DI SUSUN
OLEH:
KELOMPOK 3
1. ADEL PUNA
2. MUHAMMAD NAFIS
3. ICHA NOVITASARI
4. INTAN FAJRIA
5. ROSMITA
6. RAUZATUL JANNAH
7. NOVI ANGGRAINI
8. MAULIA FITRI
9. NURUL SAFIRA
SIROSIS HEPATIS
A. LATAR BELAKANG
Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan
adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses
peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi
nodul.Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati menahun yang difus, ditandai
dengan adanya pembentukan jaringan disertai nodul. Dimulai dengan proses peradangan,
nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul.
B. TUJUAN
1. Umum :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan masyarakat dapat mengetahui
tentang sirosis hepatis.
2. Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kanker leher rahim masyarakat akan
dapat:
Mengerti dan memhami tentang definisi sirosis hepatis.
Memahami klasifikasi sirosis hepatis.
Memahami tentang etiologi sirosis hepatis.
Memahami tentang gejala dan tanda klinis sirosis hepatis.
Memahami komplikasi sirosis hepatis.
Memahami penatalaksanaan medis sirosis hepatis.
1
C. POKOK BAHASAN
Sirosis Hepatis
E. SASARAN
Masyarakat Desa krueng geukuh.
F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
I. PENYAJI
1. Rauzatul jannah
2. Novi anggraini
3. Nurul safira
2
J. KEGIATAN PENYULUHAN
Mendengarkan
Penyajian Menjelaskan pengertian Mendengarkan leaflat 10 menit
sirosis hepatis.
Menjelaskan etiologi
Mendengarkan
sirosis hepatis.
Menjelaskan gejala dan
tanda klinis sirosis
hepatis.
Mendengarkan
Menjelaskan
komplikasi sirosis
hepatis.
Menjelaskan
Mendengarkan
penatalaksanaan sirosis
hepatis.
Memberi kesempatan
kepada peserta
Mengajukan
penyuluhan untuk
pertanyaan
bertanya.
Menjawab pertanyaan.
Mendengarkan
3
Penutup Mengevaluasi Menjawab 3 menit
pengetahuan peserta pertanyaan.
tentang materi yang di
sampaikan dengan
memberikan
pertanyaan mengenai Mendengarkan dan
sirosis hepatis. memperhatikan.
Membuat kesimpulan. Menjawab salam.
Memberi salam dan
menutup pertemuan.
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. kesiapan peserta mengikuti penyuluhan.
b. media memadai.
c. tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan pre plaining sesuai alokasi waktu.
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan efektif dan kooperatif.
c. Peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
d. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi Hasil
a. 80% masyarakat mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh.
4
Materi
SIROSIS HEPATIS
5
hepatotoksik yang sering disebut-sebut ialah alcohol. Sirosis hepatis oleh karena
alkoholisme sangat jarang, namun peminum yang bertahun-tahun mungkin dapat
mengarah pada kerusakan parenkim hati.
3. Hemokromatosis
Bentuk chirrosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada dua kemungkinan timbulnya
hemokromatosis, yaitu:
a. Sejak dilahirkan si penderita menghalami kenaikan absorpsi dari Fe.
b. Kemungkinan didapat setelah lahir (acquisita), misalnya dijumpai pada penderita
dengan penyakit hati alkoholik. Bertambahnya absorpsi dari Fe, kemungkinan
menyebabkan timbulnya sirosis hati.
2. Tanda Klinis
Tanda-tanda klinik yang dapat terjadi yaitu:
d. Hipertensi portal
Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan darah vena portal yang memetap di
atas nilai normal. Penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi terhadap
aliran darah melalui hati.
1. Perdarahan
Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada
chirrosis hati adalah perdarahan akibat pecahnya varises esofagus. Sifat perdarahan
yang ditimbulkan ialah muntah darah atau hematemesis, biasanya mendadak tanpa
didahului rasa nyeri. Darah yang keluar berwarna kehitam-hitaman dan tidak akan
membeku karena sudah bercampur dengan asam lambung. Penyebab lain adalah
tukak lambung dan tukak duodeni.
2. Koma hepatikum
Timbulnya koma hepatikum akibat dari faal hati yang sudah sangat rusak,
sehingga hati tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali. Koma hepatikum
mempunyai gejala karakteristik yaitu hilangnya kesadaran penderita. Koma
hepatikum dibagi menjadi dua, yaitu: Pertama koma hepatikum primer, yaitu
disebabkan oleh nekrosis hati yang meluas dan fungsi vital terganggu seluruhnya,
maka metabolism tidak dapat berjalan dengan sempurna. Kedua koma hepatikum
sekunder, yaitu koma hepatikum yang timbul bukan karena kerusakan hati secara
langsung, tetapi oleh sebab lain, antara lain karena perdarahan, akibat terapi terhadap
asites, karena obat-obatan dan pengaruh substansia nitrogen.
3. Ulkus Peptikum
7
Timbulnya ulkus peptikum pada penderita Sirosis Hepatis lebih besar bila
dibandingkan dengan penderita normal. Beberapa kemungkinan disebutkan
diantaranya ialah timbulnya hiperemi pada mukosa gaster dan duodenum, resistensi
yang menurun pada mukosa, dan kemungkinan lain ialah timbulnya defisiensi
makanan.
4. Karsinoma Hepatoselular
Kemungkinan timbulnya karsinoma pada Sirosis Hepatis terutama pada bentuk
postnekrotik ialah karena adanya hiperplasi noduler yang akan berubah menjadi
adenomata multiple kemudian berubah menjadi karsinoma yang multiple
5. Infeksi
Setiap penurunan kondisi badan akan mudah kena infeksi, termasuk juga
penderita sirosis, kondisi badannya menurun. Infeksi yang sering timbul pada
penderita sirosis, diantaranya adalah : peritonitis, bronchopneumonia, pneumonia,
tbc paru-paru, glomeluronefritis kronik, pielonefritis, sistitis, perikarditis,
endokarditis, erysipelas maupun septikemi.
E. Penatalaksanaan Medis
Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.Diet
rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB, 55 gr protein, 2.000 kalori). Bila ada asites
diberikan diet rendah garam II (600-800 mg) atau III (1.000-2000 mg). Bila proses tidak
aktif diperlukan diet tinggi kalori (2.000-3000 kalori) dan tinggi protein (80-125 gr/hari).
Bila ada tanda-tanda prekoma atau koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan
dihentikan (diet hati II) untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit sesuai
toleransi dan kebutuhan tubuh. Pemberian protein yang melebihi kemampuan pasien atau
meningginya hasil metabolisme protein, dalam darah viseral dapat mengakibatkan
timbulnya koma hepatikum. Diet yang baik dengan protein yang cukup perlu
diperhatikan.
8
DAFTAR PUSTAKA