Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan :Mengetahui tentang penyakit Melena


Sasaran :Keluarga Tn. K yang menderita melena
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Mei 2019
Waktu :20 menit
Tempat : Ruang Soka RSD Gunung Jati Kota Cirebon
Nama Penyuluh : Rizki Muhammad Ramdhan

1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn.A dapat
mengetahui tentang penyakit melena.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga Tn.Adiharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian penyakit melena.
b. Menjelaskan penyebab penyakit melena.
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit melena.
d. Menjelaskan komplikasi melena.
e. Menjelaskancara pemeriksaan diagnostik penyakit melena.
f. Menjelaskan penatalaksanaan medis pada pasien melena.
3. Materi pembelajaran/penyuluhan
a. Pengertian penyakit melena.
b. Penyebab Melena
c. Tanda dan gejala penyakit melena.
d. Komplikasi penyakit melena.
e. Pemeriksaan diagnostik penyakit melena.
f. Penatalaksanaan Medis penyakit melena.
4. Kegiatan pembelajaran/penyuluhan
a. Metode :Ceramah. Diskusi, dan Tanya jawab
b. Langkah-langkah kegiatan
No Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Penyuluhan
1. Pembukaan 5  Salam pembuka Menjawab salam.
menit  Perkenalan. Memperhatikan dan
 Menyebutkan tujuan mencatat.
penyuluhan yang akan
dibahas tentang penyakit
melena
2. Pemateri 17  Menjelaskan pengertian, tanda Memperhatikan
menit dan gejala, klasifikasi, cara dan mencatat
perawatan, dan cara penjelasan dari
pencegahan penyakit melena penyuluh.

3 Evaluasi 10 Memberikan kesempatan  Keluarga Tn.K


menit kepada peserta untuk bertanya mengajukan
Menjawab pertanyaan yang pertanyaan
diajukan peserta  Keluarga Tn.K
Memberikan pertanyaan kepada memperhatikan
peserta dan mendengarkan

4 Penutup 3 Menutup dengan mengucapkan Menjawab salam.


menit salam.

5. Media dan Sumber


a. Media : Leaflet
6. Evaluasi
a. Prosedur : post test
b. Jenis test : lisan dan tulisan
c. Butir-butir pertanyaan :
1) Pengertian penyakit melena.
2) Penyebab penyakit melena.
3) Tanda dan gejala penyakit melena.
4) Komplikasi penyakit melena.
5) Pemeriksaan diagnostik penyakit melena.
6) Penatalaksanaan medis penyakit melena.
d. Materi penyuluhan terlampir
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Melena diambil dari bahasa Yunani, melas = hitam. Seperti tar dengan
karakteristik peubahan bau darah yang khas (Murray et all., 2007).
Selain itu, melena diartikan sebagai tinja yang berwarna hitam dengan bau
yang khas. Melena timbul bilamana hemogoblin dikonversi menjadi hematin
atau hemokhrom lainnya oleh bakteri setelah 14jam, Umumnya melena
menunjukkan perdarahan di saluran cerna bagian atas atau usus halus, namun
demikian melena dapat juga berasal dari perdarahan kolon sebelah kanan
dengan perlambatan mobilitas. Tidak semua kotoran hitam ini melena karena
bismuth, sarcol, licorice, obat-obatan yang mengandung besi (obat tambah
darah) dapat menyebabkan feses menjadi hitam (Sudoyo et all., 2007)
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti
teh yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. BAB
darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya darah
berwarna merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah
bercampur dengan tinja. Sebagian besar BAB darah berasal dari luka di usus
besar, rektum, atau anus. Warna darah pada tinja tergantung dari lokasi
perdarahan. Umumnya, semakin dekat sumber perdarahan dengan anus,
semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu, perdarahan di anus, rektum
dan kolon sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan dengan
perdarahan di kolon transversa dan kolon kanan (lebih jauh dari anus) yang
berwarna merah gelap atau merah tua.

2. Manifestasi klinik
Gejala-gejala yang ditimbulkan pada pasien melena adalah sebagai berikut:
a. Gelisah
b. Suhu badan mungkin meningkat
c. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
d. Berak yang bercampur darah, lendir, lemak dan berbuih
e. Rasa sakit di perut
f. Rasa kembung
g. Tonus dan turgor kulit berkurang
h. Selaput lendir dan bibir kering
i. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa jam,

3. Etiologi
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas :
a. Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.
b. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum,
keganasan dan lain-lain.
c. Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation),
purpura trombositopenia dan lain-lain.
d. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
e. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat,
kortikosteroid, alkohol, dan lai-lain.
f. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran
makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan
setiap macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan
saluran makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah
pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan
saluran makan bagian atas (Hilmy 1971: 58 %)

4. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Gagal ginjal akut
c. Penurunan kesadaran
d. Ensefalopati
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan radiologi
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan USG dan scanning hati
d. Pemeriksaan endoskopi
6. Pengobatan
a. Tirah baring
b. Diit makanan lunak
c. Pemeriksaan hb, ht setiap 6 jam pemberian transfusi darah
d. Pemberian transfusi darah bila terjadi perdarahan yang luas
e. Infus cairan langsung dipasang untuk mencegah terjadinya dehidrasi
f. Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila
perlu CVP monitor
g. Pemeriksaan Hb dan Ht perlu dilakukan untuk mengikuti keadaan
perdarahan
h. Transfusi darah diperlukan untuk mengganti darah yang hilang dan
mempertahankan kadar Hb 50-70% nilai normal
i. Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, 4x10 mg/hari,
karbosokrom (adona AC), antasida dan golongan H2 reseptor antagonis
berguna untuk menanggulangi perdarahan
j. Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang
tidak diserap oleh usus, sebagai tindakan sterilisasi usus. Tindakan ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan produksi amoniak oleh
bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati hepatik..

Anda mungkin juga menyukai