OLEH :
KELOMPOK 15
1 Rikhana Milla
2 Anggi Indrianti Gantina
3 Lalu Reza Arasena
4 Muhammad Isnaini
LEMBAR PENGESAHAN
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
SIROSIS HEPATIS
DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
Mengetahui
( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya
peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti degan poliferasi jaringan
ikat, degenerasi dan regenerasi sel-sel hati,sehingga timbul kekacauan
dalam susunan parenkim hati (Mansjoer, FKUI.2001)
Menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula.
Bila diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosa yang dilepaskan ke
dalam aliran darah.
Membantu proses pencernaan lemak dan protein.
Membuat protein yang penting bagi pembekuan darah.
Mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum.
Membantu membuang racun dari tubuh.
B. ETIOLOGI
Penyebab umum sirosis lainnya meliputi:
Infeksi kronis virus hepatitis B.
Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat
antibodi untuk menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada
hepatitis autoimun,sistem kekebalan tubuh membuat antibodi
terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan
sirosis.
Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu
sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati.
Sebagai contoh, sirosis bilier primer, primary sclerosing, dan
masalah bawaan pada saluran empedu.
Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana
lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan
sirosis. Kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda
mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis.
Reaksi parah terhadap obat tertentu.
Beberapa racun dan polusi lingkungan.
Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.
Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah
dan kemacetan di hati.
Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan
kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisi yang
menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain
tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkan
penumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain
tubuh).9.
Malnutrisi
Kekurangan protein akan menyebabkan berkurangnya
pembentukan faktor-faktor lipotropik yang diperlukan untuk
transport lemak. Sehingga akan terjadi proses pembentukkan
jaringan parut yang tersebar luas dipermukaan.
C. KLASIFIKASI
Secara makroskopik, sirosis dibagi atas :
1. Sirosis Mikronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, didalam septa
parenkim hati mengandung nodul halus dan kecil merata diseluruh lobus,
besar nodulnya sampai 3 mm. Sirosis mikronodular ada yang berubah
menjadi makronodular.
2. Sirosis Makronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi,
dengan besar nodul lebih dari 3 mm.
3. Sirosis Campuran
Umumnya sinosis hepatis adalah jenis campuran ini.
D. PATOFISIOLOGI
Efek dari alkohol, keadaan malnutrisi, virus hepatitis dan keadaan
gagal jantung, pada hati menyebabkan perubahan hebat pada struktur dan
fungsi sel-sel hepar. Perubahan ini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel
hepar yang dapat setempat/menyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel
parenkim dapat dilihat pada awalnya. Penyebab perubahan lemak ini tidak
jelas, tapi mungkin sebagai respon perubahan fu, enzim yang bertanggung
jawab terhadap metabolisme lemak normal. Pelebaran sel-sel lemak
menyebabkan tekanan pada lobule hepar yang mengarah pada peningkatan
aliran darah. Terjadi hipertensi pada sistem portal. Dengan tekanan balik yang
cukup pada sistem portal. Terjadi sirkulasi kolateral dan memungkinkan darah
mengalir dari intestin langsung ke vena kava. Peningkatan aliran darah ke
vena esofagus menyebabkan varises esofagus; pada vena lambung, varises
lambung pada limfa splenomegali dan pada vena hemorodial hemoroid.
Nekrosis diikuti oleh regenerasi dari jarinagn hepar, tetapi tidak dalam cara
yang normal. Jaringan fibrotik ini tidak dapat pulih, mengakibatkan disfungsi
hepar kronis yang akhirnya gagal hepar.
E. MANIFESTASI KLINIS
Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar
gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu
sedikit untuk melakukan tugas-tugas hati. Gejala yang dapat timbul pada fase
ini adalah:
Kelelahan.
Kelemahan.
Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema)
dan perut (ascites).
Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah.
Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar.
Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin.
Gatal-gatal karena penumpukan racun.
Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena
pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini
dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku,
kebingungan, pelupa dan sulit berkonsentrasi.
F. PENCEGAHAN
1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Jagalah kebersihan diri. Mandilah sebersih mungkin menggunakan
sabun. Baju juga harus bersih. Cuci tangan sehabis mengerjakan sesuatu.
Perhatikan pula kebersihan lingkungan. Hal itu untuk menghindari
berkembangnya berbagai virus yang sewaktu-waktu bisa masuk kedalam
tubuh kita.
2. Hindari penularan virus hepatitis
Hindari penularan virus hepatitis sebagai salah satu penyebab sirosis hati.
Caranya tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi virus. Juga tidak melakukan hubungan seks dengan
penderita hepatitis.
3. Gunakan jarum suntik sekali pakai.
Jangan memakai jarum suntik bekas orang lain. Bila jarum bekas pakai
penderita hepatitis kemudian digunakan kembali untuk menyuntik orang
lain, maka orang itu bisa tertular virus.
4. Pemeriksaan darah donor
Ketika akan menerima transfusi darah harus hati hati. Permriksaan darah
donor perlu dilakukan utnuk memastiikan darah tidak tercemar virus
hepatitis.bila darah mengandung virus hepatitis penerima donor akan
tertular dan berisiko terkena sirosis.
5. Tidak mengkonsumsi alkohol
Hindari mengkonsumsi alkohol, barang haram ini terbukti merusak
fungsi organ tubuh, termasuk hati. Bila sudah terlanjur sering
mengkonsumsi minuman beralkohol, hentikan kebiasaan itu.
6. Melakukan vaksin hepatitis
Lakukan vaksin hepatitis. Vaksin dapat mencegah penularan virus
hepatitis sehingga dapat juga terhindar dari sirosis hati.
ABSENSI PENYULUHAN
Hari tanggal :
Materi penyuluhan :
Ruangan :
RSUD Kanjuruhan Kepanjen
NO NAMA ALAMAT TTD
DAFTAR PUSTAKA
Sjaifoellah, Noer. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 3, Jakarta, FKUI,
1996.
Price, Syivian Anderson, Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit, Alih
bahasa Agung Waluyo, edisi 8, Jakarta, EGC, 2001.
Smeltzar, Suzanna. C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner dan
Suddarth, edisi 8, volume . 2, Jakarta : EGC, 2001.