Pemantauan Kualitas
Udara Emisi
@BENEFITA EM-05-05 # 1
EM-05
05
Mengetahui kualitas emisi yang dipantau apakah masih
memenuhi baku mutu emisi tidak bergerak
Mengetahui laju emisi -emission rate (berat emisi/waktu),
untuk evaluasi proses yang sedang berlangsung di industri
Memantau effisiensi metode pengendalian dan peralatan
pengendalian pencemar yang diterapkan
Evaluasi biaya yang hilang akibat kehilangan material atau
produk melalui emisi
@BENEFITA EM-05-05 # 2
Regulasi
Survey Pendahuluan (BMA dan BME)
Parameter Pengukuran
Sampling dan
Penanganan Sample
Analisis dan
Pengolahan Data
Pelaporan
@BENEFITA EM-05-05 # 3
Survey Pendahuluan
EM-05
05
Pengumpulan Informasi
– Lokasi Industri
– Tipe dan ukuran/kapasitas fasilitas sumber emisi
– Hasil utama
– Jenis, sifat, dan jumlah pemakaian bahan bakar
– Temperatur dan tekanan dalam cerobong
– Komposisi gas
– Informasi alat pengendali pencemar udara
– Situasi dan bentuk cerobong
– Tinggi dan luas pijakan
– Sumber listrik dan air terdekat
@BENEFITA EM-05-05 # 4
@BENEFITA EM-05-05 # 5
EM-05
05
Penahan angin
2D
Flange
Lubang sampling
10 cm
1.25 m
1m
Lantai kerja +
pagar pengaman
Tangga
@BENEFITA EM-05-05 # 6
@BENEFITA EM-05-05 # 7
EM-05
05
d
2D 2De
2dD
8D D = Diameter Dalam 8De De =
(D + d)
D D
@BENEFITA EM-05-05 # 8
2D
2De
a
2LW b
8De De =
(L + W)
c
Mana 8D yang
benar?
a, b, atau c?
W
L
@BENEFITA EM-05-05 # 9
EM-05
05
Menentukan Jumlah Titik Lintas Pengambilan Contoh Uji Partikulat
Diameter Duct Aliran Atas Dari Gangguan Aliran (Jarak A)
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Jumlah Minimum Dari Titik lintas
50
40 Gangguan
A
Lokasi
Pengukuran
30 B
24 atau 25*
Gangguan
20
20
16
D> 0.61 m 12
10
0.3 m ≤ D ≤ 0.61 m 8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10
@BENEFITA EM-05-05 # 10
40 Gangguan
A
Lokasi
Pengukuran
30 B
Gangguan
20
16 D> 0.61 m
12
10
0.3 m ≤ D ≤ 0.61 m 8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10
@BENEFITA EM-05-05 # 11
EM-05
05
Bentuk Matriks Titik Lintas
(Untuk Cerobong Persegi)
Jumlah Titik Lintas Matriks
9 3x3
12 4x3
16 4x4
20 5x4
25 5x5
30 5x6
36 6x6
42 7x6
49 7x7
@BENEFITA EM-05-05 # 12
W/6
W/3
W
D5 8 atau 9* W/3
D4
D3
D2 W/6
D1
@BENEFITA EM-05-05 # 13
EM-05
05
Jumlah Titik
Lintas
W/6
W/3
D6 12 W
D5 W/3
D4
W/6
D3
D2
D1
L/8 L/4 L/4 L/4 L/8
W/6
W/3
D8 16
D7 W W/3
D6
D5
W/3
D4
D3 W/6
D2
D1
@BENEFITA EM-05-05 # 14
EM-05
1m
05
Lokasi lubang sampling
Tentukan lokasi lubang
sampling yang memenuhi 1. Tinggi cerobong dibagi diameter = 11 D
kriteria 2D-8D, serta lokasi 2. Tinggi cerobong dihitung dari gangguan
titik-titik lintasnya! bawah:
10 m
11 m
11 m - 1 m = 10 m = 10 D
1m
11 m
3. Letak lubang dihitung dari gangguan bawah
dan permukaan tanah:
1m 8D 8 D (8 m) atau 9 m dari
9m
permukaan tanah
Permukan Tanah
@BENEFITA EM-05-05 # 16
40
2D
30
24 atau 25*
20
20
D> 0.61 m
8D
16
12
10
0.3 m ≤ D ≤ 0.61 m8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak B
Dilihat dari: duct atas (Jarak A), jumlah titik lintas = 12 buah
duct bawah (Jarak B), jumlah titik lintas = 12 buah
Maka jumlah titik lintas = 12 buah
@BENEFITA EM-05-05 # 17
EM-05
05
Lokasi titik lintas
2.Tentukan lokasi titik lintas dari tabel
Titik lintas terletak secara horizontal dan vertikal. Karena itu dalam 1 jalur, akan
terdapat 6 titik lintas. Jarak distribusi titik lintas berdasarkan tabel:
D6 95.6 0.956
@BENEFITA EM-05-05 # 18
1m
2m
1.Tentukan diameter ekivalen (De)
Tentukan distribusi 2 x 1.5 x 1
titik lintas di lubang De = = 1.2 m
sampling! (1.5 + 1)
6m
2. Tentukan perbandingan:
• aliran atas dengan De (A)
• aliran bawah dengan De (B)
A = 2 m : 1.2 m = 1.7D
B = 6 m : 1.2 m = 5D
1m
Permukan Tanah
@BENEFITA EM-05-05 # 19
EM-05
05
3.Tentukan jumlah titik lintas minimum dari grafik
Diameter Duct Aliran Atas Dari Gangguan Aliran (Jarak A)
0.5 1.0 1.5 1.7 2.0 2.5
50
Jumlah Minimum Dari Titik lintas
40
30
24 atau 25*
20
20
16
12
10
8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dilihat dari: duct atas (Jarak A), jumlah titik lintas = 16 buah
duct bawah (Jarak B), jumlah titik lintas = 20 buah
Maka jumlah titik lintas = 20 buah (Matriks 5 x 4)
@BENEFITA EM-05-05 # 20
0.25 m
0.5 m
1m 0.5 m
0.5 m
0.25 m
1 .5 m
@BENEFITA EM-05-05 # 21
EM-05
1m
05
Tentukan distribusi
titik lintas di lubang
2m sampling!
1.Tentukan diameter ekivalen (De)
2x1x2
De = = 4/3 m
(2 + 1)
8m
2. Tentukan perbandingan:
• aliran atas dengan De (A)
• aliran bawah dengan De (B)
A = 2 m : 4/3 m = 1.5D
B = 8 m : 4/3 m = 6D
1m
Permukan Tanah
2m
@BENEFITA EM-05-05 # 22
30
24 atau 25*
20
20
16
12
10
8 atau 9*
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dilihat dari: duct atas (Jarak A), jumlah titik lintas = 20 buah
duct bawah (Jarak B), jumlah titik lintas = 16 buah
Maka jumlah titik lintas = 20 buah
@BENEFITA EM-05-05 # 23
EM-05
05
1m
0.5 m
Xm
x 2
1m = x = 0.1 m
0.5 10
8m
0.5 m
D = 0.1 m + 1 m + 0.1 m
2m
= 1.2 m
10 m
0.5 m 0.5 m
2m
@BENEFITA EM-05-05 # 24
@BENEFITA EM-05-05 # 25
Parameter Pengukuran
EM-05
05
Diameter cerobong dan posisi lubang sampling pada cerobong
Temperatur Gas dalam cerobong
Tekanan : Statis, kecepatan, barometrik
Laju alir gas dalam cerobong
Komposisi Gas : N2, O2, CO, CO2
Kadar air
Berat molekul gas
Densitas gas
Konsentrasi zat pencemar sesuai ketentuan/peraturan
@BENEFITA EM-05-05 # 26
@BENEFITA EM-05-05 # 27
Pengukur Tekanan
EM-05
05
Tekanan barometer (Pa): tekanan udara di luar cerobong pada
ketinggian yang sama dengan lubang sampling
Tekanan statis (Ps): tekanan yang disebabkan oleh keberadaan gas
dalam suatu tempat yang diukur secara relatif dengan tekanan udara
ambien.
– Menggunakan manometer air atau mechanical gauge
– Hasil pengukuran : Positif/Negatif
Tekanan Kecepatan (Pv) : tekanan yang disebabkan oleh aliran gas
– Menggunakan alat pitot
Tekanan Total : Pv + Ps
Satuan Hg, kPa, atm, mB, dll
@BENEFITA EM-05-05 # 28
@BENEFITA EM-05-05 # 29
EM-05
Kecepatan dan Tekanan
05
@BENEFITA EM-05-05 # 30
@BENEFITA EM-05-05 # 31
EM-05
05
Metode wet and dry bulb :
mengukur temperatur gas
dalam kondisi kering dan basah
ke dalam cerobong
menggunakan termometer
kering dan basah.
Metode Adsorbsi : melewatkan
gas buang dari cerobong ke
dalam media adsorben silika
gel. Berat silika gel ditimbang
sebelum dan sesudah adsorbsi
Metode kondensasi:
pendinginan, sehingga uap air
berubah menjadi air,
ditampung ke dalam impinger
@BENEFITA EM-05-05 # 32
@BENEFITA EM-05-05 # 33
Method 5
EM-05
05
@BENEFITA EM-05-05 # 34
@BENEFITA EM-05-05 # 35
EM-05
05
@BENEFITA EM-05-05 # 36
@BENEFITA EM-05-05 # 37
Method 5 Probe
EM-05
05
@BENEFITA EM-05-05 # 38
' 298 Pa Pm Pv
Vn Vm 273 tm 103
760
Konsentrasi partikulat ditentukan dengan massa partikulat – md
(gram) dibagi Vn
md
Cn ' 1000
Vn
@BENEFITA EM-05-05 # 39
EM-05
05
Gas SO2 pada sumber emisi diserap dengan menggunakan
pompa hisap menggunakan larutan penyerap H2O2 3%
@BENEFITA EM-05-05 # 40
@BENEFITA EM-05-05 # 41
Rangkaian Alat
EM-05
A = pipa pengambil contoh uji J = gas meter tipe basah dengan rentang
1L/putaran 05
B = flange K = termometer
C = elemen pemanas L = manometer
D = Glass wool M = termometer
E1, E2 = botol penjerap N1 = kran penutup
F1, F2 = kran cabang tiga N2 = kran pengatur kecepatan alir
G = tabung pengering O = pipa karet (flurorubber)
H = botol pencuci P = wadah pendingin
I = pompa penghisap
@BENEFITA EM-05-05 # 42
298 ( Pa Pm Pv )
Vs (V2 V1 )
273 t 760
Keterangan:
– Vs = Jumlah contoh uji gas yang terambil dalam kondisi normal, (L)
–V = Volume dari pembacaan gas meter atau V2 - V1, (L)
– Pa = Tekanan udara atmosfer, (mm Hg)
– Pm = Tekanan gauge dibaca pada gas meter, (mm Hg)
– Pv = Tekanan uap air jenuh pada temperatur t °C, (mm Hg)
–t = Temperatur gas dibaca pada gas meter, (°C)
@BENEFITA EM-05-05 # 43
Perhitungan (Lanjutan)
EM-05
05
Konsentrasi SO2:
250
(a b)
BMSO 2 50 1000
C
BMSO 4 Vs
Keterangan:
– C = Konsentrasi sulfur dioksida (mg/Nm3)
– VS = Volume contoh uji yang terambil (L)
– a = Jumlah ion asam sulfat yang diperoleh dari kurva kerja (mg)
– b = Jumlah ion asam sulfat yang diperoleh dari uji blanko (mg)
@BENEFITA EM-05-05 # 44
@BENEFITA EM-05-05 # 45
EM-05
05
@BENEFITA EM-05-05 # 46
Posisi 1 : posisi normal dimana aliran gas ke arah pompa atau sebaliknya
Posisi 2 : posisi dimana terjad proses pengurangan tekanan dalam labu vakum
oleh pompa
Posisi 3 : posisi untuk pengukuran tekanan sebelum dan sesudahnya
Posisi 4 : posisi untuk pengambilan contoh uji supaya mengalir dari cerobong
ke labu vakum
@BENEFITA EM-05-05 # 47
Perhitungan
EM-05
05
Konsentrasi NOx:
Keterangan:
– C = Konsentrasi oksida nitrogen ( mg/Nm3)
– V = Volume nitrogen dioksida yang diperoleh dengan bantuan
kurva kalibrasi (L)
– Vs = Volume contoh uji gas yang terambil (mL) pada (25°C,760
mmHg )
– 46 = Berat molekul nitrogen dioksida ( NO2)
– 24.45= Volume gas ideal (25 °C, 760 mmHg )
@BENEFITA EM-05-05 # 48
@BENEFITA EM-05-05 # 49
EM-05
05
Konsentrasi
1000
Keterangan:
– C = Konsentrasi emisi(mg/Nm3)
– Cppm = Konsentrasi dalam pembaacaan alat (ppm)
– BM = Berat molekul misal, CO (C = 12, O = 16)
– Vn = 24,45 liter/mol (volume molar gas ideal) 25oC
– 1000 = Konversi liter ke m3
@BENEFITA EM-05-05 # 50
@BENEFITA EM-05-05 # 51
EM-05
05
CO 1ppm = 1,145 mg/m3
NO2 1 ppm = 1,880 mg/m3
NO 1 ppm = 1,230 mg/m3
SO2 1 ppm = 2,620 mg/m3
Pada kondisi 25oC, 760 mmHg
@BENEFITA EM-05-05 # 52