Anda di halaman 1dari 10

PRE PLANING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

CARA PERAWATAN DAN PENGOBATAN


SIROSIS HEPATIS

Disusun oleh:

FINORIA PINTO
201811024

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG
2021
SATUAN ACARA PENYELUHAN (SAP) CARA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN SIROSIS HEPATIS

1. LATAR BELAKANG
Penyakit yang sering muncul yaitu sirosis hepatis. Sirosis hati adalah
kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat kerusakan hati jangka
panjang (kronis). Penyakit ini berkembang secara perlahan dan
mengakibatkan jaringan yang sehat digantikan oleh jaringan parut.
Sirosis hepatis merupakan salah satu penyebab utama beban kesehatan
di dunia. Menurut studi Global Burden Disease 2010, sirosis hepatis
menyebabkan 31 juta kecacatan. Sirosis hepatis termasuk dalam 20 penyebab
kematian terbanyak di dunia, mencakup 1,3% dari seluruh kemtian di dunia
dan 5 besar penyebab kematian di Indonesia. Sirosis hepatis berada di
peringkat ke 9 sebagai penyebab kematian utama dan berperan sekitar 1,2%
dari seluruh kematian di Amerika Serikat.
Data WHO tahun 2011 mencatat sebayak 738.000 pasien dunia
meninggal akibat sirosis hepatis. Menurut hasil dari Riskesdas tahun 2013
bahwa jumlah orang yang di diagnosis sirosis hepatis di fasilitas pelayanan
kesehatan berdasarkan gejala-gejala yang ada, menunjukan peningkatan 2
kali lipat. Data yang dapat diamati karakteristik prevalensi sirosis hepatis
tertinggi terdapat pada kelompok umur 45-54 dan 65-74 tahun (1.4 %).
Pada pasien sirosis hepatis, bisa juga timbul keluhan yang tidak khas
seperti merasa badan tidak sehat, kurang semangat untuk bekerja, rasa
kembung, mual, mencret kadang sembelit, tidak selera makan, berat badan
menurun, otot-otot melemah, dan rasa cepat lelah. Penderita sirosis hati lebih
banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika dibandingkan dengan kaum wanita.

Dengan demikian penulis melakukan observasi selama 2 hari pada


Ruang Yosep RS. ST Elisabeth Semarang didapatkan hasil bahwa 4 dari 6
pasien yang mengalami penyakit sirosis hepatis belum mengetahui cara
perawatan dan pengobatan sorosis hepatis. Oleh karena itu penulis ingin
memberikan pendidikan kesehatan mengenai “cara perawatan dan
pengobatan sirosis hepatis” yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan tentang cara perawatan dan pengobatan pada
pasien sirosis hepatis.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama kurang lebih 35
menit kepada pasien dan keluarga pasien yang mengalami sirosis hepatis
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat mengetahui tentang cara perawatan dan pengobatan
sirosis hepatis.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan dan
pengobatan sirosis hepatis diharapkan mampu:
1. Pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan kembali tentang pengertian
sirosis hepatis.
2. Pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor
penyebab sirosis hepatis.
3. Pasien dan keluarga pasien dapat menyebutkan tanda dan gejala sirosis
hepatis.
4. Pasien dan keluarga pasien dapat menyebutkan cara perawatan dan
pengobatan sirosis hepatis.

3. STRATEGI PELAKSANAAN
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran Waktu

1. Pembuka 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit


an pembuka
2. Melakukan apersepsi 2. Mendengarkan,
memperhatikan ,
menjawab pertanyaan

3. Menjelaskan 3. Mendengarkan dan


kompetensi yang ingin nmemperhatikan
dicapai

4. Menjelaskan cakupan 4. Mendengarkan dan


materi pembelajaran memperhatikan
2. Isi 1. Menjelaskan kembali 1. Mendengarkan dan 20
pengertian sirosis hepatis. memperhatikan. menit

2. Menjelaskan faktor
penyebab sirosis hepatis

3. Menjelaskan tanda dan


gejala sirosis hepatis.

4. Menjelaskan cara
perawatan dan pengobatan
sirosis hepatis.

5. Memberika kesempatan
bertanya kepada pasien
dan keluarga pasien.

3. Penutup 1. Memberikan 1. Menanyakan hal-hal yang 10


kesempatan pada belum dipahami menit
pasien dan keluarga
pasien untuk bertanya
2. Menjawab pertanyaan
2. Mengevaluasi
pemahaman pasien dan
keluarga pasien.

3. Menyimpulkan hasil 3. Mendengarkan dan


pembelajaran memperhatikan

4. Mengucapkan salam
4. Menjawab salam
penutup
5. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yg menderita sirosi hepatis
Target : Pasien dan keluarga pasien yang menderita sirosis hepatis.

6. SETTING TEMPAT

Keterangan :
A
A : Penyaji

C B B : Pasien

C : Keluarga pasien

7. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
8. MEDIA DAN ALAT
Media : Flipchart, leaflet
9. WAKTU DAN TEMPAT
Hari / Tanggal : senin, Juli 3 2021
Waktu : 14.00-14.35 WIB
Tempat : Ruang Yosep

10. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Kontrak waktu dengan pasien dan keluarga pasien 1 hari sebelumnya
2. Mempersiapkan sarana dan prasarana sesuai dengan rencana tindakan
kegiatan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan dan pengobatan
sirosis hepatis.
b. Evaluasi Proses
1. Pasien dan keluarga pasien di Ruang Yosep ikut serta saat pendidikan
kesehatan.
2. Alat dan media dapat digunakan dengan baik
3. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
c. Evaluasi Hasil
1. Pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan kembali tentang
pengertian sirosis hepatis.
2. Pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor
penyebab sirosis hepatis.
3. Pasien dan keluarga pasien dapat menyebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala
sirosis hepatis.
4. Pasien dan keluarga pasien dapat menyebutkan 4 dari 8 cara perawatan
dan pengobatan sirosis hepatis.
REFERENSI
1. Misnadiarly.2014. Mengenal, Menanggulangi, Mencegah dan Mengobati
Penyakit Hati (Liver). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
2. Prof. Dr. Soewignjo Soemoharjo. 2010. Hepatitis Virus B. Jakarta: ECG
3. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis.Available from
www.depkes.go.id
4. Bostock-Cox, B. (2014). Liver disease -- what you need to know and what you
need to do.Practice Nurse.Vol. 44 Issue 1, p30-34. 5p.
5. The Global Burden Of Deseases 2010 [database on the internet]. WHO 2010
Available from: www.who.int/evidence/bod.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Sirosis hati adalah kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat
kerusakan hati jangka panjang (kronis). Penyakit ini berkembang secara
perlahan dan mengakibatkan jaringan yang sehat digantikan oleh jaringan
parut. Jaringan parut akan menghambat aliran darah yang melewati hati
sehingga kinerja hati menjadi terganggu atau bahkan terhenti.
Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh sirosis tidak bisa diperbaiki dan
bahkan bisa menyebar lebih luas dan menyebabkan hati tidak bisa berfungsi
dengan baik. Kondisi inilah yang sering disebut dengan istilah gagal hati.
Sebelum sirosis menyebabkan gagal hati, perkembangannya berlangsung
selama bertahun-tahun.
B. Penyebab
Sirosis disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya akibat virus hepatitis
B, virus hepatitis C, mengonsumsi minuman keras berlebihan, dan beberapa
kondisi lain yang bisa merusak jaringan hati.

C. Tanda dan Gejala


Sirosis pada tahap awal hanya memunculkan sedikit gejala, tapi ketika fungsi
hati sudah berkurang secara signifikan akan muncul gejala-gejala seperti:
1. Kehilangan selera makan.
2. Keletihan, kekurangan energi, dan mudah mengantuk.
3. Pembengkakan pada pergelangan kaki dan perut atau edema.
4. Penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
5. Demam dan menggigil.
6. Sesak napas.
7. Kulit dan putih mata berwarna kuning atau sakit kuning (jaundice).
8. Mual dan muntah.
9. Muntah darah.
10. Perubahan warna pada urine dan tinja (kadang disertai darah).
11. Kulit mengalami gatal-gatal.
D. Cara Perawatan dan Pengobatan Sirosis Hepatis
1. Hentikan konsumsi alkohol.
Baik jika sirosis yang derita disebabkan alkohol ataupun tidak, harus segera
menghentikan konsumsinya karena alkohol dapat memaksa lever bekerja
sangat keras, juga memperparah kerusakan dan pembentukan jaringan
parutnya.
2. Batasi asupan natrium.
kurangi makanan berkadar garam tinggi (diet rendah garam), dapat dengan cara
mengurangi garam, micin, ataupun penyedap lain pada masakan. Mengurangi
kadar garam adalah untuk mengurangi pembengkakan cairan pada tubuh.
3. Kurangi makanan berlemak tinggi, seperti makanan gorengan, bersantan,
fastfood,dll
4. Jalani pola makan sehat dan seimbang.
Pola makan ini harus berisi banyak buah-buahan dan sayuran segar.
5. Mulailah berolaharaga teratur.
Pasien penderita sirosis harus berolahraga secara teratur untuk menghindari
penyusutan jaringan otot, yang dapat terjadi apabila lever rusak. Hal ini sangat
penting, terutama jika mengalami kelebihan berat badan. Usahakan untuk
berolahraga paling tidak 3 kali seminggu selama paling tidak 30 menit dalam
sehari. Olahraga yang cocok dilakukan meliputi jalan santai, berenang, dan
bersepeda.
6. Atasi infeksi dengan melindungi diri.
Dengan sistem imun yang lemah, sebaiknya mengambil langkah untuk
melindungi diri dari infeksi.

a. Cuci tangan secara teratur. Mencuci tangan adalah salah satu cara paling
efektif untuk mencegah penyebaran kuman dan bakteri. Mencuci tangan
secara efektif menggunakan air bersih mengalir dan sabun.
b. Minum multivitamin. Tanyakan multivitamin yang sesuai dengan
kebutuhan kepada dokter karena multivitamin dapat memperkuat sistem
imun tubuh.
7. Jalani vaksinasi.
Pasien penderita sirosis harus mendapatkan vaksin hepatitis C dan B. Vaksin
ini terbuat dari virus hepatitis C dan B nonaktif, dan dapat memacu sistem
imun memproduksi antibodi melawan virus hepatitis C dan B.
8. Gunakan obat-obatan untuk meredakan beragam gejala pada sirosis
stadium awal.
Jika terdeteksi sejak dini, penyebab kerusakan lever sebenarnya dapat diatasi,
tidak hanya sirosis itu sendiri yang merupakan suatu gejala. Setelah
penyebabnya diatasi, sirosis akan sembuh.

a. Diuretik sering kali diresepkan untuk mengatasi penumpukan cairan.


b. Vitamin K juga diberikan untuk mengatasi pendarahan.

9. Konsultasikan dengan dokter.


Jika menderita sirosis, harus mengobatinya. Namun, tidak boleh menggunakan
obat apa pun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Obat yang
diresepkan dokter akan disesuaikan dengan penyebab kerusakan lever yang
alami.

Anda mungkin juga menyukai