D
16
12
10
0.3 m ≤ D ≤ 0.61 m8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak B

Dilihat dari: duct atas (Jarak A), jumlah titik lintas = 12 buah
duct bawah (Jarak B), jumlah titik lintas = 12 buah
Maka jumlah titik lintas = 12 buah

@BENEFITA EM-05-05 # 17

Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi


(Contoh 1 – Cerobong Sederhana)

EM-05
05
Lokasi titik lintas
2.Tentukan lokasi titik lintas dari tabel
Titik lintas terletak secara horizontal dan vertikal. Karena itu dalam 1 jalur, akan
terdapat 6 titik lintas. Jarak distribusi titik lintas berdasarkan tabel:

Lokasi titik Jarak titik lintas terhadap


No
lintas (%) dinding cerobong (m) 0.956 m

D1 4.4 0.044 0.854 m


0.704 m
D2 14.5 0.145
D3 29.6 0.296
0.296 m
D4 70.4 0.704 0.145 m
D5 85.4 0.854 0.044 m

D6 95.6 0.956

@BENEFITA EM-05-05 # 18

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi
(Contoh 2 – Cerobong Rectangular)
1.5 m

1m

2m
1.Tentukan diameter ekivalen (De)
Tentukan distribusi 2 x 1.5 x 1
titik lintas di lubang De = = 1.2 m
sampling! (1.5 + 1)

6m
2. Tentukan perbandingan:
• aliran atas dengan De (A)
• aliran bawah dengan De (B)

A = 2 m : 1.2 m = 1.7D
B = 6 m : 1.2 m = 5D
1m

Permukan Tanah

@BENEFITA EM-05-05 # 19

Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi


(Contoh 2 – Cerobong Rectangular)

EM-05
05
3.Tentukan jumlah titik lintas minimum dari grafik
Diameter Duct Aliran Atas Dari Gangguan Aliran (Jarak A)
0.5 1.0 1.5 1.7 2.0 2.5
50
Jumlah Minimum Dari Titik lintas

40

30
24 atau 25*

20
20
16
12
10
8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10

Diameter Duct Aliran Bawah Dari Gangguan Aliran (Jarak B)

Dilihat dari: duct atas (Jarak A), jumlah titik lintas = 16 buah
duct bawah (Jarak B), jumlah titik lintas = 20 buah
Maka jumlah titik lintas = 20 buah (Matriks 5 x 4)

@BENEFITA EM-05-05 # 20

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi
(Contoh 2 – Cerobong Rectangular)

4. Tentukan distribusi titik lintas berdasarkan matriks 5 x 4

0.25 m

0.5 m

1m 0.5 m

0.5 m

0.25 m

0.15 m 0.3 m 0.3 m 0.3 m 0.3 m 0.15 m

1 .5 m

@BENEFITA EM-05-05 # 21

Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi


(Contoh 3 – Cerobong Kerucut)

EM-05
1m

05
Tentukan distribusi
titik lintas di lubang
2m sampling!
1.Tentukan diameter ekivalen (De)
2x1x2
De = = 4/3 m
(2 + 1)

8m
2. Tentukan perbandingan:
• aliran atas dengan De (A)
• aliran bawah dengan De (B)

A = 2 m : 4/3 m = 1.5D
B = 8 m : 4/3 m = 6D
1m

Permukan Tanah
2m

@BENEFITA EM-05-05 # 22

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi
(Contoh 3 – Cerobong Kerucut)

3.Tentukan jumlah titik lintas minimum dari grafik


Diameter Duct Aliran Atas Dari Gangguan Aliran (Jarak A)
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
50
Jumlah Minimum Dari Titik lintas
40

30
24 atau 25*

20
20
16
12
10
8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10

Diameter Duct Aliran Bawah Dari Gangguan Aliran (Jarak B)

Dilihat dari: duct atas (Jarak A), jumlah titik lintas = 20 buah
duct bawah (Jarak B), jumlah titik lintas = 16 buah
Maka jumlah titik lintas = 20 buah

@BENEFITA EM-05-05 # 23

Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi


(Contoh 3 – Cerobong Kerucut)

EM-05
05
1m

2m 4. Tentukan diameter cerobong di lubang sampling

0.5 m
Xm

x 2
1m = x = 0.1 m
0.5 10
8m
0.5 m
D = 0.1 m + 1 m + 0.1 m
2m
= 1.2 m
10 m

0.5 m 0.5 m

2m

@BENEFITA EM-05-05 # 24

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Contoh Penentuan Lokasi Sampling Emisi
(Contoh 3 – Cerobong Kerucut)

5. Tentukan distribusi titik lintas dari tabel


Karena terdapat 20 titik lintas, maka 1 jalur memiliki 10 titik lintas.

Lokasi Titik Jarak titik lintas terhadap


No
Lintas (%) dinding cerobong (cm)
116.2

D1 2.6 3.1 107.4


97.0
D2 8.2 9.8
81.2
D3 14.6 17.5
79.0
D4 22.6 27.1
D5 34.2 41.0 41.0

D6 65.8 79.0 27.1


17.5
D7 67.7 81.2
9.8
D8 80.8 97.0
3.1
D9 89.5 107.4
D10 96.8 116.2

@BENEFITA EM-05-05 # 25

Parameter Pengukuran

EM-05
05
 Diameter cerobong dan posisi lubang sampling pada cerobong
 Temperatur Gas dalam cerobong
 Tekanan : Statis, kecepatan, barometrik
 Laju alir gas dalam cerobong
 Komposisi Gas : N2, O2, CO, CO2
 Kadar air
 Berat molekul gas
 Densitas gas
 Konsentrasi zat pencemar sesuai ketentuan/peraturan

@BENEFITA EM-05-05 # 26

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Pengukuran Temperatur
 Jenis Termometer:
– Bimetal
– Thermistor
– Thermocouple
– Optical Pyrometer
 Suhu dapat mencapai 250-500 o C
 Pengukuran dilakukan dengan memasukkan probe termometer ke
dalam cerobong yang dihubungkan dengan skala pembacaan digital di
luar cerobong
 Pengukuran dapat dilakukan pada satu titik lintasan atau pada
beberapa titik lintasan

@BENEFITA EM-05-05 # 27

Pengukur Tekanan

EM-05
05
 Tekanan barometer (Pa): tekanan udara di luar cerobong pada
ketinggian yang sama dengan lubang sampling
 Tekanan statis (Ps): tekanan yang disebabkan oleh keberadaan gas
dalam suatu tempat yang diukur secara relatif dengan tekanan udara
ambien.
– Menggunakan manometer air atau mechanical gauge
– Hasil pengukuran : Positif/Negatif
 Tekanan Kecepatan (Pv) : tekanan yang disebabkan oleh aliran gas
– Menggunakan alat pitot
 Tekanan Total : Pv + Ps
 Satuan Hg, kPa, atm, mB, dll

@BENEFITA EM-05-05 # 28

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Pengukuran Kecepatan
 Metode Kecepatan rendah : < 3 m/detik
– Thermo anemometer
– Thermistor anemometer
– Vane Anemometer
– Dan alat lain yang sejenis
 Metode kecepatan tinggi : > 3 m/detik
– Pitot standar dan tabung pitot S (Stausscheibe)

@BENEFITA EM-05-05 # 29

Rangkaian alat Pengukur

EM-05
Kecepatan dan Tekanan

05

@BENEFITA EM-05-05 # 30

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Pengukuran Komposisi Gas Dalam
Cerobong
 Diperlukan untuk menentukan berat molekul dan densitas gas (Mgas) -
persamaan slide 29
 Berat Molekul gas : ∑
 Mi = berat masing-masing molekul gas , Xi = Prosentasi masing-masing
komposisi gas
 Menggunakan analyzer
otomatis atau manual
(ORSAT)
 Metode Absorbsi CO2, CO, dan
O2
 %N2 = 100%-(%CO2 + %CO
+ %O2)

@BENEFITA EM-05-05 # 31

Pengukuran Kadar Air

EM-05
05
 Metode wet and dry bulb :
mengukur temperatur gas
dalam kondisi kering dan basah
ke dalam cerobong
menggunakan termometer
kering dan basah.
 Metode Adsorbsi : melewatkan
gas buang dari cerobong ke
dalam media adsorben silika
gel. Berat silika gel ditimbang
sebelum dan sesudah adsorbsi
 Metode kondensasi:
pendinginan, sehingga uap air
berubah menjadi air,
ditampung ke dalam impinger

@BENEFITA EM-05-05 # 32

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Pengukuran Partikulat

 Pengambilan sampel di setiap titik lintasan setiap 10-15 menit. Dilakukan


secara konsisten
 Penimbangan partikel tertahan di sample case

@BENEFITA EM-05-05 # 33

Method 5

EM-05
05

@BENEFITA EM-05-05 # 34

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Peralatan Sampling Method 5 US-EPA

@BENEFITA EM-05-05 # 35

Meter Box Methode 5 US-EPA

EM-05
05

@BENEFITA EM-05-05 # 36

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Methode 5 Glassware

@BENEFITA EM-05-05 # 37

Method 5 Probe

EM-05
05

@BENEFITA EM-05-05 # 38

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Konsentrasi Partikulat dengan Basis Kering

 Dalam satuan mg/Nm3


 N berarti salam kondisi volume dalam tekanan dan suhu standar.  Vn

' 298 Pa  Pm  Pv
Vn  Vm  273  tm   103
760
 Konsentrasi partikulat ditentukan dengan massa partikulat – md
(gram) dibagi Vn

md
Cn  '  1000
Vn

@BENEFITA EM-05-05 # 39

Prinsip Pengukuran SO2


Metode Turbidimetri

EM-05
05
 Gas SO2 pada sumber emisi diserap dengan menggunakan
pompa hisap menggunakan larutan penyerap H2O2 3%

 Penambahan serbuk BaCl2  terbentuk endapan putih.


Agar endapan terdispersi sempurna ditambahkan larutan
gliserin.

 Larutan diukur dengan spektrofotometer pada panjang


gelombang 402 nm.

 Metode ini dilakukan kisaran konsentrasi 5 - 300 ppm ( 15 -


775 mg/m3 )

@BENEFITA EM-05-05 # 40

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Sampling

 Pengambilan contoh uji dengan kecepatan hisap pompa antara 1 - 2


L/menit dengan volume hisap 20 L

 Batas pengukuran terendah (limit deteksi) adalah 4 mg/m3

@BENEFITA EM-05-05 # 41

Rangkaian Alat

EM-05
A = pipa pengambil contoh uji J = gas meter tipe basah dengan rentang
1L/putaran 05
B = flange K = termometer
C = elemen pemanas L = manometer
D = Glass wool M = termometer
E1, E2 = botol penjerap N1 = kran penutup
F1, F2 = kran cabang tiga N2 = kran pengatur kecepatan alir
G = tabung pengering O = pipa karet (flurorubber)
H = botol pencuci P = wadah pendingin
I = pompa penghisap
@BENEFITA EM-05-05 # 42

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Perhitungan

 Jumlah volume udara dihisap:

298 ( Pa  Pm  Pv )
Vs  (V2  V1 )  
273  t 760

 Keterangan:
– Vs = Jumlah contoh uji gas yang terambil dalam kondisi normal, (L)
–V = Volume dari pembacaan gas meter atau V2 - V1, (L)
– Pa = Tekanan udara atmosfer, (mm Hg)
– Pm = Tekanan gauge dibaca pada gas meter, (mm Hg)
– Pv = Tekanan uap air jenuh pada temperatur t °C, (mm Hg)
–t = Temperatur gas dibaca pada gas meter, (°C)

@BENEFITA EM-05-05 # 43

Perhitungan (Lanjutan)

EM-05
05
 Konsentrasi SO2:
250
(a  b) 
BMSO 2 50  1000
C  
BMSO 4 Vs

 Keterangan:
– C = Konsentrasi sulfur dioksida (mg/Nm3)
– VS = Volume contoh uji yang terambil (L)
– a = Jumlah ion asam sulfat yang diperoleh dari kurva kerja (mg)
– b = Jumlah ion asam sulfat yang diperoleh dari uji blanko (mg)

@BENEFITA EM-05-05 # 44

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Prinsip Analisa Nox
Metode Phenol Disulphonic Acid (PDS)
 Pengambilan contoh uji NOx dilakukan dengan cara
dihisap dengan menggunakan labu vakum.
 Di dalam labu vakum telah diisikan sejumlah larutan
penyerap terlebih dahulu. Volume gas yang diserap sama
dengan volume labu vakum dan dikoreksi dengan kondisi
tekanan dan temperatur pada saat pengukuran dan
setelah pengukuran.
 Setelah penyerapan, larutan diambil dan dianalisis
dengan menggunakan metode Phenol Disulphonic Acid.
Diukur secara spektrofotometri pada 400 nm.

@BENEFITA EM-05-05 # 45

Pengambilan Contoh Uji

EM-05
05

@BENEFITA EM-05-05 # 46

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Keterangan gambar:

 A = tabung contoh gas I = silika gel


 B = isolator panas J = pompa hisap
 C = glass wool Q dan R = keran cabang tiga
 D = pemanas ( t > 120oC) S1,S2 dan S3 = selang silikon
 E = tabung contoh gas
 F = manometer Hg-tertutup
 G = botol kosong (untuk mencegah aliran balik)
 H = botol pencuci (berisi lar. NaOH 4% b/v)

 Posisi 1 : posisi normal dimana aliran gas ke arah pompa atau sebaliknya
 Posisi 2 : posisi dimana terjad proses pengurangan tekanan dalam labu vakum
oleh pompa
 Posisi 3 : posisi untuk pengukuran tekanan sebelum dan sesudahnya
 Posisi 4 : posisi untuk pengambilan contoh uji supaya mengalir dari cerobong
ke labu vakum

@BENEFITA EM-05-05 # 47

Perhitungan

EM-05
05
 Konsentrasi NOx:

 Keterangan:
– C = Konsentrasi oksida nitrogen ( mg/Nm3)
– V = Volume nitrogen dioksida yang diperoleh dengan bantuan
kurva kalibrasi (L)
– Vs = Volume contoh uji gas yang terambil (mL) pada (25°C,760
mmHg )
– 46 = Berat molekul nitrogen dioksida ( NO2)
– 24.45= Volume gas ideal (25 °C, 760 mmHg )

@BENEFITA EM-05-05 # 48

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Koreksi Oksigen

 Apabila peraturan baku mutu mensyaratkan adanya koreksi


oksigen maka hasil diatas harus dilakukan perhitungan
koreksi
Nilaidiukur  (21  O 2koreksi)
Nilaikoreksi 
(21  O 2ukur )
 Keterangan:
– Nilai diukur = konsentrasi polutan pada kondisi standar 25oC dan 1
atm
– O2 koreksi = koreksi oksigen yang tercantum dalam peraturan (%)
– O2 ukur = konsentrasi oksigen hasil pengukuran (%)

@BENEFITA EM-05-05 # 49

Konversi ppm (part per million)

EM-05
05
 Konsentrasi
1000

 Keterangan:
– C = Konsentrasi emisi(mg/Nm3)
– Cppm = Konsentrasi dalam pembaacaan alat (ppm)
– BM = Berat molekul misal, CO (C = 12, O = 16)
– Vn = 24,45 liter/mol (volume molar gas ideal) 25oC
– 1000 = Konversi liter ke m3

@BENEFITA EM-05-05 # 50

Pemantauan Kualitas Udara Emisi


Parameter Utama Emisi Sumber Tidak Bergerak
(KepMen LH 13/1995, dll)

No Parameter JIS USEPA SNI Otomatik


1 Partikulat  
2 SO2 *  * 
3 NOx sebagai NO2    
4 TRS sebagai H2S  *
5 HC sebagai CH4 
6 Opasitas  *
7 HCl   
8 HF   
9 NH3   

@BENEFITA EM-05-05 # 51

Konversi ppm ke mg/m3

EM-05
05
 CO 1ppm = 1,145 mg/m3
 NO2 1 ppm = 1,880 mg/m3
 NO 1 ppm = 1,230 mg/m3
 SO2 1 ppm = 2,620 mg/m3
Pada kondisi 25oC, 760 mmHg

@BENEFITA EM-05-05 # 52

Pemantauan Kualitas Udara Emisi

Anda mungkin juga menyukai