Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS IV

PNEUMONIA
BLOK 1 (SISTEM RESPIRASI)

KELOMPOK V :

Dede Rani Normawaddah


Erwin Budianto Pepi Pujia Rahayu
Euis Siti Nurjanah Rizki Muhammad Ramdhan
Ica Fasihatul Zannah Sandy Dwi Permana
Ifan Sofyan Siti Khulasoh
Iis Istiqomah Sri Indah Wulandari
Noneng Siti Sopiah Uun Unirah
Yulia Septiani

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2015-2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PNEUMONIA” sholawat serta salam kami tidak lupa panjatkan
kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa revolusioner sejati
beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya sampai hari kiamat Aamiin.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Blok Sistem Respirasi kami menyadari
bahwa dalam proses penyelesaiaan makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih
pemikiran serta intervensi dan banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Ns. Khusnul Aini M.Kep.,Sp.KepJ
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
semoga tulisan ini dapat bermanfaat Aamiin.

Penyusun

Oktober, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ....................................................................................... Trigger case
Lampiran 2 ....................................................................................... Laporan SGD
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pneumonia
B. Klasifikasi Pneumonia
C. Etiologi Pneumonia
D. Anatomi dan pisiologi Pneumonia
E. Patofisiologi Pneumonia
F. Komplikasi Pneumonia
G. Manifestasi klinis Pneumonia
H. Pemeriksaan penunjang
H. Penatalaksanaan medis dan perawat

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan
penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh virus, bakteri, dan lain sebagainya.
Dengan penomena ini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Salah satu penyakit pada
saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian
besar orang yang lanjut usia (lansia) danmereka yang memiliki penyakit kronik sebagai
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa
menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia
dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu
penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun. (Jeremy, dkk,
2007, Hal 76-78)Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program
P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini
mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan
kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:Usia dibawah 2
bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2
bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia ). Klasifikasi Bukan-pnemonia
mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan
frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold),
pharyngitis, tonsilitis dan otitis.Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit
yang tercakup dalam program ini.Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia
karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara
maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta
sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000
orang (S. A. Price, 2005, Hal 804-814) Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis.Faktor sosial ekonomi yang
rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas,
napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil
ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paruKepadatan terjadi karena paru
dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan
luman.Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas,
karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya,
disebabkanoleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus
). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus,
Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa(Jeremy, dkk, 2007, Hal
76-78)Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik untuk membahas tentang ”Asuhan
keperawatan pada klien dengan Pneumonia”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pneumonia?
2. Apa saja macam/jenis pneumonia?
3. Apa penyebab pneumonia?
4. Bagaimana anatomi dari organ yang berkaitan dengan kasus pneumonia?
5. Bagaimana patofisiologi pneumonia?
6. Apa komplikasi dari pneumonia?
7. Bagaimana manifestasi klinis dari kasus pneumonia?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kasus pneumonia?
9. Bagaimana penatalaksanaan medis dan perawat dari kasus pneumonia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pneumonia.
2. Untuk mengetahui macam/jenis pneumonia.
3. Untuk mengetahui penyebab dari pneumonia.
4. Untuk mengetahui anatomi dari organ yang berkaitan dengan kasus pneumonia.
5. Untuk mengetahui komplikasi dari pneumonia.
6. Untuk mengetahui patofisiologi pneumonia.
7. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari kasus pneumonia.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari kasus pneumonia.
9. Untuk mengetahui penatalaksaan medis dan perawat dari kasus pneumonia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1) Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
alveoli dengan cairan. Penyebabnya termasuk berbagai agen infeksi, iritan kimia dan
terapi radiasi. Rencana perawatan ini sesuai dengan pneumonia bacterial dan virus.
Misalnya, pneumococcal pneumonia, pneumocystis carinni, haemofilus influenza,
mioplasma, Gram-negatif.
2) Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan bahwa pneumonia adalah terjadinya peradangan
pada salah satu atau kedua organ paru yang disebabkan oleh infeksi.
3) Pengertian pneumonia dalam buku “Perawatan Anak Sakit” yang ditulis Nastiyah yang
diterbitkan oleh EGC mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu radang paru yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing lainnya.

B. Klasifikasi Pneumonia

Klasifikasi pneumonia diantaranya:


1. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala: pada tanda bahaya
umum, seperti anak tidak bisa minum atau menete, selalu memuntahkan semuanya,
gejang atau anak letargis atau tidak sadar. Terdapat tarikan dinding dada kedalam.
Terdapat stridor (suara napas bunyi grok-grok saat inspirasi)
2. Pneumonia, apabila terdapat gejala napas cepat, batasan napas cepat adalah: anak usia 2-
12 bulan apabila frekuensi napas 50x/menit atau lebih. Anak usia 1-5 tahun apabila
frekuensi napas 40x/menit atau lebih
3. Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda atau penyakit sangat berat

C. Etiologi Pneumonia
Penyebab terjadinya pneumonia adalah
- Bakteri : Streptoccocus pneumonia, staphylococcus aureus.
- Virus : Influenza, arainfluenza, adenovirus.
- Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccodiodo mycosis,
cryptococosis, pneumocytis carini.
- Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
- Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.

D. Anatomi dan pisiologi Pneumonia


Sistem respirasi terdiri dari:
Saluran nafas bagian atas
Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan
dilembabkan.
Saluran nafas bagian bawah
Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas kealveoli
Alveoli terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2

Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan
paru.
Paru terdiri dari
a. Saluran nafas bagian bawah
b. Alveoli
c. Sirkulasi paru
Rongga Pleura Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga
dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleuraveseralis
Rongga dan dinding dada Merupakan pompamus kuloskeletal yang mengatur pertukaran
gas dalam proses respirasi.

1. Saluran Nafas Bagian Atas


a. Rongga hidung
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
- Dihangatkan
- Disaring
- Dan dilembabkan
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari
Psedostrafied ciliated columnar epiteliumyang berfungsi menggerakkan partikel
partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh
bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara
yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara).
b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal
lidah)
d. Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Saluran Nafas Bagian Bawah


a. Laring Terdiri dari tiga struktur yang penting
- Tulang rawankrikoid
- Selaput/pita suara
- Epilotis
- Glotis
b. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang
rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic
menempel pada dinding depanusofagus.
c. Bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut
carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.
Kelangsungan hidup manusia bergantung pada kemampuan oksigen (O2) untuk
mencapai sel-sel tubuh dan karbondioksida (CO2) dikeluarkan dari sel. Pernapasan adalah
mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfer dengan darah serta darah
dengan sel. Pernapasan termasuk ventilasi (pergerakan udara masuk dan keluar dari paru),
difusi (pergerakan oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan sel darah merah), dan perfusi
(distribusi sel darah merah ked an dari kapiler paru). Semua dapat dikaji secara tunggal.
Frekuensi, kedalaman dan irama gerakan ventilasi menandakan kualitas dan efisiensi ventilasi.

E. Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang masuk dalam tubuh melalui aspirasi,
inhalasi atau penyebaran sirkulasi, Pneumonia terutama disebabkan oleh bakteri.
Pneumonia inhalasi disebarkan melalui droplet batuk dan bersin. Terjadi gangguan pada
terminal jalan napas dan alveoli oleh mikroorganisme pathogen yaitu virus dan
staphylococcus aurens H.Influenzue dan streptococcus pneumonae bakteri .
Bakteri dan virus ini terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multipel lobus.

Terjadinya dektruksi sel dengan menanggalkan debris celuler kedalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas. Pada anak kondisi ini dapat akut
dan kronik missal: AIDS,Cystic fibrosis , aspirasi benda asing dan congenital yang
meningkatkan risiko pneumonia.

F. Komplikasi Pneumonia
1. Hipotensi
2. Asidosis Metabolik
3. Abses paru
4. Atelektasis
5. Edusi pleural
6. Delirium
7. Dehidrasi berat
8. Gagal nafas
9. Emfisema
10. Perikarditis
11. Meningitis
12. Sepsis
13. Syok
14. Pneumotorak
15. Otitis media
16. Kematian

G. Manifestasi klinis Pneumonia


Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah,
malise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.Gejala umum saluran pernapasan
bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air
hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka
berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda pneumonia
berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama
dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas
melemah, dan ronki. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerakekskursi dada tertinggal
di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler
tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila
efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi
meningen tanpainflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang
terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah). Pada neonatus
dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleurapada bayi akan menimbulkan
pekak perkusi.Tanda infeksi ekstra pulmunal.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses) luas /infiltrasi, empiema (stapilococcos), infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bakterial), atau penyebaran/perluasan infiltrasi nodul (lebih sering virus).
Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
2. GDA/nadi oksimetris : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat diambil biosi jarum, aspirasi
transtrakea, bronkoskofi fiberobtik atau biosi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebeb. Lebih dari satu organise ada : bekteri yang umum meliputi
diplococcos pneumonia, stapilococcos, aures A.-hemolik strepcoccos, hemophlus
influenza : CMV. Catatan : keluar sekutum tak dapat di identifikasikan semua
organisme yang ada. Kultur darah dapat menunjukan bakteremia sementara.
4. JDL : leokositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
virus, kondisi tekanan imun seperti AIDS, memungkinkan berkembangnya pneumonia
bakterial.
5. Pemeriksaan serologi: mis, titer virus atau legionella,aglutinin dingin. membantu dalam
membedakan diagnosis organisme khusus.
6. Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar);
tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain. Mungkin terjadi perembesan
(hipoksemia).
7. Elektrolit : Natrium dan Klorida mungkin rendah.
8. Bilirubin : Mungkin meningkat.
9. Aspirasi perkutan / biopsi jaringan paru terbuka : dapat menyatakan jaringan intra
nuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMP ; kareteristik sel rekayasa(rubela) .
(Marlyn E. Dongoes, 1999, ASKEP, Hal 164-174)

I. Penatalaksanaan medis dan perawat


Penatalaksanaan medis :
a. Oksigen 1-2 l/menit
b. Infus Dextrose 10% : NACL 0,9% =3:1
c. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat di mulai makanan enteral bertahap melaui
selangnasogastrik dengan feeding dripd. Jika sekresi lendir berlebihan dapat di
berikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor
mukosiliere. Berikan antibiotika jika penderita telah ditetapkan sebagai pneumonia.
Penatalaksanaan perawat
a. Membersihkan jalan nafas
b. Memberikan oksigen
c. Fisioterapi dada
d. Posturnal drainase
J. Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN

1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Seorang Bayi
Jenis Kelamin :-
Umur : 8 Bulan
Agama :-
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Suku / Bangsa :-
Gol. Darah :-
Alamat :-
Tgl. Masuk RS :-
Tgl. Pengkajian :-
Diagnosa Medis : Pneumonia
No. Medrek :-
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Keluarga
Jenis Kelamin :-
Umur :-
Agama :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Hub. Dengan Klien : Keluarga

2. Keluhan Utama
Bayi mengalami sesak nafas dan malas menete.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat pasien terus batuk disertai dahak serta malas menete.
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengalami batuk pilek dan demam tinggi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
-
4. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : -
b. Tanda-tanda Vital :
Suhu : 39.50C
Nadi : 150x/menit
Respirasi : 65x/menit
Tekanan Darah :-
c. Penampilan Umum :-
5. Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak dispne, ada retraksi dada, gelisah dan terdengar suara rales.
6. Aspek Psiko, Sosio dan Spiritual
a. Aspek Psikologis
1) Konsep Diri
 Body Image
-
 Ideal Diri
-
 Harga Diri
2) Perasaan
-
3) Mekanisme Pertahanan Diri
-
b. Aspek Sosial
1) Hubungan Sosial
-
2) Interaksi Selama Pengkajian
-
c. Aspek Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
-
2) Kegiatan Ibadah
-
7. Aktivitas Sehari-hari
NO Jenis Aktivitas Saat sehat/Di Rumah Saat Sakit/Di RS

1 Nutrisi :
- -
a. Frekuensi.
- -
b. Jenis Makanan. - -
- -
c. Pola Makan.
- -
d. Porsi Makan. - -
- -
e. Nafsu Makan.
- -
f. Pantangan. - -
- -
g. Alergi.
- -
h. Kesulitan / Gangguan. - -
Minum :
- -
a. Frekuensi.
- -
b. Jenis. - -
- -
c. Jumlah.
- -
d. Kesulitan / Gangguan. - -
Eliminasi :
- -
a. Eliminasi BAB
- -
 Frekuensi. - -
- -
 Warna. - -
 Konsistensi. - -
- -
 Kesulitan / Gangguan. - -
b. Eliminasi BAK - -
- -
 Frekuensi. - -
- -
 Warna, bau urine. - -
 Apakah Terpasang Kateter. - -

 Kesulitan / Gangguan. - -
Personal Hygiene :
- -
a. Mandi.
- -
b. Oral Hygiene. - -
- -
c. Cuci Rambut.
- -
d. Potong Kuku. - -
- -
e. Ganti Baju.
Penggunaan Waktu Senggang :
- -
a. Olah Raga.
- -
b. Rekreasi. - -
Istirahat / Tidur :
- -
a. Waktu Tidur.
- -
b. Durasi Tidur. - -
- -
c. Bangun Malam Hari.
- -
d. Kualitas Tidur. - -
- -
e. Gangguan Dalam Tidur.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik (hari, tanggal, hasil)
 Lab. Darah.
Leukosit : 18000 mm3
HB : 10 gr/dl
Ht : 5%
 Lab. Urine.
-
 Lab. Feaces.
-
 Rontgent.
-
 CT Scan, dsb.
-
b. Program Therapi (jenis obat, dosis, dan cara pemberian)
Data focus
Data obj Data subj
 RR : 65x/menit  Mukosa bibir pasien tampak
Nadi : 150x/menit (kualitasnya kering.
lemah)  Konjungtiva pucat
Suhu : 39.50C  Capillary refill time 3 detik
 Hasi pemeriksaan Radiologi  Pasien tampak lemah
diperoleh adanya infiltrate bilateral  Berat badan turun 10 %
pada daerah paru.  Turgor kulit jelek
 Hasil pemeriksaan lab. Diperoleh
Leukosit : 18000 mm3
HB : 10 gr/dl
Ht : 5%
B. ANALISA DATA
NO Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
1 Do  Ketidakefektifan
 RR : 65x/menit bersihan jalan nafas
Nadi : berhubungan
150x/menit dengan peningkatan
(kualitasnya produksi sputum.
lemah)  Gangguan cairan
Suhu : 39.50C dan elektrolit
 Hasi berhubungan
pemeriksaan dengan mukosa
Radiologi bibir kering dan
diperoleh turgor kulit jelek.
adanya infiltrate  Anemia
bilateral pada berhubungan
daerah paru. dengan konjungtiva
 Hasil pucat.
pemeriksaan  Gangguan nutrisi
lab. Diperoleh berhubungan
Leukosit : dengan berat badan
18000 mm3 turun dan intake
HB : 10 inadekuat.
gr/dl  Kurang
Ht: 5% pengetahuan
tentang pneumonia
berhubungan
Ds
dengan kurangnya
 Mukosa bibir informasi terhadap
pasien tampak penyakit
kering. pneumonia.
 Konjungtiva
pucat
 Capillary refill
time 3 detik
 Pasien tampak
lemah
 Berat badan
turun 10 %
 Turgor kulit
jelek

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS (PES)


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum.
2. Gangguan cairan dan elektrolit berhubungan dengan mukosa bibir kering dan turgor
kulit jelek.
3. Anemia berhubungan dengan konjungtiva pucat.
4. Gangguan nutrisi berhubungan dengan berat badan turun dan intake inadekuat.
5. Kurang pengetahuan tentang pneumonia berhubungan dengan kurangnya informasi
terhadap penyakit pneumonia.
D. PERENCANAAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
keperawatan
1 Ketidakefektifan Dalam waktu  Kaji warna  Karakteristik
bersihan jalan nafas 3x24 jam dan sputum dapat
berhubungan setelah kekentalan menunjukan
dengan peningkatan diberikan sputum. berat dan
produksi sputum. intervensi  Terapi ringannya
bersihan suction. obstuktif.
jalan nafas  Pemberian  Untuk
kembali nebulizer. menyedot
efektif.  Terapi sekret/sputum
oksigen. pada saluran
pernapasan
bagian atas.
 Untuk
mengencerkan
sputum
sehingga bisa
dengan mudah
keluar.
 Untuk
menurunkan
upaya
pernapasan dan
memaksimalkan
intake oksigen
yang masuk.

2 Gangguan cairan Setelah  Beri cairan  Terpenuhinya


dan elektrolit dilakukan Na CL 0,9 % cairan elektrolit
berhubungan intervensi, dengan dalm tubuh.
dengan mukosa cairan dan tetsan cepat (  Untuk mengejar
bibir kering dan elektrolit dalam ketertinggalan
turgor kulit jelek. tubuh dapat pantauan cairan tubuh
terpenuhi ketat). yang kurang.
secara
normal.
3 Anemia Setelah
berhubungan dilakukan
dengan konjungtiva intervensi
pucat. hemoglobin
kembali
normal.
4 Gangguan nutrisi Setelah  Observasi  Terkontrolnya
berhubungan dilakukan intake dan pemasukan dan
dengan berat badan intervensi, output pengeluaran
turun. berat badan setiap 4 jam sehingga berat
kembali sekali. badan bisa
normal. kembali
normal.
5 Kurang Setelah  Sosialisakan  Untuk
pengetahuan tentang dilakukan tentang meningkatkan
pneumonia intervensi, penemonia kewaspadaan
berhubungan pengetahuan pada dan kehati-
dengan kurangnya terdap keluarga hatian apabila
informasi terhadap pneumonia pasien. bayi tersedak
penyakit bertambah. saat menete
pneumonia. yang berakibat
pada aspirasi.

E. IMPLEMENTASI
CATATAN KEPERAWATAN
NO. Hari/Tangg Jam Tindakan keperawatan TTD/Nama
DP al Perawat
 Mengkaji warna dan
kekentalan sputum.
 Memberikan terapi suction.
 Pemberian nebulizer.
 Memberikan Terapi oksigen.
 Memberi cairan Na CL 0,9 %
dengan tetsan cepat ( dalam
pantauan ketat).
 Mengobservasi intake dan
output setiap 4 jam sekali.
 Mensosialisakan tentang
penemonia pada keluarga
pasien.

F. EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN
NO. Hari/Tanggal Jam Evaluasi TTD/Nama
DP Perawat
S:
O:
A:
P:
I:
E:
R:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh
agen infeksius. Pneumonia dapat menjadi suatu infeksi yang serius dan mengancam
nyawa. Ini adalah benar terutama pada orang-orang tua, anak-anak dan mereka yang
mempunyai persoalan medis yang serius, seperti COPD, penyakit jantung, diabetes, dan
kanker-kanker tertentu. Untungnya, dengan penemuan dari banyak antibiotic-antibiotik
yang kuat, kebanyakan kasus-kasus dari pneumonia paling umum ditemukan adalah
disebabkan oleh bakteri streptococcus. Dan yang lebih banyak resiko terserang
pneumonia adalah orang tua, karena banyak sekali orang tua terdapat riwayat merokok.
B. Saran

Disarankan kempada penderita pneumonia untuk menghindari faktor pencetus dan


resiko yang dapat mengakibatkan penyakit bertambah parah. Penderita pneumonia
disarankan untuk menghindari merokok, tidak meminum minuman yang mengandung
alcohol, dan menerapkan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Pearch, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT gramedia pustaka utama.
Jakarta.
Potter & Anne. 2005. Alih bahasa: Yasmin Asih, S.Kp, Made Sumarwati, S.Kp, dkk. Konsep,
Proses, dan Praktik (Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice). Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Kariassa I Made. 1993. Bencana Asuhan Keperawatan. Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasein. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Lampiran 1

Trigger Case 4

Seorang bayi perempuan berusia 8 bulan saaat ini dirawat di ruang anak sebuah rumah
sakit. Hasil wawancara dengan keluarga, sebelumnya bayi mengalami sesak dan malas
menete. Sesak diawali karena sudah lima hari ini bayi mengalami batuk pilek serta demam
tinggi. Keluarga sempat membawa bayinya ke puskesmas namun kondisinya malah semakin
memburuk. Keluarga mengatakan lingkungan rumahnya berdekatan dengan kawasan pabrik
dimana setiap harinya tidak menutup kemungkinan terpapar dengan polusi asap pabrik. Ayah
dari bayi juga seorang perokok aktif dan tidak jarang merokok didepan bayinya.
Hasil pemeriksaan fisik, bayi tampak dispne, ada retraksi dada, gelisah dan terdengar
suara cracles. Saat ini bayi terus batuk disertai dahak serta malas menete. Pemeriksaan tanda-
tanda vital diperoleh respirasi rate : 65x/menit, nadi : 150x/menit serta kualitasnya lemah,
suhu : 39,50 C. mukosa bibir tampak kering, konjungtiva pucat, Capillary Refil Time 3 detik,
bayi tampak lemah, berat badan turun sampai 10 % turgor kulit jelek. Hasil pemeriksaan
radiologi diperoleh adanya infiltrate bilateral pada daerah paru. Hasil pemeriksaan lab
diperoleh : leukosit : 18000 mm 3 , Hb : 10 gr/dl, Ht :50 %, serta ada peningkatan laju Endap
Darah. Dokter mendiagnosis pasien menderita pneumonia.
Saat ini bayi mendapatkan terapi oksigen, cairan NaCl 0,9 % dengan tetesan cepat
(dalam pantauan ketat), mendapat terapi penisilin per IV, paracetamol jika demam, observasi
intake dan output setiap 4 jam sekali, observasi TTV setiap 2 jam sekali, terapi suction
diberikan jika produksi sputum meningkat dan nebulizer setiap 8 jam sekali. Keluarga
dianjurkan untuk tidak memberikan bayi banyak minum terutama saat anak sesak untuk
menghindari terjadinya aspirasi. Saat ini keluarga merasa kurang puas dengan pelayanan
rumah sakit. Keluarga mengeluh pelayanan perawat kurang responsif dan kurang empati
dengan kondisi pasien. Perawat baru bertindak jika ada permintaan dari keluarga pasien.
Lampiran 2

Laporan SGD
Seven Jump Step 1-5

Key Word
1. Dispnea : Sesak nafas, nafas pendek, breathlessness atau shortness of
breath.
2. Retraksi dada : Penarikan pada dinding dada bagian bawah dalam keadaan
bernapas bersamaan dengan peningkatan frekuensi napas.
3. Suara cracles: Suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran napas-napas
halus bernapas.
4. Capillary Refil Time : Tes yang dilakukan cepat pada daerah dasar kuku untuk
memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan.
5. Infiltrat bilateral : Gambaran bronco pneumonia.
6. LED : (Laju Endap Darah) Kecepatan sel-sel darah merah mengendap
didalam tabung uji dengan satuan mm/jam.
7. Penisilin : Antibiotic untuk infeksi.
8. Aspirasi : Infeksi paru yang disebabkan oleh sesuatu yang masuk
kedalam saluran pernapasa.
9. Nebulizer : Suatu alat yang digunakan untuk memberi tindakan penguapan
pada saluran pernapasan agar lender menjadi encer sehingga mudah untuk dikeluarkan.

Pertanyaan
1. Apa yang menyebabkan bayi sesak dan malas menete ?
2. Apakah gejala awal pneumonia selalu disertai dengan batuk pilek ?
3. Apakah lingkungan disekitar dapat mempengaruhi terjadinya pneumonia pada bayi ?
4. Sebutkan manifestasi klinis dari penyakit pneumonia ?
5. Komplikasi apa saja yang bisa terjadi jika pasien menderita pneumonia ?
6. Apa yang menyebabkan mukosa bibir kering ?
7. Apa yang menyebabkan konjungtiva menjadi pucat ?
8. Apa tujuan pemberian NaCl pada penyakit pneumonia?
9. Mengapa bisa terjadi aspirasi ?
10. Bagaimana proses terjadinya aspirasi ?
Jawaban
1. Penyebab bayi sesak nafas dikarenakan produksi sputum berlebihan sehingga adanya
penumpukan sputum pada saluran pernapasan, sedangkan bayi malas menete
disebabkan karenanya adanya gangguan cairan atau dehidrasi.
2. Gejala awal pneumonia biasanya ditandai dengan batuk pilek tetapi apabila
penderitanya bayi/anak.
3. Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi terjadinyanya pneumonia terutama apabila
lingkungan tersebut rentan terhadap polusi dan asap rokok.
4. Manifestasi klinis diantaranya:
 Pemeriksaan fisik oleh perawat.
 Anamnesis pada keluarga.
 Pemeriksaan laboratorium. Dan,
 Pemeriksaan penunjang lainnya.
5. Komplikasi yang terjadi biasanya
 Dehidrasi berat.
 Sesak nafas yang berujung pada sesak nafas.
 Demam
 Kejang
 Kematian.
6. Mukosa bibir menjadi kering disebabkan karena kekuarangan cairan pada tubuh.
7. Penyebab konjungtiva pucat dikarenakan kekurangan nutrisi yang berujung pada
hemoglobin rendah.
8. Tujuan diberikannya Na CL secara cepat yaitu untuk mengejar ketertinggalan cairan
yang kurang atau mengembalikan cairan tubuh yang kurang sehingga tidak terjadinya
lemas atau dehidrasi.
9. Aspirasi terjadi dikarenakan adanya sesuatu yang masuk kedalam saluran pernapasan
sehingga paru-paru menjadi infeksi.
10. Proses terjadinya aspirasi diawali dengan partikel atau semacam makanan yang
seharusnya masuk ke saluran pencernaan tetapi masuk ke saluran pernapasan.
Sehingga terjadilah infeksi pada paru.

Anda mungkin juga menyukai